Anda di halaman 1dari 60

Unsur-Unsur Transisi

Periode Empat

Kelompo
k6
Nama Anggota
• Agnes Rizky
• Indri Setia
• Abia Vindhy
• Marsela
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan
elektron pada kulit terluar dan kulit pertama terluar
untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.

Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan


transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB –
VIIB dan VIIIB. Berdasarkan konfigurasi elektronnya,
elektron terakhir unsur transisi berada pada sub kulit d atau f

Unsur transisi yang elektron terakhir berada pada


subkulit d disebut unsur transisi blok d, sedangkan
yang berada pada subkulit f disebut unsur transisi
blok f.
Unsur Periode Empat
Unsur transisi pada periode empat tergolong pada unsur
transisi blok d. Unsur transisi periode keempat umumnya
memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang tidak
terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).
Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat
memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh
unsur-unsur  golongan utama, seperti sifat magnetik,
warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks.
Posisi unsur-unsur Transisi Periode Empat
pada Sistem Periodik Unsur (SPU)
Unsur transisi periode empat terdiri
atas 10 unsur, yaitu dengan nomor
atom 21 sampai dengan 30.

Unsur transisi periode empat


meliputi skandium (Sc), titanium
(Ti), vanadium (V), kromium
(Cr), mangan (Mn), besi (Fe),
kobalt (Co), Nikel (Ni), tembaga
(Cu) dan zink (Zn).
Sifat Umum Unsur-unsur Transisi Periode
Empat
 Bersifat logam
 Memiliki titik leleh dan titik didih yang
tinggi
 Bersifat paramagnetik (sedikit tertarik
ke dalam medan magnet)
 Membentuksenyawa-senyawa
berwarna
 Memiliki beberapa tingkat oksidasi
 Membentuk berbagai macam ion
kompleks
 Berdaya katalitik
Hanya Zn (Zink) saja yang memperlihatkan sifat
yang berbeda yaitu titik leleh dan titik didih yang
relatif rendah, tidak bersifat paramagnetik,
senyawa-senyawanya tidak berwarna dan hanya
memiliki satu tingkat oksidasi yaitu +2.
Unsur-unsur Transisi
Periode Empat
Informasi Dasar
Skandium (Sc)
Ditemukan Tahun : 1879
Ditemukan oleh : Lars Nilson
Nama : Skandium
Simbol : Sc
Nomer Atom : 21
Massa Atom : 44.95591
Titik Leleh : 1539 C
Titik Didih : 2832 C
Jumlah Proton/Elektron : 21
Jumlah Neutron : 24
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Hexagonal
Warna : Kesilveran
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d1 4s2

Keberadaan di Alam :
Sc terutama terdapat pada mineral tortveitil (34% Sc), Wikit, Bijih Sn, dan Tungsten. Bentuk dasar
adalah Sc2O3. Logam Sc diperoleh sebagai produk samping pemurnian Uranium.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a.         Untuk menghasilkan cahaya berintesitas tinggi
b.         Radioaktifnya sebagai perunut pada pemurnian minyak bumi
c.         Senyawanya sebagai aditif lampu uap-Hg dan transmisi TV warna
Titanium (Ti)
Informasi Dasar
Ditemukan Oleh : William Gregor
Nama : Titanium
Simbol : Ti
Nomer Atom : 22
Massa Atom : 47,867
Titik Leleh : 1660 C
Titik Didih : 3287 C
Jumlah Proton/Elektron : 22
Jumlah Neutron : 26
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Hexagonal
Warna : Kesilveran
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d2 4s2

Keberadaan di Alam :
Ti merupakan unsur ke-10 terbanyak di kerak bumi. Ti umumnnya terdapat pada mineral
Ilmenit (FeTiO3) atau Rutile (TiO2)
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a.         Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali
b.         Karena ketahanannya terhadap air laut maka digunakan juga untuk pembuatan peralatan kapal
yang langsung bersentuhan dengan laut, seperti kipas body kapal dan sebagainya.
Vanadium (V)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1830
Ditemukan Oleh : Nils Sefstrom
Nama : Vanadium
Simbol : V
Nomer Atom : 23
Massa Atom : 50.9415
Titik Leleh : 1890 C
Titik Didih : 3380 C
Jumlah Proton/Elektron : 23
Jumlah Neutron : 28
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Kesilveran
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d3 4s2
Keberadaan di Alam :
V terdapat di kerak bumi dengan kadar (0,02%) V terdapat pada mineral Patronit (VS 4), Vanadinit
(Pb5(VO4)3Cl) dan Kamotit (K2(UO2)2(VO4)2 . 3H2O).
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a.         Reactor nuklir
b.         Pembuatan baja tahan karat, untuk per, serta peralatan kecepatan tinggi
c.         Oksidanya (V2O5) untuk keramik dan katalisator.
Kromium (Cr)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1797
Ditemukan Oleh : Louis Vauquelin
Nama : Kromium
Simbol : Cr
Nomer Atom : 24
Massa Atom : 51.9961
Titik Leleh : 1857 C
Titik Didih : 2672 C
Jumlah Proton/Elektron : 24
Jumlah Neutron : 28
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Abu-abu
Konfigurasi Elektron : [Ne] 3d5 4s1
Keberadaan di Alam :
Cr terdapat pada mineral Kromit (Fe, Mg(Cr)4)
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. CrO2 digunakan untuk membuat pita magnetik pada kaset video. Senyawa ini mempunyai unjuk
kerja yang baik untuk pemakaian berulang, di samping memberikan gambar dan suara yang jelas.
b. Cr digunakan sebagai pewarna merah pada rubi sintetis
Mangan (Mn)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1774
Ditemukan Oleh : Johann Gahn
Nama : Mangan
Simbol : Mn
Nomer Atom : 25
Massa Atom : 54.93805
Titik Leleh : 1245 C
Titik Didih : 1962 C
Jumlah Proton/Elektron : 25
Jumlah Neutron : 30
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Keabu-abuan / Keperakan
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d5 4s2
Keberadaan di Alam :
Mn terutama terdapat pada Pirolusit (MnO 2), Psilomelan ((BaH2O) 2Mn5O10) dan Rodokrosit (MnCO3).
Logam Mn diekstrasi dai pirolusit.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a.      Komponen penting paduan logam, karena sifatnya keras, kuat,dan ketahanannya tinggi
b.      Memperbesar fungsi Vitamin B dalam tubuh
c.       KMnO4 sebagai oksidator kuat dalam bidang kesehatan
Besi (Fe)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : Zaman purbakala
Ditemukan Oleh : Tidak diketahui
Nama : Besi (Iron)
Simbol : Fe
Nomer Atom : 26
Massa Atom : 55.845
Titik Leleh : 1535 C
Titik Didih : 2750 C
Jumlah Proton/Elektron : 26
Jumlah Neutron : 30
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Keperakan
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d6 4s2
Keberadaan di Alam :
Fe merupakan unsur kedua terbanyak di alam. Besi ditemukan dalam mineral Hematit (Fe 2O3),
Magnetit (Fe3O4), Siderit (FeCO3), Limonit (2Fe2O3 . 3H2O) dan Pirit (FeS2).
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a.      Sebagai logam utama pada pembuatan baja
b.      Besi dengan paduannya digunakan untuk pembuatan rel, tulangan beton.
c.       Digunakan untuk berbagai peralatan dalam kehidupan sehari-hari.
Kobalt (Co)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1737
Ditemukan Oleh : George Brandt
Nama : Kobalt
Simbol : Co
Nomer Atom : 27
Massa Atom : 58.9332
Titik Leleh : 1495 C
Titik Didih : 2870 C
Jumlah Proton/Elektron : 27
Jumlah Neutron : 32
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Hexagonal
Warna : Perak
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d7 4s2
Keberadaan di Alam :
Co berada sebagai senyawa Kobaltin (CoAsS) dan Lineit (Co3S4). Co murni dihasilkan dari produk samping
pemurnian Ni, Cu, dan Fe
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a.      Karena keras, tahan karat dan penampilannya menarik maka sering digunakan untuk menyepuh logam
lain
b.      Pewarna biru pada porselen, kaca, genting
c.       Pewarna sumber sinar gamma dalam bidang kesehatan
Informasi Dasar
Nikel (Ni)
Ditemukan Tahun : 1751
Ditemukan Oleh : Alex Cronstedt
Nama : Nikel
Simbol : Ni
Nomer Atom : 28
Massa Atom : 58.6934
Titik Leleh : 1453 C
Titik Didih : 2732 C
Jumlah Proton/Elektron : 28
Jumlah Neutron : 31
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Putih
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d8 4s2
Keberadaan di Alam :
Ni ditemukan dalam mineral pentlandit Logam Ni diperoleh dengan memanaskan bijih besi dalam tungku
pembakaran. Dengan cara ini, unsur S dalam senyawa digantikan oleh unsur O. Oksida yang terbentuk
kemudian dicampur dengan asam yang bereaksi dengan Fe, tetapi tidak dengan Ni
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Paduan baja dengan Ni akan menghasilkan Baja dengan sifat yang tahan terhadap panas (suhu tinggi) dan
asam, contoh aplikasinya adalah peralatan makan, untuk aplikasi di industri yang melibatkan proses
asam
b. Perunggu-nikel digunakan untuk uang logam.
c.   Perak jerman (paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang perhiasan.
d.     Pelapis besi (pernekel).
Tembaga (Cu)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : Zaman Purbakala
Ditemukan Oleh : Tidak diketahui
Nama : Tembaga (Copper)
Simbol : Cu
Nomer Atom : 29
Massa Atom : 63.546
Titik Leleh : 1083 C
Titik Didih : 2567 C
Jumlah Proton/Elektron : 29
Jumlah Neutron : 35
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Putih
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d10 4s1
Keberadaan di Alam :
Cu ditemukan dalam bentuk unsur maupun sebagai senyawa sulfida dalam mineral Kalkopirit (CuFeS 2),
Kovelin (CuS), Kalkosit (Cu2S), atau Oksida seperti Kuprit (Cu2O)
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Sebagai rangakian atau peralatan listrik, kabel listrik, dan untuk paduan logam.
b. CuSO4 (terusi) dan Ca(OH)2 dengan sedikit air dapat digunakan memberantas kutu dan jamur.
Zink (Zn)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1746
Ditemukan Oleh : Andreas Marggraf
Nama : Seng (Zinc)
Simbol : Zn
Nomer Atom : 30
Massa Atom : 65.39
Titik Leleh : 419.58 C
Titik Didih : 907 C
Jumlah Proton/Elektron : 30
Jumlah Neutron : 35
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Hexagonal
Warna : Bluish
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d10 4s2
Keberadaan di Alam :
Zn ditemukan dalam mineral Zinkblende/spalerit (ZnS), Kalamin, Franklinit, Smitsonit (ZnCO 3),
Wilemit, dan Zincite (ZnO).
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. ZnO untuk industri cat, kosmetik, farmasi, tekstil.
b. Seng juga digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain dengan listrik seperti besi
untuk menghindari karatan.
Konfigurasi Unsur Transisi
Periode Empat
Berdasarkan pengisian orbital elektron menurut
prinsip aufbau, setelah subkulit 4s terisi penuh,
elektron akan mengisi subkulit 3d.

Terdapat dua unsur pada unsur transisi


periode empat yang menyimpang aturan
aufbau, yaitu unsur Cr (Z = 24) dan Cu
(Z = 29), tetapi menggunakan aturan
penuh dan setengah penuh.
Berdasarkan aturan aufbau, konfigurasi
elektron Cr dan Cu, seharusnya
24 Cr = [Ar] 3d 4
4s 2

29 Cu = [Ar] 3d 9
4s 2

Tetapi dengan menerapkan aturan


penuh dan setengah penuh maka
konfigurasi elektronnya adalah
24Cr = [Ar] 3d 5
4s 1

29Cu = [Ar] 3d 10
4s 1
Sifat-sifat Fisis
dan Kimia
Sifat Logam
Semua unsur transisi periode keempat
bersifat logam, baik dalam sifat kimia
maupun dalam sifat fisis. Sifat logam dari
unsur-unsur transisi lebih kuat jika
dibandingkan dengan sifat logam dari
golongan utama. Hal ini disebabkan pada
unsur-unsur transisi terdapat lebih banyak
elektron bebas dalam orbital d yang tidak
berpasangan.
Sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari Atom 1,44 1,32 1,22 1,18 1,17 1,17 1,16 1,15 1,17 1,25
(angstrom)

Jari-jari Ion - 1,00 0,93 0,87 0,81 0,75 0,79 0,80 0,97 0,88
M2+
(angstrom)
Titik Leleh (0C) 1541 1660 1890 1857 1244 1535 1495 1453 1083 220

Titik Didih (0C) 2831 3287 3380 2672 1962 2750 2870 2732 2567 907

Rapat Jenis 3,0 4,5 6,0 7,2 7,2 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
(gram/cm3)

Kekerasan - - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5


(Skala Mohs)

Energi Ionisasi 631 658 650 652 717 759 758 737 745 906
(kJ/mol)

Keelektroneg - - -1,20 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 -0,76


atifan
Sifat Magnet
• Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik,
yaitu diamagnetik (menolak medan magnet),
paramagnetik (tertarik sedikit dalam medan
magnet), ferromagnetik (tertarik kuat dalam medan
magnet).
• Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan
pada sub kulit d menyebabkan banyak unsur-unsur
transisi bersifat paramagnetik (sedikit ditarik ke
dalam medan magnet). Makin banyak elektron yang
tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat
paramagnetiknya.
Warna Senyawa Unsur

Terjadinya warna pada ion unsur transisi karena
adanya elektron tidak berpasangan pada subkulit
3d dan tingkat energi orbital tidak berbeda jauh.
Akibatnya, elektron mudah tereksitasi dari tingkat
energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang
lebih tinggi dengan melibatkan energi yang setara
dengan energy cahaya tampak, yakni antara 170 -
290 kJ/mol atau setara dengan panjang
gelombang = 700 - 400 nm. Adapun pada ion zink
tidak berwarna, karena elektron orbital d sudah
penuh sehingga tidak terjadi perpindahan energi
pada orbital d.
Tingkat Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang
hanya mempunyai tingkat oksidasi +1
dan +2, unsur-unsur logam transisi
mempunyai beberapa tingkat oksidasi.
Hal ini disebabkan oleh elektron
valensi unsur transisi periode empat
menempati subkulit 3d dan 4s. Tingkat
energi kedua orbital relatif berdekatan
sehingga selain elektron terluar (4s)
dapat digunakan juga elektron dari
subkulit 3d pada pembentukan ikatan.
Tingkat Oksidasi Unsur Transisi Periode Empat dan
Contoh Senyawanya
Unsur Tingkat Oksidasi Contoh
yang Mungkin
Sc +3 Sc2O3
Ti +2, +3, +4 TiO, TiCl3, TiCl4
V +2, +3, +4, +5 VO, V2O3, VO2, V2O5
Cr +2, +3, +6 CrO, Cr2O3, CrO3
Mn +2, +3, +4, +6, +7 MnO, Mn2O3, MnO3, MnO42-, MnO4-
Fe +2, +3 FeCl2, FeCl3
Co +2, +3, +4 Co(H2O)62+ , Co(NH3)63+, CoF62-
Ni +2, +4 NiO, K2NiF6
Cu +1, +2 Cu2O, CuO
Zn +2 ZnO
Membuat Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas
atom pusat dan ligan. Biasanya atom pusat
merupakan logam transisi yang bersifat
elektropositif dan dapat menyediakan
orbital kosong sebagai tempat masuknya
ligan. Contohnya ion besi (III) membentuk
ion kompleks [Fe(CN)6].
Sebagai Katalisator
Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya,
yaitu kemampuannya untuk menjadi katalis-katalis
reaksi-reaksi dalam tubuh. Katalis adalah zat yang
dapat mempercepat reaksi. Di dalam tubuh, terdapat
enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam
mengoksidasi makanan. Enzim ini dapat bekerja bila
terdapat ion Cu2+. Beberapa logam transisi atau
senyawanya telah digunakan secara komersial sebagai
katalis pada proses industry seperti TiCl3 (Polimerasasi
alkena pada pembuatan plastic), V2O5(proses kontak
pada pembuatan margarine), dan Cu atau CuO
(oksidasi alcohol pada pembuatan formalin).
Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang terbentuk dari ion unsur
transisi sebagai ion/atom pusat yang mengikat langsung
dua atau lebih ligan.
Ligan adalah anion atau molekul netral yang
memberikan pasangan elektron bebasnya untuk
berikatan dengan ion pusat.
Ligan yang menyumbang satu pasangan
elektron disebut ligan unidentat, ligan
yang menyumbang dua pasangan elektron
disebut ligan bidentat, dan ligan yang
menyumbang lebih dari dua pasangan
elektron disebut ligan polidentat.
Molekul netral atau anion dapat berfungsi
sebagai ligan apabila memiliki minimal satu
pasang elektron bebas (PEB).
Ikatan yang terbentuk antara ion pusat dengan
ligan merupakan ikatan kovalen koordinasi.
Pada ikatan ini, ligan berfungsi sebagai donor
pasangan elektron.
Jumlah muatan ion kompleks
sama dengan jumlah muatan
ion pusat dan muatan ligan-
ligannya
Tata Nama Ion Kompleks
Berikut merupakan tata nama senyawa atau ion kompleks menurut IUPAC.
1) Penamaan Ligan
a. Beberapa ligan diberi nama khusus.

Contoh :
• NH3 = amonia
• H2O = aqua 
• NO = nitrosil
• CO = karbonil

b. Logam anion diberi nama yang umum dan diberi akhiran -o.

Contoh :
• F¯ = fluoro 
• Cl¯ = kloro OH¯ = hidrokso
• Br¯ = bromo 
• CO32¯ = karbonato
• CH3COO¯ = asetato 
• C2O42¯ = oksalato
• CN¯ = siano
c. Alkil diberi nama seperti tata nama alkana

Contoh :
CH3 = metil 
C6H5 = fenil

d. Ligan yang menggunakan nama biasa tanpa diberi spasi

Contoh :
(CH3)2SO4 = dimetilsulfatsida
C5N2N = piridin
(C6H5)3P = trifenilfosfin

e. Ligan N2 dan O2 disebut dinitrogen dan dioksigen

2) Untuk menyebut banyaknya ligan yang sejenis digunakan awalan Yunani ((1 = mono, 2 = di, 3 = tri, 4 =
tetra, 5 = penta, dan 6 = heksa)

3) Nama atom pusat diikuti bilangan oksidasinya yang ditulis dengan angka romawi.
4) Untuk kompleks berupa kation atau molekul netral maka
nama atom pusat tidak berubah. Adapun senyawa berupa
anion kompleks negatif maka nama atom pusat diakhiri
dengan -at).
Contoh :
Kompleks kation :
[Cu(NH3)4]2+  = ion tetraamin tembaga (II)
[Ag(NH3)2]+  = ion diamin perak (I)
[Co(NH3)4Cl2]+ = ion tertraamin diklorokobalt (III)
Kompleks netral :
[Co(NH3)4(H2O)CN]Cl2 = tetraamin aquasianokobalt (II)klorida
[Co(NH3)5CO3]Cl  = pentaamin karbonatokobalt (II) klorida
CONTOH NAMA ION KOMPLEKS
Rumus Senyawa Kation Anion Ion Ligan Nama Ion Kompleks
kompleks Pusat
[Ag(NH3)2]Cl [Ag(NH3)2]+ Cl- Ag+ NH3 Diaminperak(I) klorida
K[Ag(CN)2] K+ [Ag(CN)2]- Ag+ CN- Kalium disianoargentat(I)
[Zn(NH3)4]SO4 Zn(NH3)42+ SO42- Zn2+ NH3 Tetraamin(II) sulfat
K2[Zn(CN)4] K- [Zn(CN)4]2- Zn2+ CN- Kalium
tetrasianosinkat(II)
K3[Fe(CN)6] K+ [Fe(CN)6]3- Fe3+ CN- Kalium heksasianoferat
(III)
K[Al(H2O)2(OH)4] K+ [Al(H2O)2(O Al3+ H2O dan Kalium
H)4]- OH- diakuatetrahidrokso
aluminat(III)
Cara Pembuatan
Di alam sebagian besar unsur transisi terdapat
sebagai bijih. Oleh karena itu, untuk
memperoleh logam murni dari bijih diperlukan
proses reduksi.
Untuk memperoleh logam murni, diperlukan
tiga jenis proses utama yaitu ekstraksi bijih
logam, reduksi bijih logam dan pemurnian
menjadi logam.
Cara pembuatan Skandium
Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau
diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium. Skandium
metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer,
Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairan eutectic
kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800
derajat Celcius. Kabel tungsten dan genangan seng cair
digunakan sebagai elektroda dalam graphite crucible.
Skandium muruni sekarang ini diproduksi dengan cara
mereduksi skandium florida dengan kalsium metal.
Cara pembuatan Titanium
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih
rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi
dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan
dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian
didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon.
Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum
digunakan.
Cara pembuatan Vanadium
• Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan
baja. Dalam penggunaannya vanadium dibentuk sebagai
logam campuran besi. Fero vanadium mengandung 35% -
95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan
mereduksi V205 dengan pereduksi campuran silicon dan besi.
SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk
kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut.
• 2 V205(s) + 5Si(s) { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)
• SiO2(s) + CaO(s) CaSiO3
• Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO 3.
Cara Pembuatan kromium
Krom merupakan salahsatu logam yang terpenting
dalam industry logam dari bijih krom utama yaitu
kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan
campuran Fe dan Cr disebut Ferokrom.
Reksinya sebagai berikut :
 Fe(CrO2)2(s) +4C(s) Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)
 
Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.
Cara pembuatan mangan
Logam mangan diperoleh dengan
1.mereduksi oksida mangan dengan natrium,
magnesium, aluminum atau dengan proses
elektrolisis.
2.Proses aluminothermy dari senyawa MnO2,
persamaan reaksinya:
Tahap 1 : 3MnO2 (s) à Mn3O4 (s) +
O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4 (s) + 8Al (s) à 9Mn (s)
+ 4AL203 (s)
Pengolahan Besi
• Besi diolah dari bijih besi yang mengandung senyawa hematite
(Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4) dalam tanur tiup (blast furnace).
• Bahan baku berupa bijih besi, batu kapur dan kokas
dimasukkan dari atas tanur.
• Udara panas ditiupkan ke bagian bawah tungku yang bertujuan
untuk mengoksidasi kokas (C) menjadi karbon dioksida
C(s) + O2(g) CO2(g)
• Gas CO2 yang terbentuk bergerak ke atas dan direduksi oleh
karbon menjadi karbon monoksida.
CO2(g) + C(S) 2CO(g)
• Reaksi ini tergolong reaksi endoterm
sehingga suhu reaksi sedikit turun. Gas CO
yang terbentuk mereduksi beberapa bijih
besi secara bertahap.
3Fe2O3(s) + CO(g) 2Fe3O4(s) + CO2(g)
Fe3O4(s) + CO(g) 3FeO(s) + CO2(g)
FeO(s) + CO(g) Fe(l) + CO2(g)
• Reaksi keseluruhannya
Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(l) + 3CO2(g)
• Pada akhirnya terbentuk besi cair, yang terkumpul pada
bagian bawah tanur, dan dialirkan ke dalam cetakan.
Cara Pembuatan Kobalt
Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan
kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.
Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut :
Pemanggangan :
CoAs (s) Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3 H2S(g) Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3 (s) dengan
pemanasan akan diendapkan As dan Fe
sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan
diperoleh CoCl3. Tambahan zat pencuci
mengubah CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya
CoCO3 direduksi dengan gas hydrogen,
menurut reaksi :
Co2O3 (s) + H2(g) 2 CO(s) + 3 H2O (g)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi,
seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co.
Cara Pembuatan Nikel
Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk
menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan
kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama
dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:
• Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk
menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok
dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang
berukuran 25 mm.
• Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan
kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel
oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
• Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil
kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan
matte dan terak
• Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar
Ni di dalam matte dari sekitar 27% menjadi di atas 75%
• Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk
matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang
siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
Pengolahan Tembaga
Logam tembaga diekstraksi dari bijih sulfida seperti
kalkopirit (CuFeS2) dan kalkosit (Cu2S) melalui proses
reduksi.
Bijih tembaga tidak murni maka dilakukan pemurnian bijih
tembaga dengan proses pengapungan busa setelah digerus.
Selanjutnya dilakukan proses reduksi bijih tembaga yang
sudah bersih menjadi tembaga(I) sulfida, besi(II) oksida dan
belerang dioksida memelalui proses pemanggangan.
2CuFeS2(s) + 4O2(g) Cu2S(s) + 2FeO(s) + 3SO2(g)
• Bijih yang didapatkan dilebur sehingga terdapat dua lapisan,
yaitu lapisan atas adalah lelehan terak yang mengandung zat
pengotor, sedangkan lapisan bawah mengandung sekitar 70%
tembaga dalam senyawa sulfida dan FeO serta senyawa
pengotor.
• Hasilnya direaksikan dengan silika dalam konverter tertutup
untuk mengubah FeO menjadi terak yang mengapung dan
mengalir keluar.
• Tembaga(II) sulfat yang tertinggal dipanaskan dengan udara
agar sebagian berubah menjadi oksidanya
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O3(s) + 2SO2(g)
• Tembaga(I) oksida tercampur dengan tembaga(I) sulfida yang
tidak berubah dan dipanaskan tanpa udara
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
• Hasilnya disebut tembaga lepuh karena menimbulkan buih
SO2 ketika membeku.
• Langkah terakhir adalah pemurnian dengan menggunakan
proses elektrolisis.
• Tembaga lempuh yang terdiri dari 99% massa Cu dan berbagai
pengotor seperti besi, zink, emas, platina, dan perak
digunakan sebagai anode sedangkan tembaga murni sebagai
katodenya.
• Elektrolit yang digunakan adalah larutan CuSO4.
• Selama proses elektrolisis berlangsung, tembaga dipindahkan
dari anode ke katode.
Katode (-) : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anode (+) : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e

Cu(s) Cu(s)
Cara Pembuatan Zink
Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan
mereduksi calamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas.
Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun
1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan
cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih seng yang
utama adalah sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat),
calamine (silikat) dan franklinite (zine, manganese, besi oksida).
Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah
dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida
dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang
dilanjutkan dengan proses distilasi.
Terima
Kasih
GIVE US APPLAUSE

Anda mungkin juga menyukai