Anda di halaman 1dari 2

Kajian Kitab At Tadzhib Jalsah (ke-13)

"Bab Penjelasan Najis dan Cara Menghilangkannya"

‫"ﻓﺼﻞ" وﻛﻞ ﻣﺎﺋﻊ ﺧﺮج ﻣﻦ اﻟﺴﺒﻴﻠﻴﻦ ﻧﺠﺲ إﻻ اﻟﻤﻨﻲ وﻏﺴﻞ ﺟﻤﻴﻊ اﻷﺑﻮال واﻷرواث واﺟﺐ إﻻ ﺑﻮل اﻟﺼﺒﻲ اﻟﺬي ﻟﻢ ﻳﺄﻛﻞ اﻟﻄﻌﺎم ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻄﻬﺮ ﺑﺮش اﻟﻤﺎء‬
‫ﻋﻠﻴﻪ وﻻ ﻳﻌﻔﻰ ﻋﻦ ﺷﻲء ﻣﻦ اﻟﻨﺠﺎﺳﺎت إﻻ اﻟﻴﺴﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﺪم واﻟﻘﻴﺢ وﻣﺎ ﻻ ﻧﻔﺲ ﻟﻪ ﺳﺎﺋﻠﺔ إذا وﻗﻊ ﻓﻲ اﻹﻧﺎء وﻣﺎت ﻓﻴﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﻨﺠﺴﻪ واﻟﺤﻴﻮان ﻛﻠﻪ‬
‫ وﻳﻐﺴﻞ اﻹﻧﺎء ﻣﻦ وﻟﻮغ اﻟﻜﻠﺐ واﻟﺨﻨﺰﻳﺮ ﺳﺒﻊ‬,‫ﻃﺎﻫﺮ إﻻ اﻟﻜﻠﺐ واﻟﺨﻨﺰﻳﺮ وﻣﺎ ﺗﻮﻟﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ أو ﻣﻦ أﺣﺪﻫﻤﺎ واﻟﻤﻴﺘﺔ ﻛﻠﻬﺎ ﻧﺠﺴﺔ إﻻ اﻟﺴﻤﻚ واﻟﺠﺮاد واﻵدﻣﻲ‬
‫ﻣﺮات إﺣﺪاﻫﻦ ﺑﺎﻟﺘﺮاب وﻳﻐﺴﻞ ﻣﻦ ﺳﺎﺋﺮ اﻟﻨﺠﺎﺳﺎت ﻣﺮة ﺗﺄﺗﻲ ﻋﻠﻴﻪ واﻟﺜﻼث أﻓﻀﻞ وإذا ﺗﺨﻠﻠﺖ اﻟﺨﻤﺮة ﺑﻨﻔﺴﻬﺎ ﻃﻬﺮت وإن ﺧﻠﻠﺖ ﺑﻄﺮح ﺷﻲء ﻓﻴﻬﺎ ﻟﻢ‬
.‫ﺗﻄﻬﺮ‬

(Pasal) Adapun setiap perkara yang cair yang keluar dari dua jalan (qubul dan dubur) hukumnya najis¹ kecuali
mani². Adapun membasuh seluruh kencing dan kotoran (tahi) hukumnya adalah wajib³, kecuali kencingnya bayi
(laki-laki) yang belum makan makanan, maka dapat disucikan cukup dengan memercikkan air keatasnya⁴. Tidak
dima'fu (dimaafkan) dari sesuatu yang najis, kecuali sedikit dari darah, nanah. Adapun hewan yang tidak memiliki
darah atau cairan yang mengalir jika terjatuh kedalam wadah air kemudian mati, maka tidak menajiskan air
tersebut⁵. Adapun seluruh hewan hukumnya adalah suci⁶, kecuali anjing dan babi dan semua turunan keduanya
atau salah satunya⁷. Sedangkan seluruh bangkai itu hukumnya najis, kecuali bangkai ikan, belalang dan anak
Adam (manusia)⁸.

Tempat yang terkena jilatan atau liur anjing dan babi maka disucikan dengan basuhan air sebanyak 7 kali, yang
salah satunya dicampur dengan debu/tanah⁹. Sedangkan najis selain itu cukup dengan sekali basuhan¹⁰, yang
utama (Sunnah) adalah 3 kali.

Jika khomr berubah menjadi cuka dengan sendirinya, maka hukumnya suci¹¹, sedangkan jika perubahan tersebut
dengan memasukkan sesuatu kedalamnya (khomr) maka tidak suci¹².

Catatan

1. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori (214) dari Anas Radhiyallahu Anhu berkata: "Rasulullah shalallahu 'alaihi
wa sallam ketika selesai buang air maka Beliau membasuhnya dengan air."

Dari Ali Radhiyallahu Anhu berkata: "Aku ini seorang yang sering keluar madzi, akan tetapi aku malu untuk
menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, kemudian aku mengutus Miqdad
Al Aswad Radhiyallahu Anhu untuk menanyakan perihal tersebut kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa
sallam, kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pada hal tersebut diwajibkan Wudhu'."
(H.R. Bukhori:176) dalam riwayat Imam Muslim (303) ada redaksi: "Hendaklah ia mencuci kemaluannya
dan berwudhu'."

Madzi adalah cairan kekuningan encer yang keluar dari kemaluan biasanya karena kuatnya dorongan
syahwat.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhori (155) dari Abdillah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata: "Nabi
Shollallahu alaihi wa sallam buang air, kemudian Beliau menyuruhku mengambil tiga buah batu, kemudian
aku menemukan hanya dua buah dan tidak mendapati yang ketiganya, sehingga aku membawakan
kotoran hewan kering dan membawanya kepada Beliau. Kemudian beliau mengambil dua batu tersebut
dan membuang kotoran kering itu. Beliau bersabda: "Ini najis."

Hadits-hadits ini menunjukkan atas najisnya hal-hal yang telah disebutkan, dengan membasuhnya beliau,
atau perintah untuk mencucinya, atau penjelasan tentang kenajisannya. Dan dikiaskan dengan hukum najis
semua perkara yang keluar dari dua jalan (qubul dan dubur) berdasarkan dalil-dalil yang telah disebutkan.

2. Seluruh mani, baik manusia maupun hewan kecuali anjing dan babi.

Adapun sucinya mani manusia berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (288) dan
selainnya dari Aisyah Radhiyallahu Anha berkata: "Aku mengerok mani dari pakaian Rasulullah shalallahu
'alaihi wa sallam kemudian beliau pergi dan sholat dengan pakaian tersebut." Kalaulah mani itu najis, maka
tentu tidak cukup hanya dengan mengerok.

Dalil tentang sucinya mani selain manusia karena pada dasarnya semua hewan itu suci, maka disamakan
hukumnya dengan manusia. Sedangkan pengecualian anjing dan babi karena dzatnya yang najis.

3. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dan selainnya perihal perintah Nabi Shollallahu alaihi
wasallam untuk menyiramkan air keatas tempat yang dikencingi oleh orang Arab Badui di dalam Masjid.

4. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori (221) dan Muslim (227) dan selainnya dari Ummu Qois binti Muhshon
Radhiyallahu Anha, bahwasanya dia membawa seorang anak bayi yang belum makan makanan kepada
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Nabi memangku anak tersebut di pangkuannya,
kemudian anak tersebut mengencingi pakaian Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian beliau
meminta air, dan memercikkannya tanpa membasuhnya.

5. Imam Bukhari (5445) dan selainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwasanya
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika lalat jatuh didalam wadah (air) salah seorang
diantara kalian, maka hendaklah dia mencelupkannya keseluruhan kemudian membuangnya, karena pada
salah satu dari sayapnya adalah obat, dan yang lainnya penyakit."

Bentuk pengambilan dalil: Jika lalat itu menjadikan air najis, maka Rasulullah tidak akan memberi perintah
untuk menenggelamkannya. Dan dikiaskan dengan lalat seluruh bangkai yang tidak memiliki darah yang
mengalir.

6. Maksudnya seluruh hewan itu suci ketika hidupnya.

7. Karena setiap daripada anjing dan babi adalah najis dzatnya. Firman Allah SWT: "atau daging babi, maka
itu adalah najis." (Al An'am: 145) dan hadits mengenai perintah Nabi untuk membersihkan jilatan/liur babi
yang telah lewat.

8. Seluruh bangkai hukumnya najis kecuali yang dijelaskan pengecualiannya. Adapun kesucian bangkai ikan
dan belalang berdasarkan hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam: "telah dihalalkan bagi kita dua
bangkai." Akan datang penjelasannya nanti pada bab hewan buruan dan sembelihan.

9. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori (170) dan Imam Muslim (279) dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu
bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seekor anjing menjilati wadah kalian,
maka hendaklah ia mencucinya tujuh kali." Dalam riwayat Imam Muslim: "Sucinya wadahnya kalian ketika
dijilati anjing adalah dengan mencucinya sebanyak tujuh kali yang awalnya dengan debu." Riwayat
Daruquthni(1/65): "Salah satunya dengan tanah."

Dikiaskan dengan anjing adalah babi, karena lebih berat darinya.

10. Berdasarkan hadits Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu: Awalnya sholat itu 50 waktu, mandi janabah sebanyak
tujuh kali, membasuh buang air tujuh kali, kemudian tidak henti-hentinya Nabi Shollallahu alaihi wasallam
meminta keringanan kepada Allah SWT sehingga dijadikan sholat lima waktu, mandi junub sekali,
membasuh najis atau kotoran sekali. (H.R. Abu Daud:247) Dan dikiaskan dengan buang air selainnya.

11. Dikarenakan alasan najisnya adalah memabukkan, dan alasan tersebut hilang dengan sebab menjadi cuka.

12. Karena sesuatu yang dimasukkan kedalamnya menjadi mutanajis karena bercampur dengan najis dan
tetap menjadi mutanajis. Maka ketika khomr tadi berubah menjadi cuka, sedangkan benda mutanajis tadi
masih berada didalam, maka menjadikan cuka tersebut najis.

Anda mungkin juga menyukai