Anda di halaman 1dari 24

KEMANDIRIAN

PESANTREN 2024
Booklet Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren
Tahun 2024

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren


Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI

Jalan Lapangan Banteng Barat


Nomor 3 – 4, Jakarta Pusat, DKI Jakarta

https://simba.kemenag.go.id

Operator Teknis Aplikasi SIMBA


081384653585
Daftar Isi
Daftar Isi ................................................................................................................ I
Pendahuluan
Latar Belakang Kemandirian Pesantren .................................................... 1
Dasar Hukum ....................................................................................................... 5
Tujuan Penggunaan Bantuan ........................................................................ 8
Pemberi Bantuan ............................................................................................... 8
Persyaratan Pesantren Pengusul Program Bantuan Inkubasi
Bisnis ...................................................................................................................... 9
Bentuk dan Rincian Bantuan ......................................................................... 10
Prosedur Pengajuan Bantuan ....................................................................... 12
Pemberitahuan Penerima Bantuan ............................................................. 15
Penggunaan Bantuan ....................................................................................... 16
Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan ............................... 17
Timeline ................................................................................................................ 18
Larangan dan Sanksi ........................................................................................ 19
Narahubung dan Media

I
PENDAHULUAN
Dalam upaya untuk meningkatkan memiliki peran nyata baik dalam
keimanan dan ketakwaan serta pergerakan dan perjuangan meraih
akhlak mulia, Pesantren yang kemerdekaan maupun pembangunan
tumbuh dan berkembang di nasional dalam kerangka Negara
masyarakat dengan kekhasannya Kesatuan Republik Indonesia.
telah berkontribusi penting dalam
mewujudkan Islam yang rahmatan Pesantren sebagai subkultur,
lil’alamin dengan melahirkan insan memiliki kekhasan yang telah
beriman yang berkarakter, cinta mengakar serta hidup dan
tanah air dan berkemajuan, serta berkembang di tengah masyarakat
terbukti dalam menjalankan

Latar Belakang
Kemandirian Pesantren
01
fungsi pendidikan, fungsi dakwah, Sebagai bagian strategis dari
dan fungsi pemberdayaan kekayaan tradisi dan budaya
masyarakat. Pesantren bangsa Indonesia yang perlu
merupakan lembaga yang dijaga kekhasannya, Pesantren
berbasis masyarakat dan perlu diberi kesempatan untuk
didirikan oleh perseorangan, berkembang, dan ditingkatkan
yayasan, atau organisasi mutunya oleh semua komponen
masyarakat Islam dan/atau bangsa, dan sudah menjadi
masyarakat yang menanamkan tugas pemerintah untuk
keimanan dan ketakwaan kepada memastikannya. UU Pesantren
Allah Swt., menyemaikan akhlak memberikan landasan hukum
mulia, serta memegang teguh bagi rekognisi terhadap peran
ajaran Islam rahmatan lil’alamin Pesantren dalam membentuk,
yang tercermin dari sikap rendah mendirikan, membangun, dan
hati, toleran, keseimbangan, menjaga Negara Kesatuan
moderat, dan nilai luhur bangsa Republik Indonesia, tradisi, nilai
Indonesia lainnya melalui dan norma, varian dan aktivitas,
pendidikan, dakwah Islam, profesionalisme pendidik dan
keteladanan, dan pemberdayaan tenaga kependidikan, serta
masyarakat dalam kerangka proses dan metodologi
Negara Kesatuan Republik penjaminan mutu. UU Pesantren
Indonesia. juga menjadi landasan hukum
bagi pemerintah untuk
Ditetapkannya Undang-Undang memberikan fasilitasi dalam
Nomor 18 Tahun 2019 tentang pengembangan Pesantren.
Pesantren (UU Pesantren),
menjadi momen penting bagi Sebagai salah satu bentuk
upaya memaksimalkan kehadiran perwujudan dari komitmen
negara untuk memberikan pemerintah khususnya
rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi Kementerian Agama, Program
kepada Pesantren berdasarkan Kemandirian Pesantren telah
tradisi dan kekhasannya. UU ditetapkan sebagai program
Pesantren juga menjadi landasan prioritas Kementerian Agama
untuk menyelesaikan masalah melalui Keputusan Menteri
kesenjangan alokasi sumber Agama Nomor 749 Tahun 2021
daya negara yang besar dalam tentang Program Kemandirian
pengembangan Pesantren. Pesantren yang mempunyai

02
tujuan untuk mengoptimalkan masyarakat, Pesantren
sumber daya pesantren, serta melaksanakan aktivitas dalam
untuk meningkatkan menyiapkan sumber daya
kesejahteraan Pesantren dan manusia yang mandiri dan
masyarakat. Sebagai acuan memiliki keterampilan agar dapat
pelaksanaan, telah ditetapkan berperan aktif dalam
peta jalan bagi Program pembangunan. Bentuk rekognisi,
Kemandirian Pesantren melalui afirmasi, dan fasilitasi dalam
Keputusan Menteri Agama Nomor Program Kemandirian Pesantren
1252 Tahun 2021 tentang Peta mengacu pada layanan bagi
Jalan Kemandirian Pesantren. penyelenggaraan fungsi
pemberdayaan masyarakat
Dalam peta jalan tersebut, Pesantren yang merupakan
Program Kemandirian Pesantren amanat dalam UU Pesantren, di
memiliki strategic goals dalam mana pemerintah memberikan
hal: (1) penguatan fungsi rekognisi terhadap
Pesantren dalam menghasilkan penyelenggaraan aktivitas
insan (SDM) yang unggul dalam pemberdayaan masyarakat oleh
ilmu agama, keterampilan kerja, Pesantren dalam bentuk: (1)
kewirausahaan; (2) penguatan pelatihan dan praktik kerja
Pesantren dalam mengelola unit lapangan; (2) penguatan potensi
bisnis sebagai sumber daya dan kapasitas ekonomi Pesantren
ekonomi yang kuat dan dan masyarakat; (3) pendirian
berkelanjutan; (3) penguatan koperasi, lembaga keuangan,
Pesantren dalam menjalankan dan lembaga usaha mikro, kecil,
fungsi Pemberdayaan dan menengah; (4)
Masyarakat dengan menjadi pendampingan dan pemberian
community economic hub di bantuan pemasaran terhadap
lingkungannya; dan (4) produk masyarakat; (5)
penguatan peran Kementerian pemberian pinjaman dan
Agama dalam mewujudkan bantuan keuangan; (6)
Kemandirian Pesantren. pembimbingan manajemen
keuangan, optimalisasi, dan
Dalam menyelenggarakan fungsi kendali mutu; (7) pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat yang kegiatan sosial kemasyarakatan;
berorientasi pada peningkatan (8) pemanfaatan dan
kesejahteraan Pesantren dan pengembangan teknologi

03
industri; dan/atau (9) inkubasi bisnis. Untuk
pengembangan program lainnya. memberikan fasilitasi
Selain itu, Pemerintah juga pengembangan inkubasi bisnis di
memberikan afirmasi sebagai Pesantren pada Tahun Anggaran
wujud dukungan dan fasilitasi 2024, Kementerian Agama
sekurangnya dalam bentuk: (1) melalui Direktorat Jenderal
bantuan keuangan; (2) bantuan Pendidikan Islam mengalokasikan
sarana dan prasarana; (3) bantuan pemerintah dalam
bantuan teknologi; dan/atau (4) bentuk Bantuan Inkubasi Bisnis
pelatihan keterampilan. Pesantren Tahun Anggaran 2024.

Salah satu upaya meningkatkan Agar penyaluran dan


kapasitas Pesantren dalam pelaksanaan Bantuan Inkubasi
mengelola unit bisnis sebagai Bisnis Pesantren Tahun Anggaran
sumber daya ekonomi yang kuat 2024 dapat dilaksanakan secara
dan berkelanjutan sebagai tertib, efisien, ekonomis, efektif,
bagian dari strategic goals yang transparan dan bertanggung
ingin dicapai dalam peta jalan jawab, dengan memperhatikan
Program Kemandirian Pesantren, rasa keadilan dan kepatutan,
adalah melalui pengembangan perlu disusun acuan melalui
kerjasama terkait penguatan unit Petunjuk Teknis Bantuan Inkubasi
bisnis pesantren dengan Bisnis Pesantren Tahun Anggaran
mengembangkan proyek-proyek 2024.

04
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren (Lembaran
5. Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 191, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6406);
6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2023 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2024 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6896);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6267);
8. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2023 tentang Kementerian Agama
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 21);

05
9. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun
2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019
tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 106);
10. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan
Penyelenggaraan Pesantren (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 206);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1340) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.05/2021 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian/Lembaga
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1080);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1655) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2019 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015
tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1131);
13. Peraturan Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pejabat
Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 172) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 32 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pejabat
Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Tahun 2022 Nomor 1383);
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2020 tentang Pendirian dan
Penyelenggaraan Pesantren (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 1432);

06
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 72 Tahun 2022 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 955);
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62 Tahun 2023 tentang Perencanaan
Anggaran, Pelaksanaan Anggaran, serta Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 472).

07
Tujuan Penggunaan Bantuan
1. Pendirian dan Pengembangan Usaha Bisnis Pesantren sesuai dengan
kriteria yang ditentukan oleh Direktur Jenderal
2. Pengembangan kerjasama terkait penguatan unit bisnis pesantren dengan
mengembangkan proyek-proyek inkubasi bisnis; dan
3. Menstimulasi dukungan dan partisipasi pemangku kepentingan lain untuk
mendukung Program Kemandirian Pesantren.

Pemberi Bantuan
Pemberi Bantuan adalah Direktorat Jenderal.

08
Persyaratan Pesantren Pengusul
Program Bantuan Inkubasi Bisnis
1. Terdaftar pada Kementerian Agama yang dibuktikan dengan PSP;
2. Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama sesuai dengan
domisili Pesantren yang menyatakan keberadaan, keaktifan dan kelayakan
sebagai Lembaga penerima bantuan;
3. Usia pesantren minimal sudah berdiri selama 5 tahun dibuktikan dengan
Piagam Statistik Pesantren (PSP) dan/atau Memiliki santri mukim minimal 75
orang dibuktikan dengan mengupload berita acara update data emis terbaru;
4. Lokasi unit usaha pesantren radius maksimal 20 km dari pesantren dan
masih dalam kabupaten/kota yang sama dibuktikan dengan mengupload
surat pernyataan lokasi unit usaha pesantren; dan
5. Bukan Pesantren penerima Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren di tahun
2021, 2022 dan 2023.

09
Bentuk dan Rincian Bantuan
Bantuan merupakan bantuan lainnya yang memiliki karakteristik sebagai
Bantuan Pemerintah yang diberikan dalam bentuk uang yang terbagi dalam 4
(empat) kategori penerima bantuan dengan rincian dana bantuan untuk setiap
kategori sebagai berikut dengan besaran dana Bantuan tetap mengacu kepada
kemampuan keuangan Negara dan untuk pembagian dana Bantuan didasarkan
sesuai dengan proporsionalitas pembagian untuk masing-masing kategori :

DANA BANTUAN
KATEGORI PENJELASAN
MAKSIMAL

Pesantren yang belum memiliki unit usaha atau


bisnis, dan dana bantuan ditujukan untuk
Kategori I pembentukan unit usaha atau bisnis baru Rp.75.000.000,00.-
berdasarkan verifikasi rencana usaha/business
plan.

Pesantren yang memiliki unit usaha atau bisnis


dengan nilai rencana usaha/business plan untuk
Kategori II pengembangan maksimal Rp. Rp.100.000.000,00.-
Rp.100.000.000,00.- berdasarkan hasil verifikasi
rencana usaha/business plan.

Pesantren yang memiliki unit usaha atau bisnis


dengan nilai rencana usaha/business plan untuk
Kategori III pengembangan maksimal Rp. Rp.200.000.000,00.-
Rp.200.000.000,00.- berdasarkan verifikasi
rencana usaha/business plan.

10
DANA BANTUAN
KATEGORI PENJELASAN
MAKSIMAL

Pesantren yang memiliki unit usaha atau bisnis


dengan nilai rencana usaha/business plan untuk
Kategori IV pengembangan maksimal Rp. Rp.300.000.000,00.-
Rp.300.000.000,00.- berdasarkan verifikasi
rencana usaha/business plan.

11
Prosedur Pengajuan Bantuan
a) Pesantren mengajukan softcopy proposal bantuan berupa kelengkapan
persyaratan administratif serta isian formulir pengajuan kepada pemberi
bantuan secara alur data berbasis elektronik atau online melalui laman
https://pusaka.kemenag.go.id atau melalui Sistem Informasi Manajemen
Bantuan Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (SIMBA) pada laman
https://simba.kemenag.go.id yang terdiri dari:

1) PSP (PDF);
2) Surat Permohonan Dana Bantuan yang ditandatangani oleh pengelola
usaha atau bisnis Pesantren yang memuat NSP, nama Pesantren, dan
alamat lengkap Pesantren (PDF);
3) Surat Permohonan Rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama
(PDF);
4) Surat Keputusan atau Surat Tugas sebagai pengelola unit usaha yang
ditandatangani oleh pimpinan/pengasuh Pesantren (PDF);
5) Surat Pernyataan komitmen mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
manajemen unit usaha Pesantren (PDF);
6) Rencana Bisnis/Business Plan (Format Word);
7) Rencana Anggaran Biaya (PDF);

12
8) Video Profil Pesantren (Format Video/MP4), dengan ketentuan sebagai
berikut:
(a) Kriteria Video:
Video yang dikirim bukan sekedar presentasi profil pesantren,
melainkan video pitching (proses mempresentasikan profil
pesantren) yang sesuai dengan profil pesantren.
(b) Durasi Video:
Durasi video maksimal 5 menit, dengan ketentuan sebagai berikut:
1 Menit : Sejarah Pesantren;
1 Menit : Kondisi Pesantren terkini dengan menyebutkan satuan-
satuan pendidikan di bawah pembinaan pesantren (Misalnya,
jenjang MI/SD sederajat, MTS/SMP sederajat, MA/SMA
sederajat, dan atau salafiyah murni);
2 Menit 30 Detik : Penjelasan jumlah tenaga pengajar, jumlah
santri, luas lahan, kondisi sarana prasarana, unit usaha yang
ada di pesantren, situasi belajar mengajar di Pesantren;
20 Detik : Penutup
10 Detik : Bumper Logo Kemenag dan Logo Pesantren, serta
keterangan tujuan pembuatan video.
(c) Konten:
Video pitching menggunakan prinsip jelas, menarik dan narasi
yang kuat.
Video pitching boleh menggunakan konsep monologue atau
menggunakan voice over.
Video dilengkapi dengan konten foto/video tentang profil
Pesantren dan unit usaha.
Video wajib menyematkan logo Kemenag dan logo Pesantren,
serta keterangan tujuan pembuatan video.
9) Kolektif dokumentasi foto tempat dan lingkugan unit usaha (PDF);
10) Profil Pesantren, sejarah berdirinya Pesantren hingga masa kini (Format
Word);
11) Lembar Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi unit usaha yang sudah
memiliki badan usaha (PDF).

13
b) Rencana usaha/business plan disusun dengan memperhatikan potensi yang
ada di Pesantren dan bukan pada bidang usaha peternakan dan
perikanan, yang dalam penyusunannya sesuai dengan sistematika
c) (terlampir);
Kantor Kementerian Agama memverifikasi proposal pengajuan, dan
memberikan rekomendasi atas pengajuan yang layak, dan menolak atas
d) pengajuan yang tidak layak.
Dalam hal diperlukan, Tim Ahli merekomendasikan rencana usaha/business
e) plan berdasarkan hasil verifikasi proposal.
Tim Ahli merekomendasikan nominal Bantuan ditetapkan berdasarkan
f) verifikasi rencana usaha/business plan.
Dalam menyusun rencana penggunaan dana bantuan, Pesantren harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Aktivitas yang dapat dibiayai dari dana Bantuan meliputi:
(a) penyediaan alat kerja, bahan habis pakai, dan pembiayaan
operasional yang diperlukan dalam meningkatkan kapasitas
produksi usaha atau yang diperlukan dalam memulai usaha baru;
(b) rehabilitasi ruang/gedung/bangunan yang akan dipergunakan untuk
pengembangan usaha maksimal 10% (sepuluh persen) dari rencana
usaha/business plan atau dari jumlah dana Bantuan yang diterima;
dan
(c) pembiayaan pembuatan legalitas badan hukum usaha wajib pada
kategori III dan IV bagi yang belum memiliki (maksimal
Rp.5.000.000 dari dana bantuan yang diterima).
2) Dana Bantuan tidak dapat dipergunakan untuk:
(a) pembayaran honor, insentif, atau gaji bagi pengelola unit usaha
Pesantren yang dialokasikan langsung dari dana Bantuan;
(b) penyediaan atau pembelian lahan;
(c) pembangunan gedung/bangunan baru; dan
(d) penyediaan kendaraan bermotor.
g) Dalam hal diperlukan verifikasi terhadap kelayakan calon penerima Bantuan,
PPK dapat melakukan visitasi lapangan;
h) Peserta dilarang mendaftar diluar waktu pendaftaran yang telah ditentukan
i) Panitia berhak mendiskualifikasi peserta yang tidak memenuhi persyaratan

14
Pemberitahuan Penerima Bantuan
1. PPK memberitahukan kepada penerima Bantuan mengenai penetapan dan
pengesahan sebagai penerima Bantuan.
2. Penetapan dan pengesahan sebagai penerima Bantuan disampaikan
melalui:
a. pemberitahuan langsung kepada penerima Bantuan;
b. pemberitahuan kepada Kantor Wilayah dan/atau Kementerian Agama
untuk diteruskan kepada penerima Bantuan;
c. pemberitahuan pada aplikasi Bantuan yang ditetapkan oleh pemberi
Bantuan; dan/atau
d. Website Direktorat pada laman:
www.ditpdpontren.kemenag.go.id

15
Penggunaan Bantuan
1. Setelah dana Bantuan diterima harus langsung dimanfaatkan sebagaimana
dalam rencana penggunaan Bantuan.(tambahkan waktu maksimal atau
timeline implementasi dalam proposal business plan.)
2. Dana Bantuan dapat dipergunakan sebagai pembiayaan dalam rencana
penggunaan yang belum dilaksanakan dan/atau telah dilaksanakan namun
belum sepenuhnya terbiayai sepanjang masih dalam Tahun Anggaran 2024.
3. Bunga Bank/Jasa Giro akibat adanya dana di rekening yang berasal dari
dana Bantuanmenjadi milik penerima Bantuan.
4. Penerima Bantuan menatausahakan setiap pemanfaataan dana yang
berasal dari dana Bantuan, serta menyimpan bukti pemanfaataan dana
dimaksud untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan
aparat pengawas fungsional.
5. Apabila terdapat pengeluaran yang tidak dapat diperoleh bukti/kuitansi yang
sah, maka bukti pengeluaran dapat berupa kuitansi biasa bermaterai cukup
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang disertai dengan
pernyataan kesediaan untuk sewaktu-waktu diperiksa untuk keperluan
pemeriksaan/audit keuangan terkait dengan pengeluaran tersebut.

16
Laporan Pertanggungjawaban
Penerima Bantuan
Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan disusun oleh penerima
Bantuan dan disampaikan secara alur data berbasis elektronik atau online
melalui laman https://pusaka.kemenag.go.id atau melalui Sistem Informasi
Manajemen Bantuan Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (SIMBA)
pada laman https://simba.kemenag.go.id meliputi:
1. Rencana Usaha/Business Plan (PDF);
2. Rencana Anggaran Biaya (PDF);
3 Surat Pernyataan Penerima Bantuan (PDF);
4. Berita Acara Serah Terima (PDF), yang memuat:
jumlah dana awal, dana yang dipergunakan, dan sisa dana;
pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan Perjanjian; dan
pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan;
5. a)Narasi Akademik Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan (PDF);
6. b)Buku Kas Umum (PDF);
7. c)Buku Rekening halaman yang memuat keterangan dana bantuan diterima
(PDF);
8. d)Buku Rekening halaman yang memuat keterangan seluruh dana bantuan
yang diterima sudah terkredit (PDF);
9. e)Asli Kwitansi/Nota/Faktur/Bukti pembelanjaan dari dana Bantuan (PDF);
10. f)Dokumentasi Foto Barang/Bukti yang dibelanjakan sesuai kwitansi;
11. g)Dokumentasi Foto unit bisnis hasil pemanfaatan dana Bantuan;
12. Dokumentasi Video unit bisnis hasil pemanfaatan dana Bantuan (Link Url
Channel Youtube Pesantren).

17
Timeline
a. Pembukaan Pendaftaran : 23 Februari 2024
b. Pengumpulan Dokumen Permohonan Bantuan: 23 Februari - 8 Maret 2024
c. Verifikasi dan Revisi Proposal Bantuan oleh
Kemenag Kabupaten/Kota dan Kanwil Provinsi : 24 Februari - 17 Maret 2024
d. Seleksi Administrasi dan Review Proposal : 18 - 30 Maret 2024
e. Penilaian Proposal dari Tim Ahli : 16 - 26 April 2024
f. Pengumuman : 30 April 2024

18
Larangan dan Sanksi
1. Larangan
Penggunaan Bantuan tidak dibenarkan untuk:
1) digunakan dalam segala aktivitas yang bertentangan dengan hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia; dan/atau
2) digunakan selain untuk tujuan penggunaan bantuan inkubasi pesantren
yang telah dicantumkan di dalam proposal bisnis sebagaimana diatur
dalam Petunjuk Teknis ini.
2. Sanksi
1) Atas penggunaan Bantuan yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam
Petunjuk Teknis ini akan diberikan sanksi sesuai dengan jenis
pelanggarannya.
2) Apabila di kemudian hari, atas penggunaan Bantuan mengakibatkan
kerugian Negara maka penerima bantuan bersedia dituntut penggantian
kerugian negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) PA, KPA, dan PPK dibebaskan atas segala kemungkinan tuntutan
hukum dari tindakan yang dilakukan oleh penerima bantuan atas
penggunaan Bantuan yang mengakibatkan kerugian Negara.

19
Narahubung dan Media

Media:
Website : www.ditpdpontren.kemenag.go.id
X (Twitter) : @PPesantren
Fan Page Facebook : Pendidikan Pesantren
Instagram : pendidikanpesantren

Narahubung
085176995272 (A. Dery)
081313493890 (A. Zahid)

Anda mungkin juga menyukai