Anda di halaman 1dari 8

Asbab Nuzul Al-Qur’an

Asbab Nuzul Al-Qur’an


Oleh : Hikmah Akmelia Kosa
Pendahuluan
Ayat-ayat Al-Qur’an turun ke bumi untuk menjaga kemaslahatan kehidupan manusia
serta mengantarkan manusia ke jalan yang diridhoi Allah. Untuk itu, supaya tidak salah
mengartikan suatu ayat Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam melaksanakan kehidupan sehari-
hari, maka untuk menafsirkan ayat Al-Qur’an memerlukan pemahaman mengenai asbabun
nuzul ayat tersebut. 1
Salah seorang guru besar dari Harvard University pernah melakukan penelitian
yang dilakukannya pada empat puluh Negara untuk mengetahui faktor kemajuan atau
kemunduran suatu Negara. Dari hasil penelitiannya, ia mengungkapkan bahwasalah
satu faktor utama yang berpengaruh adalah materi bacaan dan sajian yang disuguhkan,
khususnya kepada generasi muda. Ditemukannya bahwa dua puluh tahun menjelang kemajuan
dan kemunduran Negara yang ditelitinya itu, para generasi muda dibekali dengan sajian dan
bacaan tertentu. Setelah dua puluh tahun generasi muda itu berperan dalam berbagai
aktivitas, peranan yang pada hakikatnya diarahkan oleh kandungan bacaan dan sajian yang
disuguhkan itu.2
Dua puluh tahun dua bulan dua puluh dua hari lamanya ayat-ayat Al-Quran silih
berganti turun, dan selama itu pula Nabi Muhammad SAW. dan para sahabatnya tekun
mengajarkan Al-Quran dan membimbing ummatnya. 3 Sehingga pada akhirnya mereka
berhasil membangun masyarakat yang di dalamnya terpadu ilmu dan iman, nurdanhidayah,
keadilan dan kemakmuran di bawah lindungan ridha dan ampunan Ilahi. Boleh jadi kita
pernah mempertanyakan, “Mengapa dua puluh tahun lebih baru selesai dan berhasil?” Boleh
jadi jawabannya dapat kita simak dalam temuan guru besar dari Harvard University di atas.
Ilmu pengetahuan menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dari Al-Quran. Di
antara pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang dan asbabunnuzul.Banyak
pernyataan ulama yang secara tegas menetapkan arti pentingnya kedudukan ilmu tersebut,
di antaranya adalah pernyataan Imam ibn Daqiq al-Aid.4 Beliau berkata bahwa penjelasan
sabab al-nuzul adalah jalan yang kuat dalam memahami makna-makna Al-Quran.

1 Meinarini Utami and Suci Ratnawati, ‘Asbabun Nuzul Ayat Al-Qur’an Berkaitan Produktivitas Dan Media
Pembelajaran Online’, Studia Quranika: Jurnal Studi Quran, 6 (2022), 217–39.
2 Syarif Hidayatullah, ‘Konsep Ilmu Pengetahuan Syed Hussein Nashr: Suatu Telaah Relasi Sains Dan Agama’,

Jurnal Filsafat, 28.1 (2018), 111–39.


3 Refita Ayu, ‘Etika Memuliakan Tamu Dan Pengamalannya Di Masyarakat Desa Tualang Baru Kabupaten Aceh

Tenggara (Studi Penafsiran Al-Qurthubi QS Az-Dzariyat/51: 24-28)’ (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,
2022).
4 Muhammad Amin, ‘Konstribusi Tafsir Kontemporer Dalam Menjawab Persoalan Ummat’, SUBSTANTIA: Jurnal

Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 15.1 (2013), 1–12.


Pengertian Asbab Nuzul Al-Qur’an
Asbab Nuzul yang terdiri dari kata asbab jamak dari kata sabab (sebab, alasan atau
‘illat) dan nuzul bermakna al-su’ud (turun).5 Sehingga asbab nuzul secara literal bermakna
sebab turunnya satu atau beberapa ayat Al-Quran. Kata AsbabunNuzul terdiri dari kata
Asbab dan An-Nuzul. Asbab adalah kata jamak (plural) dari kata mufrad (tunggal) sabab, yang
secara etimologis berarti sebab, alasan. Yang di maksud dengan nuzul adalah disini ialah
penurunan al-Quran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara malaikat
Jibril as. Karena itu istilah lengkap asalnya ialah Asbabun nuzulul-Qur’an yang berarti sebab-
sebab turun al-Quran.6
Menurut Muhammad Abdul Halim al-Zarqani, asbab nuzul adalah suatu kejadian
yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang dapat dijadikan
petunjuk hukum berkenaan dengan turunnya suatu ayat. 7 Menurut Manna’ al-Qaththan, asbab
nuzul adalah suatu yang karenanya Al-Quran diturunkan, sebagai penjelas terhadap apa yang
terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan. 8 Menurut Shubhi Shalih, asbab nuzul
adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya suatu ayat atau beberapa ayat, atau suatu
pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan
terjadinya suatu peristiwa. 9
Ada banyak ulama yang berbeda pendapat dalam mendefinisikan tentang asbab Nuzul,
di antaranya Az-Zargani, Ash-Shabuni, Shubhi Shaleh dan Manna’Khalil Al-Qattan.10 Akan
tetapi kendati pun redaksi pendefinisian di atas sedikit berbeda, semuanya menyimpulkan
bahwa asbab an-nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat Al-
quran, dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang
timbul dari kejadian tersebut. Asbab an-nuzul merupakan bahan sejarah yang dapat di pakai
untuk memberikan keterangan terhadap turunnya ayat Alquran dan memberinya konteks dalam
memahami perintah-perintahnya.11
Penentuan Asbab Nuzul Al-Qur’an
Untuk menentukan asbabun nuzul suatu ayat tidaklah mudah.Hal yang demikian ini
terbukti dengan timbulnya perselisihan mengenai asbabun nuzul antara ulama salaf dan khalaf.
Para ulama salaf menaruh asbabun nuzul pada posisi yang sangat penting sekali dalam
menafsirkan ayat, bahkan sering menyatakan kaidah al-'ibrah bi khususal-sabab labi 'umum
allafz (Ibrah itu dengan khususnya sebab dan bukan dengan umumnya lafaz). 12 Sedangkan para
ulama khalaf lebih mengedepankan kaidah al-'ibrah bi 'umum al-lafzi labi khusus al-sabab

5 Ahmad Razali Sinaga and others, ‘Peran Asbabun Nuzul Qur’an Surah Ali Imran Ayat 159 Dalam Metode
Pembelajaran Bagi Mahasiswa/i Pendidikan Bahasa Arab Stambuk 2020’, Al Fuadiy: Jurnal Hukum Keluarga
Islam, 5.1 (2023), 1–9.
6 MITHA SUHENI, ‘ASBABUN NUZUL’, 2018.
7 Tafsir Nurul Ihsan, ‘Metodologi Muhammad Sa’id Umar Terhadap Periwayatan Hadith-Hadith Asbab Al-Nuzul

Dalam Tafsir Nurul Ihsan’, Jurnal Al-Turath; Vol, 3.1 (2018).


8 Sinaga and others.
9 Tarmizi Tarmizi Tahir, ‘ASBABUN NUZUL DALAM KITAB KAUKABUL MUNIR KARYA ANREGURUTTA KH.

MUHAMMAD AS’AD AL-BUGISY’, TAFASIR: Journal of Quranic Studies, 1.1 (2023).


10 SUHENI.
11 U I N SUNAN AMPEL, ‘AZBABUN NUZUL TURUNNYA AL QURAN’, 2018.
12 M Nailun Niam, ‘Integrasi Asbab Al-Nuzul Dalam Formulasi Istinbat Hukum Islam (Studi Kitab Rawa’i Al-

Bayan Fi Tafsiri Ahkảm Min Al-Qur’an)’ (Institut Agama Islam Negeri Jember, 2019).
('ibrah itu dengan umumnya lafadz bukan dengan khususnya sebab).13 Para ulama khalaf
berasumsi bahwa memahami ayat tidak harus diacukan pada peristiwa yang melatar
belakanginya, tetapi dilihat dari keumuman lafaznya.
Hal yang demikian ini terjadi disebabkan karena memang tidak mudah untuk
menelusuri bukti-bukti kesejarahan (historis) mengenai asbabun nuzul suatu ayat. Karena
landasan periwayatan itu sangat minim dan sedikit, maka ulama khalaf tidak begitu menaruh
perhatian serius pada aspek asbabun nuzul dalam penafsiran Al-Qur’an. Tetapi tentunya juga
tidak menganggap remeh pentingnya asbabun nuzul sebagai salah satu ilmu alat yang
digunakan di dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum.
Akan tetapi ulama khalaf tidak menolak jika ada informasi valid mengenai asbabun
nuzul dan menjadikannya sebagai alat dalam menafsirkan ayat. Namun yang jelas, ulama
khalaf tidak akan mencari-cari asbabun nuzul suatu ayat yang tidak memiliki validitas
periwayatan.14 Sulitnya menentukan asbabun nuzul suatu ayat, dalam pandangan ulama khalaf
disebabkan karena ketika para sahabat mengemukakan kisah di dalam menjelaskan suatu ayat,
tidak secara tegas mengatakan bahwa kisah itu merupakan asbabun nuzul atau sebaliknya. 15
Hal ini akan menjadi semakin sulit untuk menentukan asbabun nuzul ketika ulama tafsir itu
berada semakin jauh dari masa nabi. Karena kurun waktu yang semakin jauh inilah maka para
ulama sangat berhati-hati dalam menentukan asbabun nuzul suatu ayat. Menurut al-Wahidi dan
juga Manna‘ al- Qathan, bahwa tidaklah diterima informasi tentang asbabun nuzul kecuali
memiliki dasar periwayatan yang valid baik yang dari nabi maupun para sahabat yang
menyaksikan langsung turunnya suatu ayat. 16
Dalam hal ini para ulama tafsir juga menjelaskan bahwa ungkapan para sahabat yang
meriwayatkan informasi tentang asbabun nuzul dapat diterima begitu saja, tetapi harus diteliti
secara mendalam terlebih dahulu. Dengan demikian metode periwayatan asbabun nuzul ini,
secara metodologis, takhrij-nya sama dengan takhrij hadis. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibn
Salah17 bahwa syarat diterimanya informasi tentang asbabun nuzul adalah sanad yang
bersambung, sahabat yang meriwayatkan asbabun nuzul menyaksikan sebab turunnya ayat dan
dinyatakan dengan kata-kata yang secara tegas (qat‘i) menunjuk kepada adanya asbabun nuzul.
Jika sanad hadis tentang asbabun nuzul itu tidak bersambung atau periwayatan tidak
mengetahui turunnya ayat atau tidak menyatakan secara tegas adanya asbabun nuzul maka
tidak diterima sebagai asbabun nuzul suatu ayat.
Di antara redaksi yang secara tegas menunjuk asbabun nuzul suatu ayat adalah "sebab
turunnya ayat ini" atau "sebab turunnya ayat seperti ini". Kedua bentuk redaki ini adalah bentuk
yang sangat tegas yang menunjuk sabab al-nuzul suatu ayat.Sedangkan redaksi "turun ayat ini
tentang ini‛, maka dalam hal ini terjadi perbedaan pandangan. Al-Zarkasyi sebagaimana dikutip
Hasbi al Shiddiqiey 18 mengatakan bahwa jika redaksinya demikian maka ada dua kemungkinan

13 Midih Saputra, ‘Asbab Al-Nuzul: Antara Histori Dan Historisitas Al-Quran’, Al-Aqidah| Jurnal Studi Islam, 2.1
(2019), 51–68.
14 Muhammad Rusli, ‘Sejarah Sosial Hukum Islam Dalam Al-Qur’an (Asba Bun Nuzul)’, Al-Ubudiyah: Jurnal

Pendidikan Dan Studi Islam, 1.2 (2020), 1–10.


15 Rusli.
16 Faridah Faridah, ‘PEMIKIRAN AS SUYUTHI TENTANG ASBABUN NUZUL’, 2018.
17 Try Saadurrahman H M Kafrawi and others, ‘Sejarah Sosial Hukum Islam Dalam Al-Qur’an (Asba Bun Nuzul)’,

2018.
18 Kafrawi and others.
yaitu memang menunjukan asbabun nuzul atau menunjuk kepada maksud hukum tertentu. Hal
ini disebabkan karena para sahabat terbiasa mengatakan dengan redaksi yang demikian itu
untuk menerangkan maksud dan bukan asbabun nuzul ayat. Hal yang hampir sama juga
diungkapkan oleh al-Qasimi.19 bahwa redaksi yang demikian itu dilalah-nya zanni karena
mungkin menunjuk asbabun nuzul tetapi juga mungkin hanya menjelaskan maksud suatu ayat.
Karena sifat dilalah yang zanni inilah maka perlu diadakan tarjih. Al-Zarqani menggaris
bawahi perlunya meneliti indikasi-indikasi untuk menentukan apakah redaksi itu menerangkan
asbabun nuzul ayat ataukah hanya sekadar penjelasan tentang muatan ayat.
Jadi jelas bahwa untuk menentukan sebab turun suatu ayat harus dengan melihat redaksi
periwayatan yang dilalah-nya qat‘i yang secara tegas menunjuk adanya asbabun nuzul. Jika
redaksinya zanni maka perlu diadakan tarjih untuk mengetahui indikator apakah redaksi yang
dinyatakan sahabat itu menunjuk adanya asbabun nuzul atau sekedar penjelasan kandungan
ayat. Hal yang demikian merupakan bentuk kehati-hatian dalam filterasisasi ketat yang
dilakukan ulama tafsir untuk menentukan hanya periwayatan asbabun nuzul yang memiliki
validitas tinggi saja yang dapat dijadikan pegangan pokok dalam penafsiran AlQur’an. Jadi
tidaklah mudah untuk menentukan asbabun nuzul ayat suci Al-Qur’an.
W. Montgomery Watt20 nampak pesimis dalam persoalan asbabun nuzul yang
dikembangkan oleh para ulama tafsir karena di dalamnya terdapat cacat yaitu tidak lengkap
dan hanya menentukan sebab-sebab turun ayat untuk sebagian Al-Qur’an yang jumlahnya
sedikit. Semakin diragukan lagi karena asbabun nuzul merupakan peristiwa yang tidak penting
dan tidak ada penjelasan kapan terjadinya. Apa yang diungkapkan Watt tersebut memberikan
pengertian bahwa pengetahuan asbabun nuzul sendiri masih jauh dari fakta sejarah, apalagi
sering tidak konsisten misalnya sebuah ayat memiliki lebih dari satu sebab turun ataupun sebab
yang sama bisa melatar belakangi ayat yang berbeda. Hal ini berarti asbabun nuzul lebih pada
dugaan-dugaan para mufassir yang berdasarkan hadis, ataupun dugaan-dugaan dari para
sarjana muslim saja. Walaupun demikian, walaupun kajian tentang asbabun nuzul yang
dikembangkan oleh para sarjana muslim tidak menunjuk waktu secara jelas dan penuh dengan
dugaan- dugaan, tetapi azas-azas yang diletakkan oleh para ulama tafsir tetap memiliki arti
penting yaitu sebagai pijakan tradisional oleh para pengkaji sesudahnya.
Nasr Abu Zaid21 juga pesimis dengan batasan-batasan ketat sebagaimana diterapkan
para mufassir salaf yang hanya mendasarkan pelacakan asbabun nuzul pada periwayatan.
Menurutnya hal ini menutup ruang ijtihad ulama-ulama sesudahnya. Oleh karena itu maka Nasr
Abu Zaid menawarkan perlunya menjadikan wacana asbabun nuzul sebagai masalah ijtihad
sehingga sarjana muslim harus menikmati hak ijtihad dan mentarjih berbagai riwayat dengan
cara yang lebih signifikan yaitu bersandar pada sejumlah unsur dan tanda-tanda eksternal dan
internal yang membentuk teks. Bagi Nasr, asbabun nuzul hanyalah konteks sosial bagi teks.
Hal ini sekaligus kritik bagi para ulama kuno yang hanya menganggap tanda-tanda eksternal
dari periwayatan sebagai sumber pengetahuan asbabun nuzul. Padahal, asbabun nuzul dapat
dimengerti dari tanda-tanda internal yang ada di dalam teks. Analisis atas tanda tanda dari teks
dapat mengungkapkan apa yang terjadi di luar teks.

19 Muhammad Rizqi Anshari and Muhammad Rifki, ‘MENGENAL TAFSIR & TA’WIL DALAM ULUM ALQURAN’,
MUSHAF JOURNAL: Jurnal Ilmu Al Quran Dan Hadis, 2.2 (2022), 180–89.
20 Abdul Hamid, Pengantar Studi Al-Qur’an (Prenada Media, 2022).
21 Rusli.
Fungsi Asbab Nuzul Al-Qur’an dalam Penafsiran Al-Qur’an
Ada beberapa fungsi asbab nuzul yang dapat diambil dalam penafsiran Al-Qur’an diantaranya
ialah:
1. Mengetahui sisi-sisi positif (hikmah) yang mendorong atas pensyariatan hukum.
2. Mengkhususkan hukum bagi siapa yang berpegang dengan kaidah: "bahwasanya
ungkapan (teks) Al-quran itu didasarkan atas kekhususan sebab.
3. Kenyataan menunjukkan bahwa ada kalanya lafal dalam ayat Al-Quran itu bersifat
umum, namun membutuhkan pengkhususan yang pengkhususannya itu sendiri justru
terletak pada pengetahuan tentang sebab turun ayat itu.
4. Memastikan makna ayat Al-Qur`an dan menghilangkan kerancuan maknanya.
5. Menghilangkan kerancuan dari pembatasan hukum (daf`u tawahhum alHashr).
6. Mengetahui suatu ayat diturunkan kepada siapa, sehingga tidak terjadi keraguan yang
mengakibatkan penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan membebaskan
tuduhan terhadap orang yang bersalah. 22
7. Untuk menjadikan ayat al-Qur’an lebih relevan dengan kondisi yang dihadapinya
sehingga dalam penerapan hukumnya ia lebih kepada subtansial bukan hanya sebatas
formal.
8. Dengan mengetahui asbâb an-nuzul seorang mufassir tidak hanya melihat ayat al-
Qur’an sebagai redaksi, akan tetapi lebih kepada tuntunan kondisi. 23
Kaidah-Kaidah Asbab Nuzul Al-Qur’an dalam penafsiran
Asbāb al-nuzūl sebagai kaidah tafsir akan memberikan pemahaman, tidak hanya
pemahaman tekstual tetapi pemahaman kontekstual juga terhadap suatu ayat, terutama untuk
mengetahui status hukum pada masa itu, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan. Dalam
menentukan asbāb al-nuzūl salah satu cara yang dikemukakan Al-Wahidi “Tidak boleh kita
mengatakan tentang sebab-sebab turunnya ayat Alquran melainkan dengan riwayat dan
mendengar dari orang-orang yang menyaksikan ayat itu diturunkan, dan juga mengetahui
sebab-sebabnya, serta membahas tentang pengertiannya dan bersungguh-sungguh dalam
mencarikan yang demikian itu”. 24
Ibnu Katsir dalam mukadimah Tafsir-nya menyatakan tentang kaidah menafsirkan al-
Qur’an: pertama, menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an. Metodologi ini merupakan yang
paling shahih (valid). Kedua, menafsirkan al-Qur’an dengan sunah, karena sunah merupakan
pensyarah dan menjelaskan al-Qur’an. Ketiga, menafsirkan al-Qur’an dengan perkataan para
sahabat, sebab mereka adalah orang-orang yang lebih mengetahui sekaligus sebagai saksi dari
berbagai fenomena dan situasi yang terjadi seputar al-Qur’an (asbaban-nuzul). Keempat, bila

22 Syukraini Ahmad, ‘ASBAB NUZUL (Urgensi Dan Fungsinya Dalam Penafsiran Ayat Al-QurAn)’, El-Afkar: Jurnal
Pemikiran Keislaman Dan Tafsir Hadis, 7.2 (2018), 95–106.
23 Hafizi Hafizi, ‘Asbab An-Nuzul Dalam Penafsiran Al-Qur’an (Aspek Sejarah Dan Kontekstual Penafsiran)’, Al-

Dzikra: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Al-Hadits, 14.1 (2020), 43–62.
24 Muhammad Iqna Syam, ‘Kaidah Asbāb An-Nuzūl Dan Penerapannya Dalam Memahami Tafsir Al-Qur‟ an

(Studi Atas Kitab Asbāb Nuzūl Al-Qurān Karya Abu Al-Hasan Ali Bin Ahmad Al-Wāhidī)’ (IAIN Syekh Nurjati
Cirebon, 2021).
tidak di dapati cara menafsirkan dengan ketiga metode di atas, maka menafsirkan al-
Qur’an dengan pemahaman yang dimiliki para tabi’in (murid-murid para sahabat).25
Kesimpulan
Asbab nuzul ialah sesuatu yang karena sesuatu itu menyebabkan satu atau beberapa
ayat Al-Qur’an diturunkan yang berbicara tentangnya atau menjelaskan hukumnya disaat
sesuatu itu terjadi. Yang dimaksud dengan sesuatu itu sendiri ada kalanya berbentuk kejadian
atau pertanyaan yang diajukan kepada Rasulullah saw. Asbab Nuzul dinilai memiliki urgensi
yang kuat, ini dapat diketahui dari para mufassir yang memberikan perhatian terhadap asbab
Nuzul dalam kitab-kitab mereka. Dan banyak ulama yang menyatakan salah orang yang
beranggapan bahwa Asbab Nuzul tidak penting karena mempelajarinya hanya bagaikan
mengikuti peristiwa sejarah. Padahal sebenarnya asbab Nuzul memiliki fungsi-fungsi yang
banyak dan utama dalam menafsirkan ayat Al-Qur`an. Seorang mufassir tidak mungkin
mengetahui penafsiran suatu ayat Al-Quran tanpa bersandarkan kepada kisah dan penjelasan
sebab turunnya. Sedangkan menjelaskan asbab nuzul Al-Quran merupakan cara yang kuat
dalam memahami dan menafsirkan makna-makna ayat Al-Quran. Di antara fungsi asbab an-
nuzul dalam penafsiran secara kontekstual ialah; pertama, untuk menjadikan ayat al-Qur’an
lebih relevan dengan kondisi yang dihadapinya sehingga dalam penerapan hukumnya ia lebih
kepada subtansial bukan hanya sebatas formal. Kedua, dengan mengetahui asbâb an-nuzul
seorang mufassir tidak hanya melihat ayat al-Qur’an sebagai redaksi, akan tetapi lebih kepada
tuntunan kondisi.

25M Mibtadin, ‘MENAFSIRKAN AL-QUR’AN (Mengkaji Metode, Bentuk, Dan Kaidah-Kaidah Dalam Penafsiran
Al-Qur’an)’, Mamba’ul’Ulum, 2019, 204–16.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Syukraini, ‘ASBAB NUZUL (Urgensi Dan Fungsinya Dalam Penafsiran Ayat Al-
QurAn)’, El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Tafsir Hadis, 7.2 (2018), 95–106
Amin, Muhammad, ‘Konstribusi Tafsir Kontemporer Dalam Menjawab Persoalan Ummat’,
SUBSTANTIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 15.1 (2013), 1–12
AMPEL, U I N SUNAN, ‘AZBABUN NUZUL TURUNNYA AL QURAN’, 2018
Anshari, Muhammad Rizqi, and Muhammad Rifki, ‘MENGENAL TAFSIR & TA’WIL
DALAM ULUM ALQURAN’, MUSHAF JOURNAL: Jurnal Ilmu Al Quran Dan Hadis,
2.2 (2022), 180–89
Ayu, Refita, ‘Etika Memuliakan Tamu Dan Pengamalannya Di Masyarakat Desa Tualang Baru
Kabupaten Aceh Tenggara (Studi Penafsiran Al-Qurthubi QS Az-Dzariyat/51: 24-28)’
(Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2022)
Faridah, Faridah, ‘PEMIKIRAN AS SUYUTHI TENTANG ASBABUN NUZUL’, 2018
Hafizi, Hafizi, ‘Asbab An-Nuzul Dalam Penafsiran Al-Qur’an (Aspek Sejarah Dan
Kontekstual Penafsiran)’, Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Al-Hadits, 14.1
(2020), 43–62
Hamid, Abdul, Pengantar Studi Al-Qur’an (Prenada Media, 2022)
Hidayatullah, Syarif, ‘Konsep Ilmu Pengetahuan Syed Hussein Nashr: Suatu Telaah Relasi
Sains Dan Agama’, Jurnal Filsafat, 28.1 (2018), 111–39
Ihsan, Tafsir Nurul, ‘Metodologi Muhammad Sa’id Umar Terhadap Periwayatan Hadith-
Hadith Asbab Al-Nuzul Dalam Tafsir Nurul Ihsan’, Jurnal Al-Turath; Vol, 3.1 (2018)
Kafrawi, Try Saadurrahman H M, Nursalam Zakirah, Muhammad Fadhil, and Agus Basri,
‘Sejarah Sosial Hukum Islam Dalam Al-Qur’an (Asba Bun Nuzul)’, 2018
Mibtadin, M, ‘MENAFSIRKAN AL-QUR’AN (Mengkaji Metode, Bentuk, Dan Kaidah-
Kaidah Dalam Penafsiran Al-Qur’an)’, Mamba’ul’Ulum, 2019, 204–16
Niam, M Nailun, ‘Integrasi Asbab Al-Nuzul Dalam Formulasi Istinbat Hukum Islam (Studi
Kitab Rawa’i Al-Bayan Fi Tafsiri Ahkảm Min Al-Qur’an)’ (Institut Agama Islam Negeri
Jember, 2019)
Rusli, Muhammad, ‘Sejarah Sosial Hukum Islam Dalam Al-Qur’an (Asba Bun Nuzul)’, Al-
Ubudiyah: Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 1.2 (2020), 1–10
Saputra, Midih, ‘Asbab Al-Nuzul: Antara Histori Dan Historisitas Al-Quran’, Al-Aqidah|
Jurnal Studi Islam, 2.1 (2019), 51–68
Sinaga, Ahmad Razali, Dedi Masri, Muhammad Alfiansyah, Khairunnisa Khairunnisa, and
Ayu Vika Lestari, ‘Peran Asbabun Nuzul Qur’an Surah Ali Imran Ayat 159 Dalam
Metode Pembelajaran Bagi Mahasiswa/i Pendidikan Bahasa Arab Stambuk 2020’, Al
Fuadiy: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 5.1 (2023), 1–9
SUHENI, MITHA, ‘ASBABUN NUZUL’, 2018
Syam, Muhammad Iqna, ‘Kaidah Asbāb An-Nuzūl Dan Penerapannya Dalam Memahami
Tafsir Al-Qur‟ an (Studi Atas Kitab Asbāb Nuzūl Al-Qurān Karya Abu Al-Hasan Ali Bin
Ahmad Al-Wāhidī)’ (IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2021)
Tahir, Tarmizi Tarmizi, ‘ASBABUN NUZUL DALAM KITAB KAUKABUL MUNIR
KARYA ANREGURUTTA KH. MUHAMMAD AS’AD AL-BUGISY’, TAFASIR:
Journal of Quranic Studies, 1.1 (2023)
Utami, Meinarini, and Suci Ratnawati, ‘Asbabun Nuzul Ayat Al-Qur’an Berkaitan
Produktivitas Dan Media Pembelajaran Online’, Studia Quranika: Jurnal Studi Quran, 6
(2022), 217–39

Anda mungkin juga menyukai