Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang "Mampu mengimplementasi
manajemen berbasis sekolah".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam Makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................4
1.2 TUJUAN.............................................................................................................................5
1.3 MANFAAT.........................................................................................................................5
BAB II ISI.................................................................................................................................6
2.1 STRATEGI.........................................................................................................................7
2.2 IMPLEMENTASI MBS......................................................................................................8
2.3 MODEL MBS......................................................................................................................8
2.4 (MODEL AUSTRALIA) PROSPEK GAJI GURU DALAM MBS.....................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
3. Mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum
persekolahan dari unsur komite sekolah dalam membantu peningkatan mutu sekolah.
1.3 MANFAAT
Memberi keuntungan dalam aspek ekonomi, professional, politis, administrasi yang efektif,
keuntungan finansial, prestasi siswa, akuntabilitas, dan efektivitas sekolah.Pertama,
keuntungan ekonomi diperoleh sekolah ketika memahami logika berikut: MBS mempercayai
sekolah sebagai pengambil keputusan. Sekolah seharusnya menjadi pihak yang paling
memahami situasi dan kondisi, kebutuhan, dan langkah taktis lembaganya, karena mereka
memiliki data lengkap. Keputusan yang harus diambil terkati dengan pengembangan sekolah
dan bagaimana siswa akan diarahkan. Mereka yang paling bisa mengambil keputusan yang
paling mengena. Keputusan yang berbasis sekolah makin mampu melayani dan makin bisa
menangkap aspirasi siswa dan guru. Keputusan itu seharusnya efektif dan efisien sehingga
berbiaya murah dan memberi dampak signifikan. Itulah keuntungan ekonomi yang didapat.
BAB II ISI
2.1 STRATEGI
didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, dana
yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana prasarana
memadai untuk mendukung proses belajar mengajar, serta dukungan masyarakat (orang tua)
yang tinggi. Krisis ekonomi telah memperlemah kemampuan bersekolah dan telah
menimbulkan dampak negatif, yakni menurunnya jumlah peserta didik mulai dari sekolah
dasar sampai perguruan tinggi (kesempatan belajar di SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi
tertinggal dibandingkan dengan Negara lain), menurunnya partisipasi masyarakat karena
kerusuhan terjadi dimana-mana, angka partisipasi pendidikan sama dengan yang telah
dicapai negara-negara ASEAN lainnya 15- 20 tahun yang lalu. Multi krisis telah
memperburuk kondisi pendidikan, memperburuk fasilitas pembelajaran, serta menurunkan
kondisi kesehatan dan kualitas pendidikan.
Kondisi sekolah di Indonesia pada saat krisis sekarang ini sangat bervariasi dilihat dari segi
kualitas, lokasi sekolah, dan partisipasi masyarakat (orang tua). Kualifikasi sekolah bervaiasi
dari sekolah yang sangat maju sampai sekolah yang sangat tertinggal, sedangkan lokasi
sekolah sangat bervariasi dari sekolah yang terletak diperkotaan sampai sekolah yang
letaknya di daerah terpencil. Demikian pula partisipasi orang tua, bervariasi dari yang
partisipasinya tinggi sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekali. Kondisi-
kondisi tersebut, tampaknya akan menjadi permasalah yang rumit dan harus
diprioritaskan penanganannya pasca krisis. Oleh karena itu, agar MBS dapat
diimplementasikan secara optimal, baik di era krisis maupun pasca krisis dimasa mendatang,
perlu adanya pengelompokan sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-
masing. Pengelompokan ini di maksudkan untuk mempermudah pihak-pihak terkait dalam
memberikan dukungan.
Manfaat penulisan teks laporan ChatGPT Penulisan teks laporan memiliki beberapa manfaat
penting, antara lain:
Komunikasi Informasi: Teks laporan digunakan untuk menyampaikan informasi yang jelas
dan terstruktur kepada pembaca. Ini membantu orang lain memahami suatu situasi, masalah,
atau hasil penelitian.
Dokumentasi: Laporan bertindak sebagai dokumen resmi yang mencatat kejadian, keputusan,
atau peristiwa. Ini penting untuk tujuan pengarsipan dan referensi di masa depan.
Pemantauan dan Evaluasi: Laporan sering digunakan dalam bisnis dan organisasi untuk
memantau kinerja, mengukur pencapaian tujuan, dan mengevaluasi hasil. Hal ini membantu
dalam perencanaan strategis.
Pengambilan Keputusan: Laporan dapat memberikan data dan analisis yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan yang baik. Keputusan yang didukung oleh informasi yang akurat
cenderung lebih efektif.
Pengukuran Kemajuan: Dalam proyek atau program, laporan berkala membantu mengukur
kemajuan terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
Penting untuk diingat bahwa format dan gaya penulisan laporan dapat berbeda tergantung
pada konteksnya, seperti laporan bisnis, ilmiah, atau teknis.
Evaluasi hasil akhir dari upaya peningkatan mutu sekolah.
Perbaikan Berkelanjutan:
Gunakan hasil evaluasi untuk perbaikan lebih lanjut dalam periode berikutnya.
Sampaikan informasi mengenai kemajuan dan hasil kepada seluruh pemangku kepentingan.
Model MBS adalah singkatan dari Manajemen Berbasis Sekolah, yaitu suatu model pengelolaan
pendidikan yang memberikan otonomi dan fleksibilitas kepada sekolah sekaligus mendorong
partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
kebijakan pendidikan nasional dan peraturan undang-undang yang berlaku. Model MBS
memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
- Sekolah memiliki kewenangan untuk menentukan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan
program pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi sekolah serta tuntutan lingkungan.
- Sekolah memiliki kewenangan untuk mengelola sumber daya manusia, keuangan, sarana dan
prasarana, kurikulum, dan proses pembelajaran secara mandiri dan bertanggung jawab.
- Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan evaluasi dan akuntabilitas terhadap kinerja
sekolah secara transparan dan kredibel.
- Sekolah memiliki kewenangan untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait
dengan pendidikan, seperti pemerintah, swasta, masyarakat, organisasi profesi, lembaga
penelitian, dan media massa.
Di Australia, lebih dari seratus tahun pengelolaan pendidikan ditangani secara langsung oleh
pemerintah pusat. Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas (primary and
secondary school diadministrasikan oleh masing-masing negara bagian (state) di bawah
pengelolaan yang ketat oleh Departemen Pendidikan pusat. Sebagian besar kurikulum ditentukan
dari pusat yang dikontrol secara ketat oleh inspektorat dan diadakan ujian nasional secara
menyeluruh untuk Sekolah Menengah Atas (secondary school). Sebagian besar dana pendidikan
berasal dari pemerintah pusat dengan pengalokasian sumber daya yang sentralistis. Sedikit sekali
peran sekolah dalam menentukan standar pembiayaan yang digunakan sehingga sekolah tidak
bisa menggali dana dari penyumbang sukarela seperti orang tua dan masyarakat lokal.
Sekitar awal 1970-an telah terjadi perubahan secara dramatis dalam pengelolaan pendidikan di
negara itu. Perubahan yang nyata adalah pemerintah federal mulai memiliki peran yang amat
penting dalam pengelolaan pendidikan melalui Australian Commonwealth & School
Commission yang dibentuk tahun 1973. Oleh karena itu, peran Departemen Pendidikan pusat
semakin kompleks yang akhirnya mendorongnya untuk melimpahkan pengambilan keputusan
pada tingkat sekolah yang berkaitan dengan hal-hal terpenting dalam pengelolaan dana, seperti
yang terjadi di negara bagian Tasmania, 12
Pada awal tahun 1970-an itu juga ditandai adanya desentralisasi administratif Departemen
Pendidikan melalui pembentukan unit-unit regional di beberapa negara bagian. Diawali di negara
bagian Australia Selatan dan Australian Capital Territory mulai memberikan kebebasan dan
otonomi yang lebih besar kepada sekolah. Proses ini terus berlanjut hingga tahun 1980-an di
beberapa negara bagian, seperti di Victoria, Australia Barat (Western Australia). Australia Utara
(Northern Territory). Tasmania, dan Queensland.
Karakteristik MBS di Australia terfokus pada aspek kewenangan sekolah antara lain: pertama,
menyusun dan mengembangkan kurikulum dan pembelajaran untuk meningkat-kan hasil belajar
peserta didik. Kedua, melakukan pengelolaan sekolah yang dapat dipilih di antara tiga
kemungkinan, yaitu Standard Flexibility Option (SO). Enhanced Flexibility Option-
I (EO-1), dan Enhanced Flexibility Option-2 (EO-2). Ketiga, menyusun perencanaan, program
dan mempertanggungjawabkan secara akuntabel. Keempat, menjamin dan memperkuat sumber
daya manusia dan sumber daya keuangan. Kelima, fleksibilitas dan efisiensi dalam penggunaan
sumber daya sekolah 12.
BAB III PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia
yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah mampu
menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana prasarana memadai untuk mendukung
proses belajar mengajar, serta dukungan masyarakat (orang tua) yang tinggi.
(MPMBS), dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah, fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara
berlaku. MBS di Indonesia difokuskan pada peningkatan mutu, tetapi tidak jelas dalam
karir dan insentif sebagai imbalan atas pekerjaannya. Sehubungan dengan itu, dalam
Penulis menyarankan agar dengan makalah ini pembaca khususnya mahasiswa dapat
DAFTAR PUSTAKA
https://chat.openai.com/c/f1b0d339-bdb6-4b48-8869-9df0618ec94f
https://media.neliti.com/media/publications/215275-impl
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pgri-madiun/metodologi/model-mbs-di-
australia/48437557
https://www.kompasiana.com/noviana-trilestari/550e7427813311842cbc64ed/model-mbs-
dan-karakteristiknya