Anda di halaman 1dari 2

Kajian Kitab At Tadzhib (Jalsah 12)

Bab Tayammum

‫ وﺟﻮد اﻟﻌﺬر ﺑﺴﻔﺮ أو ﻣﺮض ودﺧﻮل وﻗﺖ اﻟﺼﻼة وﻃﻠﺐ اﻟﻤﺎء وﺗﻌﺬر اﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ وإﻋﻮازه‬:‫ﻓﺼﻞ" وﺷﺮاﺋﻂ اﻟﺘﻴﻤﻢ ﺧﻤﺴﺔ أﺷﻴﺎء‬
‫ﺑﻌﺪ اﻟﻄﻠﺐ واﻟﺘﺮاب اﻟﻄﺎﻫﺮ ﻟﻪ ﻏﺒﺎر ﻓﺈن ﺧﺎﻟﻄﻪ ﺟﺺ أو رﻣﻞ ﻟﻢ ﻳﺠﺰ‬.

‫ اﻟﺘﺴﻤﻴﺔ وﺗﻘﺪﻳﻢ اﻟﻴﻤﻨﻰ ﻋﻠﻰ اﻟﻴﺴﺮى و‬:‫ اﻟﻨﻴﺔ وﻣﺴﺢ اﻟﻴﺪﻳﻦ ﻣﻊ اﻟﻤﺮﻓﻘﻴﻦ واﻟﺘﺮﺗﻴﺐ وﺳﻨﻨﻪ ﺛﻼﺛﺔ أﺷﻴﺎء‬:‫وﻓﺮاﺋﻀﻪ أرﺑﻌﺔ أﺷﻴﺎء‬
‫ ﻣﺎ أﺑﻄﻞ اﻟﻮﺿﻮء ورؤﻳﺔ اﻟﻤﺎء ﻓﻲ ﻏﻴﺮ وﻗﺖ اﻟﺼﻼة واﻟﺮدة وﺻﺎﺣﺐ اﻟﺠﺒﺎﺋﺮ ﻳﻤﺴﺢ‬:‫ واﻟﺬي ﻳﺒﻄﻞ اﻟﺘﻴﻤﻢ ﺛﻼﺛﺔ أﺷﻴﺎء‬,‫اﻟﻤﻮاﻻة‬
‫ﻋﻠﻴﻬﺎ وﻳﺘﻤﻢ وﻳﺼﻠﻲ وﻻ إﻋﺎدة ﻋﻠﻴﻪ إن ﻛﺎن وﺿﻌﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻃﻬﺮ وﻳﺘﻴﻤﻢ ﻟﻜﻞ ﻓﺮﻳﻀﺔ وﻳﺼﻠﻲ ﺑﺘﻴﻤﻢ واﺣﺪ ﻣﺎ ﺷﺎء ﻣﻦ اﻟﻨﻮاﻓﻞ‬.

(Pasal) Adapun syarat-syarat Tayammum itu ada lima perkara; 1. Adanya udzur dengan sebab
sakit atau safar¹ 2. Masuknya waktu sholat² 3. Sudah mencari air 4. Adanya udzur
menggunakan air dan membutuhkan air setelah mencari 5. Debu yang suci yang memiliki
ghubar (mengebul), dengan demikian jika seseorang mencampuri debu dengan remukan
genteng atau pasir maka tidak sah.

Adapun fardhu (rukun) nya Tayammum ada empat perkara: 1. Niat 2-3. Mengusap kedua wajah
beserta kedua tangan sampai siku 4. Tertib/ berurutan³.

Sunnah-sunnahnya Tayammum ada tiga: 1. Membaca basmalah 2. Mendahulukan anggota


yang kanan dari yang kiri 3. Berkesinambungan⁴

Hal-hal yang membatalkan Tayammum ada tiga perkara; 1. Setiap perkara yang membatalkan
wudhu 2. Melihat air ketika sebelum sholat⁵ 3. Murtad.

Adapun orang yang mengenakan perban, maka dia mengusap perbannya dan bertayammum
kemudian sholat. Dan dia tidak wajib mengulang sholatnya jika dia memakai perban tersebut
dalam keadaan suci⁶.

Seseorang harus bertayammum untuk setiap ibadah fardhu⁷, dan dia boleh melaksanakan satu
sholat untuk setiap satu Tayammum dan boleh mengerjakan ibadah nafil sekehendaknya.

Catatan:

1. Firman Allah surat Al Maidah: 6 "Dan jika kalian junub, maka bersucilah (mandi), jika
kalian sakit atau sedang safar, atau jika salah seorang diantara kalian selesai buang air,
atau menyentuh perempuan, kemudian tidak menemukan air, maka bertayammumlah."

Hadits riwayat Bukhari (341) dan Muslim (682) dari Imron bin Hushain Radhiyallahu
Anhuma berkata: "Pernah kami bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pada
suatu perjalanan, kemudian beliau sholat bersama orang-orang, tiba-tiba ada seorang
laki-laki menyendiri (tidak ikut sholat), maka beliau bertanya: "Apa yang menyebabkan
engkau tidak ikut sholat?". Dia berkata: "Aku sedang junub dan tidak ada air!" Maka Nabi
berkata: "Hendaklah engkau bersuci dengan tanah, karena itu cukup bagimu."
2. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori (368) dari Jabir Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi
Shollallahu alaihi wa sallam bersabda: "Telah dijadikan bagiku bumi sebagai tempat
sujud dan suci, maka dimanapun ummatku mendapati waktu sholat hendaklah dia
sholat." Dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2/222) "Dimanapun aku mendapati waktu
sholat, aku mengusap dan sholat."

Kedua riwayat ini menunjukkan dalil bahwasanya beliau Tayammum dan sholat jika tidak
mendapati air setelah masuknya waktu sholat.

3. Berdasarkan firman Allah: "Maka bertayammumlah dengan debu yang suci, kemudian
usaplah wajah, dan tangan kalian." (Al Maidah:6)

Tayammumlah : bertujuan, ini adalah dalil fardhu niat ketika Tayammum, beserta hadits:
"Sesungguhnya setiap amal bergantung niat."

4. Disamakan dengan wudhu' karena tayammum adalah pengganti wudhu'.

5. Maksudnya diluar sholat, dan sebelum pengerjaannya. Diriwayatkan oleh Imam At


Tirmidzi (124) dan selainnya, dari Abi Dzar Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi
Shollallahu alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya debu yang suci merupakan alat
bersucinya orang Islam, walaupun dia tidak mendapati air selama 10 tahun. Maka jika
dia mendapati air hendaklah dia mengusap kulitnya (berwudhu), karena yang demikian
itu lebih baik baginya." Ini merupakan dalil bahwasanya melihat air membatalkan
tayammum.

6. Diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan selainnya dari Jabir Radhiyallahu Anhu berkata:
"Kami keluar dalam suatu perjalanan, kemudian seorang lelaki tertimpa batu sehingga
kepalanya terluka, kemudian dia ihtilam (mimpi basah) dan bertanya kepada sahabatnya:
"Apakah kalian mendapati ada rukhsoh (keringanan) bagiku dalam tayammum?"
Kemudian mereka berkata: "Kami tidak mendapati ada rukhsoh bagimu padahal kamu
mampu menggunakan air." Kemudian dia mandi sehingga mati. Tatkala hal tersebut
diceritakan kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Mereka
membunuhnya, semoga Allah membunuh mereka , kenapa kalian tidak bertanya kalau
kalian tidak tahu? Obat dari kebodohan hanyalah bertanya. Cukuplah baginya
bertayammum dan meneteskan air pada lukanya, kemudian mengusapnya saja, dan
membasuh (mandi) seluruh tubuhnya."

7. Imam Baihaqi meriwayatkan dengan sanad yang shohih (1/221) dari Ibnu Umar
Radhiyallahu Anhuma berkata: "Tayammum untuk setiap sholat walaupun dia belum
berhadats."

Anda mungkin juga menyukai