BAB I.
AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
11.1 PENGANTAR
Kita telah mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur akuntansi untuk perusahaan jasa
dan perusahaan dagang. Pada bab ini akan kita pelajari prinsip-prinsip dan prosedur
akuntansi untuk perusahaan manufaktur, yaitu perusahan yang memproduksi sendiri
barang-barang yang akan dijualnya melalui proses produksi tertentu.
Perbedaan utama antara perusahaan dagang dengan perusahaan manufaktur ialah
bahwa dalam perusahaan dagang, barang yang akan dijual berasal dari pembelian barang
yang telah siap untuk dijual kembali tanpa melalui proses produksi. Sedangkan perusahaan
manufaktur tidak membeli barang dalam keadaan siap dijual, tetapi mengolah bahan baku
untuk diproses menjadi barang jadi untuk kemudian dijual sebagai barang dagangan.
Adanya perbedaan diatas menyebabkan perbedaan antara prosedur akuntansi untuk
perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Di dalam proses mengubah bahan baku
menjadi barang jadi, perusahaan manufaktur menggunakan tenaga kerja, mesin-mesin dan
biaya pabrik yang lain seperti: tenaga listrik, pemeliharaan mesin dan sebagainya
. Biaya-biaya produksi ini harus ditambahkan pada biaya pemakaian bahan baku
untuk menentukan harga pokok barang menjadi dalam suatu periode tertentu.
merupakan bahan baku tetapi hanya merupakan bahan penolong, sedangkan bahan
bakunya adalah kayu. Bahan penolong ini akan termasuk biaya overhead pabrik.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung ialah tenaga kerja yang jasanya dapat diperhitungkan
langsung dalam pembuatan produk barang jadi tertentu. Biaya tenaga kerja langsung
adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan secara langsung terhadap produk
(barang jadi) tertentu. Yang dikelompokkan sebagai biaya tenaga kerja langsung adalah
biaya untuk jasa-jasa tenaga kerja yang secara langsung mengerjakan bahan baku, baik
dengan menggunakan tangan maupun menggunakan mesin. Sedangkan jasa-jasa tenaga
kerja yang tidak langsung mengerjakan bahan baku, seperti biaya untuk tenaga pengawas,
mandor, tukang-tukang reparasi mesin dan sebagainya adalah termasuk tenaga kerja tak
langsung, yang nantinya akan termasuk dalam biaya-biaya overhead pabrik.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya-biaya overhead pabrik atau sering disebut dengan biaya-biaya produksi tak
langsung adalah semua biaya produksi selain dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
Jika perusahaan menggunakan metode persediaan fisik, maka pencatatan ke dalam akun-
akun yang berhubungan dengan bahan baku dapat dilukiskan sebagai berikut :
Pembelian Bahan Baku
1.050.000 Penyesuaian 1.050.000
Akun Persediaan Bahan Baku pada awal periode dibuka dengan saldo persediaan
bahan baku, sedangkan pembelian, biaya angkut pembelian dan retur pembelian dalam
akun tersendiri. Pada akhir periode, melalui jurnal penyesuaian saldo-saldo akun
pembelian bahan baku, biaya angkut pembelian dan retur pembelian dipindahkan ke akun
Persediaan Bahan Baku. Persediaan Akhir Bahan Baku diketahui dengan menghitung
secara fisik berapa bahan baku yang tersedia di gudang. Dengan diketahuinya persediaan
akhir bahan baku, maka dapat ditentukan harga pokok bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi selama periode akuntansi (harga pokok bahan baku dalam contoh di atas
adalah Rp 1.340.000,00). Kemudian melalui jurnal penyesuaian pula, angka harga pokok
bahan baku dipindahkan ke akun Persediaan Barang dalam Proses.
(2) Pencatatan biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja dalam suatu perusahaan manufaktur dapat dibedakan atas biaya tenaga
kerja pabrik (langsung dan tidak langsung), biaya tenaga kerja administrasi dan biaya
tenaga kerja penjualan.
Pencatatan terhadap biaya-biaya tersebut dapat digambarkan dalam contoh berikut
ini: Misalkan dalam suatu periode perusahaan membayar tenaga kerja sebesar Rp
500.000,00 yang terdiri dari biaya tenaga kerja langsung Rp 300.000,00,biaya tenaga kerja
Akuntansi Bisnis 144
tak langsung Rp100.000,00, gaji pegawai administrasi Rp 60.000,00 dan gaji pegawai
penjualan Rp 40.000,00. Pencatatan transaksi pembayaran biaya tenaga kerja dalam akun-
akun yang bersangkutan seperti terlihat dalam gambar berikut:
Biaya tenaga kerja yang telah dicatat dalam akun-akun yang bersangkutan selama
periode berjalan, pada akhir periode akan mendapat perlakuan yang berbeda. Akun biaya
tenaga kerja langsung melalui jurnal penyesuaian dipindahkan ke akun barang dalam
proses. Akun biaya tenaga kerja tak langsung melalui jurnal penyesuaian juga dipindahkan
lebih dulu ke akun biaya overhead pabrik, kemudian dengan jurnal yang sama saldo akun
biaya overhead pabrik dipindahkan ke akun persediaan barang dalam proses. Saldo akun
gaji pegawai administrasi dan gaji pegawai penjualan tidak termasuk elemen biaya
produksi, oleh karena itu langsung saja ditutup ke akun Rugi Laba melalui jurnal penutup
pada akhir periode.
(3) Pencatatan biaya-biaya overhead pabrik
Biaya-biaya overhead pabrik terdiri atas semua biaya-biaya pabrik selain daripada
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya yang bermacam-macam jenisnya
tadi pertama-tama dicatat dalam akun biaya yang bersangkutan, kemudian pada akhir
periode dipindahkan (dikumpulkan) melalui jurnal penyesuaian ke akun Biaya Overhead
Akuntansi Bisnis 145
Pabrik untuk kemudian dipindahkan ke akun Persediaan Barang dalam Proses. Contoh
pencatatan biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dapat digambarkan
sbb:
Biaya Bahan Penolong
70.000 Penyesuaian 70.000
Depresiasi Mesin
80.000 Penyesuaian 80.000
Biaya-biaya yang menjadi beban dari beberapa bagian seperti contoh diatas dicatat melalui
tahapan sebagai berikut:
(1) Mencatat jumlah biaya yang dibayar atau menjadi beban dalam satu periode:
Listrik & Penerangan Rp 25.000,00
Kas Rp 25.000,00
(2) Mengalokasikan biaya dalam satu periode pada masing-masing bagian:
Listrik & Penerangan – Pabrik Rp 20.000,00
Listrik & Penerangan – Administrasi Rp 3.000,00
Listrik & Penerangan – Penjualan Rp 2.000,00
Listrik & Penerangan Rp 25.000,00
(3) Mengumpulkan macam-macam biaya produksi tak langsung ke dalam akun Biaya
Overhead Pabrik:
Biaya Overhead Pabrik Rp xyz
Listrik & Penerangan – Pabrik Rp20.000,00
Macam-macam Biaya Overhead Pabrik Rp(xyz-20.000)
Proses Pencatatan biaya-biaya produksi dan perhitungan harga pokok produksi seperti
telah diuraikan di atas dapat dilihat pada gambar di halaman 148.
Perusahaan Manufaktur
PT KAPUAS
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
PT KAPUAS
Laporan Harga Pokok Produksi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
3. Depresiasi Gedung Rp 100.000.000,00 yang harus dialokasikan sbb: 50% untuk pabrik,
30% untuk administrasi dan 20% untuk penjualan.
4. Depresiasi mesin Rp 80.000.000,00.
5. Depresiasi meubelair Rp 60.000.000,00 yang harus dialokasikan sbb: 60% untuk
administrasi dan 40% untuk penjualan.
6. Kerugian Piutang ditaksir Rp 30.000.000,00.
7. Listrik & Penerangan dialokasikan sebagai berikut: 80% untuk pabrik, 12% untuk
administrasi dan 8% untuk penjualan.
8. Reparasi & Pemeliharaan dialokasikan sbb: 60% untuk pabrik, 20% untuk administrasi
dan 20% untuk penjualan.
9. Biaya asuransi pabrik tahun 2006 adalah Rp 15.000.000,00.
10. Persediaan Bahan Baku Rp 200.000.000,00.
11. Persediaan Barang dalam Proses Rp 220.000.000,00.
12. Persediaan Barang Jadi Rp 400.000.000,00.
Jurnal Penyesuaian :
Atas dasar data di atas, jumal penyesuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember
2006 adalah sebagai berikut :
31 Desember 2006 (dalam 1.000)
Uraian Debit Kredit
1. Biaya Bunga Rp 1.000,00
Utang Bunga Rp 1.000,00
(untuk mencatat bunga yang terutang)
2. Advertensi Rp 2.000,00
Utang Advertensi Rp 2.000,00
(untuk mencatat biaya advertensi yang
terhutang)
3. Depresiasi Gedung-Pabrik Rp 50.000,00
Depresiasi Gedung-Administrasi Rp 30.000,00
Depresiasi Gedung-Penjualan Rp 20.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 100.000,00
Akuntansi Bisnis 152
Neraca Lajur yang dibuat oleh PT ADI DAYA pada 31 Desember 2006 dan laporan
keuangan yang dibuat berdasarkan neraca lajur tersebut tampak sebagai berik
Akuntansi Bisnis 155
PT ADI DAYA
NERACA LAJUR
31 Desember 2006 (dalam 1.000)
Akun Neraca Saldo Penyesuaian N. Saldo yg Disesuaikan Laba-Rugi Neraca
D K D K D K D K D K
Kas 275.000 275.000 275.000
Piutang Dagang 330.000 330.000 330.000
Cad. Kerug. Piutang 10.000 (6) 30.000 40.000 40.000
Persediaan Bhn Baku 500.000 (10a) 1.040.000 (10b) 1.340.000 200.000 200.000
(10b) 1.340.000
Persed. Brg dlm Proses 375.000 (11a) 300.000 (11d) 2.160.000 220.000 220.000
(11c) 365.000
Persediaan Brg Jadi 500.000 (11d) 2.160.000 (12) 2.260.000 400.000 400.000
Porsekot Asuransi 25.000 (9) 15.000 10.000 10.000
Tanah 400.000 400.000 400.000
Gedung 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Akum. Depres. Gedung 400.000 (3) 100.000 500.000 500.000
Mesin 800.000 800.000 800.000
Akum. Depres. Mesin 320.000 (4) 80.000 400.000 400.000
Mebelair 300.000 300.000 300.000
Akum. Depres. Mebelair 180.000 (5) 60.000 240.000 240.000
Hak Patent 200.000 200.000 200.000
Utang Dagang 495.000 495.000 495.000
Utang Hipotek 350.000 350.000 350.000
Akuntansi Bisnis 156
Laporan-laporan keuangan yang harus disusun atas dasar neraca lajur di atas adalah sbb:
(1) Laporan Harga Pokok Produksi
PT ADI DAYA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
1 Januari s/d 31 Desember 2006 (dalam 1.000)
Persediaan Barang dalam Proses Rp 375.000,00
(3) Neraca
PT ADI DAYA
NERACA
31 Desember 2006 (dalam 1.000)
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar Rp Rp Utang Lancar Rp Rp
Kas 275.000 Utang dagang 495.000
Piutang Dagang 330.000 Utang bunga 1.000
Cad. Kerug. Piutang (40.000) Utang advertensi
290.000 Jumlah Utang Lancar 2.000
Persediaan Bhn Baku 200.000 498.000
Persed. Brg dlm Proses 220.000 Utang Jangka Panjang
Persediaan Brg Jadi 400.000 Utang Hipotik 350.000
Porsekot Asuransi 10.000
Jumlah Aktiva Lancar 1.395.000 Modal
Modal Saham 1.000.000
Aktiva Tak Lancar Laba yang ditahan 1.107.000
Tanah 400.000 Jumlah Modal 2.107.000
Gedung 1.000.000
Akum. Depres. Gedung (500.000)
500.000
Mesin 800.000
Akum. Depres. Mesin (400.000)
400.000
Mebelair 300.000
Akum. Depres. Mebelair (240.000)
60.000
Hak Patent 200.000
Jml Aktiva Tak Lancar 1.560.000
Jumlah Aktiva 2.955.000 Jumlah Pasiva 2.955.000
Akuntansi Bisnis 161
Apabila jurnal penutup di atas diposting ke dalam akun-akun yang bersangkutan maka akun-
akun penghasilan, biaya dan laba rugi tidak akan mempunyai saldo lagi karena pada akhimya
semua saldo akun nominal akan terkumpul menjadi satu dalam akun laba yang ditahan.
Setelah penutupan maka akun Rugi Laba dan akun Laba yang Ditahan akan nampak sebagai
berikut:
Laba Rugi
2006 2006
Des 31 Penutupan buku Rp 2.593.000 Des 31 Penutupan buku Rp 3.500.000
Des 31 Penutupan buku 907.000
Rp 3.500.000 Rp 3.500.000