PENDAHULUAN
TABEL 1.1
Absensi Pegawai PT. Taspen (Persero) Siantar
Periode 2019
Tabel 1.2
Sistem manajemen kinerja PT. Taspen (Persero) Siantar
B - = Baik - 81 -92,4
C = Cukup 70- 80
D = Kurang 55- 69
E = Nihil < 55
Tabel 1.3
Rekapitulasi Kinerja Karyawan PT. Taspen (Persero) Siantar
efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang di
sediakan, maka pelayanan tersebut dapat di pastikan tidak efektif dan
efisien.Dalam hal ini terutama kualitas pelaynanan.Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu presepsi pelanggan
bahwa harapan nya telah terpenuhi dan terlampaui. Sehingga kepuasan pelanggan
dapat tercapai apabila suatu produk atau jassa memenuhi atau melampaui harapan
pelanggan, biasanya pelanggan akan merasa puas. Oleh karena itu hampir setiap
perusahaan saat ini menyadari penting nya arti pelanggan bagi perusahaan dan
berupaya keras untuk dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Kualitas pelayanan pada PT. Taspen (persero) Siantar.Saat ini tidak
mengalami banyak nya masalah, hanya saja ada beberapa pelanggan/nasabah yang
masih kurang puas terhadap pelayananan di PT. Taspen (persero) maka perlu di
lakukan penyempurnaan bagi karyawan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Disiplin Terhadap
Kinerja Karyawan Serta Dampak Kualitas Pelayanan Pada PT. Taspen (Persero)
Siantar”.
SENDER RECEIVER
MESSAGE CHANNEL
Gambar 2.1
Proses Komunikasi Skunder :Andri Feriyanto, Pengantar Manajemen,
Mediatera, Kebumen, 2015, hal. 158
2. Pengkodean Ide
Tahap berikutnya dalam proses komunikasi adalah pengkodean (encode).
Hal ini berarti mengubah ide mengubah ide menjadi symbol agar dapat mudah
dipahami oleh penerima pesan dengan jelas.
3. Penyampaian pesan melalui media komunikasi
Pesan dapat disampaikan melalui media komunikasi seperti media
komunikasi elektronik maupun non elektronik.Penyampaian komunikasi dapat
dilakukan secara tertulis maupun lisan.
4. Permintaan ide
Setelah pesan dikirim melalui media komunikasi yang tepat, makan
langkah selanjutnya pesan diterima oleh penerima pesan. Penerima pesan
menerima dengan membaca atau mendengar tergantung bentuk pesan
disampaikan oleh pengirim pesan.
5. Menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima pesan, maka langkah selanjutnya adalah
menafsirkan pesan. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam
proses komunikasi karena berkaitan dengan pemahaman penerima pesan atas yang
disampaikan oleh pengirim pesan
6. Umpan balik
Tahap terakhir dalam proses komunikasi adalah umpan balik
(feedback).Umpan balik adalah tanggapan (respom) penerima pesan atas pesan
yang disampaikan oleh pengrim pesan.
1. Hambatan psikologis
2. Hambatan Semantik
3. Hambatan fisik
4. Hambatan Manusiawi.
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang menggangu
komunikasi.Misalnya, perbedaan nilai nilai seta harapan yang berbeda Antara
pengirim dan penerima pesan.
Hambatan Semantik merupakan faktor pemahaman Bahasa dan
penggunaan istilah tertentu.Kata-kata yang di pergunakan dalam komunikasi
kadang-kadang mempunyai arti yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit
Antara pemberi pesan dan penerima pesan.
Hambatan fisik dapat menggangu komunikasi yang efektif, cuaca
gangguan alat komunikasi dan lain lain. Misalnya : gangguan kesehatan, ganguan
komunikasi dan sebagainya.
Hambatan manusiawi terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka
pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang dan lain lain.
3. Gangguan Komunikasi
Hal-hal yang menghambat komunikasi dan merusak konsentrasi
sehingga penerima pesan salah menafsirkannya.
4. Bahasa pesan
Bertujuan untuk menyingkat pola pikir pengirim pesan ke bentuk
Bahasa, kode atau lambing lainnya sehingga pesannya dapat di
pahami orang lain.
2.2 Disiplin
2.2.1 Pengertian Disiplin
Menurut Malayu Hasibuan ( 2015; 193 ) disipin adalah fungsi operatif ke
enam dari manajemen sumber daya manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi
oepratif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin
tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.Tanpa disiplin karyawan yang baik,
sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.
Menurut Irham Fahmi (2015: 75) Disip;in adalah tingkat kepatuhan dan
ketaatan kepada aturan yang berlaku serta bersedia menerima sangsi atau
hukuman jika melanggar aturan yang titetapkan dalam kedisiplinan tersebut.
Dari pengertian Disiplin yang di kemukakan diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa disiplin suatu usaha maupun tindakan untuk mendorong
setiap orang maupun karyawan untuk membangun konsisten kuat dalam dirinya
yang semuanya itu bertujuan untuk dirinya dan organisasi.
2.2.2. Prinsip – Prinsip dalam Disiplin
Prinsip- prinsip dalam disiplin Antara lain adalah sebagai berikut :
1. Hadir di tempat kerja sebelum waktu mulai bekerja.
2. Bekerja sesuai dengan prosedur maupun aturan kerja dan peraturan
organisasi.
3. Patuh dan taat kepada saran maupun perintah atasan.
4. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah
lewat jam kerja.
14
5. Selama kerja tidak pernah absen/ tidak masuk kerja dengan alasan yang
tidak tepat, dan hampir tidak pernah absen karena sakit.
5. Sanksi hukuman
Sanksi Hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin
takut melanggar peraturan- peraturan perusahaan.
2.3 Kinerja
2.3.1 Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job ferformance dan actual performance
yang berarti prestasi sesungguhnya yang di capai oleh seseorang.Menurut wibowo
(2018:7) kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakannya dan bagaimana
cara mengerjakannya .menurut Amsrong dalam wibowo ( 2018:8) kinerja adalah
proses sistematis untuk memperbaiki kinerja organisasional dengan
mengembangkan kinerja individual dalam tim.
Komunikasi Kinerja
Organisasi
Gambar 2.2
Hubungan komunikasi organisasi dengan kinerja
Sumber :Data diolah penulis 2019
Disiplin Kinerja
Gambar 2.3
Hubungan disiplin dengan kinerja
Kinerja Kualitas
Pelayanan
Gambar 2.4
Hubungan kinerja dengan peningkatan kualitas pelayanan
Secara ringkas, skematis gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
dituangkan sebagai berikut :
Komunikasi
organisasi
1
Kinerja 3 Kualitas
karyawan pealayanan
2
Disiplin
20
2.7 Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal atau kesimpulan sementara
hubungan pengaruh Antara variabel indenpenden terhadap variabel denpended
sebelum dilakukan penelitian dan harus dibuktikan melalui penelitian.dimana
dugaan tersebut di perkuat melalui teori/ jurnal yangbmendasari hasil dari
penelitian terdahulu. Berdasarkan pada kerangka pemikirian teoritis diatas, maka
hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
H1 : Komunikasi organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
H2 : Disiplin berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
H3 : kinerja karyawan berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan.
H4. Komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kualitas pelayanan melalui
kinerja karayawan.
H5. Disiplin berpengaruh terhadap kualitas pelayanan melalui kinerja karyawan
H6: Komunikasi berpengaruh terhadap kualitas pelayanan melalui kinerja
karyawan
H7: Disiplin berpengaruh terhadap kualitas pelayanan melalui kinerja karyawan.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2 Sampel
22
Menurut hairet. al. dalam pratita, et al. (2018) menyatakan bahwa sampel tidak
dinketahui maka model menjadi sangat sensitive sehingga sangat sulit untuk mendapatkan
goodness of fit yang baik. Untuk itu disarankan ukuran sampel adalah 5 – 10- kali jumlah
variabel manifest dari seluruh variabel laten, selanjutnya di tentukan jumlah sampel dalam
penelitian ini
n = 10 x (jumlah variabel laten + jumlah variabel indikator)
n = 10 x (4 +19)
n = 230
Sanpel berupa random sampling yusuf (2014 ; 162) menyatakan stratified random sampling
adalah jumlah sampel pada masing- masing strata sebanding dengan jumlah anggota populasi
pada masing – masing stratum populasi. Hal ini dijelaskan dengan rumus :
Tabel 3.1
Jumlah Pt. Taspen Setiap Pt. Taspen
Total 230
Tabel 3.2
Defenisi Operasional
Sakala
Variabel Defenisi Operasional Indikator
Pengukuran
Komunikasi adalah suatu 1. umpan balik
24
Pada penelitian ini Penulis menggunakan penilaian dengan skala Likert yaitu dengan lima
pilihan alternatif jawaban. Keterangan untuk pengukuran skala likert.
Tabel 3.3
Skala Liker
(Ʃ )
Construct reliability = Ʃ Ʃ£
Keterangan :
1. Standardized loading diperoleh dari standardized regression weight untuk tiap
indikator yang diperoleh dari hasil output AMOS
2. £j merupakan measurement error dari setiap indikator. Sedangkan measurement error
adalah sama dengan 1-reliabilitas indikator yaitu pangkat dua dari standardized
26
loading setiap indikator yang di analisis. Ambang batas untuk construct reliability
yaitu >70.
Jika nilai CFA > 0,70 maka dapat di nyatakan bahwa model penelitian untuk variabel
system pengendalian manajemen dinyatakan lolos dan layak digunakan untuk pengujian
selanjutnya. Untuk itu uji AVE yaitu digunakan dengan menghitung rata-rata dari faktor loading
yang sudah di pangaktkan. Jika nilai AVE > 0,60 maka dinyatakan kuesioner reliable dan valid
serta layak digunakan untuk pengujian selanjutnya.
Pengujian CFA dan AVE dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji model pengukuran
hingga persamaan model penelitian.Melakukan deskripsi masing-masing model pengkuran untuk
masing-masing variabel penelitian merupakan tahap yang pertama.Model pengukuran untuk
masing-masing variabel dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 3.1
Model Pengukuran Variabel Komunikasi Organisasi
Sumber : Data diolah Amos V.22 2019
Gambar 3.1 diatas menunjukkan bahwa variabel Komunikasi Organisasi (KO) terdiri dari
4 indikator yaitu Umpan Balik (UB), Media Komunikasi (MK), Gangguan Komunikasi (GK)
dan Bahasa Pesan (BP) yang akan digunakan untuk menganalisis variabel Komunikasi
Organisasi adalah sebagai berikut:
27
Tabel 3.4
Model Persamaan Faktor-faktor yang mempengarugi Komunikas
Organisasi
Hubungan Model
Ub Ko X1 = λ1 £1 + ᵟ1
Mk Ko X2 =λ2 £2 + ᵟ2
Gk Ko X3 =λ3 £3 + ᵟ 3
Bp Ko X4= λ4 £4 + ᵟ4
Sumber : Data diolah 2019
Model pengukuran kedua yaitu variabel Disiplin (D).Berikut ini adalah model
pengukuran untuk variabel Disiplin dalam gambar dibawah ini.
Gambar 3.2
Model Pengukuran Variabel Disiplin
Sumber: Data diolah Amos V.22 2019
Gambar 3.2 diatas menunjukkan bahwa variabel Disiplin (D) terdiri dari 5 indikator
yaitu : Tujuan dan Kemampuan (TK), Teladan dan pimpinan (TP), Balas Jasa (BJ), Keadilan
(K), Sanksi Hukuman (SH). Adapun persamaan yang digunakan untuk pengukuran variabel
Disiplin sebagai berikut:
28
Tabel 3.5
Model Persamaan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin
Hubungan Model
TK D X1 = λ1 £1 + ᵟ1
TP D X2 = λ2 €2 + ᵟ2
BJ D X3 = λ3 £3 + ᵟ3
K D X4 = λ4 €4 + ᵟ4
SK D X5 = λ5 £ 5 + ᵟ5
Sumber : Data Diolah 2019
Gambar 3.3
Model Pengkurn Variabel Kinerja
Sumber : Data diolah Amos V. 22 2019
Gambar 3.3 terdapat diatas menunjukkan bahwa variabel kinerja (KJ) terdiri daro 5 faktor
Tujuan (TJ), Standart (ST), Umpan Balik (UB), Motivasi (M) dan Peluang (P) yang akan
digunakan untuk menganalisis penelitian terkait dengan variabel kinerja . adapun persamaan
yang digunakan untuk pengukuran variabel Kinerja (KJ) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Model Persamaan Faktor- Faktor yang memperngaruhi kinerja
29
Hubungan Model
TJ KJ X1 = λ1 ε1 + ᵟ1
ST KJ X2 = λ2ε2 + ᵟ2
UB KJ X3 = λ3ε3 + ᵟ3
M KJ X4 = λ4ε4 + ᵟ4
P KJ X5 = λ5ε5 + ᵟ5
Gambar 3.4
Model Pengukuran Variabel Kualitas Pelayanan
Sumber : Data Diolah Amos V. 22 2019
Gambar 3.4 tersebut diatas menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan (KPY)
terdiri dari 5 faktor yaitu : Tangible (TB), Reabilty(R), Responsiveneness (RS), Assurance (AS)
dan Empathy (EP). Adapun persamaan yang digunakan untuk pengukuran variabel kualitas
pelayanan adalah adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7
Model Persamaan Faktor- Faktor yang memperngaruhi Kualitas Pelayanan
Hubungan Model
A KJ X1 = λ1 ε1 + ᵟ1
ST KJ X2 = λ2ε2 + ᵟ2
30
UB KJ X3 = λ3ε3 + ᵟ3
M KJ X4 = λ4ε4 + ᵟ4
P KJ X5 = λ5ε5 + ᵟ5
Gambar 3.6
Model Struktural Penelitian
Sumber: Data diolah Amos V.22 2019
Adapun persamaan yang digunakan untuk model perasamaan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8
Persamaan Model Struktural Penelitian
Hubungan Model
UB KO X1 = λ1 ε1 + ᵟ1
MK KO X2 = λ2ε2 + ᵟ2
GK KO X3 = λ3ε3 + ᵟ3
31
BP KO X4 = λ4ε4 + ᵟ4
TK D X5 = λ5ε5 + ᵟ5
TP D X6 = λ6ε6 + ᵟ6
BJ D X7 = λ7ε7 + ᵟ7
K D X8 = λ8ε8 + ᵟ8
SK D X9 = λ9ε9 + ᵟ9
TJ KJ X10 = λ10ε10 + ᵟ10
ST KJ X11 = λ11ε11 + ᵟ11
UB KJ X12 = λ12ε12 + ᵟ12
M KJ X13 = λ13ε13 + ᵟ13
P KJ X14 = λ14ε14 + ᵟ14
TB KPY X15 = λ15ε15 + ᵟ15
R KPY X16 = λ16ε16 + ᵟ16
RS KPY X17 = λ17ε17 + ᵟ17
AS KPY X18 = λ18ε18 + ᵟ18
EP KPY X19 = λ19ε19 + ᵟ19
Tabel 3.9
Kriteria Goodness of fit Model
No Kriteria Pengujian Nilai Cut Off Value
1 Chi Square Mendekati 0
2 CMIN/ DF <2,00
3 RMSEA <0,08
32
4 GFI >0,90
5 CFI >0,90
6 NFI >0,90
7 TLI >0,90
8 Probability >0,05(Marginal)
9 AGFI >0,90
Berikut adalah kerangka structural yang digunakan dalam penelitian ini untuk di uji di
goodness of fit nya.
Analisis : Komunikasi Organisasi dan Disiplin terhadap Kinerja dalam peningkatan
kualitas pelayanan di PT. Taspen (Persero) Siiantar.
Gambar 3.7
Kerangka Sruktural
Sumber: Data diolah Amos V.22 2019
33
Negative berarti model tersebut sangat buruk. Nil;ai GFI lebih besar dari pada 0,9
meunjukkan fit suatu model yang baik.
4. Adjusted Goodness of fit Index (AGFI)
Sama hal nya dengan GFI, tetapi AGFI telah disesuaikan dengan pangaruhDegress of
freedom pada suatu model. Model yang fit adalah model yang yang memiliki nilai AGFI
lebih besar sama dengan 0,9. Ukuran yang hampir sama dengan GFI dan AGFI adalah
Parsimony goodness of fit index (PGFI). PGFI juga telah disesuaikan dengan Degress of
freedom dan kompleksitas model. Model dapat dilakukan dengan baik, apabila nilai PGFI
jauh lebih besar dari 0,6.
5. Root Mean Square Eror of Approximation (RMSEA)
RMSEA digunakan untuk mengukur penympangan nilai paramer pada suatu model dengan
matrix convariance populasi. RMSEA berkisar antara 0,08 sampai dengan 0,1
mengindikasikan model fit yang sangat jelek.
6. The minimum sample Discrepany function (CMIN)
CMIN dibagi dengan degree of freedom pada umumnya akan dilaporkan oleh para peneliti
sebagai indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN/DF
adalah statistic Chi- Aquare (x2) yang dibagi dengan DF sehinga disebut dengan X2 relatif.
Nilai X2 relatif kurang dari 2,0 atau kurang dari 3,0 menunjukkan indikator dari acceptable
fit antara model dan data.
7. Tuckel Lewis Index (TLI)
TLI adalah sebuah alternative incremental fit index yang membandingkan sebuah model
yang diuji terhadap sebua baseline model. Nilai yang di rekomendasikan sebagai acuan
untuk diterimanya sebuah model adalah 0,95 dan nilai mendekati 1menunjukan a very good
fit.
8. Comparative fit index (CFI)
Besaran index ini adalah pada rentang sebesar 0 sampai 1, dimana semakin mendekatin 1
mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (very good fit) nilai yang di
rekomendasikan adalah 0,95 keunggulan index ini adalah besarnya tidak dipengaruhi oleh
ukuruan sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tinngkat penerimaan sebuah model.
Model penelitian dalam bentuk Structural Equation Modeling (SEM) agar variabel
indikator dapat dinilai berdasarkan reflektif maupun formatif agar dapat melakukan pengujian
teori lebih mendalam. Pemodelan tahap awal menggunakan model hasil dari AMOS VERSI 22,
dimana tahap awal pengembangan berikutnya pada penelitian ini adalah mengembangkan
pemodelan berbabsi Structural Equation Modelling.
Pernyataan- Penyataan yang diajukkan berhubungan dengan penerimaan perpajakan
diukur dengan menggunakan skala likert. Dengan skala likert, responden diminta untuk
menjawab setiap pertanyaan dalam lima tingkatan yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-
ragu, setuju dan sangat setuju. Untuk setiap jawaban peryataan mempunyai bobot nilai 1 sampai
dengan 5 untuk masing- masing responden.Dengan demikian ndikator variabel ini menggunakan
skala interval.
Metode analisis data yang dignukkan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah
SEM (Struktural Equation Model ). Keunggulan SEM kemampuannya untuk menampilkan
sebuah model komprehensif bersamaan dengan kemampuannya untuk mengkomfitmasikan
dimensi dari sebuah konstruk atau faktor serta kemampuannya untuk mengukur pengaruh
hubungan secara teoritis.