Anda di halaman 1dari 15

CASE SCIENTIFIC SESSION

BAGIAN KONSERVASI

”Kegagalan Pada Perawatan Saluran Akar”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi


Kepaniteraan Klinik di Bagian Konservasi

Oleh:

Annisa Sari Rezeki

2210070210075

Pembimbing : drg. Darmawangsa,M.Kes

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Annisa Sari Rezeki

NPM : 2210070210075

Telah disetujui Case Scientific Session yang berjudul:

”Kegagalan Pada Perawatan Saluran Akar”

Untuk Memenuhi Syarat Dalam Melengkapi Kepaniteraan Klinik di Bagian Konservasi

Telah Disetujui

Dosem Pembimbing

(drg. Darmawangsa,M.Kes)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan case scientific section dengan
judul ”Kegagalan Pada Perawatan Saluran Akar” untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan kepanitraan klinik modul konservasi.

Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses
yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Darmawangsa,M.Kes selaku
dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak
lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.

Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna sebagaimana
mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya


kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.

Padang, 7 Agustus 2023

Annisa Sari Rezeki

III
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Pengesahan......................................................................................................ii
Kata Pengantar...............................................................................................................iii
Daftar Isi..........................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHALUAN................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................2
2.1 Definisi Perawatan Saluran Akar......................................................................2

2.2 Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Saluran Akar......................................2

2.3 Prosedur Perawatan Saluran Akar ...................................................................3

2.4 Penyebab Kegagalan Perawatan Saluran Akar..................................................4

BAB 3 KESIMPULAN....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

Karies yang tidak ditangani dapat meluas sampai ke dentin atau ke pulpa, jika

karies ini sudah meluas dan menyebabkan tubuli dentin terekspos, mikroorganisme

akan mudah masuk atau mengivasi pulpa. Pulpitis irreversibel biasanya bervariasi

secara intensitas dan durasi, dalam beberapa kasus terdapat nyeri spontan yang tidak

bisa diatasi oleh analgesik, sehingga memerlukan perawatan lebih lanjut yaitu

perawatan saluran akar.

Perawatan saluran akar atau endodontik merupakan salah satu ilmu kedokteran

gigi yang menangani gangguan pada jaringan pulpa, tujuan dari perawatan ini adalah

untuk mengatasi rasa sakit dan mempertahankan gigi. Perawatan endodontik yang dapat

dilakukan pada gigi dengan penyakit pulpa adalah perawatan saluran akar. Perawatan

Saluran Akar (PSA) merupakan salah satu perawatan penyakit pulpa dengan cara

pengambilan pulpa vital atau nekrotik dari saluran akar dan menggantinya dengan

bahan pengisi (Kartinawanti and Asy’ari, 2021). Perawatan saluran akar yang berhasil

berarti tidak terdapat lagi gejala salah satunya adalah rasa nyeri, dapat berfungsi dengan

baik, dan tidak ada tanda-tanda patologis yang lain. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Frank dan Barbour, tingkat keberhasilan perawatan saluran akar bervariasi,

tetapi tidak sedikit juga perawatan saluran akar yang berhasil (Giovanni et al., 2022).

Perawatan endodontik merupakan salah satu bagian dari ilmu kedokteran gigi

yang mencakup perawatan terhadap penyakit atau gangguan pada jaringan pulpa dan

juga periradikuler. Tujuan dari perawatan endodontik adalah untuk mengeliminasi rasa

sakit, infeksi, dan untuk mempertahankan gigi dalam rongga mulut selama mungkin.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Perawatan Saluran Akar

Perawatan saluran akar adalah suatu perawatan penyakit pulpa

dengan cara pengambilan pulpa vital atau nekrotik dari saluran akar dan

menggantinya dengan bahan pengisi untuk mencegah terjadinya infeks berulang.

Perawatan saluran akar di lakukan pada kasus pulpitis irreversibel, nekrosis

pulpa, atau pulpa terbuka. Perawatan saluran akar juga dapat di lakukan pada gigi

vital untuk kepentingan pembuatan restorasi yang baik atau pada pasien yang

memiliki resiko karies tinggi (Kartinawanti and Asy’ari, 2021).

Tujuan dari perawatan endodontik adalah meringankan rasa sakit dengan

menghilangkan bakteri yang ada di saluran akar dan menciptakan lingkungan

yang tidak mendukung mikroorganisme untuk berkembang biak. Hal ini berarti

bahwa tidak terdapat lagi gejala, dapat berfungsi dengan baik dan tidak ada tanda-

tanda patologis yang lain (Bachtiar, 2016). Perawatan saluran akar ini dilakukan

untuk mempertahankan gigi agar dapat bertahan selama mungkin dalam rongga

mulut dengan tiga tahap utama yang disebut Triad Endodontik, yang

meliputi preparasi biomekanis, sterilisasi dan pengisian saluran akar yang

hermetis. Tiga tahap ini berfungsi penting dalam keberhasilan perawatan

saluran akar (Kartinawanti and Asy’ari, 2021).


2.2. Indikasi dan Kontra Indikasi Perawatan Saluran Akar

2.2.1 Indikasi

Secara umum perawatan saluran akar diindikasikan untuk:

- Resorbsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal

- Mahkota gigi masih dapat direstorasi

- Gigi tidak goyang dan periodontal normal

- Gigi dengan kelainan jaringan pulpa berupa pulpitis ireversibel

- Kondisi pasien baik

- Nekrosis pulpa

2.2.2 Kontra indikasi

Secara umum, kontraindikasi perawatan saluran akar, yaitu:

- Fraktur akar gigi yang vertikal

- Gigi tidak dapat direstorasi lagi

- Gigi dengan perforasi dasar kamar pulpa

- Resorbsi akar lebih 1/3 apikal

- Kehilangan tulang patologis

- Kondisi pasien bur

2.3. Prosedur Perawatan Saluran Akar

1. Menegakkan diagnosa dengan melakukan pemeriksaan subjektif, objektif, dan

preoperatif radiograf.

2. Trepanasi abses menggunakan jarum miller dengan cara memasukkan jarum

miller 1 mm lebih panjang dari panjang kerja.


3. Pasien didatangkan setelah 1 minggu kemudian.

4. Dilakukan anamnesa kepada pasien, dan pasien tidak mengeluhkan adanya rasa

sakit

5. Akses koronal dengan melakukan tahapan buka atap pulpa menggunakan

contra angel high speed dan endo akses bur. Setelah terbuka, atap pulpa

diperlebar dengan menggunakan diamendo bur. Out line form dibentuk seperti

segitiga dengan puncak segitiga berada di cingulum

6. Ekstirpasi menggunakan jarum ekstirpasi yang berfungsi untuk mengeluarkan

jaringan pulpa yang nekrortik di dalam saluran akar dengan gerakan searah

dengan jarum jam, setelah dirasakan adanya tahanan jarum ekstirpasi ditarik

keluar.

7. Pengukuran panjang kerja dengan melakukan rontgen dengan sebelumnya

memasukkan jarum miller kedalam saluran akar. (PK = PGS – 1)

8. Preparasi biomekanis saluran akar dengan teknik step back menggunakan

jarum k-file, Setiap pergantian jarum K-file dilakukan irigasi pada saluran akar

menggunakan NaOCl dan H2O2 3% secara bergantian dengan spuit plastik

disposible dan kelebihan larutan irigasi di absorbsi dengan kapas untuk

memonitor debris yang keluar dari saluran akar.

9. Keringkan saluran akar dengan menggunakan paper point sasuai MAF

10. Sterilisasi saluran akar/dressing menggunakan pulperyl dengan cara

mengoleskan paper point yang telah diolesi bahan pulperyl kedinding saluran

akar.

11. Letakkan kapas steril diatas kavitas agar cavit tidak masuk kedalam saluran

akar
12. Tumpatan sementara menggunakan cavit dengan teknik inkremental,

aplikasikan selapis demi selapis lalu dipadatkan.

13. Kontrol 3-5 hari kemudian

14. Dilakukan anamnesa kepada pasien, dan pasien tidak mengeluhkan adanya

rasa sakit.

15. Buka tambalan sementara menggunakan contra angel high speed dengan

round bur, dan ambil kapas menggunakan pinset.

16. Kemudian masukkan paper point ke dalam saluran akar

17. Periksa paper point masih basah atau kering dan berbau atau tidak, jika basah

dan berbau berarti saluran akar belum steril sementara jika sudah kering dan

tidak berbau berarti saluran akar sudah steril.

18. Dari hasil pemeriksaan ternyata paper point sudah kering dan tidak berbau,

maka dilanjutkan tindakan obturasi.

19. Obturasi saluran akar dilakukan secara kondensasi lateral. Saluran akar dapat

dilakukan obturasi dengan syarat gigi tersebut asimptomatis, dan saluran akar

cukup kering dan tidak berbau.

20. Pilih master gutta percha dengan ukuran 90 sesuai dengan MAF, sebagai

master cone.

21. Dinding saluran akar diolesi dengan pasta saluran akar/sealer yaitu

endometason dan eugenol menggunakan lentullo.

22. Master gutta percha diukur sesuai panjang kerja, selanjutnya master gutta

percha diolesi dengan sealer lalu dimasukkan ke dalam saluran akar,

semaksimal mungkin ditekan kearah lateral menggunakan spreader, sisa

ruang saluran akar diisi lagi dengan gutta percha sampai penuh.

23. Kelebihan gutta percha dipotong sampai orifice menggunakan ekskavator


yang dipanaskan.

24. Kemudian dipadatkan menggunakan plugger

25. Lakukan RO foto obturasi

26. Jika telah hermetis dan tidak over/under filling dilanjutkan dengan pemberian

basis GIC tipe 3 yang diaduk menggunakan glass plate dan semen spatele,

lalu dibawa ke kavitas menggunakan plastis instrumen.

27. Kemudian kavitas ditumpat menggunakan cavit dengan tehnik inkremental,

aplikasikan selapis demi selapis lalu dipadatkan.

28. Kontrol satu minggu kemudian.

29. Kemudian restorasi permanen.


2.4 Penyebab Kegagalan Perawatan Saluran Akar

Penyebab kegagalan endodontik dapat diklasifikasikan ke dalam faktor

biologis dan teknis. Kegagalan yang berhubungan dengan mikroorganisme dapat

disebabkan oleh kesulitan anatomis seperti percabangan apikal, dan

ketidakteraturan morfologi lainnya. Saluran akar berbentuk C membuatnya sulit

untuk dibersihkan, dibentuk, dan diakuisisi secara efektif. Kegagalan juga dapat

disebabkan oleh kesalahan prosedural seperti perforasi akar, instrumen yang

terpisah, atau saluran yang terlewat. Dinding dentin yang tipis pada alur bukal

atau lingual dapat mengarah pada perforasi saluran, yang menimbulkan ancaman

yang cukup besar terhadap prognosis gigi (Kim dkk, 2018). Faktor-faktor yang

menyebabkan kegagalan perawatan endodontik pada pasien yang telah melakukan

Perawatan Saluran Akar adalah apeks terbuka (18/76), saluran yang terlewat

(12/76), pembesaran saluran akar yang tidak mencukupi (10/76), perforasi (9/76),

karies sisa (7/76), fraktur akar (5/76), apeks akar yang tidak dapat diakses (4/76),

dan instrumen yang patah (4/76).

Faktor paling umum yang menyebabkan kegagalan endodontik pada pasien

yang menyelesaikan RCT adalah apeks yang terbuka. Pada akar apikal, terdapat

penyempitan yang pada umumnya berukuran 0,5-1,5 mm koronal ke foramen

apikal, dan dianggap sebagai bagian saluran akar dengan diameter terkecil. Ini

adalah titik referensi yang paling sering digunakan sebagai terminasi apikal untuk

pembentukan, pembersihan, dan obturasi. Resorpsi akar apikal yang berhubungan

dengan periodontitis/trauma apikal kronis dan instrumentasi yang berlebihan akan

memperbesar penyempitan apikal, yang mengakibatkan apeks terbuka. Karena

area apikal teriritasi dan dilanggar secara mekanis selama PSA oleh instrumen
atau bahan pengisi untuk gigi dengan apeks terbuka, gejala-gejala seperti nyeri

perkusi vertikal dan nyeri tekan pada area apikal atau rasa tidak nyaman tidak

membaik secara sempurna meskipun tidak ada substansi yang terinfeksi yang jelas

di dalam saluran akar atau di area ekstra radikuler. Pada kasus resorpsi akar apikal

atau pembesaran apikal yang berlebihan, panjang kerja yang tepat yang lebih

pendek dari panjang saluran akar sebesar 0,5-1 mm harus ditetapkan (Yamaguchi

dkk, 2018).

Kunci keberhasilan perawatan saluran akar adalah pengisian penuh pada

ruang saluran akar dan pengangkatan seluruh jaringan pada akar pulpa dan

mikroorganisme yang terinfeksi. Kegagalan perawatan saluran akar dapat

didiagnosis berdasarkan tanda dan gejala klinis serta temuan radiografi saluran

akar (Yancheshmeh, 2019).

Terdapat beberapa pemeriksaan yang digunakan untuk menyelidiki

penyebab kegagalan RCT, menentukan perawatan ulang dengan cara yang

berbeda, dan melakukan tindak lanjut setelahnya

1. Rontgen periapikal yang menunjukkan seluruh gigi, dari mahkota gigi hingga

di luar akar, tempat gigi menempel pada rahang. Setiap rontgen periapikal

menunjukkan semua gigi dalam satu bagian rahang atas atau bawah. Rontgen

periapikal mendeteksi perubahan yang tidak biasa pada akar dan struktur tulang

di sekitarnya

2. Tes perkusi dilakukan dengan mengetuk gigi yang berdekatan dan yang

dicurigai secara perlahan dengan ujung gagang cermin. Respon positif

menunjukkan bahwa gigi telah diekstrusi karena adanya eksudat pada jaringan

periodontal apikal atau lateral


3. Tes dingin menentukan responsifitas saraf sensorik pulpa terhadap stimulus

dingin, yang secara praktis dilakukan dengan menggunakan etil klorida pada

pledget kapas (Aljabri dkk, 2020).


BAB 3

KESIMPULAN

Perawatan Saluran Akar (PSA) merupakan salah satu perawatan penyakit

pulpa dengan cara pengambilan pulpa vital atau nekrotik dari saluran akar dan

menggantinya dengan bahan pengisi (Kartinawanti and Asy’ari, 2021). Tujuan dari

perawatan endodontik adalah meringankan rasa sakit dengan menghilangkan

bakteri yang ada di saluran akar dan menciptakan lingkungan yang tidak

mendukung mikroorganisme untuk berkembang biak. Tingkat keberhasilan

perawatan saluran akar bervariasi, tetapi tidak sedikit juga perawatan saluran akar

yang berhasil. Penyebab kegagalan endodontik dapat diklasifikasikan ke dalam

faktor biologis dan teknis. Kegagalan yang berhubungan dengan mikroorganisme

dapat disebabkan oleh kesulitan anatomis seperti percabangan apikal, dan

ketidakteraturan morfologi lainnya. Faktor paling umum yang menyebabkan

kegagalan endodontik pada pasien yang menyelesaikan RCT adalah apeks yang

terbuka. Kunci keberhasilan perawatan saluran akar adalah pengisian penuh pada

ruang saluran akar dan pengangkatan seluruh jaringan pada akar pulpa dan

mikroorganisme yang terinfeksi.


DAFTAR PUSTAKA

Kartinawanti, A. T & Khoiruza Asy’ari, A. 2021. Penyakit Pulpa Dan Perawatan Saluran Akar

Satu Kali Kunjungan: Literature Review. Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi. 4(2). pp. 64–72.

Giovanni, A., Nahzi, M. Y. I. & Adhani, R. 2022. Perbandingan efektivitas penggunaan teknik

preparasi saluran akar konvensional dan crown down terhadap ekstrusi debris apikal.

Dentin Jurnal Kedokteran Gigi. 4(2). 59–64.

Yancheshmeh, S. S. 2019. Examining the Factors Affecting Endodontic Therapy Failure. Journal

of Molecular Biology Research. 10 (1). 1-5.

Kim, Y., Lee, D., Kim, D., Kim, S.Y. 2018. Analysis of Cause od Endodontic Failure od C-

Shaped Root Canals. Wiley.

Yamaguchi, M. 2018. Factors that cause endodontic failures in general practices in Japan.

BMC Oral Health. 18 (70). 2-5.

Aljabri, M. K., 2020. Causes of root vanal treatment failure: A prospective study in Makkah city,

Saudi Arabia.

Anda mungkin juga menyukai