Anda di halaman 1dari 2

Faktor Penyebab Korupsi

Korupsi ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia tetap lestari sekalipun
diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku ia tetap hadir silih berganti.

Korupsi yang terjadi saat ini sudah mengkhawatirkan dan berdampak buruk luar biasa
pada hampir seluruh sendi kehidupan, bagaimana tidak korupsi telah menghancurkan sistem
perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan
tatanan sosial ke masyarakatan.

Korupsi sebagai masalah keserakahan “ELITE”. Sangatlah wajar apabila kampanye


anti keserakahan dijadikan salah satu upaya memberantas korupsi. banyak faktor penyebab
terjadinya korupsi, namun faktor tersebut berpusat pada satu hal yakni “toleransi terhadap
korupsi”. kita lebih banyak wicara dan upacara ketimbang aksi. mencermati faktor penyebab
korupsi sangat tepat sebagai langkah awal bergerak menuju pemberantasan korupsi yang riil.

Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi. Apabila disederhanakan penyebab


korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi sedang faktor eksternal adalah
faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar. Faktor internal terdiri dari
aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku
misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku korup. Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi
misalnya pendapatan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas
politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek managemen &
organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat dalam
buruknya wujud perundang-undangan dan lemahnya penegakkan hukum serta aspek sosial
yaitu lingkungan atau masyarakat

Untuk itu sangat diperlukan cara untuk membarantas korupsi, namun disisi lain
Banyak sekali hambatan dalam pemberantasan korupsi. Terlebih bila korupsi sudah secara
sistemik mengakar dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Beragam cara dicoba, namun
praktek korupsi tetap subur dan berkembang baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Kegagalan pemberantasan korupsi di masa lalu tidak boleh menyurutkan keinginan semua
pihak untuk memberantas korupsi. Perlu dipahami bahwa tidak ada satu konsep tunggal yang
dapat menjawab bagaimana korupsi harus dicegah dan diberantas. Semua cara, strategi dan
upaya harus dilakukan dalam rangka memberantas korupsi.

Menurut penulis untuk memberantas korupsi dibutuhkan sinergi antara berbagai


elemen masyarakat, serta yang paling khusus peran seorang pemuda dalam memberantas
korupsi sangat penting karena merekalah generasi penerus bangsa.

Anda mungkin juga menyukai