Alih-alih membuangnya, kita kelola saja sampah organik menjadi kompos. Hal
ini bisa kita lakukan sendiri di rumah lho! Ini tahap-tahap yang harus kita
kenali ketika akan memulai membuat kompos.
1. Pilih komposter
Komposter adalah wadah untuk mengolah kompos. Di tempat dengan lahan-
lahan besar, sebenarnya membuat kompos bisa dilakukan di lubang sedalam
50–100 sentimeter yang digali di tanah. Namun, ini mungkin kurang praktis
untuk yang tinggal di perkotaan. Di lahan terbatas, kita bisa menggunakan
komposter. Seperti prinsip pengomposan yang aerob, wadah ini perlu
berlubang atau berpori agar bisa mengakomodasi sirkulasi udara.
Ada beberapa jenis komposter yang bisa kita pakai. Bisa keranjang takakura
yang permukaannya berlubang-lubang lalu kita lapisi dengan kardus di bagian
dalamnya. Wadah dari gerabah juga baik sebagai komposter karena
permukaannya yang berpori dan bisa menyediakan sirkulasi yang baik.
Komposter dapat pula drum atau ember yang kita lubangi bagian bawahnya.
Ember/drum ini lalu diletakkan dengan alas tertentu agar lubang di bagian
bawahnya tidak tertutup oleh permukaan tanah atau lantai.
Kini, di toko-toko daring dijual pula komposter dengan penyaring khusus yang
bisa memisahkan kompos padat (yang berwujud seperti tanah) dan kompos
cair. Biasanya ini berupa tong atau ember dengan keran di bagian bawahnya
untuk memanen kompos cair. Ini juga pilihan yang praktis untuk warga urban.
Sementara itu, sampah hijau misalnya sayuran, buah, teh, kopi, rumput segar,
kulit telur, pupuk kandang, atau kotoran ternak (bukan kotoran anjing/kucing).
Agar lebih mudah diingat, kira-kira sampah hijau adalah bahan yang masih
mengandung banyak air. Supaya lebih mudah terurai, sebaiknya cincang
terlebih dahulu sampah hijau sebelum dimasukkan ke komposter.
Yang perlu dicatat, tidak semua sampah organik boleh dimasukkan pada
komposter karena akan menghambat atau merugikan proses penguraian di
dalam komposter. Anda tidak bisa memasukkan daging, tulang, minyak,
lemak, susu, atau keju. Ini akan menghalangi reaksi penguraian di komposter
serta menarik hewan-hewan seperti lalat yang menyebabkan munculnya
belatung pada proses pengomposan. Jangan juga masukkan kotoran anjing
atau kucing ke dalam komposter karena dapat membawa penyakit.
Oleh karena itu, sebagai aktivator Anda dapat juga menambahkan campuran
pupuk kompos yang sudah jadi dan tanah, kotoran ternak, atau Effective
Microorganism 4 (EM4). Bagi yang baru pertama kali akan membuat kompos,
EM4 ini tersedia di toko-toko pertanian atau bisa dibeli secara daring.
Sesudah aktivator ditambahkan, siramkan atau semprotkan air gula atau air
beras di atas campuran bahan. Ini akan menjadi makanan bagi
mikroorganisme, yang akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme
serta proses pengomposan. Perlu diingat, kelembaban yang
direkomendasikan adalah 30 persen. Mengetesnya dalam genggaman
tangan, campuran bakal kompos kita idealnya terasa seperti spons yang
sudah diperas. Setelah kelembaban dirasa sesuai, tutup komposter Anda.
4. Aduk seminggu sekali
Setelah satu minggu, buka kembali komposter lalu aduk bahan-bahan di
dalamnya. Lalu tutup lagi, dan ulangi pengadukan setiap minggu. Pada
minggu pertama dan kedua, mikroba mulai bekerja menguraikan sampah.
Pada tahap ini, suhu sampah biasanya akan naik menjadi sekitar 40 derajat
celsius. Ulangi terus pengadukan sampai jangka 6 minggu.