PENDAHULUAN
adilan dalam hal pemberian kompensasi, yaitu sebagian pegawai banyak yang
mengeluh tentang kompensasi yang diterimanya misalnya pegawai yang disiplin
dan rajin dengan yang malas dalam bekerja, pemberian kompensasi sama, hal ini
menimbulkan kecemburuan diantara pegawai, uang lembur yang kurang
memadai, uang transport yang kurang memadai, suasana kerja yang tidak enak,
pimpinan kurang peduli terhadap prestasi bawahannya (mutasi jarang dilakukan)
sehingga terjadi ketidakpuasan pada pegawai.
Fenomena pada pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Subang
menunjukan bahwa pemenuhan kebutuhan adalah terpenuhinya kebutuhan fisik (
physiological needs ) seperti sandang, pangan, tempat berlindung dan
kesejahteraan individu dan keluarganya. Bagi pegawai untuk memenuhi
memenuhi kebutuhan fisik tersebut memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga
mereka bekerja mengharapkan imbalan atau kompensasi, baik yang berupa
kompensasi langsung maupun yang tidak langsung
Kompensasi langsung yang diberikan terhadap pegawai antara lain berupa
upah atau gaji yang diterima, kecukupan uang transport, tunjangan hari raya, dan
kecukupan uang bonus, disamping yang bersifat langsung diberikan juga
kompensasi tidak langsung seperti kesesuaian promosi jabatan dengan prestasi,
kesesuaian imbalan dengan jabatan dan kesesuaian imbalan dengan mutasi.
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang menerapkan kompensasi ini untuk
memotivasi pegawai agar bekerja lebih produktif, karena dalam suatu organisasi
kepuasan kerja pegawai sering dianggap sebagai determinant yang kuat dari
perputaran pegawai, apabila pegawai merasa diperlakukan secara tidak adil dan
tidak wajar, maka akibatnya akan muncul tekanan-tekanan emosional dan
berbagai persepsi terhadap organisasi.
Persepsi yang tidak adil, menyebabkan suasana menjadi tidak
menyenangkan dan dapat menyebabkan pegawai mengurangi upaya-upaya dalam
melaksanakan pekerjaannya. Fenomena lainnya seperti banyak ditemui ketidak
adilan dalam hal pemberian kompensasi, misalnya pegawai yang disiplin dan
rajin dengan yang malas dalam bekerja, pemberian kompensasi sama, hal ini
menimbulkan kecemburuan diantara pegawai, suasana kerja yang tidak enak,
4
pimpinan kurang ramah serta kurang peduli sehingga terjadi ketidakpuasan pada
pegawai. Fenomena ini tidak sesuai dengan prinsip teori keadilan (equity theory)
yang menyatakan bahwa ; orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung
apakah ia merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi.
Perasaan keadilan dan ketidak adilan atas suatu situasi, diperoleh orang dengan
cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun
ditempat lain (Moh. As’ad, 1999 : 90).
Masih terjadi ketidakpuasan diantara pegawai tentang kompensasi yang
mereka terima. Pegawai mengharapkan kompensasi yang diterima sesuai dengan
kebutuhan mereka dan sesuai dengan upaya dan kemampuan yang mereka
sumbangkan untuk institusi. Pegawai merasa kecewa / tidak puas dalam
melaksanakan pekerjaannya karena kompensasi yang diterima tersebut masih jauh
dari yang mereka harapkan.
Fenomena lain ketidakpuasan pegawai pada Sekretariat DPRD
Kabupaten Subang menunjukan banyak ditemui ketidak adilan dalam hal
pemberian kompensasi, misalnya pegawai yang disiplin dan rajin dengan yang
malas dalam bekerja, pemberian kompensasi sama, hal ini menimbulkan
kecemburuan diantara pegawai, bengong di tempat kerja, tidak konsentrasi,
suasana kerja yang tidak enak, sehingga terjadi ketidakpuasan pada pegawai.
Newstorm dan Davis ( 2002 :208 ) mengemukakan bahwa “Job
satisfaction is a set of favorable or unfavorable feelings and emotions with which
employees view their work”. Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak
senang yang dialami pegawai dalam bekerja. Berdasarkan pernyataan tersebut
maka kepuasan kerja berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi
dirinya.
Kaplan dan Norton (2000 ; 112) menyatakan bahwa kepuasan pekerja
akan berdampak pada peningkatan kinerja pegawai, produktivitas kerja, daya
tanggap, dan mutu layanan pegawai. Berdasarkan teori di atas kinerja pegawai
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang rendah diduga disebabkan oleh
ketidakpuasan pegawai akibat dari kompensasi yang rendah, karena dalam suatu
organisasi kepuasan kerja pegawai sering dianggap sebagai determinant yang kuat
5
dari perputaran pegawai, apabila pegawai merasa diperlakukan secara tidak adil
dan tidak wajar, maka akibatnya akan muncul tekanan-tekanan emosional dan
berbagai persepsi terhadap organisasi.
Sehubungan dengan kondisi di atas, maka peningkatan kinerja pegawai
Sekretariat DPRD Kabupaten Subang perlu dilakukan. Dua hal yang sangat
berhubungan dengan peningkatan kinerja pegawai adalah kompensasi dan
kepuasan kerja
Berdasarkan uraian latar belakang pemasalahan di atas, mendorong penulis
untuk melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh Kompensasi Terhadap
Kepuasan Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja Pegawai (Suatu Studi
pada pegawai di Sekretariat DPRD Kabupaten Subang)”.
7
8
9. Pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan
kondisi fisik, mental dan loyalitas pegawai sehingga mereka tetap mau
bekerja sama untuk terwujudnya tujuan organisasi.
10. Disiplin.
Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang
terpenting dan kunci terwujudnya tujuan organisasi, karena tanpa disiplin
yang baik sulit untuk mewujudkan tujuan yang maksimal. Kedisiplinan
adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan
organisasi dan norma-noma sosial.
11. Pemberhentian.
Pemberhentian adalah putusnya hubungan dengan seorang pegawai dari
suatu organisasi. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan pegawai,
keinginan organisasi, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab
lainnya.
2.1.2 Kompensasi
2.1.2.1 Pengertian Kompensasi.
Beberapa ahli manajemen sumber daya manusia mengemukakan pendapat
mengenai pengertian kompensasi, antara lain seperti yang dikemukakan oleh
Milkovich dan Boudreau (2003 : 15) sebagai berikut : “ Compensation refers to
all of financial return and tangible service benefits employee receive as part of an
employment relationship “. Kompensasi merupakan semua bentuk imbalan
finansial, pelayanan dan manfaat yang diterima pegawai sebagai bagian dari suatu
hubungan pekerjaan.
Werther dan Davis (2009 : 412) mengemukakan bahwa : “Compensation
is what employee receive in exchange of their work. Whether hourly wages or
periodic salaries. The personnel department usually design and administers
employee compensation “. Kompensasi adalah apa yang pegawai terima sebagai
imbalan dari pekerjaannya. Kompensasi yang diberikan baik upah per jam
ataupun gaji secara periodik yang didisain dan dikelola oleh bagian kepegawaian
atau personalia.
10
Jika kompensasi yang diberikan kepada pegawai cukup besar, maka akan
memudahkan pimpinan dalam memotivasi pegawainya.
5. Stabilitas Karyawan.
Kompensasi yang cukup juga berpengaruh terhadap stabilitas pegawai,
karena keluar masuknya pegawai dapat ditekan dan bahkan bias dikatakan
tidak ada apabila kompensasi yang diberikan dirasa cukup adil sehingga
pegawai merasa nyaman dalam bekerja.
6. Disiplin.
Disiplin merupakan faktor yang cukup peting untuk diperhatikan karena
akan berpengaruh terhadap kinerja. Organisasi dapat berharap mengenai
kedisiplinan pegawai apabila organisasi sudah memberikan kompensasi yang
cukup kepada pegawai.
7. Pengaruh serikat buruh.
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan pegawai akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8. Pengaruh Pemerintah.
Kebijakan kompensasi yang ditetapkan organisasi harus mengikuti
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Kebijakan ini biasanya lebih luas dan
fleksibel tergantung pada kondisi ekonomi.
2.1.2.3 Bentuk-Bentuk Kompensasi.
Kompensasi merujuk pada semua bentuk imbalan yang berlaku bagi dan
muncul dari pekerjaan yang dihasilkan pegawai dalam suatu organisasi. Menurut
Dessler (2003 : 85), ada dua komponen kompensasi. Ada pembayaran keuangan
langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus dan ada pembayaran
yang tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang
liburan yang dibayar majikan.
Pengklasifikasian yang lain tentang kompensasi sepeti dikemukakan oleh
Bernardin dan Russel (2003 : 445) sebagai berikut : “ Direct Compensation is the
basic wage and salaries, plus performance based pay. Indirect compensation
programs health insurance, pay for time not worked and various other employee
benefits “. Kompensasi langsung terdiri dari upah dan gaji serta pembayaran lain
12
d. Metode pembayaran.
Ada dua metode pembayaran, yaitu metode pembayaran yang didasarkan
pada periode waktu (perjam, perhari, perminggu, perbulan) dan metode
pembayaran yang didasakan pada kinerja.
e. Kontrol pembayaran.
Kontrol pembayaran merupakan pengendalian secara langsung dan tidak
langsung dari biaya kerja. Kontrol pembayaran digunakan untuk :
1) Mengembangkan standar kompensasi dan meningkatkan
fungsinya.
2) Mengukur hasil yang bertentangan dengan standard yang tetap.
3) Meluruskan perubahan standard pembayaran upah.
2. Benefit (keuntungan) dan pelayanan.
Benefit adalah nilai keuangan langsung untuk pegawai yang secara cepat
dapat ditentukan, sedangkan pelayanan adalah nilai keuangan langsung untuk
pegawai yang tidak secara mudah ditentukan.
Program benefit bertujuan untuk memperkecil turnover, meningkatkan
modal kerja dan meningkatkan keamanan. Kriteria program benefit adalah
biaya, kemampuan membayar, kebutuhan, kekuatan kerja, tanggung jawab
sosial, reaksi kekuatan kerja dan relasi umum. Sedangkan program pelayanan
adalah laporan tahunan untuk pegawai, olah raga, kamar tamu pegawai, kantin
pegawai, surat kabar, toko, discount product perusahaan, bantuan hukum,
fasilitas ruang baca dan perpustakaan, pemberian makan siang, fasilitas medis,
dokter perusahaan, tempat parkir dan program rekreasi atau wisata.
Pandangan mereka terhadap kondisi lingkungan kerjanya dan perasaan puas atau
tidak puas terhadap kondisi tersebut akan mempengaruhi mereka dalam bekerja,
seperti yang dikemukakan oleh Robbins (2003 : 184), “ we’ve previously define
satisfaction as individual general attitude toward his or her job “.
Pernyataan Robbins tersebut merupakan pengertian kepuasan kerja secara
umum yang menggambarkan bahwa kepuasan kerja merupakan hubungan antara
individu dengan lingkungannya. Kepuasan kerja akan muncul jika individu
menyukai pekerjaan dan lingkungannya dan sebaliknya akan timbul rasa tidak
puas dalam diri seorang pegawai bila ia tidak menyukai pekerjaannya, seperti
yang dikemukakan oleh Cherrington (2000 : 306) “ job satisfaction refers
basically to how much employees like their jobs “.
Definisi lain mengenai kepuasan kerja dikemukakan oleh Luthans (1992 :
114) sebagai berikut : “ Job satisfaction in a result of employees perception of
how well their job provides those things which are viewed as important. It is
generally recognized in the organizational behaviour field that job satisfaction in
the most important and frequently studied attitude “.
Kepuasan kerja ditentukan oleh persepsi pegawai mengenai keuntungan-
keuntungan yang diperoleh dari pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan dalam pemahaman perilaku organisasi.
Definisi lain yang senada dengan pernyataan Luthans, dikemukakan oleh
Milton (2001 : 151) yaitu : “ …job satisfaction relates to workers opinion
concerning their jobs and their employees. More specifically, job satisfaction may
be define as a pleasuruable or positive emotional state resulting from the
appraisal of one’s job experiences”.
Kepuasan kerja berhubungan dengan opini-opini para pegawai tentang
pekerjaannya dan para pekerjanya. Lebih spesifik lagi kepuasan kerja dapat
didefinisikan sebagai suatu hal yang menyenangkan atau bentuk emosi yang
positif sebagai hasil dari penilaian tentang pengalaman-pengalaman kerja
seseorang.
Selanjutnya Milton juga mengemukakan bahwa reaksi seseorang terhadap
pekerjaannya akan tegantung pada apakah pekerjaan tersebut dapat memenuhi
15
5. Ukuran organisasi.
Ukuran organisasi dapat mempengaruhi kepuasan pegawai. Hal ini karena
besar kecilnya suatu organisasi berhubungan dengan koordinasi, komunikasi
dan partisipasi pegawai.
2.1.3.4 Faktor-Faktor Kepuasan Kerja.
Menurut Magkunegara (2004 : 120), “ terdapat beberapa faktor yag
mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor
pekerjaannya “.
1. Faktor Pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan
khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa
kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja.
2. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur
organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan
finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial dan hubungan kerja.
Sedangkan Milton (2001 : 163) berpendapat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu yang bersumber dari dalam diri individu dan
lingkungan. Yang bersumber dari dalam diri individu yaitu demography (age, sex,
education) ; abilities (intelligence, motor skill) ; personality (values, needs,
interaction style), sedangkan lingkungan yaitu job and job environment (pay,
noise, variety) ; organization environment (climate, promotional opportunity) ;
occupation (prestige, power).
1. Faktor individu.
a. Demografi (demography)
19
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu teori yang sempurna,
maka beberapa ahli mencoba menggabungkan beberapa teori tersebut. Salah
satunya adalah teori yang mengkaitkan imbalan dengan kinerja pegawai.
Menurut teori ini motivasi pegawai dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal maupun faktor eksternal ( Siagian, 2008 : 294 ).
Termasuk faktor-faktor intenal adalah :
a. Persepsi seseorang mengenai dirinya.
b. Harga diri.
c. Harapan pribadi.
d. Kebutuhan.
e. Keinginan.
f. Kepuasan kerja.
g. Prestasi kerja yang dihasilkan.
Menurut Sedamayanti (2004 : 176), “ kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu oganisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing dalam mencapai tujuan
organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun
etika “.
Wood, Wallace dan Zeffane (1998 : 149) mendefinisikan kinerja sebagai
berikut : “ Performance is a summary measure of the quantity and quality of task
contribution made by an individual or group to the work unit and organization “.
Kinerja merupakan hasil pengukuran dari kontribusi kuantitas dan kualitas kerja
yang dihasilkan oleh individu atau sekelompok orang dari unit kerjanya dan
organisasinya.
Menurut Milkovich dan Boudreau (2003 : 100), “ Employee performance
is the degree to which employees accomplish works requirement “. Kinerja
pegawai merupakan suatu derajat dimana para pegawai dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan syarat yang ditentukan.
Bernardin dan Russel (2003 : 397) mengatakan bahwa “ kinerja pegawai
tergantung pada kemampuan, usaha dan kesempatan kerja yag dinilai dari output
yang ditimbulkan oleh kepuasan kerja pegawai “.
Selanjutnya Mangkunegara (2004 : 67) mendefinisikan kinerja sebagai
berikut : “ Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya “.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja adalah suatu hasil kerja (output dan outcomes) pegawai baik secara
kuantitas maupun kualitas di dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung
jawab dan jenis pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
2.1.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja.
Menurut Cummings dan Schwab (1973), Porter dan Lawler (1968),
Vroom (1960) dalam Sumantri (2001 : 63), hasil kerja merupakan fungsi dari tiga
perubah yang meliputi kemampuan, tingkat motivasi dan peranan persepsi.
Sedangkan Sedarmayanti (2004 : 177) mengemukakan beberapa faktor yang
26
31
32
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Konsep Sub
Variabel Indikator Ukuran Skala
Variabel Variabel
Komp Kompensasi Kompens Kecukupan Gaji Tingkat kecukupan Ordinal
ensasi adalah semua asi gaji
(X) bentuk Langsung
imbalan Kecukupan uang Tingkat kecukupan Ordinal
finansial, transport uang perjalanan
pelayanan,
dan manfaat Kecukupan uang Tingkat kecukupan Ordinal
yang diterima lembur uang lembur
pegawai se-
bagai bagian Kecukupan uang Tingkat Kecukupan Ordinal
dari hubung- honor kegiatan uang honor
an pekerjaan kegiatan
(Bernardin & Ordinal
Russel dalam Kecukupan uang Tingkat Kecukupan
Siagian, 2008 kehadirian kerja uang kehadiran
: 118 ) kerja
Ordinal
Kecukupan Tingkat kecukupan
pakaian Kerja Pakaian Kerja
Ordinal
Kompens Tunjangan Askes Kemudahan dalam
asi Tidak menggunakan
Langsung Askes
Ordinal
Promosi Jabatan Tingkat kesesuaian
promosi jabatan
dengan prestasi
Ordinal
Tunjangan Tingkat kesesuaian
Jabatan imbalan dengan
jabatan
Ordinal
Mutasi Jabatan Tingkat kesesuaian
imbalan dengan
mutasi
33
d. Untuk setiap pernyataan, tentukan nilai batas untuk Z untuk setiap pilihan
jawaban.
e. Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban
melalui persamaan berikut,
f. Hitung Score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan berikut,
Score = Scale Value + Scale ValueMinimum + 1
Kemudian dilanjutkan dengan menyiapkan pasangan data dari variabel
independen dan dependen dari semua sampel penelitian untuk pengujian
hipotesis. Sedangkan untuk meneliti pengaruh kompensasi terhadap kepuasan
kerja serta implikasinya pada kinerja pegawai, data hasil tabulasi diterapkan
pada pendekatan penelitian yaitu dengan Analisis Jalur (Path Analysis)/
analisis korelasi pearson, karena untuk satu variabel bebas dan satu variabel
terikat, analisis korelasi pearson sama dengan analsis jalur (Rasyid, 1998; 6).
Secara struktural, maka paradigma penelitian keseluruhan dapat digambarkan
sebagai berikut :
ε 1 ε 2
X Y Z ε 3
39
Dimana :
X : Kompensasi
Y : Kepuasan kerja
Z : Kinerja pegawai
1 : Faktor Lain yang tidak diukur yang mempengaruhi Y selain X
2 : Faktor Lain yang tidak diukur yang mempengaruhi Z selain X
3 : Faktor Lain yang tidak diukur yang mempengaruhi Z selain Y
Berdasarkan tujuan dilakukannya penelitian ini, maka variabel yang
dianalisa adalah variabel independen yaitu mengenai Kompensasi (variabel X)
dan variabel intervening yaitu Kepuasan kerja (variabel Y) sedangkan variabel
dependen adalah kinerja pegawai (variabel Z). Dalam penelitian ini yang akan
diuji adalah seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja serta
implikasinya pada kinerja pegawai. Dengan memperhatikan karakteristik
variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang digunakan melalui perhitungan
regresi dan korelasi untuk kedua variabel. Pengujian yang dilakukan adalah
untuk mengetahui pengaruh variabel independen X terhadap Y dan Z serta Y
terhadap Z, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengujian hipotesis
secara simultan untuk setiap sub struktur jalur dilakukan sebagai berikut :
Hipotesis 1, yang diajukan, sebagai jawaban sementara dari rumusan
masalah no.4, digambarkan secara struktural melalui sebuah paradigma, yang
secara diagramatik menggambarkan hubungan antar variabel. Dalam diagram
tersebut kompensasi (X) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Y).
1) Menyusun sub struktur I
X PXY Y ε1
Gambar Sub-struktur I
41
kerja
b) Kriteria keputusan
Tolak Ho jika thitung ≥ t(0,05)(n-k-1)
Terima Ho jika thitung < t(0,05)(n-k-1)
PY 1 Xi
t=
2
√
Y 1( X 1 X 2 ).
(1−R C ii
Dimana ( n−k−1 )
X PXZ Z ε2
Gambar Sub-struktur II
Dimana : X = kompensasi, Y = kinerja pegawai, dan ε3 = variabel lain
yang mempengaruhi Z selain X.
2) Menghitung persamaan sub struktur II
Z = PXZ + ε2
42
pegawai
b) Kriteria keputusan
Tolak Ho jika thitung ≥ t(0,05)(n-k-1)
Terima Ho jika thitung < t(0,05)(n-k-1)
PY 1 Xi
t=
2
√
Y 1( X 1 X 2 ).
(1−R C ii
Dimana ( n−k−1 )
pegawai
b) Kriteria keputusan
Tolak Ho jika thitung ≥ t(0,05)(n-k-1)
Terima Ho jika thitung < t(0,05)(n-k-1)
PY 1 Xi
t=
2
√
Y 1( X 1 X 2 ).
(1−R C ii
Dimana ( n−k−1 )