Dakir, M*A-
Latifalr Husien, S.Pd. v
X-Media
MANAJEMTN
ETRBASIS
SEK@LAH
(MD$)
/,
-'t
Editor:
Prof, II. B.usta,m Efendl' M.Pd., Ph.D.
MANtrJEMEN BERBASIS SEKOLEH
(ItIBs)
UU No 19 Tahun 2002, Tentang Hak Cipta
\il"ar 9-111. sua.u ciptaso arau barang hasil pclanggaran Ha[ Cipu sebag.aimana
dimaksud dalem ayat i1), dipidana dcagan pidau peolara paing Umi S gimrj tatr"n
daa,/atau dcoda paliog baayak Rp 500.000.000,00 (liaia ntus i,u .ipiah)
I
MENAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
(MBs)
Penulis:
Dr. Dakir, M.A.
Latifah Husien, S.Pd.
Editor:
Prof. H. Rustam Effendi, M.Pd., Ph.D.
v
Penerbit K-Media
Yogyakarta, 2017
MANAIEMEN BERBASIS SEKOI.AH (MBS)
Penerbit K-Media
Anggota IIi{PI
Perum Pondok Indah Banguntapan, Blok B-15
Potorono, Bangunapan, Banhtl. 55196. Yogyakarta
e-mail: kmedia.cv@gmail.com
ISBN: 978-602-6570-18-5
vl
PENGANTAR EDITOR
v11
sumber daya manusia, waktu, penilaian, informasi dan keuangan sesuai
dengan hrjuan, kebijakan, dan standar pertanggungiawaban pemerintah
pusat. MBS dimaksudkan untuk menciptakan struktur yang mendukung
pengambilan keputusan pada tingkat sekolah sehingga kepala sekolah dan
guru memiliki kendali yang lebih besar dalam pengambilan keputusan
menyangkut berbagai proses pembelajaran siswa.
Dalam kaitan hal ini pula saudara Dr. Dakir, M.A rtan Saudari
Latilah Husien, S,Pd mencoba membuat terobosan baru dengan harapan
kelak buku ini bisa menjadi bahan acuan yang mendasar dalam proses
pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa yang mengambil bidang ilmu
pendidikan dan keguruan pada IAIN Palangka Raya dan perguruan tingi
umum lainnya di seluruh Indonesia.
Editor sangat menyambut dengan bangga, bahwa sekecil apapun
karya tulis yang dibuat dan disebarkan hendaknya bisa menjadi acuan
untuk kearah yang lebih besar dan patut dihargai, karena bagaimanapun
dari mereka-merekalah ilmu akan tertap nrengalir.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besamya kepada penulis yang
telah menyumbangkan sebagian kecil ilnunya dalam sebuah karya tulis
ini. Semoga apa yang telah dituangkan melalui buku ini bermanfaat untuk
kita semta- Amin
Banjarmasin, Januari 20 I 7
vlll
DAFTAR ISI
BAGLA,N I
KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN .... 1
BAGIAN III
SEJARAH, LANDASAN DAN KONSEP DASAR
MANAJEMENBERBASIS SEKOLAH......... ..........49
3.1 Sejarah Manajernen Berbasis Sekolah.-. ......49
3.2 Landasan Manajemen Berbasis Sekolah ." "" " """"""""" 51
3.3 Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah """" ""'""""""'54
lX
BAGIAN IV
ISTILAH, PENGERTIAN, TUJUAAN DAN MANFAAT
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH..............................................59
4.1 Istilah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ............................ SS
4.2 Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ..................... 60
4.3 Tuj"e" 1431".1"."n Berbasis Sekolah (MBS)... ........................ 64
4.4 Manfaat Manajemen Berbasis Sekotah............... ...................... 67
BAGIAN V
ALASAN DILAKSANAKANNYA MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH......... ............................. 75
5.1 Mengapa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)... 75
5.2 Prinsip Dasar Manajemen Berbasis Sekolah................. ............79
5.3 KarakteristikMBS.. .....,,84
5.4 Ciri ciri Manajemen Berbasis Sekolah..... .......88
BAGIAN VI
PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH 93
6.1 Penerapan Manajemen Berbasis SekoIah........................ 93
6.2 Proses Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ............ 94
6.3 Faktor Pendukung Keberhasilan Manajemen Berbasis
96
6.4 Kualitas Pendidikan...................................... 96
BAGIAN VII
USAHA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA
DAl\[ PROFESIONALISME GURU................................................... 105
7.1 Pengertian Kinerja ..... 105
7.2 Kinerja Guru....... ..... 109
7.3 Pengukuran Kine{a Guru ....... ..... I l0
7.4 Fakor-faktor Peningkat dan Penurun Kinerja Guru........... .....112
7.5 Upaya Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru........... ..... I l3
x
BAGIANl'Itr
PENGEMBANGAN SI,]MBER DAYA PENDIDIK DALAM
MENINGKATKAhI MUTU PENDIDIKAN.............................'........117
8.I Pengertian Pengembangan Sumber Daya Pendidik"" """""" 117
8.2 Urgensi Pengembangan Sumber Daya Pendidik """"""""-" 120
BAGIAN D(
PEMBELAJARAII BERBASIS PAIKEM'..'...................'............."" r55
9.1 Konsep PAIKEM ........................... 155
9.2 Prinsip-Prinsip dan Indikator PAIKEM ....'........'...... " " " " " "' 1 60
9.3 Strategi untuk Membangun Tim..............................""""""" 162
9.4 Srategi Untuk Penilaian Cepat...... """""' 163
9.5 Strategi Untuk Pelibatan Belajar Langsung...........""""""""' 166
9.6 Strategi Uotuk Belajar Kelas Penuh......"" ' 168
g.7 Strategi Untuk Menstimulasi Diskusi Kelas """"""""""" --' 170
xl
Manajanen Bobasis Sekola h
BAGIAN I
KON'EP DA'AR MANAIEMEN PENDIDIKAN
1.1 PengertianManaiemen
Manajernen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi'
Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha
mernahami mengapa dan bagaimana orang bekerja. Dikatakan sebagai kiat
oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara cara dengan
mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena
manajemen dilandasi oleh keahlian khusus unhrk mencapai suau prestasi
manajer, dan para profesional dituntut oteh kode etik (Fattah 2001: l)'
Indamwati (1981), mengatakan bahwa manajemen berasal dari kata to
manage (mengurus) yang maksudnya adalah usaha unhrk mengurus'
mengatur, membimbing, memimpin agar suatu usaha itu tercapai seperti
yang dikehendaki. Suatu proses kegiatan dari pada seorang pemimpin
(manager) yang harus dilakukan dengan menggunakan cara-cara pemikiran
yang ilmiah maupun yang praktis untuk mencapai kerjasama orang-orang
lain sebagai sumber tenaga kerja, serta dengan memanfatkan sumber-
sumber yang tersedia untuk itu dengan cara yang setepat-tepatnya'
Setiap penyelesaian tugas tertentu yang memerlukan banyak tenaga
manusia dan peralatan, akan membutuhkan manajemen. Dilihat dari segi
etimologis, kata "manajemen" berasal dari "managio" berarti
"pengurusan" ata.u "managiare" yang berarti melatih dalam mengatur
langkahJangkah (Baharuddin dan Moh Makin, 2010: 48), kata
"manajemen" juga berasal dari bahasa Inggris dari kata kerja "to manage"
yang identik dengan kata "to control' yang berarti mengelola, mengurus'
mengatur, memeriksa atau mengawasi (Hornby, 1987: 516)'
Ditinjau dari etimologi, kata "manajemen" memiliki banyak arti
yang dipandang oleh pakar-pakar, antara lain misalnya Geroge R Terry
(1977), sebagaimana dikutip oleh Manutlang (1987:45), mengemukakan
sebagai berikut: Management is distinct proces consisling of planning'
1
Marujemn Berbas is Se kola h
2
Mauj emen Befias is S *o la h
.)
Manajemet Bobask Sekohh
Penqawrsen/pensendslian Pensorganisasian
Proses
Mengukur hasil kerja serta Mengatur tugas sumber
manajemen --+
tindakan supaya sesuai daya manusia (SDM)
dengan hasil yang dimiliki untuk mencapai tujuan
Pensserakalr
Mendorong karyawan
agar beke{a keras
untuk mencapai kinerja
terbaik
4
Manajanar Berbasis Sekolah
5
Maaaj emct &t ba is Selcola h
6
Marujcmcn Bobasis Sekohh
7
Manajenat Bobas k S ekolah
8
Marujemar fuis Sekolah
9
Manaj nur Boba is Sekola h
10
M anaj atm Bcrbask S ckola h
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia
tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
i1
M arcj encn Berbos is & kolah
12
Manajemen Berbasis Sekohh
l3
Manajemn Brbasis Seholah
14
Marujemca Bertasis Sekolah
15
Manajemet Berbask Sekolah
t6
Manajenn Berbasis Sekobh
17
Manajemet Babasis Sckohh
fiD si.l
XoErrsirl X€p$ait! ;
Xarbi!iD
A*liYlt.s-
rl(trrtrlt
D.rr.ldtrl
Trlslilal Aliurllra
MrDrr.ri,l
18
Marujenwr Befiais Sekoloh
terakhir yaitu yang keenam. Oleh sebab itu Fayol memusatkan uraran
dalam bukunya mengenai kegiatan yang keenam. Dalam bukunya itu
diuraikan secara terpisah, yaitu: (l) observasi terhadap kualitas manajemen
dan latihan, (2) asas-asas umum manajemen, dan (3) unsur-unsur
manajemen.
19
Manajetnza Befi as* Sekolah
20
Marujetnor Berbasb Sekolah
21.
Maruj emer B efia is S ekolah
22
Manajemat Babasis Sekohh
BAGIAN II
MANAIEMEN ,EKOIJAH
23
Manajemex Betbais Sekoloh
25
Manajemn Befias k Sekolah
26
Marujemm Berba is S ekola h
guru, apa tugas karyawan sekolah (yang biasa dikenal sebagai pengawai
tata usaha).
Syaiful Sagala (2010) menjelaskan bahwa personal sekolah
menempati posisi dan peftman penting memikul tanggung jawab dalam
mengembangkan dan memajukan setiap sub sistem masing-masing untuk
kemajuan sekolah keseluruhan. Aspek-aspek prilaku organisasi sekolah
terdiri dari kepala sekolah, guru, peserta didik, dan personil sekolah lainya,
unjuk kerjanya mempenganrhi dan dipengaruhi oleh keaktifan organisasi
sekolah.
Peranan dari masing-masing strukhr dan personal organisasi
sekolah adalah:
1. Kepala Sekolah, berperan dalam dan bertugas sebagai edukator,
manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator
(EMASLIM).
Dalam penerapannya kepala sekolah bertugas memimpin dan
mengkoordinasikan semua pelaksanaan rencana kerja harian,
mingguan, bulanan catur wulan dan tahunan. Mengadakan
hubungan dan kerjasama dengan pejabat-pejabat resmi setempat
dalam usaha pembinaan sekolah.
2. Komite Sekolah, berperan dalam membina dan menghimpun potensi
warga sekolah dalam rangka mendukung penyelenggaraan sekolah
yang berkualitas.
3. Kepala Urusan Tata Usaha, berperan dalam menyusun program tata
usaha sekolah, mengums adminisnasi ketenagaan dan siswa,
membina dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah,
men)rusun administrasi perlengkapan sekolah, menyusun dan
penyajian data/statistik sekolah, membuat laporan kegiatan tata
usaha.
4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, berperan dalam
menyusrm program pengajaran, pembagian tugas guru dan jadwal
pelajaran, jadwal ulangan/evaluasi, kriteria
kenaikan/ketidaknaikan&elulusan, mengarahkan pembuatan satpel,
membina lomba akademis, dan MGMP.
27
Maxajemen Befitsis Sekolah
28
Manajonor Mais Sekolah
TATA USAIIA
WALI
KELAS
Dewan Guru
Peserta
didik
29
Mauj emer Befi as is S ekola h
Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong klinerja para guru, baik
secara individu maupun secara kelompok.
Kepala sekolah memegang peran penting di sekolah yang
dipimpinya, baik berupa tanggung jawab, maupun dalam pengelolaan
sebuah organisasi sekolah. Mulyasa (2003) menjelaskan bahwa ada tujuh
peran kepala sekolah yang harus diamalkan dalam bentuk tindakan nyata
di sekolah,/madrasah yang disingkat dengan EMASLIM, yaitu peran
sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator
dan motivator. Sedangkan menurut Peraturan Menteri pendidikan
nasional RINo 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah dijelaskan
bahwa kepala sekolah harus mempunyai lima kompetensi salah satunya
adalah kompetensi kepribadian yaitu memiliki integdtas kepribadian
sebagai pemimpin, berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi
akhlak mulia, menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas disekolah.
Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kemampuan
dengan melalui prasyarat yang ditenrukan. Kualifikasi kepala sekolah
sebagai prasyarat menjadi kepala sekolah yaitu:
Kualilikasi Umum
a. Kualifrkasi akademik Sarjana (S I ) atau Diploma IV @-fV)
kependidikan atau non kependidikan pada PT yang teralceditasi.
b. Maks 56 ahun
c. Pengalaman mengajar minimal 5 tahun
d. Golongan minimal IIIo bagi PNS.
Kualilikasi Khusus
a. Berstatus guru
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru
c. Memiliki sertifftat kepala Sekolah yang dikeluarkan oleh lembaga
yang ditetapkan pemerintah
30
Manajemen Betbak Sekolah
31
Manaj emn Berbasis Sekolah
32
Manajemea B ertask S eho la h
33
Manajemea Berbasis Sekohh
34
Marcj ann B erbas is S ekolah
35
Manajemet Berbasb S*olah
36
Maruj emen Berbasis Sekolah
3t
Manajem m B obais Sekola h
c, Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan (murid) adalah seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan iusahakan secara sengaja serta pembinaan
secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga
pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar
mengaja secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta
didik hingga keluamya peserta didik dari suatu sekolah. Manajemen
kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam
bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat
berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan
38
Matajemm Berbasis Sekolah
d. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat
sekolah dalam menggali dana, pengelolaan keuangan dikaitkan
dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana
sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta
pemeriksaan.
Ada tidak tiga persoalan pokok dalam manajemen pebiayaan
pendidikan, yaitu: (l) Jinancing' menyangkut dari mana sumber
pembiayaal diperoleh, Q) budgeting, bagaimana dana pendidikan
dialokasilran, dan (3) accountabilhy' bagaitana anggaran yang
diperoleh digunakan dan dipertanggungiawabkan'
Pembiayaan sekolah adalah kegitan mendapatkan biaya serta
mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikanterutama
tingkat menengah, sebab untuk pendidikan dasar, berkenaan dengan
adanya Wajib Belajar, semestinya pembiayaan ditanggung oleh
pemerintah. Bagi sekolah-sekolah yang berstatus negeri, sumber
39
Manajemet Betbasis Sebolah
40
Manaj etnzn Berbasis Sekolah
berkelanjutan.
Sarana dan prasarma pendidikan adalah fasilitas yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, sekolah jalan menuju
sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses
belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi'
halaman sekolah, sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen
tersebut merupakan sarana pendidikan.
Dalam hal ini Mulyasa (2003) menjelaskan bahwa sarana
pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-
alat media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana
pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung dapat
menunjeng jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti
kebrm, tanamkan sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi
jika
halaman,
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti
tanaman sekolah unhrk biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus
lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana
pendidikan.
Manaj emen sulrana dan prixara[a pendidikan dapat
4t
Mauj emn Betb a is S ekolah
42
Manaj emen Berbas is S ekolah
44
Manajemn Berbask Sekolah
45
Manajemet Masis Seholah
fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai dari biaya khusus dari
semua siswa. Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan
sebagai usaha sekolah dalam rangka membantu (mungkin
berifat sementara) murid-muridnya yang mengalami persoalan
yang berkaitan dengan kesehatan. Dengan demikian dapattah
dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta didik adalah suatu
layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dan
menjadikan peserta didik sebagai sasaran utam4 dan penonalia
sekolah yang lainnya sebagai sasaran tambahan.
3. L^yrara ktfetaria peserta didik
Kantin/warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah
supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin
kebersihamya dan cukup mengandung gizi. Para guru
diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan
berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yrurg
bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para
peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar
lingkungan sekolah.
Layanan kafentaria adalah layanan makanan dan minuman
yang diburuhkan oleh peserta didik disela-sela mengikuti
kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai dengan daya jangkau
peserta didik. Makanan dan minuman yang tersedia di kafentaria
tersebut, te{angkau dilihat dari jumlah uang saku peserta didik,
tetapi juga memenuhi syarat kebersihan dan cukup kandungan
gizinya.
4. Lzytnan asrama peserta didik
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang
jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama. Selain
manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi
para pendidik dan petugas asrama tersebut.
46
Manaj emen Bnbasis Sekola h
47
Manajemn Bobak S*olah
48
Manajemen Befrasi Sekolah
BAGIAN III
,E!ARAH, I"ANDA'AN DAN KON'EP DA'AR
MANAf EMEN BERBATIT IEKOLiAH
49
Maaaj ema Befia is S ekolah
puluhan tahun dan "The Karmel Repon" yang berisi pernyataan bahwa
berkurangnya kontrol sentralisasi terhadap operasi sekolah-sekolah
diperlukan untuk menjamin efektivitas dan pemerataan atau keadilan
dalam pendidikan sekolah. Walaupun demikian istitah MBS di Australia
berbeda-bed4 di Tasmania dikenal dengan S*ategic School ptan, di
South Australia dengan istilah School Development Plan, atau Sclrcol
Action Plan
Sedangkan istilah Manajemen Berbasis Sekolah yang digunakan di
Indonesis merupakan terjemahan dat'l School-Based Management yang
muncul di Amerika Serikat sebagai bentuk kritik terhadap manajemen
pendidikan dengan mempertanyakan relevansi pendidikan dengan
tuntunan dan perkembangan masyarakat setempat. Di lndonesia sendiri
sebenamya MBS telah diterapkan disekolah-sekolah swasta baik yang
didirikan oleh yayasan atau badan hukum. Selain itu pesanten juga telah
melaksanakan prinsip-prinsip MBS, keterlibatan santri dalarn proses
belajar mengajar, hubungan harmonis dan kerja sama yang baik antara
orang tua dengan pengelola pesantren, otonomi kurikulum pembelajaran
dan pengelolaan keuangan menjadikan pesantren tetap eksis sampai
sekarang.
Fromalisasi pelaksanaan MBS yang secara resmi berlangsung sejak
tanggal 8 Juli 2003, dimaksudkan untuk lebih menekanlan pada persoalan
yang mendasar dan mendalam tentang bagaimana implemenasi MBS yang
tepat di sekolah. Sebel',mnya pemerintah telah melalarkan berbagai
progrirm rintisan di berbagai jenjang pendidikan berkenaan dengan model
MBS. Sebagai contoh rintisan MBS di SDA{I yang tertuang dalam
Propenas 2004-2005 dengan menekankan pada tiga kompenen yaitu MBS,
Peran Serta Masyarakat @SM), dan Pembelajaran Aktif, IGeatif, Efekti!
dan Menyenangkan (PAKEM).
Pada tahun 1999, pemerintah Indonesia berkerja sama dengan
LTNESCO dan Unicef merintis penerapan program MBS di 124 SD/MI
yang tersebar di 7 Kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi
Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Program tersebut dikembangkan lebih
lanjut pada tahun 2002 dengan bantuan dana dari pemerintah New Zeland.
50
Manajetun B erbas k S ekollh
reformasi tercebut harus berakar pada cara dan kebiasaan hidup warganya'
Seandainya reformasi itu peduli terhadap cara dan kebiasaan warganya
maka rcformasi tersebut akan mendapat dukrmgan dari segenap lapisan
masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan melalui proses mencerdaskan
kehidupan bangsa dalam konteks idiil negala kita merupakan tanggung
jawab pemerintah, sedangkan menurut prahisnya merupakan tang$mg
jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah' Tanggung
jawab tersebut, dilandasi oleh peran secara profesional'
Arthya, pelayanan pendidikan tidak dapat dihindarkan dari batas-
batas tanggung jawab mengingat masing-masing mempunyai posisi dan
keterbatasan. Keluarga dalam arti biologis merupakan omng tua langsung
(ibu dan bapak), mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
pendidikan kepada anak-anaknya di rumah tangga, dari mulai hal yang
bersifat sederhana dan pribadi sampai pada hal yang komplek dan
bermasyarakat. Tugas dan wewenang ini' bersifat alamiah dan
mendasar
51
Manajemet Bctbab Sekolah
52
Manajemefl Belbasis Sekolah
53
Manojeun B efi a is Sekolah
54
M anajemer Masis Se kolah
55
Manajemea Wsis Sekolah
56
Manajemn Betbasis Sekolah
57
Marujemn Befiasis Sekohh
58
Manaj emcr Betbasis Sekolah
BAGIAN !U
I'flLAH, PENGERTIAN, ru'UAAN DAN HANFAAT
MANATEMEN BERBA'I"ENOLAH
59
Manajem n Befias k Sehola h
60
Matajemtt Berbasis Sekola h
6l
Manajemm Berbosis Sekolah
62
Manaj emen Bubas is S ekolah
6J
Manajemot Berbais Sekolah
64
M axaj arm B erbasis S ekolah
65
Maxajemen Berbasis Sekolah
66
Marujemen Mosis Sekohh
b. Pengembangan intelektual
c. Pendidikan karir & pendidikan vokasional
d. Pemahaman interpersonal
e. Moral & karakter etika
f. Keadaan emosional dan fisik
g. Kreativitas & ekspresi estetika
h. Perwujudan diri.
i. Proses belajar mengajar yang relevan
67
Manajemn Befi asis Sekolah
68
Matajenar Bertasis Sekolah
69
Manajemm Berbasis Sekohh
sekolah yang selama ini hanya sebagai kepanjangan tangan dari birokrasi
diatasnya, dalam MBS mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam
mengambil keputusan. Prinsip desentralisasi dalam MBS menuntut adanya
partisipasi demokatis dan kestabilan politik antara pemerintah pusat yang
memberikan kewenangan pengambilan keputusan kepada pihak sekolah.
Efisiensi administrasi sebagai motif MBS menempatkan sekolah
sebagai alat unh.rk mengalokasikan sumber daya secara efektif dalam
menemukan kebutulan para siswa. Beberapa sistem yang
didesentralisasikan berusaha meningkatkan akuntabilitas. Berkurangnya
tingkatan birokasi pusat menyebabkan terjadinya efi siensi administrasi
yang lebih besar. Efisiensi terjadi ketika partisipasi lokal membuat
keputusan sendiri.
Keterlibatan aktif orang tua dalam pengambilan keputusan untuk
peningkatan mutu pendidikan di sekolah diharapkan mampu membuat
orang tua termotivasi untuk menyumbangkan tenagq uang dan sumber
daya lainnya yang diperlukan sekolah guna peningkatan kualitas proses
belajar mengajar. Selain itu, dengan keterlibatan aktif mereka, diharapkan
muncul rasa memiliki yang lebih besar sehingga kebutuhan sekolah
menjadi kebutuhan orang tua siswajuga.
Peningkatan prestasi siswa merupakan motif utama dari MBS.
Sebab kualitas pendidikan dapat dilihat dari prestasi siswa di suatu
sekolah. Jika prestasi yang dtaih siswanya cukup baik, maka kualitas
sekolah itupun bisa dikatakan baik pula. Untuk meningkatkan prestasi
siswa, maka berbagai persoalan yang menghambat proses belajar mengajar
dapat dipecahkan bersama dan diperoleh keputusan yang tepat. Oleh
karena itulah dalam MBS, kepala sekolah, guru, staf TU, orang tua murid
dan siswa pun dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Karena
kewenangan luas yang dimiliki pengelola sekolah dalam mengambil
keputusan, maka secara tidak langsung MBS mempunyai motif
akuntabilitas sekolah. Sehingga pengelolaam sekolah akan bedalan efektif
Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan empat
motifpenerapan MBS, yail]u, perTama, sekolah lebih mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan arcaman bagi sekolahnya sehingga dapat
70
Marujemzn Bobais Sekola h
7l
Manajetnn Berbasis Sekolah
72
Marujenen Berbask Sekolah
BAGIAN V
ALA'AN DILAK'ANAKANNYA
MANAIEMEN BERBA'I"EI(OLAH
75
Maxajemet Berbasis Sekolah
76
Marujemen Berbasis Sekolah
77
Maaajemen Beft asis Sekolah
f. Prestasi siswa
g. Akuntabilitas
h. Evektivitas sekolah
78
Manajemen Berbais Sekolah
79
Marujemn Bobas is Seholah
80
M anaj emn Befia is Sekolah
81
Marujemn Berbos is S ekohh
82
M aruj emen Befios is S ekola h
83
Manajemet Berbasis Sekolah
84
M arujemex Berbasis Seholah
85
Manajenzt Babais Sekolah
86
Manajemn Berbasis Sekolah
87
Manajenea Babask Sekolah
88
Marajemm Berbais Seholah
89
Manajemn Berbask Sekohh
90
Manajemen Bertasis Sekolah
9l
Maxajemet Befiasis Sekolah
5) Pengembangan profesi
Dalam melaksanakan MBS pemerintah harus membuka sedini
mungkin pelatihan-pelatihan pengembangan profesi. pusat
pengembrngan profesi ini berfruigsi sebagai penyedia jasa bagi
pelatihan tenaga kependidikan unhrk MBS.
Sebaiknya sekolah dan masyarakat perlu dilibatkan secara
Iangsung dengan cara melibatkan diri dengan diskusi-diskusi
tentang MBS. Supaya implementasi MBS berlangsung dengan baik
harus didukung pula dengan tenaga pengajar yang profesioanal.
Lembaga sekolah yang memadai, sarana dan prasarana yang cukup
dan tak kalah pentingnya adalah masalah dana dan peran aktif orang
tua. Namun akibat krisis yang dialami bangsa kita telah membawa
sedikit banyak kerugian bagi dunia pendidikan. Dilihat dari peserta
didik dari tahr.rn ke tahun yang selalu menunrn, peran aktif
dari masyarakat jugu menurun karena mereka lebih
memprioritaskan pikiran dan tenaga serta uang mereka untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Karena sekolah yang bervariasi mulai dari bentuk fisik sekolah
yang bagus hingga yang tidak layak pakai, ada sekolah yang
lokasinya di tengah kota sampai sekolah yang letaknya terpencil.
Pada suatu kondisi dimana sekolah mendapat dukungan aktif dari
masyarakat sampai yang kurang bahkan tidak mendapat
akif dari masyarakat. Untuk itu dalam implementasi MBS sekolah
harus dikelompok-kelompokkan menurut kemampuan manajemen
masing-masing. Pengelompokan ini bukan dimaksud untuk
membedakan tetapi agar pihak-pihak terkait lebih mudah
memberikan dukungan.
92
Marcjemen Berbasis Sekolah
BAGIAN V!
PEL.AK'ANAAN MANATEMEN BERBA'I"EKOLAH
93
Maruj etn n Babas is S ekolah
94
Marujcmen Bertais Sekolah
95
Manajenen Betbasis Sekolah
6.4 KualitasPendidikan
Pendidikan adalah suaru aktifitas yang disengaja, memberikan
bimbingan jasmani dan rohani dari si pendidik kepada si terdidik berupa
menanamkan akhlak yang mulia, latihan moral, mental dan fisik, sehingga
mengahasilkan perubahan yang dimanifestasikan dalam kehidupan nyata.
Sedangkan kualitas atau mutu pendidikan adalah ..gambaran dan
karakteristik menyeluruh darai barang/jasa yang menunjukkan
96
Maraj emen B.lbas is Seka la h
97
Manaj emcn Betbas is S ekohh
98
Marajcnat Bdbosis Sekolah
1. Belajar sendiri/otodidak
2. Study lanjut ke jenjang yang lebih tinggi
3. Mengikuti penataran, seminar, disusi{iskusi dan pelatihan
4. Pemanfaatan guru untuk memberikan dorongan grma
peningkatan
5. berbagai kemampuan yang diberikan oleh guru
99
Manajemen Bobosis Sekolah
d. Proses Belajar
Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan belajar
mengajar unhrk mencapai suatu tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan. Betapapun sempuroanya rumusan tujuan jika cara untuk
mencapai tujuan itu tidak akan dikelola dengan baik maka
pencapaian tujuaD itu tidak akan berhasil dengan sempuma. Dalam
kaitannya dengan hal di atas kadang dijumpai seorang guru yang
menhadapi peserta didiknya yang mengalami kesulitan belajar.
Kama seorang guru harus meguasai ketrampilan dalam proses
belajar mengajar dalam kelas.
Adapun beberapa hal yang penting yang dapat dijadikan acuan
dasar bagi peningkatan proses belajar mengajar, yaitu :
100
Manajemen Berbasis Sekolah
I ). Tujuan
Tujuan pendidikan dan pengajaran haruslah dipahami dan
dimengerti betul sebab dan tujuan itulah yang nanti menjadi
gambaran, sasaran dan pengarah bagi tindakan guru didalam
menjalankan frrngsinya.
Dalam UU No.4 tahun 1950 tentang pendidikan dan
pengajaran Bab II pasal 3 disebutkan bahwa; " Tujuan
pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang
cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab tentang kesejahteran masyarakat dan tanah air."
Disamping itu, tujuan juga berfirngsi sebagai kiteria dalam
pemilihan dan penentuan baik dari materi,alat dan metode serta
evaluasi yang akan digunakan dalam mengajar.
2). Materi
Materi merupakan bahan yang akan disampaikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Menurut Nasution, bahwa pelajaran
itu terdapat tiga sumber yaitu masyarakat dan kebudayaannya,
anak dengan minat dan kebutuharmya, serta pengetahuan yang
telah dikumpulkan oleh manusia sebagai hasil pengalamannya
dan telah disusun secara sistematis oleh para ilmuan dalam
sejumlah disiplin ilmu.
Namrm demikian walaupun sumber-sumber materi telah
diketahui akan tetapi memilih materi itu sendiri tetap komplek'
Untuk itu menurut Hilda Taba sebagaimana yang telah dikutip
oleh Nasution, mengemukakan kriteria materi harus memenuhi
validitas pengetahuan, relevansi, keseimbangan, keanekaan
tujuau, kemampuan murid, serta kebutuhan dan minat murid-
3). Metode
Metode merupakan suatu cara yang fungsinya tidak lebih
sebagai alat untuk menyampaikan pengetahuan, ketrampilan,
sikap kepada peserta didik. Menurut Winamo S. mengemkakan
10 metode mengajar, yaitu:
101
Manajemn Berbas is S e koh h
102
Marujeaen Berbasis Sekolah
Hasil Pendidikan
Hasil pendidikan atau "output pendidikan merupakan kinela
sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari
proses/prilaku seklah. Dalam konteks pendidikan'hasil pendidikan"''
Prestasi yalg dapat dicapai oleh suatu sekolah dalam suatu pross
pendidikan (student achievement) dapat dibagi menjadi dua yaitu pada
bidangn akademik dan non akademik.Kemampuan akademik misalnya
dapat dilihat dari niali hasil ulangan, EBTA/EBTANAS' Sedangkan dalam
bidang non akademik misanya pada suatu cabang olahraga, ketmtpilan,
seni suara dan lainJain. Dari contoh di atas merupakan prestasi sekolah
yzrrry tongible. Setlangkan contoh prestasi sekolah yang intangible seperli,
disiplin, saling menghormati, beribadah dan lainlain.
Untuk tingkat madrasah Ibtida'iyah hasil prestasi pendidikan bidang
akademik dapat diwujudkan dengan anak didik yang berhasil lulus dan
dapat diterima di sekolah lanjutan tingkat pertama negeri.
103
Manajemen Berba is Sekolah
104
Manajena Be$ar;is Sekolah
BAGIAN VII
U'AHA'EKOI.AH DALAM TENINGKATI(AN
KTNERIA DAN PROFE IONALI'ME GURU
105
Manajencn Bobasis Sekolah
106
Maaaj emea Befia is Se kolah
r07
Manaj enet B etbas k S *olah
108
Manajemen Berbasis Sekolah
109
Maaajenex Berbosis Sekolah
110
Marujemet Berbasis Sekolah
111
Manajemn Befiasis S ekolah
Di
dalam pelaksanaamya kine{a guru atau tenaga kependidikan
dapat diukur dengan menggunakan lima aspek yang dapat dijadikan
dimensi pengukuran yag disampaikan oleh Mitchell dikutip Mulyasa yaitu:
l.
Quality of Work (kualitas ke{a).
2. Promtness (ketepatan wa,ktu).
3. Initiativ e (inisiztif).
4. C ap ab i lity (kemampuan).
5. Communication ftomunikasi)
1t2
M onaj enen Mas is S e kolah
faktor ini secepat mungkin dieleminasi dan dimengerti oleh gulu, seperti
yang diucapkan oleh Imam Al-Ghazali: 'Makhluk yang paling mulia di
muka bumi ialah manusia. Sedangkan yang pallng mulia penampilannya
ialah kalbunya. Guru atau pengajar selalu menyempurnakan,
mengagungkan dan mensucikan kalbu itu serta menuntunnya unhrk dekat
kepada Allah." sehingga untuk meningkat semangat dan kesadaran kinerja
guru diperlukan sebuah dorongan baik dari intemal dalam pribadi masing
masing individu maupun dari ekternal lingkungan budaya yang
mendukung.
113
Manajemn Berbasis Sekolah
114
Manajemm Berbasis Sekolah
115
Manajemet Bobais Sekolah
116
Manaj emen Befi asis S ekolah
BAGIAN VIII
PENGEMBANGAN DAVA PENDIDIK DALiAM
'UMBER
MENTNGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
717
Mawj em n Befi as is Sekolah
118
Manaj emn Bobais Sekolah
1t9
Manajem et B erbas k S ekolah
t20
Manajerncr Berbasis Sekolah
t21
Maaajemetr Babasis Sekohh
122
Marujemn Berbasis Sekohh
723
Manajernefi Bobqsit Seholah
r24
Marujenen Babak Sekolah
725
Maxajemn Berbasis Sekolah
126
Matajemn Betbasb Sekolah
pada tugas dan tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar.
Ada empat komponen penting dalam pengembangan sumber daya
pendidik, yaitu (a) mengadopsi pendekatan strategis dalam perencanium
sumber daya manusia, (b) memperoleh dan mengembangkan staf yang
sesuai dengan kebutuhan dasar organisasi, (c) mengembangkan budaya
organisasi yang berorientasi pada kine{a, dan (d) menjaga terpeliharanya
prinsip-prinsip prestasi (merit prin ciples).
Secara lebih terperinci, ruang lingkup pengembangan sumber daya
manusia, yang dalam hal ini adalah pendidik, meliputi:
l) Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan kegiatan yang berfirngsi unn*
membantu pelaksanaan manajemen dalam rekrutmen pegawai
sebagai upaya menyediakan kebutuhan pegawai. Mangkunegara
berpendapat bahwa analisis jabatan didasarkan pada jenis pekerjaan,
sifat peke{aan, perkiraan beban kerja, perkiraan kapasitas pegawai'
jenjang dan jumlah jabatan yang tersedia, dan alat yang diperlukan
dalam pelaksanaannya. Proses menghimpun informasi setiap
jabatan, mempelajari berbagai informasi yang berhubungan dengan
pekerjaan secara operasional dan tanggung jawabnya, dan menyusun
informasi berkenaan tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawab
yang bersifat khusus merupakan kegiatan yang dilakr.rkan dalam
analisis jabatan.
Nitisemito berpendapat analisis jabatan sebagai pedoman bagi
penerimaan dan penempatan, penentuan jumlah karyawan, dan
landasan kegiatan dalam MSDM. Analisis jabatan sebagai pedoman
untuk menentukan syarat-syarat yang diperlukakan dalam
penerimaan dan penempatan pegawai. Ketepatan penerimaan dan
penempatan pegawai dipengaruhi oleh syarat yang dimiliki oleh
pegawai. Penentuan jumlah karyawan dapat diketahui dengan uraian
jabatan dan pengembangan dan penetapan standar jabatan' Analisis
jabatan merupakan pedoman dalam kegiatan MSDM lail yaitu
mutasi, promosi, petatihan, kompensasi, dan kebutuhan peralatan'
127
Manajemot Berbasis Sekolah
2) Seleksi Pegawai
Seleksi pegawai adalah suatu proses untuk mencmi calon atau
kandidat pegawai untuk memenuhi kebutuhan SDM organisasi.
Greer mengemukakan: Excellent selection procedures are essential
for obtaining a worlcforce that can become a source of competitive
advantage. Wile training and employee development also are
citical, it is very dfficult to overcome the buib-in headwind of
poorly qualified or mismatched employees. Furthermore, while
some skill deficiencies can be overcome by training, the additional
fnancial outlays required to mak upfor poor selection can place a
firm at a disadvantage to its customers- High performfug companies
are very selective in their staffing decisions.
Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur
pilitran yang baik diharapkan mendapatkan pegawai yang dapat
menjadi sumber manfaat dengan kompetisi yang dimilikinya.
Sementara itu latihan dan pengembangan juga bersifat kritis, hal
tersebut digunakan untuk memenuhi syarat pegawai. Keahlian yang
dimiliki pegawai dapat ditingkatkan dengan latihan, tambahan
pengeluaran anggaran diperlukan untuk mengejar ketertinggalan
organisasi dalam pelaksanaan latihan. Organisasi yang kompleks
sangat selektif dengan keputusan susunan pegawai mereka.
128
Manaj enen Masis S ekola h
t29
Manaj enen Ber ba k Se kola h
130
Manajenen Bobasis Sekolah
4) Pelatihan
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus
menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya'
Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada
di bidangnya masing-masing serta
dapat lebih menguasai dan ahli
meningkatkan kinerja yang ada. Pelatihan merupakan proses
membantu para tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam
pekedaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui
pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan,
pengetahuan, dan sikap yang layak- Dengan begitu proses
pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai
dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggr' Samsudin
mengemukakan pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang
benifat spesifiJg praktis, dan segera.
Pelatihan bersifat spesifik berhubungan dengan bidang pekerjaan
yang dilakukan. Praktis dan segera berarti yang sudah dilatih dapat
dipraktikkan. Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki
penguasaan berbagai keterampilan kerja dalam waktu relatif singkat'
Pelatihan berupaya menyiapkan pegawai untuk melakukan
pekerjaan yang dihadapi sehingga dapat mengembangkan kine{anya
menjadi lebih baik secara kontinlT r. Sikula mengemukakan
developnent is a longterm educational process utilizing a systematic
131
Maaajemar Befi asis Sekolah
132
Manajemm Befiask Sekolah
5) Mutasi
Proses kegiatan memindahkan pegawai dari suatu pekerjaan ke
peke{aan lain yang dianggap setingkat merupakan kegiatan mutasi-
Nitisemito berpendapat kegiatan mutasi dilakukan mtuk
melaksanakan prinsip menempatkan pegawai tepat pada tempat
tepat. Mutasi didasarkan pada beberapa alasan yaitu kemampuan
keri4 rasa tanggung jawab, dan kesenangan. Diharapkan dengan
mutasi pegawai melaksanakan pekerjaan dengan efektif, efisien, dan
dapat meningkatkan kinerjanya. Meskipun demikian harus
diperhatikan, pegawai dapat salah persepsi yang berasumsi bahwa
mutasi sebagai hukuman. Hal tersebut dapat berakibat memrrunnya
efektifitas, efrsiensi, dan kinerja pegawai.
Mutasi dapat bersumber dari manajemen dan pegawai sendiri'
MSDM merupakan sumber sentral dalam pengambilan keputusan
dan penentuan segala kebijakan yang berhubungan dengan masalah
kepegawaian. Gagasan mutasi berasal dari keinginan pegawai
133
Manajemen B*basis Sekolah
6) Promosi
Motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi
akif dan meningkatkan kualitasnya dalam suatu organisasi adalah
kesempatan untuk maju. Samsudin berpendapat promosi merupakan
perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang memiliki status
dan tanggung jawab lebih tinggi. promosi dilah.rkan berritik tolak
pada kepentingan organisasi. Guru yang berpresasi dapat
dipromosikan menjadi kepala sekolah atau pengawas.
Promosi yang didasarkan kepada senioritas dihitung dari
lamanya beke{a. Organisasi menempuh cara ini menurut Handoko
dengan pertimbangan:
a. Sebagai penghargaan atas jasa seseorang paling sedikit dilihat
dari segi loyalitas kepada organisasi,
b. Penilaian biasa bersifat objektif dengan membandingkan masa
kefa
134
M arcj aaen Betbasis S e kolah
7) Kompensasi
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara
teratur dari organisasi. Ulrich mengemukakan:
Compensation rewards people for performing organizatiohal
wori through pay, incentives' and benefits. Employers must
develop antl refne their basic wage anil salary systems' Also,
incmtive ptogrd.ms such as gainshaing and productivily
rewards aie growing in usage. The rapid increase in the costs of
benefi*, especially health care bnefits, will continue to be a
major issue.
135
Manaj emer B erbas is Sekola h
136
Mataj ema Bobasis Seholth
137
Maxaj ettat B erbas is S ekolah
138
Mofiajernat Betbosis Sek lah
kode etik, sebagai anggota organisasi profesi, dan mendapat izin untuk
melaksanakan tugas.
Beberapa kelernahan pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah
program pelatihan. Suatu pemahaman terdahap masalah potensial ini harus
dijelaskan selama pelatihan pada trainer. Kelemahan-kelemahan meliputi:
1) Pelatihan dan pengembangan dianggap sebagai obat unhrk semua
penyakit organisasional.
2) Partisipan tidak cukup termotivasi unhlk memusatkan perbatian dan
komitmen mereka.
3) Sebuah teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam
semua situasi, dengan keberhasilan yang sama.
4) Kinerja partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali
kepekerjaannya.
5) Informasi biaya manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan
tidak dilumputkan.
6) Ketidakadaan atau kurangnya dukungan manajernen.
7) Peran utama penyelia/atasan tidak diakui-
8) Pelatihan bakal tidak akan pemah cukup kuat mh.rk menghasilkan
perbaikan kinerja yang dapat diveifikasi.
9) Sedikit atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.
139
Maxaj emen Mbas is S *olah
140
Marujemot Berbab Sekolah
t41
Manaj emen Betbas i S ekolah
142
Manaj emen B obas k S ekolah
143
Manajem et Bobas is Sekola h
144
Manaj mten Bobas is S ekola h
145
Manaj emn Befi a is Se kola h
146
Maaaj emet Bcrbas is Sekolah
147
Manaj emen Babas is S eko lah
748
Manajemn Berbasb Sekolah
149
Manajetten Bobas is Sekolah
150
Manajemn Berbasis Sekolah
151
Manajemen Befiasis Seholah
r52
Monaje en Berbasis Sekolnh
153
Mcnajemn Babasb *kolah
154
Manaj emn Berbasis Sekolah
BAGIAN IX
PEMBELAIARAN BERBA'I' PAIKEM
155
Manajemer Masis Seholah
156
Manajemn Bcrbasis Sekolah
Para ahli mengatakan, ketika ada informasi yang baru, otak manusia
tidak hanya menerima dan menyimpan, tapi juga akan memeroses
informasi tersebut sehingga dapat dicema, kemudian disimpan. Peserta
didik itu kalau diajak berdiskusi, menjawab pertanyaan atau membuat
pertanyaan, maka otak mereka akan beke{a lebih baik sehingga proses
belajarpun dapat terjadi dengan baik pula.
Otak manusia itu mirip komputer. Komputer tidak akan dapat
digunakan jika tidek dalam kondisi on artinya harus dalam kondisi hidup.
Hal itu berlaku juga pada otak manusi". g1a[ fidak akan dapat memeroses
informasi yang masuk, kalau tidak dalam kondisi or. Kalau komputer
memerlukan software (gtrogram) untuk memeroses dat4 maka otak
memerlukan sesuatu yang dapat dipakai untuk menghubungkan antara
informasi yang baru diajarkan dengan informasi yang telah dimiliki.
Ketika belajar secara pasif, otak kita tidak melakukan hubungan pada
soJiware (Mel Selberman, 1996:4). Dengan kata lain otak tidak dapat
menghubungkan antara informasi yang baru dengan yang lama.
Sebagaimana komputer itu tidak dapat memanggil data yang tidak
disimpan. Karena itu otak perlu beberapa langkah untuk dapat menyimpan
informasi. Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan informasi,
mempertanyakan informasi atau mengajarkan pada orang lain (Hisyam
Zaini, dkh 2007: xviii). Oleh sebab iru betapapun menariknya materi
pembelajaran yang disampaikan dengan metode ceramah, otak tidak akan
157
Manajemn Berbasis Sekolah
158
Matujemer Betbasis Sekolah
159
Manajemea Babask Sekolah
160
Marujemn Berbasis Sekolah
t61
Manajemet Befiasis Seholah
162
Marujemen Bertak Sekolah
163
Manaj enet Befias is S ekola h
164
Marujemca Masis Sekolah
Langkah-Langkah
a. Bentuklah posisi duduk siswa menjadi formasi lingkaran.
b. Bagikan potongan-potongan kertas kesemua siswa.
c. Mereka diminta menulis sahr pertanyaatr saja yang berkaitan
dengan materi ajar.
d. Setelah itu berikan kertas tersebut kepada teman di samping
kirinya.
e. Putarlah kertas itu ke kiri (searah jarum jam) , semua siswa dapat
giliran membaca pertanyaan.
f. Jika senada dengan pertanyaan (pembaca), diberi tanda centang
(cekles), jika tida( berikan ke sebelahnya.
g. Bila sudah kembali, hitung tanda cgntang tersebut.
h. Pertanyaan yang banyak tanda centang, beri respon terhadap
pertanyaan tersebut dengan:
l) jawaban langsung secara singkat
2) menunda jawaban sampai pada waktu membahas topik
tersebut
i. Jika waktu masih ada, minta beberapa orang membaca
pertaryaan y,ng dia tulis meskipun tidak mendapat tanda
centang, dan beri jawaban atau respon.
j. Kumpulkan semua kertas, untuk dijawab pada pertemuan
berikutnya.
3. Class Consern (l(ehali'Hatian Terhadap Mutu Pelajaran)
Strategi ini mengajak siswa untuk mendiskusikan sesuatu unhrk
mempermudah marteri pembelajaran.
Langkah-t angkah
a. Jelaskan kepada siswa bahwa mereka munekin memiliki
kepedulian terhadap materi pembelajaran. Kepedulian itu
mungkin mencakup beberapa hal, yakni:
. Kesulitan apa yang dihadapi berkenaan dengan materi
pembelajaran yang dapat menghabiskan waktu.
. Bagaimana berpartisipasi dengan bebas dan menyenangkan'
. Bagarmana siswa dapat berfimgsi dalam kelompok belajar'
165
Manajemm &zbasis Sekolah
166
Manajemn Berbes b S ekolah
167
Manajemet Berbasis Sekolah
Langkah-Langkah.
a. Buatlah sebuah daftar pertanyaan yang berekaitan dengan materi
ajar, sebahagiarmya benar dan sebahagian lain salah. Tulislah
setiap statemen tersebut dalam kartru index yang terpisah.
b. Bagikan kartu. tersebut kepada setiap siswa, kemudian mereka
diminta unok mengidentifrkasi mana pemyataan yang benar dan
mana yang salah.
c. Jika proses ini
selesai, bacalah setiap pemyataan dan mintalah
respon dari kelas apakah pernyataan itu benar atau salah.
d. Berilah tanggapan balik setiap jawaban, sampaikan cara siswa
adalah bekerja bersama dalam tugas.
e. Tekankan bahwa kerja sama dalarn kelompok yang positif akan
saagat membantu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
168
Manajenn Betbais Sekolah
169
Monajerrut B€lbosis Sckolah
Bentuk atau pola yang dapat dikerjakan untuk strategi ini salah
satunya dan yang paling sederhana adalah mengisi titik-titik
(Hisyam Zaini, dkk, 2007: 32-33)
Langkah-Langkah
a. Berikan siswa panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama
dari materi pembelajaran yang akan disajikan dengan ceramah.
b. Kosongkan sebagian dari poin-poin yang dianggap penting,
sehingga terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut.
c. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
- Berikan suatu istilah dengan pengertiarmya; kosongkan istilah
atau definisinya" seperti.................... adalah perilaku jiwa
seseonmg yang mendorong untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tanpa melalui pertimbangan (sebelumnya). Budi
pekerti adalah
- Kosongkan beberapa pernyataan jika poin utamanya terdiri
dari beberapa pemyataan;
Sifat-sifat yang wajib pada rasul adalah:
Shidiq (ujur)
170
Manajenen Babais Sekolah
771
Maruj em n Befi asis Sekola h
172
Matwj euen Berbasis Sekolah
173
Manajemn Bobasis Sekolah
Langkah-langkah
a. Kembangkan suatu pemyataan yang kontroversial yaog berkaitan
dengan materi pelajaran,
b, Bagilah kelas menjadi dua kelompok (pro dan konta).
c. Buatlah dua sub kelompok dalam kelompok masing-masing
untuk membuat argumen, pilih salah satu juru bicara yang akan
mempresentasikan.
d. Awali debat dengan meminta juru bicara menyampaikan
argumen (pandangan) pembuk4 kemudian dihentikan dan
bergabung kembali dengan kelompoknya. Kemudian untuk
mengkounter argumen itu pada sisi yang berlawanan, pilih
kembali juru bicara.
e. Perdebatan dapat diteruskan kembali, secara berhadapan.
f. Apabila dirasa cukup, akhiri perdebatan.
g. Guru melahrkan klarifrkasi, dan penyimpulan.
174
Maujenor Babasis Sekalah
175
Manaj emm Berbas is Seko I ah
176
Manaj emet Bobasis Sekolah
177
Manajemett Berba is Sekolah
178
Manajemer Bobasis Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
179
Maaajemet Bobais Sekolah
Sud arwan Danim. 2006. Visi baru marmjemen Sekolah. Dari [lnik
Biroh'asi ke lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.
Syaifullah Sagala. 2010. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu
Pend id i kan. Bandrmg: Alfabeta
180
-
Marcjemen Bertasis Seholah
181
,1 Dr. Drkir, M.l\ merupakan praktisi dan ahli dibidang Manajemen
I .1
, Pendidikan Islam, dilahtkan di Banjamegara tanggal 23 Maret
1969. Bekeg'a sebagai Dosen pada Institut Agama 1s1.- 1fut '
Palangka Raya. Beliau Menamatkan penditlikan Sl di STAIN
r..I .\ I Palangka Raya, 52 dan 53 Manajemen Pendidikan Islam
,'i1
i-t r* ditamatkannya di UIN Malang. Selain mengajar beliau juga
diberikau tugas tambahan sebagai Ketua Lembaga Penjaminan
MutuPeodidikan.
Beliau menikah dengan Sri Wahyuni, ST dan dikaruniai satu orang aoak yailr Eka
Afifah Noor Andini. Kary6 ilmiafi y6g pemah ditulis salah satunya adalah tentang
Monojemen Strateg*: Pedoman Mengelola Madrasah Benmtu, dite6itkan pada
taJll:m20l4, Pembudayaan Nilai Kepenimpinan Isla ni Melalui Internalisasi Menuju
Keseimbangon Transformasi Spiritual, Mental, Pola Pikir don Kepribadian yang
solid dalam Mewujudkan Kualitas Lembaga Pendidikon,teftirpadatahun 2015. dan
Manoj emen lu{ru P end id i kan teftit tahtJm 20 I 6.