Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

. Tenaga kerja honorer tidak mendapat jaminan kesejahteraan

sebagaimana pegawai negeri sipil, namun keberadaan mereka sangat penting

dalam pekerjaannya. Ketidakhadiran fungsi dari tenaga kerja honorer, maka

organisasi atau lembaga pemerintah yang membutuhkan jasa mereka akan

mengalami kendala dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian keberadaan

tenaga kerja honorer sangat penting dalam mendorong pencapaian tujuan

organisasi. Selain itu organisasi juga harus cermat melihat sikap/perilaku

pegawai terhadap pekerjaannya, karena dengan demikian organisasi dapat

mendeteksi masalah kinerja pegawainya.

Pemberian kompensasi diharapkan dapat memberikan kepuasan bagi

pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kepuasan yang dirasakan dapat

berdampak pada hasil kerja. Untuk itu perlu memberikan motivasi melalui

kompensasi. Kompensasi telah menjadi suatu hal yang harus diberikan kepada

pegawai, terutama bagi tenaga kerja honorer. Adanya kompensasi secara tidak

langsung dapat berdampak pada hasil kerja seseorang dan dengan sendirinya

dapat mencapai tujuan dari organisasi. Selain itu,besarnya pemberian

kompensasi akan menjadi salah satu tolok ukur dalam memperoleh rasa aman

serta kepastian masa depan bagi para anggota organisasi.

Menurut penelitian Husnul (2019) Suatu cara meningkatkan kinerja

adalah dengan memberi kompensasi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa

1
kompensasi sangat berpengaruh terhadap kinerja kerja pegawai. Kompensasi

dapat berfungsi positif, tetapi dampak negatifnya dapat menurunkan kinerja

pegawai. Berbagai penelitian sebelumnya telah dilakukan, salah satunya dari

Dhania (20212) bahwa kepuasan terhadap pekerjaan dapat dihasilkan dari

berbagai hal seperti reward, sanjungan, kinerja, promosi jabatan, sementara

dampak dari ketidakpuasan dapat ditimbulkan dari supervisor, kondisi kerja,

kebijaksanaan perusahaan, dan gaji.

Selain pemberian kompensasi kepada pegawai, beban kerja pegawai

juga harus diperhatikan. Beban kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja

pegawai. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rehman et al (2023). juga

menyatakan beban kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hasil-hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh terhadap

kinerja pegawai. Untuk itu sangat penting suatu organisasi memperhatikan

beban kerja dan kinerja pegawainya, terlebih pada pegawai yang memiliki gaji

ataupun upah yang rendah. Hal demikian biasanya terjadi pada pegawai

honorer, karena mereka terkadang melaksanakan pekerjaan yang begitu

banyak namun kompensasi yang mereka terima tidak sebanding dengan

kuantitas pekerjaannya.

Tenaga honorer dalam pasal 1 angka 1 adalah “seseorang yang

diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain dalam

pemerintahan untuk melaksanakan tugas tertentu pada instansi pemerintah

atau yang penghasilannya menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

2
Setelah lahirnya UU ASN, Pegawai Honorer diganti dengan istilah Pegawai

Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK), yaitu warga negara Indonesia

yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja

untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Mengenai PPPK diatur dalam Pasal 93 Peraturan Peemrintah Nomor 8.

Besaran gaji PPPK didasarkan pada “beban kerja, tanggung jawab jabatan,

dan resiko pekerjaan dengan sumber gaji dari anggaran pendapatan dan

belanja negara untuk PPPK di instansi pusat dan anggaran pendapatan dan

belanja daerah untuk PPPK di instansi daerah. Menurut Caplan dan Sadock

beban kerja sebagai sumber ketidakpuasan disebabkan oleh kelebihan beban

kerja secara kualitatif dan kuantitatif”.

Uraian tesebut menunjukkan bahwa beban kerja memiliki hubungan

dengan kinerja, karena buruknya kinerja dapat dihasilkan dari kelebihan beban

kerja, begitu juga sebaliknya. Meningkatnya kinerja dapat dihasilkan jika

pembebanan kerja yang dialokasikan kepada setiap pemegang jabatan sesuai

dengan standar, tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu rendah. Beban kerja

yang tidak wajar akan berdampak pada hasil kerja yang kurang efektif.

Sebaliknya, beban yang tidak berat dapat menimbulkan kebiasaan yang malas,

bahkan menimbukan kebosanan dalam pekerjaan dan individu merasa

kompetensi atau keahliannya kurang diperhitungkan oleh atasan. Penjelasan

yang dikemukakan mendeskripsikan bahwa kinerj dapat diciptakan dengan

adanya pemberian kompensasi, selain itu pemberian beban kerjajuga

3
berpengaruh. Apabila hal tersebut terpenuhi maka meningkatnya kinerja juga

akan dialami oleh pegawai atau tenaga kerja honorer.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

seseorang Pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2017:9). Kinerja merupakan

hal terpenting yang harus diperhatikan dalam manajemen sumber daya

manusia pimpinan yang sukses harus memiliki kemampuan meningkatkan

kinerja pegawai dan memberikan motivasi guna meningkatkan produktivitas

dengan harapan hasil kerja yang sesuai dengan keinginan sehingga berdampak

dalam meningkatkan prestasi kerja. Oleh sebab itu, diperlukan pembinaan dan

pengembangan mengenai kinerja Pegawai secara efektif demi terciptanya

kelancaran suatu proses kegiatan dalam suatu organisasi yang akan datang.

TABEL 1.1.

Perkembangan Jumlah Pegawai Honorer Sekretariat Daerah

Kota Solok Tahun 2019-2023

No Tahun Jumlah Pegawai Perkebambangan

1 2019 123

2 2020 119 43 , 66 %

3 2021 120 43 %

4 2022 120 43 %

5 2023 120 43 %

Sumber : Renstra Bagian Umum Tahun 2023

4
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perkembangan jumlah

pegawai dari tahun 2019 hingga tahun 2023 fluktuatif. Dari Tahun 2019 sampai

dengan tahun 2020 mengalami penurunan sebanyak 43, 66 % ini disebabkan

karena perpindahan pegawai dan pemberhentian beberapa orang tenaga honorer.

Pada tahun 2021 sampai dengan 2023 jumlahnya tetap. Tapi di tahun 2024 ini

mengalami penurunan menjadi 114 karena 6 diantarnya berlatarbelakang Sarjana

Pendidikan yang mana BKPSDM memindahkan tenaga honorer tersebut sesuai

dengan latar belakang pendidikan. Faktor pertama yang mempengaruhi kinerja

pegawai adalah reformasi birokrasi. Menurut (Alfida & Widodo, 2022) reformasi

adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau

agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Jika dalam hukum, reformasi

diartikan sebagai perubahan secara drastis untuk perbaikan dalam bidang hukum

dalam suatu masyarakat atau negara. Birokrasi adalah sistem pemerintahan yang

dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan

jenjang jabatan. Berdasarkan fenomena diatas penulis ingin mengetahui

Pengaruh Kompensasi dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Honorer

Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Sekretariat Daerah

Kota Solok

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kajian-kajian teori MSDM dan fenomena yang telah di

uraikan dari latar belakang, banyak faktor yang mempengaruhi kinerja

pegawai honorer maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :

5
1. Hasil kinerja pegawai honorer Sekretariat Daerah Kota Solok masih

belum optimal

2. Rendahnya kompensasi berdampak pada hasil kerja

3. Motivasi kerja pegawai honorer rendah

4. Beban kerja pegawai honorer tidak seimbang dengan gaji yang

diterima

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih berfokus dan tidak menimbulkan banyak

penafsiran maka perlu dibatasi permasalahan yang diteliti. Hal ini bertujuan

agar penelitian yang dilakukan dapat diungkap secara lebih cermat dan teliti.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka variabel-variabel bebas

yang digunakan pada penelitian ini adalah kompensasi dan beban kerja

variabel intervening adalah motivasi sedangkan untuk variabel terikat adalah

kinerja pegawai. Periode penelitian tahun 2023. Objek penelitian pegawai

honorer Sekretariat Daerah Kota Solok.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat diketahui bahwa permasalahan yang terjadi dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja Pegawai Honorere

Sekretariat Daerah Kota Solok ?

2. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap motivasi Pegawai Honorer

Sekretariat Daerah Kota Solok ?

6
3. Apakah motivasi berpengaruh terhadap beban kerja Pegawai Honorer

Sekretariat Daerah Kota Solok ?

4. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja Pegawai Honorer

dengan motivasi sebagai variabel intervening?

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang terdapat dilatar belakang masalah, maka

tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan menganalisis

secara empirik :

1. Pengaruh kompensasi dan beban kerja terhadap kinerja pegawai

honorer terhadap motivasi.

2. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai honorer

Sekretariat Daerah Kota Solok

3. Pengaruh beban kerja terhadap kinerja pegawai honorer Sekretariat

Daerah Kota Solok.

4. Pengaruh kompensasi dan beban kerja terhadap kinerja pegawai

honorer terhadap motivasi kerja

1.5.2 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian tersebut maka dapat diperoleh

manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

7
Dapat mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman, dan wawasan

peneliti dalam bangku perkuliahan jurusan manajemen dengan

konsentrasi manajemen sumber daya manusia.

2. Bagi Sekretariat Daerah Kota Solok

Dapat dimanfaatkan oleh Sekretariat Daerah Kota Solok, sebagai

bahan evaluasi atas kebutuhan pegawai honorer dengan

kompensasi yang diberikan.

3. Bagi Peneliti

Dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk penelitian yang

akan datang sehingga akan membantu untuk mempercepat dan

melengkapi penelitian yang diperlukan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai