Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 7 PENGAMAN SISTEM TENAGA LISTRIK

Disusun Oleh :
Andika Defta
Putra (20063033)

Dosen Pengampu :
Ichwan Yel Fianhar, ST, M.Eng.Sc

Sesi :
202220630020

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PEMBENTUKAN MATRIKS IMPEDANSI
Jika matriks Y rel diinvers, maka akan dengan mudah diperoleh matriks
impedansi rel Zrel .
...............................
Z rel = Y-1rel ( 1.12 )
Bentuk matriks stándar dari jeringan tiga simpul ditulis sebagai berikut :

Z11 Z12 Z13


Z rel = Z21 Z22 Z23............................................................................... ( 1.13 )
Z31 Z32 Z33

Karena Yrel adalah matriks simetris, maka Z rel pun merupakan matriks
simetris. Unsur diagonal dari matriks Z rel disebut
ImpedansiTitikPenggerak(Drivingpoint Impedance ).Simpul-simpul dan unsure-unsur non diagonal
disebut Impedansi Pemindah(TransferImpedance)simpul-simpil.
Untuk memperoleh Zrel tidak selalu haus membentuk Yrel terlebih dahulu, namun
dapat diperoleh secara langsung seperti diuraikan berikut ini. Dalam membentuk
Zrel ada beberapa kasus yang akan dijumpai.
1.
Menambah Zb dari suatu rel baru P pada rel acuan
P

Z asli Zb

0 acuan

V1 0 I1
V2 Zasli 0 I2
V3 0 I3................................................ ( 1.14)
. = . .
Vn 0 In
Vp 0 0 0 ..... Zb Ip

2.
Menambahkan Zb dari suatu rel baru P pada suatu rel yang ada

Z asli k
Zb
P

V1 Z1k I1
V2 Zasli Z2k I2 k Zasli kolom
V3 Z3k k I3 ....( 1.15)
. = . . p baris k Zkk+ Zb
Vn Znk In
Vp Zk1 Zk2 .... Zkn Zkk +Zb Ip

3.
Menambahkan Zb dari suatu rel k yang sudah ada ke rel acuan

Zb P
Z aslik

-
Disini ditambahkan sebuah rel baru P yang dihubungkan melalui Zb ke rel k
-
Kemudian rel P dihubungsingkatkan ke rel acuan dengan penambahan Vp sama
dengan nol untuk menghasilkan persamaan matriks seperti pada kasus 2 dengan
Vp
= 0.
-
Hilangkan baris p dan kolom k dengan reduksi Kron,

Zh ( n+1 ) . Z(n+1)i
Zhi (baru ) = Zhi (asli ) –............................( 1.16 )
Zkk + Zb
4.
Menambahkan Zb diantara 2 buah rel j dan k yang sudah ada

Zb
k
Z asli q

0j
Rel q bersifat sementara, sebagai alat bantu.

V Z1j-Z1k Ii
1
Zjj-Zjk Zkj-Zkk
Zasli Ij
V .
2 Znj-Znk Zbb Ik …….( 1.17)
V .
3
(Zj1-Zk1)… ( Zj1 – Zk1 ) …… In
. =
Vn
Vp
Ib

Zbb = Zb + Zjj + Zkk – 2 Zjk

Kemudian dengan reduksi Kron diperoleh unsur-unsur baru dari Z, yaitu :

Zh(n+1). Z(n+1) i
Zhi ( baru ) = Zhi (asli ) –.........................( 1.18 )
Zb + Zjj + Zkk + 2Zjk

Contoh :

Suatu sistem tenaga liistrik terdiri atas 4 rel dan 6 saluran, sebagaimana gambar
berikut ini :

4
Z= j0,2
Z= j 0,125 6 5
Z = j 0,25 Z=j

2 0,4
1 2 3
3
1 Z= j 1,25 4 Z= j 1,25
Rel acuan

Buatlah matriks dari gambar tersebut diatas


PENYELESAIAN

a. Rel 1 dibentuk dengan impedansinya ke rel acuan adalah


: [ V1 ] = [ j 1,25 ] [ I1 ]

b. Matriks impedansi rel 1 x 1 diperoleh :


Z rel1 = [ j 1,25 ].......................................Kasusu 1

c. Untuk mendapatkan matriks rel 2 dengan impedansi ke rel

1 : j 1,25j1,25
Z rel 2 = , j 1,50 = j 1.25 + j 0,25..................Kasus 2
j 1,25 j 1,50

d. Rel 3 dengan impedansi yang terhubung ke rel 2

diperoleh : j 1,25 j1,25 j 1.25


Z rel 3 = j 1,25 j 1,50 j 1,50 , j 1,90 = j1,50 + j 0,4........Kasus 3
j 1,25 j 1,50 j 1,90

e. Dari rel 3 terhubung ke rel acuan dengan impedansi sebesar j1,25


dan mengacu ke kasusu 3, maka diperoleh :

j1,25
j 1,25 j 1.25 j 1,25
Z rel 4 = j j 1,25 j 1,50 j 1,50 , j 3,15 = j1,90+j1,25 ...Kasus 4
j 1,25
1,50 j 1,90 j 1,90
j 1,50
j 1,25 j 1,50 j 1,90 j 3,15
f.Kemudian dilakukan reduksi Kron :

j 1,25 x j1,25
Z 11 ( baru ) = j 1,25 - =j
0,75397 J 3,15

Dengan mereduksi semua nilai pada matrik kolom dan baris, didapatlah :

j 0,75397 j 0,65476 j 0,49603


Z rel 5 = j 0,65476 j 0,78571 j 0,59524
j 0,49603 j 0,59524 j 0,75397

g. Rel 4 dihubungkan ke rel 3 melalui impedansi sebesar j 0,2 ( kasus 2


), sehingga didapat Z rel sebagai berikut :

j 0,75397 j 0,65476 j 0,49603 j 0,49603


Z rel 5 = j 0,65476 j 0,78571 j 0,59524 j 0,59524
j 0,49603 j 0,59524 j 0,75397 j 0,75397
j 0,49603 j 0,59524 j 0,75397 j 0,95397

j 0,95397 = j 0,75397 + j 0,2

h.Dengan menambahkan impedansi antara rel 2 dan 4 sebesar j 0,125 ( kasus 4

) Bila j = 2 dan k = 4, maka :

Z15 = Z12 – Z14 = j 0,65476 – j 0,49603 = j


0,15873 Z25 = Z22 – Z24 = j 0,78571 – j 0,59524
= j 0,19047 Z35 = Z32 – Z34 = - j0,15873
Z45 = Z42 – Z44 = - j0,35873
Z55 = Z22 + Z44 - 2 Z24 + Z rel 2-4 = j 0,67421

Sehingga Z rel matriks 5 x 5 yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

j 0,75397j 0,65476j 0,49603j 0,49603j 0,15873


j 0,65476j 0,78571j 0,59524j 0,59524j 0,19047
j 0,49603j 0,59524j 0,75397j 0,75397- j 0,15873
j 0,49603j 0,59524j 0,75397j 0,95397- j 0,35873
j 0,15873j 0,19047- j 0,15873- j 0,35873j 0,67421

Dengan reduksi Kron, dari matriks diatas, didapatlah Impedansi Rel Sistem Tenaga
Listrik gambar tersebut diatas sebagai berikut :

j 0,71660 j 0,60992 j 0,53340 j 0,58049


Z rel = j 0,60992 j 0,73190 j 0,64008 j 0,69659
j 0,53340 j 0,64008 j 0,71660 j 0,66651
j 0,58049 j 0,69659 j 0,66651 j 0,76310
MENGHITUNG GANGGUAN BERDASARKAN IMPEDANSI URUTAN

Keterangan

: Trafo 60 MVA
KLS 01

06
: PMT KLS06
: ABSW (AirBreak Switch)

R : RECLOSER

Gambar SingleLineJaringan Penyulang KLS06


Pada gambar diatas jaringan penyulang KLS06 tersebut dapat

dijelaskan bahwa penyulang KLS06 terhubung dengan incoming dari

Trafo 1 dengan kapasitas trafo sebesar 60 MVA yang ada di GI

Kalisari. PMT KLS06 mengisi tegangan sampai dengan LBS KLS06-

84(B2-86), jalur jaringan ini terdapat dua buah ABSW dengan nama

KLS06-38 dan KLS06-82-2(B2-88A), lalu ada dua buah reclosernamun

yang berfungsi sebagai NO (Normaly Open) hanya satu dengan

nama KLS06-54, sedangkan recloser lain itu hanya sebagai NC

(Normaly Close) pemisah dengan jalur penyulang yang lain, kemudian

terdapat tiga LBS dengan nama B1-147, KLS06-75 dan KLS06-84(B2-

86). Pada penyulang KLS06 ini arus maximal di sisi PMT outgoing adalah

sebesar 480 A sedangkan arus maximal di sisi recloseradalah sebesar 400

A.

Data Trafo 1 Gardu Induk Kalisari Seamarang

Kapasitas Daya 60 MVA


Ratio Tegangan 150/22
MVAsc Hubung Singkat (150 kV) 6000,41
Tahanan Trafo 40

1. Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat

Gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi di dalam sebuah

jaringan sistem distribusi tenaga listrik 20 kV ada 3, diantaranya adalah

1. Gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah

2. Gangguan hubung singkat 2 fasa

3. Gangguan hubung singkat 3 fasa

Perhitungan besarnya nilai arus ganguan hubung singkat ini dihitung


berdasarkan panjang penyulang tersebut untuk penyulang KLS06
memiliki
panjang jaringan 12 km, dalam perhitungan ini diasumsikan

terjadi pada 0%, 5%, 25%, 50%, 75% dan 100% panjang

penyulang.

2. Perhitungan Impedansi Sumber

Data hubung singkat di sisi primer 150 kV pada GI Kalisari

Semarang adalah sebesar 6000,41 MVA maka besarnya nilai

Impedansi sumber (Xsc) dapat diketahui menggunakan peramaan

berikut :

kV2
1. Xsc(primer) =
MVA
1502
=
6000,41
= 3,749743Ω

Sedangkan untuk nilai impedansi sisi sekunder, yaitu :

kV2(sisi sekunder)
2. Xsc(sekunder) x Xsc(primer)
= kV2(sisi primer)

202
= 2 x 3,749742Ω
150

= 0,066662
3.
Perhitungan Reaktansi Trafo

Besarnya nilai reaktansi urutan positif, urutan negatif dan urutan

nol dapat diketahui menggunakan nilai impedansi dari trafo yaitu

sebesar 13,32%, tetapi perlu diketahui terlebih dahulu pada

nilai ohm 100% nya, dengan cara menggunakan persamaan berikut

:
Maka besarnya nilai reaktansi urutan positif dan urutan negatif
adalah :

1. XT1 = impedansi trafo (%) x XT 100% (ohm)

= 13,32% x 6,6 Ω

= 0,87912 Ω

Trafo 1 Gi Kalisari mempunyai vektor grup YnYn0 yang artinya

trafo tidak memiliki belitan delta didalamnya, maka besarnya

nilai XT0 berkisar 9 sd 14 x XT1, sehingga untuk memudahkan

perhitungan diambil nilai sebesar 10 x XT1, maka besarnya nilai

reaktansi urutan nol adalah :

XT0 = 10 x XT1

= 10 x 0,87912 Ω

= 8,7912 Ω

4.
Perhitungan Impedansi Penyulang

Pada simulasi koordinasi proteksi penyulang KLS06 menggunakan

penghantar jenis XPLE dengan luas penampang 240 mm2 dan 150

mm2 menurut SPLN 64:1985 nilai impedansinya sebesar Z 1=Z2=

0,16 ohm/km, jX1= 0,102 ohm/km, Z0= 0,3 ohm/km dan jX0=

1,77. Panjang saluran dari KLS06 adalah 12 km, karena

diasumsikan gangguan yang terjadi pada pada


0% , 5%, 25%, 50%, 75% dan 100% panjang jaringan, maka dari itu

dapat dihitung :

Nilai impedansi urutan positif (Z1) dan urutan

negatif (Z2) : Z1= Z2 = (0,16 + j0,102) Ω/km x 0 %

penyulang x 12 km

Maka :

Z1= Z2 = (0,16 + j0,102) Ω/km x 0 % x 12 km =0Ω

Z1= Z2 = (0,16 + j0,102) Ω/km 5 % x 12 km = 0,096 + j0,0612


Ω
Z1= Z2 = (0,16 + j0,102) Ω/km 25 % x 12 km = 0,48 + j0,306 Ω

Z1= Z2 = (0,16 + j0,102) Ω/km 50 % x 12 km = 0,96 + j0,612 Ω

Z1= Z2 = (0,16 + j0,102) Ω/km 75 % x 12 km = 1,44 + j0,918Ω

Z1= Z2 = (0,16 + j0,102) Ω/km 100 % x = 1,92 + j1,224 Ω


12
km

Impedansi Penyulang Urutan Positif (Z1) & Negatif (Z2)

Jarak (km) Impedansi Z1 & Z2


0 0Ω
0.6 0,096 + j0,0612 Ω
3 0,48 + j0,306 Ω
6 0,96 + j0,612 Ω
9 1,44 + j0,918Ω
12 1,92 + j1,224 Ω

Kemudian nilai impedansi urutan nol (Z0) :

Z1= Z2 = (0,3 + j1,77) Ω/km x 0 % penyulang x 12

km Maka :

Z1= Z2 = (0,3 + j1,77) x 0 % penyulang x 12 km = 0 Ω

Z1= Z2 = (0,3 + j1,77) x 5 % penyulang x 12 km = 0,18 + j1,1062 Ω

Z1= Z2 = (0,3 + j1,77) x 25 % penyulang x 12 km = 0,9 + j 5,31 Ω


Z1= Z2 = (0,3 + j1,77) x 50 % penyulang x 12 km = 1,8 +

j10,62 Ω Z1= Z2 = (0,3 + j1,77) x 75 % penyulang x 12 km

= 2,7+ j15,93 Ω Z1= Z2 = (0,3 + j1,77) x 100 % penyulang x 12

km = 3,6 + j21,24 Ω

Impedansi Penyulang Urutan Nol (Z0)

Jarak (km) Impedansi Z0


0 0Ω
0,6 0,18 + j1,1062 Ω
3 0,9 + j 5,31 Ω
6 1,8 + j10,62 Ω
9 2,7+ j15,93 Ω
12 3,6 + j21,24 Ω

5. Perhitungan Impedansi Ekivalen Jaringan

Perhitungan impedansi ekivalen bisa didapatkan dengan cara

menjumlahkan Zs1 + Zt1 + Z1 penyulang sedangkan untuk urutan

nol (Z0eq) dimulai dari titik gangguan sampai ke trafo tenaga

yang netralnya ditanahkan.

Nilai impedansi ekivalen urutan posisif (Z1eq) dan negatif

(Z2eq) : Z1eq = Z2eq = Zs1 + Zt1 + Z1 penyulang

= j0,066662 Ω + j0,87912 Ω + Z1 Penyulang

= j0,945782 + Z1 Penyulang

Panjang jaringan KLS06 adalah 12 km, sedangkan lokasi ganguan

diasumsikan terjadi pada 0%, 5%, 25%, 50%, 75%, 100%

panjang jaringan, maka :

1. 0 % = j0,945782 + 0 Ω = 0 + j0,945782
2. 5 % = j0,945782 + (0,096 + j0,0612 = 0,096 +
Ω) j1,00699
3. 25 % = j0,945782 + (0,48 + j0,306 Ω) = 0,48 +
j1,25179
4. 50 % = j0,945782 + (0,96 + j0,612 Ω) = 0,96 +
j1,55779
5. 75 % = j0,945782 + (1,44 + j0,918Ω) = 1,44 +
j1,86379
6. 100 % = j0,945782 + (1,92 + j1,224 Ω) = 1,92 +
j2,16979

Impedansi Ekivalen Urutan Positif dan Urutan Negatif

Jarak (km) Impedansi (Z1eq) dan


(Z2eq)
0 0 + j0,945782
0,6 0,096 + j1,00699
3 0,48 + j1,25179
6 0,96 + j1,55779
9 1,44 + j1,86379
12 1,92 + j2,16979

Kemudian nilai impedansi ekivalen urutan

nol (Z0eq) : Z0eq = Zt0 + 3RN + Z0

= j8,7912 + 3 x 0,4 + Z0 Penyulang

= j8,7912 + 1,2 + Z0 Penyulang

1. 0 % = j8,7912 + 1,2 + 0 = 1,2 + j8,7912

2. 5 % = j8,7912 + 1,2 + (0,18 + = 1,38 +


j1,1062 Ω) j9,8974
3. 25 % = j8,7912 + 1,2 + (0,9 + j 5,31 = 2,1 +
Ω) j14,1012
4. 50 % = j8,7912 + 1,2 + (1,8 + j10,62 = 3 + j19,4112
Ω)
5. 75 % = j8,7912 + 1,2 + (2,7+ j15,93 Ω) = 3,9 +
j24,7212
6. 100 % = j8,7912 + 1,2 + (3.6 + j21,24 = 4,8 +
Ω) j30,0312
Impedansi Ekivalen Urutan Nol

Jarak (km) Impedansi (Z0eq)


0 1,2 + j8,7912
0,6 1,38 + j9,8974
3 2,1 + j14,1012
6 3 + j19,4112
9 3,9 + j24,7212
12 4,8 + j30,0312

6. Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat

Arus gangguan hubung singkat dapat dihitung dengan

menggunakan rumus dasar seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya, tetapi untuk nilai impedansi ekivalen mana yang akan

dimasukkan ke dalam rumus tersebut tergantung dari jenis

ganguan hubung singkatnya, dimana jenis gangguan

hubung singkat tersebut diantaranya adalah :

a. Gangguan hubung singkat 3 fasa


Vph
I3 fasa =
Z1eq

Gangguan di 0% (0 km)

Vph : 20000 /√3 = 11.547

Z1eq : 0 + j0,945782

Maka :

I3 fasa 11.547
= Vph = (0 + j0,945782)

Z1eq 11.547
= (0,945782 ∠ 90 )

= 12208,94 A
Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa

Jarak (km) Gangguan Hubung Singkat 3


Fasa
0 12208,95 A
0,6 11415,17 A
3 8612,67 A
6 6310,19 A
9 4907,36 A
12 3985,29 A

b. Gangguan hubung singkat 2 fasa


V
I2 fasa =
Z1eq+ Z2eq

Gangguan di 0% (0 km)

V 20000

Z1eq & Z2eq : 0 + j0,945782

Maka :
V
I2 fasa =
Z1eq+ Z2eq

20000
=
(0 + j0,945782) +(0 + j0,945782)

20000
=
( 0,945782∠ 90 ) + (0,945782 ∠ 90 )

= 10574,17A

Gangguan Hubung Singkat 2 Fasa

Jarak (km) Gangguan Hubung Singkat 2


Fasa
0 10574,17A
0,6 9885,82 A
3 7458,79 A
6 5464,78 A
9 4249,89 A
12 3451,38 A
c. Gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah
3 X Vph
I1 fasa =
Z1eq + Z2eq + Z0eq

Gangguan di 0% (0 km)

3 x Vph : 3 x 20.000 /√3 =

34641 Z1eq & Z2eq: 0 +

j0,945782

Z0eq : 1,2 + j8,7912

Maka :

3 X Vph
I1 fasa =
Z1eq + Z2eq + Z0eq

34641
=
(0 + j0,945782) + (0 + j0,945782) +( 1,2 + j8,7912)

34641
=
(0,945782∠ 90) + (0,945782 ∠ 90)+ (8,8727∠82,22)

= 3222,49 A

Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa

Jarak (km) Gangguan Hubung Singkat 1


Fasa
0 3222,49 A
0,6 2883,22 A
3 2051,64 A
6 1502,34 A
9 1184,67 A
12 977,45 A

Anda mungkin juga menyukai