Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maria Fransiska Damasinas Sendo

Kelas/Semester : RPL Kupang / I


NIM : P1337425223106
TUGAS : Epidemiologi Dental

JUDUL&PENULIS SITASI PARAFRASE


Penerbit a. Pengertian Sitasi kata parafrase ternyata berasal dari
Deepublish adalah upaya penulis untuk bahasa Yunani. Yakni dari kata
mencuplik kalimat dari Paraphrasein yang artinya adalah
penulis lain yang hendak “cara ekspresi tambahan”.
disampaikan kepada Sehingga definisi umum dari segi
pembaca. ilmu bahasa istilah parafrase ini
Sitasi merupakan hal wajib mempunyai pengertian sebagai
yang ada dalam penulisan pengungkapan kembali suatu
buku akademik, ataupun konsep dengan cara lain dalam
tulisan yang berbau ilmiah bahasa yang sama tetapi tidak
lainnya. mengubah makna yang
Karena mencuplik, tentu saja dimilikinya.
penting sekali menuliskan parafrase bisa disebut sebagai
sumber. Bagaimanapun juga, upaya menuliskan kembali suatu
pencuplikan ini salah satu hal dari karya orang lain
bentuk menghormati dan menggunakan bahasa sendiri.
bentuk kejujuran atas hak Meskipun diungkapkan dengan
kekayaan intelektual. cara ini, akan tetapi makna yang
Setidaknya dengan dihasilkan sama.
mencantumkan sumber, akan Parafrase bisa dilakukan dengan
terhindar pula dari mengungkapkan sesuatu yang
plagiarisme. tadinya memakai istilah asing
b. Macam-Macam Sumber Sitasi menjadi istilah umum, dari bahasa
 Buku: penulis, judul buku, ilmiah menjadi bahasa sederhana,
tempat penerbitan, dan sejenisnya. Sehingga lebih
penerbit, tanggal mudah dipahami dan maknanya
penerbitan, dan nomor tetap sama seperti sumber.
halaman jika sesuai. [8]
Jurnal: penulis, judul
artikel, judul jurnal,
tanggal terbit, dan nomor
halaman.
 Surat kabar/news paper:
penulis, judul artikel,
nama surat kabar, judul
bagian dan nomor
halaman jika diinginkan,
tanggal penerbitan.
 Situs web: penulis, judul
artikel dan publikasi jika
sesuai, serta URL, dan
tanggal saat situs diakses.
 Puisi: garis miring spasi
biasanya digunakan untuk
menunjukkan baris
terpisah dari puisi, dan
kutipan dalam kurung
biasanya menyertakan
nomor baris. Misalnya:
“Karena aku harus
mencintai karena aku
hidup / Dan hidup di
dalam diriku adalah apa
yang kamu berikan.”
(Brennan, baris 15-16).
 Wawancara: nama
pewawancara, deskriptor
wawancara (mis.
Wawancara pribadi) dan
tanggal wawancara.
c. Aturan Penulisan Sitasi Yang
Benar
Secara sekilas, penulisan
sitasi harus mengikuti
beberapa aturan. Karena
selama ini banyak sekali
penulisan sitasi yang kurang
tepat dan terkesan asal dalam
penulisan. Lantas, apa saja
aturan yang perlu dipahami
oleh penulis.
 Penempatan Sitasi
Penulisan sitasi dapat
ditulis di bagian awal dan
di bagian akhir kutipan.
 Penulisan Nama Penulis
terkait penulisan nama
penulis, maka penulisan
nama hanya ditulis nama
belakangnya dulu, baru
diikuti dengan nama
depan si penulis. Barulah
diikuti sumber kutipan
tersebut dicetak atau
diterbitkan pada tahun
berapa.
 Jumlah Penulis
Apabila sitasi tersebut
ditulis lebih dari satu
orang, misal dua orang.
Maka kedua nama penulis
wajib dituliskan atau
dicantumkan dan
menggunakan kata
hubung ‘dan’.
Hanya saja penulisan
‘dan’ menggunakan
simbol ‘&’. Jadi setiap
kata hubung tidak
dibolehkan menggunakan
‘dan’ ataupun ‘and’
sekalipun literatur berasal
dari bahasa asing.
Kecuali jika isi dari
naskah karya ilmiah yang
Anda tulis menggunakan
bahasa inggris, maka kata
hubung bisa menggunakan
bahasa asing ‘and’.
 Penulisan dkk/ et al.
Apabila penulisan sitasi
didapati penulisnya lebih
dari dua, maka cukup
ditulis satu penulis saja.
Dibagian belakang
barulah ditambah et
al. yang diambil dari (and
others), atau bisa pula
disederhanakan dengan
istilah dan kawan-kawan
(dkk).
 Literatur Terjemahan
Khusus penulisan sitasi
yang diambil dari literatur
terjemahan (berlaku untuk
artikel, dan buku) maka
yang harus dituliskan
bukan penerjemahnya,
melainkan penulis
aslinya. Setelah itu,
barulah diikuti oleh tahun
terbit literatur asli.
Pertanyaannya adalah, si
penerjemah dituliskan
dimana? Jadi penerjemah
dituliskan di daftar
pustaka.

Anda mungkin juga menyukai