Anda di halaman 1dari 1

Jangan buang sampah hijau!

Sampah yang bisa dijadikan kompos adalah sampah basah yang mudah hancur atau larut, seperti
potongan sayuran bayam, kangkung, singkong, jagung, dan sayuran basi. Pisahkan sampah basah
tersebut dari sampah plastik, kardus, kertas, bekas minyak, oli, air sabun, dan sebagainya.

Untuk membuat kompos, Anda memerlukan ember plastik atau gentong plastik yang telah diberi
lubang, dan ditancapkan pipa untuk saluran udara. Saluran udara ini berguna untuk memasukkan
oksigen. Namun, untuk mencegah masuknya lalat ke dalam gentong atau ember, lubang pipa harus
diberi kawat kasa.

Setelah ember siap, sampah hijau berupa sisa sayuran, buah, potongan rumput, daun segar, dan
sebagainya bisa dimasukkan. Sebaiknya sampah hijau ini dicincang dulu, atau diiris kecil- kecil agar
mempercepat proses penghancuran. Campur sampah hijau ini dengan sampah coklat (serbuk gergaji,
sekam, daun kering). Campuran kedua jenis sampah ini memakai perbandingan 1:1. Tambahkan kompos
yang sudah jadi atau lapisan tanah atas, kemudian diaduk. Jangan lupa sirami dengan air sedikit untuk
menjaga kelembaban.

Bila ingin mempercepat proses pengomposan itu dapat ditambahkan larutan EM4 (Effective
Microorganism) yang dijual di toko pertanian atau toko bahan kimia. Anda juga bisa menambahkan
molase (limbah kecap), larutan gula merah, atau gula putih.

Setiap tiga hari sampah di ember itu diaduk untuk memasukkan oksigen dan menurunkan panas yang
timbul karena proses pengomposan. Jika tampak kering, basahi lagi dengan air. Pengomposan telah
selesai jika campuran menjadi kehitaman dan tidak berbau sampah.

Pembuatan kompos bisa dilakukan sekaligus, atau selapis demi selapis. Misalnya setiap dua hari
ditambah sampah yang baru (sampah hijau dan sampah coklat).

Kompos bermutu tidak menimbulkan efek-efek yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman.
Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrisi antara
tanaman dengan mikro-organisme tanah. Ini justru akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan
tanaman.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), kompos yang sudah matang atau jadi mempunyai suhu
yang sama dengan suhu air tanah. Kompos ini berwarna hitam dan bertekstur seperti tanah. Kompos
juga harus berbau seperti tanah. Kompos yang sudah jadi tidak boleh mengandung bahan pengotor
organik atau non-organik seperti logam, gelas, plastik, dan karet. Pencemar lingkungan seperti
senyawa logam berat, B3, dan kimia organik seperti pestisida juga tidak boleh ada dalam kompos ini.

Anda mungkin juga menyukai