A. Skandium (Sc)
Skandium (Sc) ditemukan dalam mineral torvetite (Sc₂SiO7).
B. Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutile (TiO) yang terdapat dalam bijih besi sebagai ilmenit
(FeTi)O, dan ferrotitanate (FeTiO) juga terdapat dalam karang, silikat,bauksit batubara, dan
tanah liat.
C Vanadium (V)
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat) [(K-(UO:): (VO): 3H:)], dan
vanadinit (Pbs(VO4)3CI).
D. Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.CrO2) dan sejumlah kecil dalam
kromoker.
E. Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO), dan rodokrosit (MnCO;) dan diperkirakan
cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
F. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6.2% massa kerak
bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan
dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite Logam Besi bereaksi dengan larutan
asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Fe+
2H(aq) Fe(aq)+ H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe". Sementara
larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe 0, yang dapat menghambat
reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi
+2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam). FeSO4 7HO (hijau),
FeCl (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe bila
terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan Fe Sementara itu, senyawa yang
mengandung ion Besi (III) adalah FeO. (coklat-merah) dan FeCl (coklat) Kobalt (Co). Kobalt
terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai smaltit, kobaltit
(CoFeAsS) dan eritrit Cos(ASO):.8H₂O.
G.Nikel (Ni)
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini, yaitu:
● Sebagai senyawa sulfida: penladit (FeNiS), milerit (NIS)
● Sebagai senyawa arsen: smaltit (NiCOFCAs)
● Sebagai senyawa silikat: garnierit (Ni. MgSiO)
i. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal). Tembaga
umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit.
Tembaga (kalkopirit) CuFeS, bornit (CuFeS), kuprit (CuO), melakonit (Cu), malasit
(CuCO.Cu(OH):) (FeO3), siderite (FeCO;), dan magnetite (Fe3O4). Semua senyawa
Tembaga (1) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali CuO yang berwarna.
1. Kegunaan skandium
✓ sebagai komponen pada lampu listrik yang berintensitas tinggi.
2. Kegunaan Titanium
✓ Sebagai bahan konstruksi, karena mempunyai sifat fisik
✓ Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
✓ Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
3. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industri-industri, yaitu:
✔ Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi
seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi.
✔Untuk membuat logam campuran
4. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam industri
✓ Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras
dan permukaannya tetap mengkilap.
✓ Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya
digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
5. Kegunaan Mangan
Untuk produksi baja :
✔ Menghilangkan warna hijau pada kaca akibat kotoran besi
✓ Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsur yang penting untuk penggunaan
vitamin B1.
6. Kegunaan Besi
✓ Membuat baja
✓ Banyak digunakan dalam pembuatan kebutuhan sehari-hari seperti cangkul, pisau, sabit,
paku, mesin, dll.
7. Penggunaan kobalt
✓ Larutan Co² digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam
system peramalan cuaca.
8. Kegunaan Nikel
✓ Pembuatan electrode baterai, dan keramik
✓ Bahan tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah dibentuk dan tahan karat
✓ Pelapisan besi (nikel)
✓ Sebagai katalis
9. Kegunaan Tembaga
✓ Bahan kabel listrik
✔Bahan uang logam
✔ Untuk bahan mesin tenaga uap
I. Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat- sifat khas
unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :
(1) Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
(2) Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya lebih dari
satu.
(3) Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.
(4) Pada umumnya senyawanya berwarna.
(5) Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
(6) Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.
(7) Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.
(8) Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.
(9) Dapat menghantarkan arus listrik.
(10) Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif.
II. Senyawa yang dibentuk pada umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena konfigurasi
elektron unsur transisi menempati sub kulit d, elektron-elektron pada orbital d yang tidak
penuh memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron dengan energi rendah akan
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) dengan menyerap warna misalnya
energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu karena energi yang diserap besarnya
pun tertentu. Struktur elektron pada orbital d yang berbeda akan menghasilkan warna yang
pula.
Ti - Ungu Biru - - -
Mn Merah - - - - Ungu
muda
Fe Hijau Kuning - - - -
muda
Co Merah Biru - - - -
muda
Ni Hijau - - - - -
Cu Biru - - - - -
Zn Tidak - - - -
berwarna
III. Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai ion pusat
yang menyediakan orbital ds. dan p-nya yang kosong untuk elektron- elektron yang berasal
dari ion atau molekul yang diikatnya yang disebut dengan ligan. Sebagai contoh, pada ion
[PIC16], bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion CI) adalah -1. Dengan demikian,
bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH),
bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian,
bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.
ikatan yang terjadi antara ion pusat dengan ligan, yaitu ikatan kovalen koordinasi.
Banyaknya pasangan elektron yang diterima oleh ion logam dinamakan bilangan koordinasi.
Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi. Sebagai
contoh, bilangan koordinasi Ag pada ion [Ag(NH)2] adalah dua, bilangan koordinasi Cu pada
ion [Cu(NH) adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe pada ion [Fe(CN)6] adalah enam.
Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.
Pada umumnya ligan merupakan basa Lewis, yaitu ion yang dapat memberikan (donor)
sepasang atau lebih elektron bebas. Seperti NH3, NO, H2O, F, CI, CO, NO. Berdasarkan
jumlah atom donor yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat
dibedakan menjadi monodentat, bidentat, dan polidental. H₂O dan NH; merupakan ligan
monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin
(H₂N-CH2-CH2-NH2, sering disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat
(mendonorkan dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai
agen chelat (mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat).
Umumnya bilangan koordinasi, dua kali lipat dari biloks transisi terbesar.
Contohnya besi (Fe) mempunyai biloks +2 dan +3 maka umumnya bilangan koordinasinya
6, sehingga jika membentuk ion kompleks misalnya dengan ion CN
Fe(CN)6⁴- Fe(CN)6³-
Ligan Ligan
Ion Fe²+ sebagai ion pusat Ion Fe³+ sebagai ion pusat
Dari kedua contoh diatas ion Fe(CN)6⁴- dan Fe(CN)6³- masing-masing memiliki muatan ion
-4 dan -3. Bilangan oksidasi (biloks) ion pusat dapat kita tentukan dengan cara sebagai
berikut.
Amonia,NH3 Amino
Sianida,CN- Siano
Air,H2O Aquo
Hidroksida,OH- Hidrokso
F- Fluoro
Klorida,CI- Kloro
Nitrit,NO2- Nitrito
SCN- Tiosiano
Bromida,Br- Bromo
Oksida,O2- Okso
Karbonat,CO3²- Karbonato
Oksalat,C2O4²- Oksalato
Aluminium,Al Aluminat
Kromium,Cr Kromat
Kobalt,Co Kobaltat
Cuprum,Cu Cuprat
Aurum,Au Aurat
Ferrum,Fe Ferrat
Plumbum,Pb Plumbat
Mangan,Mn Manganat
Molibdenum,Mo Molibdat
Nikel,Ni Nikelat
Argentum,Ag Argentat
Stannum,Sn Stannat
Tungsten,W Tungstat
Zink,Zn Zinkat
Mn Manganat
Cu Kuprat
Co Kobaltat
Cr Kromat
Ni Nikelat
Fe Ferrat
Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan nama maupun rumus kimia dariberbagai
senyawa kompleks:
1. Ni (CO) 4
● Bilangan koordinasi = 4
● Muatan ion kompleks = 0
● Muatan ligan = 0
● Muatan kation logam transisi = 0
Nama senyawa = tetrakarbonil nikel (0) atau nikel tetrakarbonil
2. NaAuF4
Terdiri dari kation sederhana ( Na+) dan anion kompleks ( AuF4-)
● Bilangan koordinasi = 4
● Muatan anion kompleks = -1
● Muatan ligan -1x4=-4
● Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = natrium tetrafluoro aurat (III)
3. K3[Fe(CN)6]
Terdiri dari kation sederhana (3 ion K+) dan anion kompleks ([Fe(CN)6] -3)
● Bilangan koordinasi = 6
● Muatan anion kompleks = -3
● Muatan ligan = -1x6=-6
● Muatan kation logam transisi =+3
Nama senyawa kalium heksasiano ferrat (III) atau kalium ferrisianida
4. [Cr(en)3]Cl3
Terdiri dari kation kompleks ([Cr(en)3]) dan anion sederhana (3 ion CI)
● Bilangan koordinasi = 3 x 2 (bidentat)=6
● Muatan kation kompleks = +3
● Muatan ligan = 3 x0-0
● Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa -tris-(etilendiamin) kromium (III) klorida
2 Linear
6 oktahedral
a. Sifat Magnetik
1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Se ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya
elektron pada kulit 3d. maka semakin besar pula gaya tarik intinya, sehingga jarak elektron
pada jarak terluar ke inti semakin kecil.
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit fluktuatif,
namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Se ke Zn. Kalau kita perhatikan,
ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian elektron pada logam transisi. Setelah
pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p. pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung
ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada
grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang
berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit
4s-lah yang terlebih dahulu terionisasi.
3. Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu. Semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron pada
kulit terluar 4s, sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit 4s.
4. Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari
satu. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat
dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d
berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi,
dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1) d'ns, bilangan oksidasinya 3.
Mangan dengan konfigurasi (n-1) d'ns, akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi
elektron (n-1) d'ns, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui
bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti
Kobal (Co), Nikel (Ni). Tembaga (Cu) dan Zink.
(Zn) lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n- 1) d dan
ns-nya. Di antara 7unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi
bilangan oksidasi semakin tinggi unsur-unsur pada periode yang lebih besar. Asam kromium
CrO3 beracun dan bersifat karsinogenik. Secara umum, sifat-sifat kimia unsur-unsur transisi
adalah sebagai berikut:
● Mempunyai energi ionisasi yang relatif rendah (kurang dari 1000 kJ mol¹), kecuali
Zink yang agak besar (906 kJ mol¹)
● Harga keelektronegatifannya rendah (kurang dari 2)
● Semua unsur transisi periode keempat membentuk kation tunggal dengan bilangan
oksidasi +1 +2 +3
● Pada tingkat oksidasi yang rendah, senyawa unsur transisi bersifat ionik