BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah Swt. menciptakan manusia dengan sebaik-baik ciptaannya dari
makhluk lainnya. Sebagai ciptaan terbaik, yang diberi kelebihan berupa akal
maka manusia dituntut untuk dapat mengambil suatu pengajaran. Akal dapat
mengambil suatu pengajaran melalui pendidikan, dari pendidikan yang
membedakan pemahaman manusia dengan manusia lainnya. Pendidikan
sebagai cara manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan. Allah Swt
memerintahkan manusia untuk berlomba-lomba dalam menuntut ilmu, karena
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan akan ditinggi derajatnya oleh Allah
Swt. Firman Allah tersebut, dalam surah Al-Mujaadillah ayat 11 yang
berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujaadillah
(58):11)
2
Muhamad Husin, ‘Penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun Di Provinsi DKI Jakarta’, Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 16.1 (2010), 92 <https://doi.org/10.24832/jpnk.v16i1.435>.
3
Ulpha Lisni Azhari and Dedy Achmad Kurniady, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan,
Fasilitas Pembelajaran, Dan Mutu Sekolah’, Jurnal Administrasi Pendidikan UPI, 23.2 (2016).
3
4
Masditou, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan Menuju Pendidikan Yang Bermutu’,
Jurnal ANSIRU PAI, Vol. 2.20 (2017), 119–45.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Manajemen Pembiayaan Pendidikan
5
1. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu kata manus dan
agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja
managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan dalam bahasa
Inggris dalam bentuk kata kerja to manage dengan kata benda management
kemudian menjadi manajemen dalam bahasa Indonesia. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran.5
Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan
usaha yang minimal demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan
maksimal baik bagi pemimpinan maupun para pekerja serta memberikan
pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat.6 Menurut Oemar hamalik
manajemen adalah proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha
manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya
menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang
ditentukan sebelumnya.7 Firman Allah yang berkaitan dengan manajemen
terdapat pada surah as-Sajdah ayat 7 yang berbunyi, sebagai berikut:
Artinya: yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (QS. As-
Sajdah: 7).
Berdasarkakan ayat tersebut, bahwasannya Allah telah menciptkan
alam semesta dnegan sebaik mungkin, diatur begitu rinci. Begitupun dengan
penciptaan manusia sebagai manusia penciptaan terbaik diantara makhlauk
lainnya. Dengan diberi kelebihan akal tersebut agar mansusia dapat
mengatur dalam segala kehidupan dengan baik. Sebagaimana hadis berikut:
َ عَن شَ داد ب
َ َّ سل
م َ َه عَلَيْهِ و ُ صلَّى الل
َ يِّ ِ ن النَّب ْ م
ِ ت ُ ْ مع ِ سَ ل َ س قَا ٍ ْن أو ِ ْ ِ َّ ْ
يءٍ فَإِذ َاْ َل ش ِّ ُ ن عَلَى ك
َ سا َ ح ْ ِ ب اإلَ َ ل كَت َّ جَ ه عَ َّز َوَ ن الل َّ ِ ل إ َ ن فَقَا
ِ ْ إِثْنَتَي
َ ِ ة وإذ َا ذ َبحتم فَأَحسنوا الذ َّبح ولْي َ
ْ ُ حدُك
م َ حد َّ أ ُ َ َ ْ ُ ِ ْ ْ ُ ْ َ ِ َ َ َ سنُوا الْقِتْل ِ حْ م فَأْ ُ قَتَلْت
ه
ُ َ حت
َ ح ذ َبِي َّ ُ ه ث
ْ ِم لِيُؤر ُ َ شَ ف َْرت
5
Achmad Anwar Abidin, ‘Dalam Upaya Peningkatan Mutu ( Studi Kasus Pada Perguruan
Tinggi Swasta Menengah Di Surabaya )’, Jurnal Penjaminan Mutu, 2017, 87–99.
6
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h.109.
7
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2006), h.16-17.
6
8
Sri. Harmonika, ‘Hadist-Hadist Tentang Manajemen Sumber Daya Manusia’, Jurnal At-
Tadair, 1.1 (2017), 1–14.
7
praktikum siswa. Dari dua arti tersebut seringkali muncul adanya perbedaan
biaya yang dianggarkan dengan pembelajaan riil.9
Kata pembiayaan berasal dari bahasa Inggris yaitu financing, artinya
pendanaan yang diberikan oleh satu pihak lain untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan
kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan.10
3. Pengertiaan Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan adalah jumlah uang yang dihasilkan dari
belanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang
mencakup gaji guru, peningkatan profesionalisme guru, pengadaan sarana
ruang belajar, perbaikan ruang, pengadaan peralatan, buku peralatan, alat
tulis kantor, pendukung kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan
pendidikan dan supervisi pendidikan.11
Biaya pendidikan merupakan hal yang penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan
tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Biaya pendidikan merupakan
salah satu komponen masukan instrumental yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan khususnya di sekolah.
Firman Allah dalam surah al-Ankabut ayat 8, yang berbunyi:
Artinya: dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang
ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti
9
Muhammadiyah Garut, ‘Model Pembiayaan Pendidikan Madrasah Aliyah Swasta (Studi
Di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Garut)’, Jurnal Of Islamic
Education, II.2 (2017), 221–48.
10
Muhammad, Manajemen Pembiayaan, (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN,2005), h.17.
11
Nanang Fatah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Rosdakrya, 2000), h.
12.
8
12
Muhammad, Manajemen Pembiayaan, (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN,2005), h.17.
13
Umi Zulfa, ‘Membangun Madrasah Bermutu Melalui Praktik Manajemen Pembiayaan
Pendidikan Berbasis Potensi Umat’, Jurnal Kependidikan, 1.1 (2013), 12–23.
9
14
Ahmad Munir, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Perspektif Islam’, Jurnal
At-Ta’dib, 8.2 (2013), 223–39 <https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21111/at-tadib.v8i2.502>.
10
15
Budi Budaya, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Dasar Yang Efektif’,
Likhitaprajna, 18.1 (2006), 42–59.
16
W P Ferdi, ‘Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis’, Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 19.4 (2013), 565–78.
12
17
Ibid, h. 24.
18
Luki Eko Cahyono, Satrijo Budi Wibowo, and Juli Murwani, ‘Analisis Penerapan 8
Standar Nasional Pendidikan Pada Smp Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun’, Assets: Jurnal
Akuntansi Dan Pendidikan, 4.2 (2015), 161 <https://doi.org/10.25273/jap.v4i2.684>.
13
19
Ahmad Munir, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan ....,
20
Lantip Diat Prasojo, ‘Financial Resources Sebagai Faktor Penentu’, Jurnal
Internasional, 4.2 (2010), 19–27.
21
Fattah, Nanang, Ekonomi Dan Pembiayaan (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000), h.
57.
22
Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,
2007), h. 10.
14
23
himyar Pasrizal, ‘Manajemen Biaya Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan’,
Al-Fikrah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2.1 (2016), 11 <https://doi.org/10.31958/jaf.v2i1.367>.
15
9. Pengembangan profesi.
10. Membantu peserta didik kurang mampu.
C. Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan
Perencanaan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menetapkan
jawab berbagai hasil akhir yang dicapai oleh instansi atau organisasi di masa
mendatang. Perencanaan pada sebuah lembaga sangat esensial karena pada
kenyataannya perencanaan memegang peranan penting yang lebih penting
dibandingkan fungsi lain. Tanpa perencanaan, maka akan sulit mencapai
tujuan. Berikut langkah-langkah dalam perencanaan, yaitu:24
1. Perencanaan pertama yaitu menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan yang
dimulai dengan keputusan.
2. Perencanaan kedua yaitu merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan
kondisi sekarang dari tujuan yang akan dicapai sangat penting, karena
tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
3. Perencanaan ketiga yaitu mengidentifikasi segala kemudahan, kekuatan,
kelemahan, serta hambatan yang perlu diidentifikasi kan untuk mengukur
kemampuan dalam mencapai tujuan.
4. Perencanaan keempat yaitu mengembangkan rencana atau serangkaian
kegiatan untuk mencapai tujuan tahap akhir dalam proses perencanaan
meliputi pengembangan sebagai alternatif kegiatan mencapai tujuan.
Perencanaan pembiayaan pendidikan berbasis sekolah sedikitnya
mencakup dua kegiatan yakni penyusunan anggaran dan pengembangan
rencana kegiatan atau anggaran sekolah (RKAS). Kedua kegiatan tersebut
diuraikan sebagai berikut:25
1. Penyusunan anggaran pembiayaan berbasis sekolah atau sering disebut
anggaran belanja sekolah (ABS).
Anggaran merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara
kuantitatif pada bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman
24
Jamiludin Usman, ‘Urgensi Manajemen Pembiayaan Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah’, Tradis, 11.2 (2016), 219–46.
25
Departemen Agama, Pedoman Manajemen, (Bandung:Direktorat Kelembagaan Agama
Sekolah,2003) h.116.
16
26
Nanang Fattah, Op,Cit h.4
17
27
Nurdin Usaman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: PT Grafindo
Persada ), h. 70.
18
Pesantren’, JMSP: Jurnal Manajemen Dan Supervisi Pendidikan, 3.3 (2019), 115–23.
20
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Analisis data pada makalah ini, berdasarkan data penelitian dari jurnal
yang bertema tentang manajemen pembiayaan pendidikan. Penulis
29
Moh. Jamaluddin Imron, ‘Manajemen Pembiayaan Sekolah’, Al-Ibroh, 1.1 (2016), 71–
95 <http://ejournal.stital.ac.id/index.php/alibrah/article/view/14/11>.
21
Irsan Habsyi, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada SMP Negeri13 Kota Ternate’,
30
masuk Baik dana BOS, pendamping dan dana block grant serta dari
inspektorat dan BPKP.
b. Jurnal atas nama Akhmad Fathurohman, Enny Winaryati dan Siti Hidayah
dengan judul “Analisis Deskriptif Pembiayaan Pendidikan di Kabupaten
Blora Tahun 2012.”31
Hasil dari penelitian ini, penulis memberi kesimpulan bahwa,
dalam pembiayaan pendidikan komitmen pemerintah Kabupaten Blora
masih dinilai rendah, biaya pendidikan sekarang masih bertumpu pada
pembiayaan dari pemerintah pusat dan provinsi, disamping itu juga
dukungan pembiayaan pendidikan dari dunia usaha dan industri serta
perusahaan asing di Kabupaten Blora masih rendah.
Berdasarkan pengelolaan pembiayaan pendidikan yang masih
menjadi permasalahan adalah ketepatan waktu pencairan dinilai tidak
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, sehingga kadang menganggu
karena tidak seiring dengan kalender pendidikan. Kebutuhan tertinggi
pembiayaan pendidikan adalah untuk sarana prasarana dan progam
kurikulum, serta secara khusus untuk pengembangan keterampilan/vokasi
pada bagi SMK, pemenuhan pembiayaan untuk mencapai standar
pembiayaan sehingga mencapai standar Nasional di Kabupaten Blora
masih relatif rendah.
c. Jurnal atas nama Inten Nurmalasari, Zamzam Lukmanul Jamil dan Ara
Hidayat dengan judul “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah Swasta di Bandung.”32
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengelolaan pembiayaan
pendidikan di MI al-misbah Kota Bandung bahwa perencanaan
pembiayaan pendidikan di MI al-jihad dimulai dengan memilih program
kerja yang akan dilaksanakan dalam satu tahun ajaran ke depan, kemudian
31
Akhmad Fathurohman, Enny Winaryati, and Siti Hidayah, ‘Analisis Deskriptif
Pembiayaan Pendidikan Di Kabupaten Blora Tahun 2012’, Jurnal Karya Pendidikan, 1.1 (2014),
1–13 <https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat/article/view/1040>.
32
Zamzam Lukmanul dan Ara Hidayat Inten Nurmalasari, ‘Pengelolaan Pembiayaan
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Di Bandung’, Dirasat: Jurnal Manajemen Dan
Pendidikan Islam, 5.1 (2019), 1–19.
23
dengan PBM (Proses Belajar Mengajar) dan pembinaan guru serta siswa
belum mendapatkan skala prioritas.
Pengawasan terhadap penggunaan biaya pendidikan pada Min
Cempala Kuneng masih rendah, sehingga sumber-sumber pendidikan
yang terbatas belum memberikan dampak yang optimal. Hal ini
disebabkan, pemanfatan biaya masih kurang tepat dengan tidak
memberikan prioritas bagi faktor-faktor yang benar-benar dapat memacu
peningkatan prestasi.
e. Jurnal atas nama Asfila, Murniati dan Nasir Usman dengan judul
“Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran pada MTs N Janarata Kecamatan Bandar Kabupaten
Bener Meriah.”33
Hasil penelitian tersebut maka penulis dapat menyimpulkan yaitu
peran kepala sekolah dalam perencanaan sumber dana pembiayaan
pendidikan pada MTsN Janarata sudah sesuai dengan dengan pos yang
telah diberikan oleh pemerintah, maka kepala sekolah melakukan
musyawarah dengan komponen sekolah dalam merencanakan pembiayaan
pendidikan, sehingga pembiayaan pendidikan tersebut sesuai dengan apa
yang telah disepakati bersama. Dilakukan pada awal tahun walupun
mungkin dana anggaran yang diberikan oleh pemerintah belum turun,
perencanaan pembiayaan pendidikan yang direncanakan tersebut dengan
memperioritas hal-hal yang penting dan mendesak.
Pelaksanaan pengawasan pembiayaan pendidikan pada MTsN
Janarata Kabupaten Bener Meriah telah berlangsung dan berjalan yang
didasarkan petunjuk teknis pelaksanaan pengawasan pembiayaan
pendidikan yang berlaku, baik pengawasan yang dilakukan secara intern
maupun ekstern sekolah. Pengawas yang mengawasi pembiayaan ini
adalah berbagai pihak-pihak yang berwenang, seperti pengawasan intern
dilakukan oleh Kepala Sekolah, Team Pengawas jenjang Tsanawiyah dan
33
Murniati dan Nasir Usman Asfila, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pada MTsN Janarata Kecamatan Bandar Kabupaten Bener
Meriah’, Jurnal Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Unsyiah, 3.4 (2015), 123–29.
25
34
Sakdiah Atmaja, Teguh Eko RM.; Harun, Cut Zahri; Ibrahim, ‘Analisis Penetapan
Standar Biaya Pendidikan’, Jurnal Administrasi Pendidikan, 4.1 (2016), 119–28
26
35
Darwin dan Arif Rahman Susiana, ‘Pola Pengelolaan Pembiayaan Madrasah Ibtidaiyah
Swasta (Studi Kasus Di MIS Al – Jihad Sunggal Kabupaten Deli Serdang)’, Jurnal Manajemen
Pendidikan Indonesia, 8.1 (1979), 1–25.
27
h. Jurnal atas nama Ainul Mardiyah Usman, Cut Zahari Harun dan Nasir
Usman dengan judul “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan pada SMP
Negeri 19 Percontohan Banda Aceh.”36
Hasil penelitian dapat penulis simpulkan yaitu sumber keuangan
dan pembiayaan di sekolah pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, orang tua peserta didik, masyarakat. Rencana
Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) SMP Negeri 19
Percontohan Banda Aceh dilakukan secara rutin tiap tahun ajaran atau
awal semester setiap 6 bulan sekali yang dilakukan oleh kepala sekolah,
guru, siswa bendahara dan komite sekolah. Pihak sekolah menyusun
RAPBS berdasarkan anggaran rutin. Dana pendidikan dari APBK
diperuntukkan bagi intensif wali kelas. Sedangkan APBN diperuntukkan
untuk pengembangan kompetensi lulusan seperti pengayaan sore hari bagi
kelas IX semester genap dan ganjil tahun pelajaran 2014/2015.
Pelaksanaan pembiayaan pendidikan terdiri dari penerimaan siswa
baru (PSB), pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi, kegiatan
remedial/pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, PMR,
membiayai ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, membeli bahan
habis pakai, biaya perawatan sekolah, membayar honor GTT,
pengembangan profesi, karya ilmiah, pengadaan mobiler dan alat peraga
sekolah.
Pengawasan pembiayaan pendidikan dilakukan oleh Tim
Manajemen BOS Kota Banda Aceh, Komite Sekolah dan
Bawasda/Inspektorat dengan cara melakukan pemantauan, pembinaan dan
penyelesaian masalah yang dilakukan setiap triwulan dan semester, Tim
Manajemen BOS Tingkat Kabupaten Kota bisa saja diwakili oleh pihak
BPKP atau pihak lain yang ditunjuk.
Pelaksanaan pembiayaan pendidikan dilakukan untuk membiayai
siswa kurang mampu, membayar honor GTT, pengembangan profesi
36
Cut Zahri Harun, Nasir Usman Ainul Mardiyah Usman, ‘Pengelolaan Pembiayaan
Pendidikan Pada Smp Negeri 19 Percontohan Banda Aceh’, Jurnal Administrasi Pendidikan :
Program Pascasarjana Unsyiah, 4.2 (2016), 235–40.
28
37
Pratiwining Utami and H M Chiar, ‘Manajemen Pembiayaan Di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Anjongan’, Progam Studi Magister Adminitrasi Pendidikan FKIP Untan
Pontianak, 1–13.
29
38
Michael Putnam and Jill Cabrera, ‘Mississippi: One State’s Search for Equity in School
Finance’, SAGE Open, 5.2 (2015), 215824401558118
<https://doi.org/10.1177/2158244015581187>.
39
Peter Kiplangat Koross, Moses Waithanji Ngware, and Anthony Kiplangat Sang,
‘Principals’ and Students’ Perceptions on Parental Contribution to Financial Management in
Secondary Schools in Kenya’, Quality Assurance in Education, 17.1 (2009), 61–78
<https://doi.org/10.1108/09684880910929935>.
40
Sarah Fitzgerald and Julie Drake, ‘Responsibility for Financial Management in Primary
Schools: Evidence from an English Local Authority’, Management in Education, 27.3 (2013), 96–
105 <https://doi.org/10.1177/0892020613490501>.
30
45
Anne West, ‘Redistribution and Financing Schools in England under Labour: Are
Resources Going Where Needs Are Greatest?’, Educational Management Administration and
Leadership, 37.2 (2009), 158–79 <https://doi.org/10.1177/1741143208100296>.
46
Geoffrey Newcombe and John McCormick, ‘Trust and Teacher Participation in School-
Based Financial Decision Making’, Educational Management & Administration, 29.2 (2001),
181–95 <https://doi.org/10.1177/0263211x010292004>.
32
keuangan baik untuk menggaji guru maupun untuk pengadaan sarana prasarana
pembelajaran. Dalam kaitan ini, meskipun tuntutan reformasi menghendaki
pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas
senantiasa memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Kecukupan pembiayaan pendidikan dapat dilihat dari manajemen
keuangan yang ada di sekolah tersebut sehingga dapat menghindari
penggunaan biaya yang tidak perlu atau tidak direncanakan dalam Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Efektivitas pembiayaan
merupakan salah satu alat ukur efisiensi, sehingga program kegiatan dihitung
berdasarkan biaya tapi juga waktu dan lebih amat penting lagi menghindari dan
seleksi penggunaan dana operasional pemeliharaan dan biaya lain yang
mengarah pada pemborosan.
Kondisi dana yang sangat hebat dan sekarang dihadapkan pada
kebutuhan yang beragam, maka sekolah harus mampu membuat keputusan
dengan tetap berpedoman pada peningkatan mutu. Manakala skornicki rencana
untuk mengadakan perbaikan fasilitas seperti pagar sekolah atau
merencanakan pengadaan media pembelajaran budi pekerti atau agama Islam,
maka sekolah perlu mempertimbangkan prioritas mana yang diasumsikan
memiliki pengaruh yang dominan terhadap peningkatan mutu proses belajar
mengajar. Apabila melalui berbagai pertimbangan dan atas dasar musyawarah
dan mufakat dengan para pemangku kepentingan, pengadaan media budi
pekerti atau agama Islam lebih baik dampak yang kuat, maka keputusan yang
efisien menggunakan media budi pekerti atau agama Islam.
BAB VI
33
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah mengelola suatu dengan
baik terkait biaya, antara pemasukkan dan pengeluaran suatu biaya pendidikan.
Adanya manajemen pembiayaan sebagai keteraturan sekolah dalam mengelola
keuangan terdapat kejelasan, transparan dan terbuka satu sama lainn. Biaya
yang masuk dan keluar memiliki nilai kejelasan dalam membelanjakan suatu
anggaran. Konsep dasar pembiayaan pendidikan yang ideal dan komponen-
komponen pembiayaan dalam pelaksanaan lembaga pendidikan meliputi
beberapa istilah penting yang harus diperhatikan yaitu objek biaya, informasi
manajemen, biaya pembiayaan, keuangan anggaran biaya, pemicu biaya.
Berdasarkan jenisnya ada biaya langsung dna tidak langsung. Sumber biaya
yang didapat yaitu biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah, biaya
pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat atau orang tua atau wali siswa,
biaya pendidikan dikeluarkan oleh masyarakat bukan orang tua siswa misalnya
sponsor di lembaga keuangan dan perusahaan, biaya dari lembaga pendidikan
itu sendiri. Manajemen pembiayaan pendidikan dilakasankan dengan tahap
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. `
B. SARAN
Penulisan pada makalah ini masih jauh dalam kata sempurna dan masih
banyak tata cara penulisan yang salah. Untuk itu, bagi pembaca untuk dapat
memberi saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
34
Abidin, Achmad Anwar, ‘Dalam Upaya Peningkatan Mutu ( Studi Kasus Pada
Perguruan Tinggi Swasta Menengah Di Surabaya )’, Jurnal Penjaminan
Mutu, 2017, 87–99
Ainul Mardiyah Usman, Cut Zahri Harun, Nasir Usman, ‘Pengelolaan
Pembiayaan Pendidikan Pada Smp Negeri 19 Percontohan Banda Aceh’,
Jurnal Administrasi Pendidikan : Program Pascasarjana Unsyiah, 4.2
(2016), 235–40
Asfila, Murniati dan Nasir Usman, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pada MTsN Janarata Kecamatan Bandar
Kabupaten Bener Meriah’, Jurnal Administrasi Pendidikan Program
Pascasarjana Unsyiah, 3.4 (2015), 123–29
Atmaja, Teguh Eko RM.; Harun, Cut Zahri; Ibrahim, Sakdiah, ‘Analisis
Penetapan Standar Biaya Pendidikan’, Jurnal Administrasi Pendidikan, 4.1
(2016), 119–28
<http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/8167/8148>
Azhari, Ulpha Lisni, and Dedy Achmad Kurniady, ‘Manajemen Pembiayaan
Pendidikan, Fasilitas Pembelajaran, Dan Mutu Sekolah’, Jurnal Administrasi
Pendidikan UPI, 23.2 (2016)
Budaya, Budi, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Dasar Yang
Efektif’, Likhitaprajna, 18.1 (2006), 42–59
Cahyono, Luki Eko, Satrijo Budi Wibowo, and Juli Murwani, ‘Analisis Penerapan
8 Standar Nasional Pendidikan Pada Smp Negeri 2 Dolopo Kabupaten
Madiun’, Assets: Jurnal Akuntansi Dan Pendidikan, 4.2 (2015), 161
<https://doi.org/10.25273/jap.v4i2.684>
Departemen Agama, Pedoman Manajemen, (Bandung:Direktorat Kelembagaan
Agama Sekolah,2003).
Fathurohman, Akhmad, Enny Winaryati, and Siti Hidayah, ‘Analisis Deskriptif
Pembiayaan Pendidikan Di Kabupaten Blora Tahun 2012’, Jurnal Karya
Pendidikan, 1.1 (2014), 1–13
<https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat/article/view/1040>
Fattah, Nanang, Ekonomi Dan Pembiayaan (Bandung : Remaja Rosda Karya,
2000).
Ferdi, W P, ‘Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis’, Jurnal Pendidikan
Dan Kebudayaan, 19.4 (2013), 565–78
Fitzgerald, Sarah, and Julie Drake, ‘Responsibility for Financial Management in
Primary Schools: Evidence from an English Local Authority’, Management
in Education, 27.3 (2013), 96–105
<https://doi.org/10.1177/0892020613490501>
Garut, Muhammadiyah, ‘Model Pembiayaan Pendidikan Madrasah Aliyah Swasta
(Studi Di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Garut)’,
Jurnal Of Islamic Education, II.2 (2017), 221–48
Habsyi, Irsan, ‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada SMP Negeri13 Kota
Ternate’, EDUKASI-Jurnal Pendidikan, 13.2 (2015), 542–54
Harmonika, Sri., ‘Hadist-Hadist Tentang Manajemen Sumber Daya Manusia’,
Jurnal At-Tadair, 1.1 (2017), 1–14 .
35
<https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21111/at-tadib.v8i2.502>
Nanang Fatah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Rosdakrya,
2000)
Newcombe, Geoffrey, and John McCormick, ‘Trust and Teacher Participation in
School-Based Financial Decision Making’, Educational Management &
Administration, 29.2 (2001), 181–95
Nurdin Usaman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: PT
Grafindo Persada ).
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2006).
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009).
Pasrizal, Himyar, ‘Manajemen Biaya Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan’, Al-Fikrah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2.1 (2016), 11
<https://doi.org/10.31958/jaf.v2i1.367>
Prasojo, Lantip Diat, ‘Financial Resources Sebagai Faktor Penentu’, Jurnal
Internasional, 4.2 (2010), 19–27
<https://journal.uny.ac.id/index.php/jimp/article/viewFile/741/585>
Putnam, Michael, and Jill Cabrera, ‘Mississippi: One State’s Search for Equity in
School Finance’, SAGE Open, 5.2 (2015), 215824401558118
<https://doi.org/10.1177/2158244015581187>
Susiana, Darwin dan Arif Rahman, ‘Pola Pengelolaan Pembiayaan Madrasah
Ibtidaiyah Swasta (Studi Kasus Di MIS Al – Jihad Sunggal Kabupaten Deli
Serdang)’, Jurnal Manajemen Pendidikan Indonesia, 8.1 (1979), 1–25
Umi Zulfa, ‘Membangun Madrasah Bermutu Melalui Praktik Manajemen
Pembiayaan Pendidikan Berbasis Potensi Umat’, Jurnal Kependidikan, 1.1
(2013), 12–23
Utami, Pratiwining, and H M Chiar, ‘Manajemen Pembiayaan Di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Anjongan’, Progam Studi Magister Adminitrasi
Pendidikan FKIP Untan Pontianak, 1–13
West, Anne, ‘Redistribution and Financing Schools in England under Labour: Are
Resources Going Where Needs Are Greatest?’, Educational Management
Administration and Leadership, 37.2 (2009), 158–79
<https://doi.org/10.1177/1741143208100296>