Dapat disimpulkan bahwa sistem hukum adat adalah sistem hukum yang tidak tertulis, yang
tumbuh dan berkembang serta terpelihara karena sesuai dengan kesadaran hukum
masyarakatnya.
● Hukum Adat mempunyai tipe tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek
moyang.
● Pemuka Adat (datuk) sangat berperan dalam melaksanakan sistem hukum adat. Sebagai
pemimpin sangat disegani, dan memiliki pengaruh yang besar dalam lingkungan
masyarakat hukum adat, untuk memlihara ketertiban dan ketentraman masyarakat.
● Hukum Adat senantiasa dapat menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan
yang terjadi dalam masyarakat, dikarenakan sifatnya tidak tertulis.
VAN VOLLENHOVEN MEMBAGI LINGKUNGAN HUKUM ADAT DI INDONESIA
buku Het Adatrecht van Nederland Indie” (1901-1933), “Een Adatwetboekje voor heel Indie” (1910),
dan “De ontdekking van het Adatrecht” (1928).
:
● Aceh
● Gayo, Alas, daerah Batak
● Minangkabau
● Sumatra selatan
● Daerah melayu
● Bangka dan Belitung
● Kalimantan
● Minahasa
● Gorontalo
● Daerah toraja
● Sulawesi selatan
● Kepulauan ambon
● Kepulauan ternate
● Irian barat
● Kepulauan tomor
● Bali dan Lombok
● Jawa timur, madura jawa tengah
● DIY dan Surakarta
● Jawa barat
Dasar Berlakunya Hukum Adat
Hukum Adat pada umumnya ada dalam bentuk yang belum/tidak tertulis.
Apabila hukum adat itu dipelajari dengan sungguh- sungguh, diteliti tidak
dan dihayati tidak dengan rasio saja, melainkan dengan penuh
perasaan, maka akan dapat ditemukan suatu sumber yang
mengagumkan yakni berupa adat-istiadat yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat di Indonesia.
● Hukum Adat Tidak Statis
Hukum adat terus menerus dalam keadaa tumbuh dan berkembang
seperti hidup itu sendiri. Oleh van Vollenhoven dikatakan bahwa hukum
adat pada waktu yang telah lampau agak beda isinya dengan yang
sekarang, hukum adat itu menunjukkan perkembangan. Selanjutnya
dikemukakan pula bahwa hukum adat itu berkembang dan maju terus,
keputusan-keputusan adat menimbulkan hukum adat.
Nilai Universal dalam Hukum Adat