Anda di halaman 1dari 3

SHALAT

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Taubat


Yazid Muttaqin  Senin, 27 Agustus 2018 | 12:15 WIB

Tidak dipungkiri bahwa setiap hamba Allah pastilah pernah melakukan perbuatan salah
dan dosa. Dan ketika ini terjadi pada seseorang Islam memerintahkan untuk segera
bertaubat dengan meminta ampunan kepada Allah, menyesali perbuatan salahnya, dan
bertekad kuat untuk tidak akan lagi mengulangi dosa kesalahan yang sama.

Karena taubat merupakan suatu kewajiban bagi orang yang bersalah maka menunda
bertaubat dari satu kesalahan merupakan sebuah dosa yang juga mesti ditaubati. Demikian
Syekh Nawawi Banten menyampaikan dalam kitabnya Nihâyatuz Zain (Bandung: Syirkah
Al-Ma’arif, tt, hal. 106). Masih menurut beliau bahwa bila taubat yang dilakukan seseorang
itu benar maka secara pasti ia akan melebur dosa yang telah dilakukan meskipun itu dosa
besar seperti kufur dan lainnya.

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

‫َن َّت َّو ُب َن‬ ‫َو َخ ْي ُر ْل َخَّط‬ ‫ُك ُّل َب آ َد َم َخ َّط‬


‫ َوَخْيُر اْل َخَّطاِئيَن الَّتَّواُبوَن‬،‫ُكُّل َبِني آَدَم َخَّطاٌء‬

Artinya: “Setiap anak keturunan Adam adalah orang yang berbuat kesalahan, dan sebaik-
baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah; lihat
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulûghul Marâm, [Semarang: Usaha Keluarga], tt., hal. 302)

Para ulama mengajarkan agar ketika seseorang hendak bertaubat atas sebuah dosa dan
kesalahan yang ia perbuat terlebih dahulu melakukan shalat sunnah dua rakaat yang
disebut dengan shalat taubat.

Ajaran para ulama ini didasarkan pada sebuah hadits Nabi—di antaranya diriwayatkan oleh
Imam Tirmidzi—dari sahabat Ali bin Abi Thalib, dari sahabat Abu Bakar As-Shidiq bahwa
Rasulullah bersabda:

‫ ُثَّم ُيَصِّلي ُثَّم َيْس َتْغِفُر الَّل َه ِإ َّل ا َغَفَر َلُه‬،‫َما ِمْن َرُجٍل ُيْذِنُب َذْنًبا ُثَّم َيُقوُم َفَيَتَطَّه ُر‬

Artinya: “Tidaklah seseorang berbuat dosa lalu ia beranjak bersuci, melakukan shalat
kemudian beristighfar meminta ampun kepada Allah kecuali Allah mengampuninya.”

Syekh Nawawi Banten dalam kitab Nihâyatuz Zain menuturkan perihal shalat taubat
sebagai berikut:

‫َوِمْنه َصَلاة الَّت ْوَبة َوِهي َرْك َعَتاِن قبل الَّت ْوَبة َيْنِوي بهما سنة الَّت ْوَبة‬

Artinya: “Termasuk shalat sunah adalah shalat taubat, yakni shalat dua rakaat sebelum
bertaubat dengan niat shalat sunnah taubat.”

Dari penjelasan Syekh Nawawi di atas dapat disimpulkan bahwa shalat taubat merupakan
shalat sunnah yang terdiri dari dua rakaat dan dilakukan sebelum seseorang bertaubat
kepada Allah atas dosa yang telah dilakukan.

Pelaksanaan shalat taubat tidak berbeda dengan pelaksanaan shalat pada umumnya.
Adapun niat shalat taubat adalah:

‫ُأ َصِّلي ُس َّن َة الَّت ْو َبِة‬


“Ushallî sunnatat taubati (saya berniat shalat sunnah taubat).”

Setelah selesai shalat dua rakaat kemudian dilanjutkan bertaubat dengan membaca istighfar
yang disertai dengan penyesalan, tekad kuat untuk menjauhkan diri dari perilaku dosa dan
tidak akan mengulanginya lagi.

Namun demikian Syekh Nawawi juga menganggap sah shalat taubat yang dilakukan
setelah orang yang bersangkutan bertaubat, bukan sebelumnya. Wallâhu a’lam. (Yazid
Muttaqin)

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan
informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

TAGS:

Anda mungkin juga menyukai