Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANDRY DWI PRAYOGA

NIM : K2519008
UTS TKPP PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Kerjakan soal-soal berikut


Soal 1 s/d 5 bobot masing-masing 10, soal 6 bobot 50.

1. Jelaskan pengertian kurikulum sejelas-jelasnya! Apa fungsinya kurikulum bagi suatu program
pendidikan/latihan?
2. Jelaskan perkembangan penggunaan kurikulum di Indonesia, khususnya untuk SMK!
3. Jelaskan prinsip pengembangan kurikulum!
4. Jelaskan hirarki tujuan pendidikan di indonesia mulai dari yang tertinggi (nasional) sampai yang
terendah (pembelajaran).
5. Dalam Kurikulum 2013 SMK, apa kaitan antara kompetensi inti dan kompetensi dasar?
6. Anda seorang guru diberikan tugas mengajar satu mata pelajaran Kurikulum 2013 yg
disempurnakan 2018. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik terlebih dulu harus dibuat
program tahunan dan program semester. Buatlah rencana tahunan dan rencana semester tersebut.
Pilihlah satu mata pelajaran sesuai dengan konsentrasi keahlian anda, dan bukan mata pelajaran
yg telah anda buat prota dan promesnya yg telah anda kirim.

JAWABAN

1. Pada awalnya istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere
(tempat berpacu) yang digunakan dalam dunia olahraga. Kemudian dalam dunia Pendidikan,
istilah kurikulum diartikan sebagai jumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh
seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan
dalam bentuk ijazah.
Istilah kurikulum dalam dunia Pendidikan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran
(subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir programpelajaran
untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Fungsi Kurikulum yaitu :
- Fungsi Penyesuaian
Kurikulum memiliki sifat mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam
lingkungan yang cenderung dinamis.
- Fungsi Integrasi
Kurikulum mampu menjadi alat pendidikan yang dapat membentuk pribadi-pribadi yang
utuh serta berintegritas di masyarakat.
- Fungsi Diferensiasi
Kurikulum merupakan alat pendidikan yang memperhatikan pelayanan kepada setiap
peserta didik yang mana mereka memiliki perbedaan masing-masing yang patut untuk
dihargai.
- Fungsi Persiapan
Sebagai alat pendidikan, kurikulum berfungsi untuk membantu mempersiapkan peserta
didik untuk dapat menuju ke jenjang pendidikan berikutnya, serta siap untuk hidup
bermasyarakat apabila peserta didik tersebut tidak melanjutkan pendidikannya.
- Fungsi Pemilihan
Kurikulum memfasilitasi para peserta didik dengan cara memberi mereka kesempatan
untuk memilih program belajar yang sesuai dengan minat serta bakatnya.
- Fungsi Diagnostik
Kurikulum berfungsi untuk memahami dan mengarahkan potensi dari seorang peserta
didik agar dia dapat menggali terus potensinya dan memperbaiki kelemahannya.
Sedangkan untuk peserta didik, kurikulum berfungsi untuk membantu mereka agar dapat
memahami materi dan melaksanakan proses pembelajaran dengan mudah, sehingga target
pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, peserta didik juga diharapkan mendapatkan
pengalaman baru yang bisa saja menjadi bekal di kehidupannya nanti.
2. Perkembangan Kurikulum SMK di Indonesia :
- Kurikulum Tahun 1964
Kurikulum SMK tahun 1964 direncanakan untuk menyiapkan lulusannya pada
umumnya kemudian diubah dan disempurnakan menjadi kurikulum tahun 1976.
- Kurikulum tahun 1976.
Misi dan tujuan dari kurikulum 1976 dirasa masih mengalami banyak kelemahan,
salah satunya adalah tujuan SMK yang masih terminal, maka SMK kurang diminati oleh
masyarakat khususnya yang berasal dari kalangan menengah dan atas. Disamping materi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka pemerintah melakukan
penyesuaian dan penyempurnaan terhadap materi kurikulum 1976.
- Kurikulum Tahun 1984
Walaupun sudah disempurnakan, namun masih juga banyak kelemahan.
Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan mata pelajaran yang harus dipelajari siswa.
Hal ini sangat mungkin terjadi relevansinya dengan tuntutan dan kebutuhan lapangan
atau tidak siap pakai. Untuk itu pemerintah mengembangkan kurikulum 1994 dalam
usaha mengatasi kelemahan kurikulum 1984.
- Kurikulum tahun 1994
Kurikulum SMK tahun 1994 diberlakukan dengan keputusan Mendikbud No.
080/U/1993 tanggal 27 Februari 1993, di antaranya berisi landasan, program dan
pengembangan SMK. Pada landasan tersebut ditegaskan, bahwa kurikulum SMK
dirancang dan disusun secara dinamis dan fleksibel agar mampu mengantisipasi dan
mengikuti perkembangan yang terjadi. Kurikulum SMK tahun1994 mempunyai misi dan
tujuan khusus dan dikembangkan lagi menjadi kurikulum berdasarkan kompetensi.
- Kurikulum 1999
Kurikulum 1999 merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum SMK 1994,
sangat diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan.
Karakteristik dari kurikulum SMK, baik dalam hal jenis maupun lingkup studi, menuntut
kesiapan dari pengembangan daya dukung kurikulum tersebut. TAP MPR No.
IV/MPR/1999 atau biasa disebut dengan GBHN 1999 juga memberikan kebijakan untuk
mengembangkan kurikulum berdiversifikasi guna melayani peserta didik yang beragam
kondisinya bagi murid yang berprestasi, perlu ada percepatan sedang yang prestasinya
rendah perlu remidi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program percepatan
belajar sebagai salah satu bentuk alternatif layanan pendidikan bagi peserta didik yang
berbakat, berminat dan berkemampuan luar biasa. telah memiliki landasan kebijakan
yang kuat, yaitu Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan peraturan
pelaksanaannya, dan Garisgaris Besar Haluan Negara tahun 1999.
- Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikenal dengan KBK dapat diartikan
sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas yang standar performasi tertentu, sehingga hasilnya
dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu. KBK menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman
kemampuan atau kompetensi tertentu di sekolah, yang berkaitan dengan pekerjan yang
ada di masyarakat. Standar kompetensi yang memperhatikan perbedaan individu, baik
kemampuan, kecepatan belajar maupun konteks sosial budaya. Dalam KBK sekolah
diberi keleluasaan untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga
dapat mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, serta
kebutuhan masyarakat sekitar sekolah. Pelaksanaan KBK yang belum genap dua tahun
itu pun akhirnya harus diakhiri, menyusul kehadiran KTSP.
- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP merupakan hasil penyempurnaan dari KBK yang menekankan pada standar
isi dan standar kompetensi lulusan. Tetapi di lapangan masih terdapat kebingungan dalam
penyusunan dan pelaksanaan KTSP. Dari aspek pemegang otoritas pendidikan,
penggantian kurikulum akan berjalan mulus, sehingga kualitas pendidikan pun
diharapkan menjadi lebih baik. Di lapangan terjadi sebaliknya. Konsep KTSP yang lebih
banyak memberi kebebasan kepada guru dan sekolah untuk memberikan materi kepada
siswa, asal bisa mencapai standar kompetensi tertentu. Terjadi kesenjangan antara tataran
ide ditingkat otoritas pendidikan sebagai pembuat kebijakan dengan implementasi oleh
para pendidik di lapangan. Ide brilian yang mungkin ada dalam kurikulum baru tak bisa
sepenuhnya diwujudkan. Penyusunan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BNSP dimana panduan tersebut
berisi tentang model KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. KTSP
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah atau karakteristik daerah,
sosial budaya masyarakat setempat dan masyarakat.
- Tahun 2013: Kurikulum 2013
- Tahun 2021: Kurikulum SMK Pusat Keunggulan (SMK PK)

3. Pengembangan kurikulum haruslah mempunyai bebapa prinsip yang harus diterapkan dalam
pengembangan kurikulum, menurut Asmariani (2014) mengatakan bahwa ada beberapa
prinsip yang perlu diterapkan dalam pengembangan kurikulum, prinsip tersebut adalah:
- Prinsip relevansi, yaitu prinsip dimana dalam membuat kurikulum haruslah
memperhatikan kebutuhan dari lingkungan, masyarakat dan siswa, agar nantinya dapat
berguna bagi siswa untuk bersaing dalam dunia industri/dunia kerja yang selalu
berkembang serta harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa yang akan datang.
- Prinsip fleksibilitas, yaitu kurikulum harus mempunyai kemudahan dalam melakukan
penyesuaian dengan keadaan. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal
yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya dapat memungkinkan terjadinya penyesuaiaan-
penyesuaian berdasarkan kondisi dari daerah.
- Prinsip kontinuitas, yaitu perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara
berkesinambungan, tidak terputus-putus. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang
disediakan pada kurikulum juga diharapkan berkesinambungan antara suatu tingkat
dengan tingkat lainnya.
- Prinsip efisiensi, yaitu kurikulum hendaknya dalam pengembangan tidak membutuhkan
waktu, tenaga dan biaya yang besar.
- Prinsip efektifitas, kurikulum harus mempunyai kemampuan dalam hal memenuhi tujuan
dari apa yang telah direncanakan

4. HIRARKI TUJUAN PENDIDIKAN


- Tujuan Pendidikan Nasional yaitu suatu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada
tingkat nasional hasil pencapaiannya akan terwujud bila warga negara yang
berkepribadian nasional, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bertanggung jawab
atas kesejahteraan masyarakat, bangsa dan tanah air. Dan lebih jelas lagi dapat dilihat
pada UU No 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
- Tujuan Istitusional , yakni merupakan tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat
lembaga pendidikan. Hasil pencapaian dari tujuan institusional ini berwujud tamatan
sekolah yang mampu melaksanakan bidang pekerjaan tertentu dan atau mampu dididik
lebih lanjut menjadi tenaga profesional dalam bidang tertentu dan pada jenjang tertentu
pula (misalnya pendidikan SD, SMP, SMU, PT).(Sardiman AM.2000.63).
- Tujuan Kurikuler, adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat mata
pelajaran atau bidang studi-bidang studi. Hasil pencapainya akan berwujud siswa yang
menguasai disiplin mata pelajaran ataubidnag studi yang diperlajarinya. (Sardiman
AM.2000.64)
- Tujuan Instruksional atau Tujuan Pengajaran, yakni tujuan pendidikan yang ingin dicapai
pada tingkat pengajaran. Hasil pencapaiannya berwujud siswa yang secara bertahap
terbentuk wataknya, kemampuan berpikirnya, ketrampilan, teknologinya.

5. Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
yang harus dimiliki oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program. Kompetensi
Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas. Kompetensi inti
bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran mata pelajaran yang
relevan. Setiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan.
Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut
harus berkontribusi terhadap pembentukan kompetensi inti. Ibaratnya, kompetensi inti
merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan dengan mempelajari
setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan sebagai integrator horizontal antar
mata pelajaran. Dengan pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran
karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi inti merupakan kebutuhan
kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang
akan diserap peserta didik melalui proses pembelajaran yang tepat. Dalam mendukung
kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar
yang dikelompokkan menjadi empat bagian. Hal ini sesuai dengan rumusan kompetensi inti
yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Uraian kompetensi dasar sedetil ini adalah untuk
memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan
harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Kompetensi dasar dalam
kelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didik, tetapi sebagai pegangan bagi
pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut, ada pesan-pesan sosial dan
spiritual yang terkandung dalam materinya.

Anda mungkin juga menyukai