Penerbit a. Pengertian Sitasi kata parafrase ternyata berasal dari Deepublish adalah upaya penulis untuk bahasa Yunani. Yakni dari kata mencuplik kalimat dari Paraphrasein yang artinya adalah penulis lain yang hendak “cara ekspresi tambahan”. disampaikan kepada Sehingga definisi umum dari segi pembaca. ilmu bahasa istilah parafrase ini Sitasi merupakan hal wajib mempunyai pengertian sebagai yang ada dalam penulisan pengungkapan kembali suatu buku akademik, ataupun konsep dengan cara lain dalam tulisan yang berbau ilmiah bahasa yang sama tetapi tidak lainnya. mengubah makna yang Karena mencuplik, tentu saja dimilikinya. penting sekali menuliskan parafrase bisa disebut sebagai sumber. Bagaimanapun juga, upaya menuliskan kembali suatu pencuplikan ini salah satu hal dari karya orang lain bentuk menghormati dan menggunakan bahasa sendiri. bentuk kejujuran atas hak Meskipun diungkapkan dengan kekayaan intelektual. cara ini, akan tetapi makna yang Setidaknya dengan dihasilkan sama. mencantumkan sumber, akan Parafrase bisa dilakukan dengan terhindar pula dari mengungkapkan sesuatu yang plagiarisme. tadinya memakai istilah asing b. Macam-Macam Sumber Sitasi menjadi istilah umum, dari bahasa Buku: penulis, judul buku, ilmiah menjadi bahasa sederhana, tempat penerbitan, dan sejenisnya. Sehingga lebih penerbit, tanggal mudah dipahami dan maknanya penerbitan, dan nomor tetap sama seperti sumber. halaman jika sesuai. [8] Jurnal: penulis, judul artikel, judul jurnal, tanggal terbit, dan nomor halaman. Surat kabar/news paper: penulis, judul artikel, nama surat kabar, judul bagian dan nomor halaman jika diinginkan, tanggal penerbitan. Situs web: penulis, judul artikel dan publikasi jika sesuai, serta URL, dan tanggal saat situs diakses. Puisi: garis miring spasi biasanya digunakan untuk menunjukkan baris terpisah dari puisi, dan kutipan dalam kurung biasanya menyertakan nomor baris. Misalnya: “Karena aku harus mencintai karena aku hidup / Dan hidup di dalam diriku adalah apa yang kamu berikan.” (Brennan, baris 15-16). Wawancara: nama pewawancara, deskriptor wawancara (mis. Wawancara pribadi) dan tanggal wawancara. c. Aturan Penulisan Sitasi Yang Benar Secara sekilas, penulisan sitasi harus mengikuti beberapa aturan. Karena selama ini banyak sekali penulisan sitasi yang kurang tepat dan terkesan asal dalam penulisan. Lantas, apa saja aturan yang perlu dipahami oleh penulis. Penempatan Sitasi Penulisan sitasi dapat ditulis di bagian awal dan di bagian akhir kutipan. Penulisan Nama Penulis terkait penulisan nama penulis, maka penulisan nama hanya ditulis nama belakangnya dulu, baru diikuti dengan nama depan si penulis. Barulah diikuti sumber kutipan tersebut dicetak atau diterbitkan pada tahun berapa. Jumlah Penulis Apabila sitasi tersebut ditulis lebih dari satu orang, misal dua orang. Maka kedua nama penulis wajib dituliskan atau dicantumkan dan menggunakan kata hubung ‘dan’. Hanya saja penulisan ‘dan’ menggunakan simbol ‘&’. Jadi setiap kata hubung tidak dibolehkan menggunakan ‘dan’ ataupun ‘and’ sekalipun literatur berasal dari bahasa asing. Kecuali jika isi dari naskah karya ilmiah yang Anda tulis menggunakan bahasa inggris, maka kata hubung bisa menggunakan bahasa asing ‘and’. Penulisan dkk/ et al. Apabila penulisan sitasi didapati penulisnya lebih dari dua, maka cukup ditulis satu penulis saja. Dibagian belakang barulah ditambah et al. yang diambil dari (and others), atau bisa pula disederhanakan dengan istilah dan kawan-kawan (dkk). Literatur Terjemahan Khusus penulisan sitasi yang diambil dari literatur terjemahan (berlaku untuk artikel, dan buku) maka yang harus dituliskan bukan penerjemahnya, melainkan penulis aslinya. Setelah itu, barulah diikuti oleh tahun terbit literatur asli. Pertanyaannya adalah, si penerjemah dituliskan dimana? Jadi penerjemah dituliskan di daftar pustaka.