Anda di halaman 1dari 10

H.

Unsur Transisi di Alam


Unsur unsur yang termasuk periode keempat yaitu, Skandium (Sc), Titanium (Ti). Vanadium
(V), Kromium (Cr), Kobalt (Co), Mangan (Mn), Besi (Fe), kobalt (Co), Nikel (Ni). Tembaga
(Cu), Seng (Zn).
Unsur transisi di alam dapat dilihat dalam penjelasan berikut :

A. Skandium (Sc)
Skandium (Sc) ditemukan dalam mineral torvetite (Sc₂SiO7).

B. Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutile (TiO) yang terdapat dalam bijih besi sebagai ilmenit
(FeTi)O, dan ferrotitanate (FeTiO) juga terdapat dalam karang, silikat,bauksit batubara, dan
tanah liat.

C Vanadium (V)
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat) [(K-(UO:): (VO): 3H:)], dan
vanadinit (Pbs(VO4)3CI).

D. Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.CrO2) dan sejumlah kecil dalam
kromoker.

E. Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO), dan rodokrosit (MnCO;) dan diperkirakan
cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.

F. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6.2% massa kerak
bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan
dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite Logam Besi bereaksi dengan larutan
asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Fe+
2H(aq) Fe(aq)+ H2(g)

Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe". Sementara
larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe 0, yang dapat menghambat
reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi
+2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam). FeSO4 7HO (hijau),
FeCl (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe bila
terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan Fe Sementara itu, senyawa yang
mengandung ion Besi (III) adalah FeO. (coklat-merah) dan FeCl (coklat) Kobalt (Co). Kobalt
terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai smaltit, kobaltit
(CoFeAsS) dan eritrit Cos(ASO):.8H₂O.

G.Nikel (Ni)
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini, yaitu:
● Sebagai senyawa sulfida: penladit (FeNiS), milerit (NIS)
● Sebagai senyawa arsen: smaltit (NiCOFCAs)
● Sebagai senyawa silikat: garnierit (Ni. MgSiO)
i. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal). Tembaga
umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit.

Tembaga (kalkopirit) CuFeS, bornit (CuFeS), kuprit (CuO), melakonit (Cu), malasit
(CuCO.Cu(OH):) (FeO3), siderite (FeCO;), dan magnetite (Fe3O4). Semua senyawa
Tembaga (1) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali CuO yang berwarna.

1.Kegunaan Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat

1. Kegunaan skandium
✓ sebagai komponen pada lampu listrik yang berintensitas tinggi.

2. Kegunaan Titanium
✓ Sebagai bahan konstruksi, karena mempunyai sifat fisik
✓ Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
✓ Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik

3. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industri-industri, yaitu:
✔ Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi
seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi.
✔Untuk membuat logam campuran

4. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam industri
✓ Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras
dan permukaannya tetap mengkilap.
✓ Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya
digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.

5. Kegunaan Mangan
Untuk produksi baja :
✔ Menghilangkan warna hijau pada kaca akibat kotoran besi
✓ Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsur yang penting untuk penggunaan
vitamin B1.

6. Kegunaan Besi
✓ Membuat baja
✓ Banyak digunakan dalam pembuatan kebutuhan sehari-hari seperti cangkul, pisau, sabit,
paku, mesin, dll.

7. Penggunaan kobalt
✓ Larutan Co² digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam
system peramalan cuaca.
8. Kegunaan Nikel
✓ Pembuatan electrode baterai, dan keramik
✓ Bahan tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah dibentuk dan tahan karat
✓ Pelapisan besi (nikel)
✓ Sebagai katalis

9. Kegunaan Tembaga
✓ Bahan kabel listrik
✔Bahan uang logam
✔ Untuk bahan mesin tenaga uap

10. Kegunaan Seng


✓ Bahan cat putih
✓ Penutup lampu TL
✓ Layar TV dan monitor komputer
✓ Campuran logam dengan metal lain.

C. Sifat Fisika Logam Transisi Periode 4

I. Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat- sifat khas
unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :

(1) Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
(2) Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya lebih dari
satu.
(3) Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.
(4) Pada umumnya senyawanya berwarna.
(5) Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
(6) Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.
(7) Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.
(8) Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.
(9) Dapat menghantarkan arus listrik.
(10) Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif.

II. Senyawa yang dibentuk pada umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena konfigurasi
elektron unsur transisi menempati sub kulit d, elektron-elektron pada orbital d yang tidak
penuh memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron dengan energi rendah akan
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) dengan menyerap warna misalnya
energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu karena energi yang diserap besarnya
pun tertentu. Struktur elektron pada orbital d yang berbeda akan menghasilkan warna yang
pula.

Warna senyawa unsur-unsur transisi periode keempat dengan bilangan oksidasi.


Biloks +2 +3 +4 +5 +6 +7
unsur
Sc - tidak tidak - - -
berwarna berwarna

Ti - Ungu Biru - - -

V Ungu Hijau - Merah Jingga -

Cr Biru Hijau - - Hijau -

Mn Merah - - - - Ungu
muda

Fe Hijau Kuning - - - -
muda

Co Merah Biru - - - -
muda

Ni Hijau - - - - -

Cu Biru - - - - -

Zn Tidak - - - -
berwarna

III. Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai ion pusat
yang menyediakan orbital ds. dan p-nya yang kosong untuk elektron- elektron yang berasal
dari ion atau molekul yang diikatnya yang disebut dengan ligan. Sebagai contoh, pada ion
[PIC16], bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion CI) adalah -1. Dengan demikian,
bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH),
bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian,
bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.

ikatan yang terjadi antara ion pusat dengan ligan, yaitu ikatan kovalen koordinasi.
Banyaknya pasangan elektron yang diterima oleh ion logam dinamakan bilangan koordinasi.
Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi. Sebagai
contoh, bilangan koordinasi Ag pada ion [Ag(NH)2] adalah dua, bilangan koordinasi Cu pada
ion [Cu(NH) adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe pada ion [Fe(CN)6] adalah enam.
Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.

Pada umumnya ligan merupakan basa Lewis, yaitu ion yang dapat memberikan (donor)
sepasang atau lebih elektron bebas. Seperti NH3, NO, H2O, F, CI, CO, NO. Berdasarkan
jumlah atom donor yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat
dibedakan menjadi monodentat, bidentat, dan polidental. H₂O dan NH; merupakan ligan
monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin
(H₂N-CH2-CH2-NH2, sering disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat
(mendonorkan dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai
agen chelat (mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat).

Secara umum penulisan ion kompleks adalah sebagai berikut.


L adalah ion transisi,
x adalah ligan,
n muatan ion kompleks,
m bilangan koordinasi.

Umumnya bilangan koordinasi, dua kali lipat dari biloks transisi terbesar.
Contohnya besi (Fe) mempunyai biloks +2 dan +3 maka umumnya bilangan koordinasinya
6, sehingga jika membentuk ion kompleks misalnya dengan ion CN

maka terbentuk ion kompleks sebagai berikut:

Fe(CN)6⁴- Fe(CN)6³-

Ligan Ligan
Ion Fe²+ sebagai ion pusat Ion Fe³+ sebagai ion pusat
Dari kedua contoh diatas ion Fe(CN)6⁴- dan Fe(CN)6³- masing-masing memiliki muatan ion
-4 dan -3. Bilangan oksidasi (biloks) ion pusat dapat kita tentukan dengan cara sebagai
berikut.

Biloks [Fe(CN)6]⁴- = -4 BO[Fe(CN)6]³- =-3

Biloks (Fc) + (6CN) = - 4 BO(Fc) + (6CN) = - 3


Biloks (Fe) + (6x - 1) = - 4 BO(Fe) + (6x - 1) = - 3
Biloks Fe-6=-4 BO (Fe)-6=-3
Biloks Fe = - 4 + 6 BO(Fc) = - 3 + 6
Biloks Fe = 2 BO (Fc) = 3

Penamaan ion/senyawa kompleks dilakukan dengan aturan sebagai berikut.


1. Nama kation ditulis lebih dahulu diikuti anionnya, sama seperti penamaan senyawa
ionik pada umumnya.
2. Penamaan untuk ion kompleks. disebutkan nama ligannya dengan jumlahnya dan
diberi akhiran o.
3. Jumlah ligan yang diikat lebih dari satu diberi awalan di (2), tri(3), tetra(4),penta (5)
dan sebagainya.
4. Bilangan oksidasi logam ditulis dengan angka romawi.
5. Jika ion kompleks bermuatan negatif, maka nama logam diberi akhiran at.Nama
kation logam bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation dan Anion
Kompleks.
6. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut abjad, kemudian dilanjutkan
dengan nama kation logam transisi.
7. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat pada
Tabel Nama Ligan.
Tabel Nama Ligan Kompleks
LIGAN NAMA

Amonia,NH3 Amino

Sianida,CN- Siano

Air,H2O Aquo

Hidroksida,OH- Hidrokso

F- Fluoro

Klorida,CI- Kloro

Nitrit,NO2- Nitrito

SCN- Tiosiano

Bromida,Br- Bromo

Oksida,O2- Okso

Karbonat,CO3²- Karbonato

Oksalat,C2O4²- Oksalato

Karbon Monoksida, CO Karbonil

Etilendiamin Etilendiamin (en)

Tabel Nama Kation pada Anion kompleks


KATION Nama Kation pada Anion kompleks

Aluminium,Al Aluminat

Kromium,Cr Kromat

Kobalt,Co Kobaltat

Cuprum,Cu Cuprat

Aurum,Au Aurat

Ferrum,Fe Ferrat

Plumbum,Pb Plumbat

Mangan,Mn Manganat

Molibdenum,Mo Molibdat

Nikel,Ni Nikelat

Argentum,Ag Argentat
Stannum,Sn Stannat

Tungsten,W Tungstat

Zink,Zn Zinkat

Tabel Nama Ion Pusat Jika Muatannya Negatif


LIGAN NAMA

Mn Manganat

Cu Kuprat

Co Kobaltat

Cr Kromat

Ni Nikelat

Fe Ferrat

Contohnya adalah sebagai berikut.

Ag(NH3)2²+ :ion diamino argentum I


[Cr(NH3)4CI2]+ :ion tetra amino dikloro kromium III
Fe(CN)6³- :ion heksasiano ferrat III
K4[Fe(CN)6] : Kalium heksasiano ferrat II
[Co (NH3)6]4 [Fe(CN)6]3 : Heksa amino kobalt III heksasiano ferrat II

Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan nama maupun rumus kimia dariberbagai
senyawa kompleks:

1. Ni (CO) 4
● Bilangan koordinasi = 4
● Muatan ion kompleks = 0
● Muatan ligan = 0
● Muatan kation logam transisi = 0
Nama senyawa = tetrakarbonil nikel (0) atau nikel tetrakarbonil

2. NaAuF4
Terdiri dari kation sederhana ( Na+) dan anion kompleks ( AuF4-)
● Bilangan koordinasi = 4
● Muatan anion kompleks = -1
● Muatan ligan -1x4=-4
● Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = natrium tetrafluoro aurat (III)
3. K3[Fe(CN)6]
Terdiri dari kation sederhana (3 ion K+) dan anion kompleks ([Fe(CN)6] -3)
● Bilangan koordinasi = 6
● Muatan anion kompleks = -3
● Muatan ligan = -1x6=-6
● Muatan kation logam transisi =+3
Nama senyawa kalium heksasiano ferrat (III) atau kalium ferrisianida

4. [Cr(en)3]Cl3
Terdiri dari kation kompleks ([Cr(en)3]) dan anion sederhana (3 ion CI)
● Bilangan koordinasi = 3 x 2 (bidentat)=6
● Muatan kation kompleks = +3
● Muatan ligan = 3 x0-0
● Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa -tris-(etilendiamin) kromium (III) klorida

5. Pentaamin kloro kobalt (III) klorida


Terdapat 5 NH3, satu Cl-, satu Co3+, dan ion Cl-
Muatan kation kompleks (5 x 0)+(1x-1)+(1x+3)=+2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion Cl-l
● Rumus senyawa kompleks [Co(NH3)5Cl)CI]2

6. Dikloro bis-(etilendiamin) platinum (IV) nitrat


Terdapat 2 CH. 2 en, satu Pt, dan ion NO3
Muatan kation kompleks (2x-1)+(2x0)+(1x+4)=+2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion NO3-
Rumus senyawa kompleks = [Pt(en) Cl](NO3)2

7. Natrium heksanitro kobaltat (III)


Terdapat 6 NO2, satu Co", dan ion Na Muatan anion kompleks (6x-1)+(1x+3)=-3 Untuk
membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan tiga ion Na

Rumus senyawa kompleks Na [Co(NO2)6] =

8. Tris-(etilendiamin) kobalt (III) sulfat


Terdapat 3 en, satu Co", dan ion SO4
Muatan kation kompleks = (3 x 0) + (1x+3)=+3
Untuk membentuk senyawa kompleks, dua kation kompleks membutuhkan tiga ion
SO4
Rumus senyawa kompleks = ([Co(en)3])2(SO4)3
Bentuk ion kompleks dipengaruhi oleh jumlah ligan, jenis ligan, dan jenis kation
logam transisi.

Secara umum, bentuk ion kompleks dapat ditentukan melalui


bilangan koordinasi. Hubungan antara bilangan koordinasi terhadap bentuk ion
kompleks dapat dilihat pada tabel berikut.
Bilangan Koordinasi Bentuk ion kompleks

2 Linear

4 Tetrahedral atau square planar

6 oktahedral

a. Sifat Magnetik

Ada beberapa sifat magnet dari unsur-unsur transisi diantaranya:


1. Diamagnetik, tidak tertarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena atom atau
molekul dimana elektron dalam orbitalnya semua berpasangan.
2. Paramagnetik, dapat ditarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena ada atom atau
molekul dimana elektron dalam orbitalnya ada yang tidak berpasangan. Jika sifat
paramagnetiknya sangat kuat maka disebut feromagnetik.
Pada unsur-unsur logam transisi periode keempat, umumnya mempunyai elektron yang
tidak berpasangan dalam orbital d sehingga umumnya bersifat paramagnetik. Perhatikan
contoh berikut.
³⁰Zn: (Ar)
Jadi, logam transisi periode keempat yang bersifat diamagnetik adalah Zn dan Cu.
Sedangkan yang bersifat paramagnetik antara lain Sc. Ti, Cr, dan Mn, dan yang bersifat
Feromagnetik adalah Fe, Co, dan Ni.

D. Sifat Kimia Logam Transisi Periode 4

1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Se ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya
elektron pada kulit 3d. maka semakin besar pula gaya tarik intinya, sehingga jarak elektron
pada jarak terluar ke inti semakin kecil.

2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit fluktuatif,
namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Se ke Zn. Kalau kita perhatikan,
ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian elektron pada logam transisi. Setelah
pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p. pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung
ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada
grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang
berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit
4s-lah yang terlebih dahulu terionisasi.

3. Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu. Semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron pada
kulit terluar 4s, sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit 4s.
4. Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari
satu. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat
dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d
berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi,
dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1) d'ns, bilangan oksidasinya 3.
Mangan dengan konfigurasi (n-1) d'ns, akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi
elektron (n-1) d'ns, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui
bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti
Kobal (Co), Nikel (Ni). Tembaga (Cu) dan Zink.

(Zn) lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n- 1) d dan
ns-nya. Di antara 7unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi
bilangan oksidasi semakin tinggi unsur-unsur pada periode yang lebih besar. Asam kromium
CrO3 beracun dan bersifat karsinogenik. Secara umum, sifat-sifat kimia unsur-unsur transisi
adalah sebagai berikut:

● Mempunyai energi ionisasi yang relatif rendah (kurang dari 1000 kJ mol¹), kecuali
Zink yang agak besar (906 kJ mol¹)
● Harga keelektronegatifannya rendah (kurang dari 2)
● Semua unsur transisi periode keempat membentuk kation tunggal dengan bilangan
oksidasi +1 +2 +3
● Pada tingkat oksidasi yang rendah, senyawa unsur transisi bersifat ionik

Sedangkan, sifat fisiknya:


● Berwarna (berkaitan dengan adanya subkulit d yang tidak terisi penuh)
● Berbentuk padat maupun larutan

Anda mungkin juga menyukai