Arif Al Anang
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
E-mail: radenarifmasduki@gmail.com
Abstract
This article discusses the verses of slavery contained in the Koran, contemporary
slavery with classical slavery is very different, slavery in the old form where one
human being can be owned by another human being can be said to be extinct but the
new form of slavery is now more dangerous to humanity, namely slavery of thought,
slavery of property, power, independence of the State. In this case the researcher
studied the slavery verse using the Rahman Double Movement theory. In the
conclusion of the research, the writer found that in terms of slavery verses, the
researcher found that the moral message offered by Rahman to liberate slaves gives
equality to others, frees from arbitrariness and does not disturb human rights.
Abstrak
Artikel ini mendiskusikan tentang ayat-ayat perbudakan yang terdapat dalam al-
Qur’an, perbudakan kontemporer dengan perbudakan klasik sangat berbeda,
perbudakan dalam bentuk lama dimana seorang manusia bisa dimiliki oleh manusia
lain boleh dikatakan punah namun perbudakan bentuk baru kini lebih berbahaya
terhadap kemanusiaan, yakni perbudakan pemikiran, perbudakan harta benda,
kekuasaan, kemerdekaan Negara. Dalam hal ini peneliti mengakaji ayat perbudakan
dengan memakai teori Rahman Double Movement. Dalam kesimpulan penelitian
penulis menemukan kepada ayat-ayat perbudakan maka peneliti menemukan Pesan
moral yang ditawarkan Rahman memerdekakan budak memberikan kesetaraan
kepada orang lain membebaskan dari kesewenang-wenangan dan tidak menggangu
hak asasi manusia.
120
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
1 2
Kurdi, dkk, Hermeneutika al-Qur’an Nashruddin Baidan, Wawasan Baru
dan Hadis, (Yogyakarta: Elsaq Press, 2010), Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar:
hlm. 331 2005), hlm. 67
121
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
122
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
123
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
124
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
125
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
19
Fazlur Rahman, Interpreting the
Qur’an diterjemahkan dan disunting oleh
Taufik Adnan Amal dengan judul Metode dan
Alternatif Neomodernisme Islam (Cet. V;
21
Bandung : Mizan, 1993), hlm. 22-23 Abdullah saaed, al-Qur’an Abad 21
20
Iffah Naf‟atu Fina, “Interpretasi Tafsir Kontekstual , (Mizan: Jakarta, 2014),
Kontekstual: Studi Pemikiran Hermenutika al- hlm. 160
22
Qur‟an Abdullah Saeed”, Dalam Jurnal Noeng Muhadjir, Metodologi
Esensia, Vol. 12, No. 1 (Januari 2011), hlm. Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake
163-164. Sarasin, 2000), hlm. 263-264
126
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
127
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
128
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
129
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
130
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
hari. Yang demikian itu adalah orang-orang yang syahid pada jalan
kaffarat sumpah-sumpahmu bila Allah, Allah tidak akan menyia-
kamu bersumpah (dan kamu nyiakan amal mereka.”
langgar). Dan jagalah sumpahmu. Sumber kedua adalah riba. Riba
Demikianlah Allah menerangkan dilarang oleh Islam karena sangat
kepadamu hukum-hukum-Nya agar merugikan bagi orang yang berhutang.
kamu bersyukur (kepada-Nya).” Orang yang menghutangi akan
mendapatkan uang yang lebih dan
c. Langkah Edukatif-Preventif lebih apabila orang yang berhutang
Setelah dua langkah tidak bisa melunasi hutangnya tepat
sebelumnya otomatis perbudakan waktu dan meminta penangguhan.
sudah sangat berkurang maka dari itu Ketika hari pelunasan hutang datang
perlu adanya langkah terakhir yang maka orang yang menghutangi akan
mengakhiri perbudakan dan menutup menawarkan apakah si penghutang
segala kemungkinan akan mau melunasi ataukah meminta
kemunculannya lagi. Minimal ada dua penangguhan dengan konsekuensi
sumber utama perbudakan yang terjadi adanya biaya tambahan. Kalau dia
pada masa itu, yang pertama akibat memiliki uang yang cukup maka ia
peperangan dan yang kedua akibat bisa langsung membayar namun kalau
praktek riba. Dalam peperangan, pihak tidak dia akan berkata “engkau akan
yang kalah dan tertawan oleh pihak mendapatkan tambahan sekian dan
yang menang hanya mempunyai dua sekian dengan syarat engkau bersedia
pilihan, ditebus atau dijadikan budak. mengakhirkan pembayarannya”.30 Dan
Dan tidak sedikit pada waktu itu yang pada puncaknya ketika yang berhutang
dijadikan budak oleh pihak yang sudah merasa tidak akan bisa melunasi
memenangkan perang. Namun al- hutangnya maka ia akan menjadi budak
Qur’an memberikan himbauan kepada bagi yang memberi hutang. Oleh
Nabi agar tawanan perang hendaknya karena itulah riba dilarang oleh Islam
dibebaskan secara cuma-cuma atau seperti dalam Al-Baqarah 275.
dengan tebusan. Hal ini mengisyaratkn
bahwa langkah tersebut untuk menutup Ideal Moral Dalam Ayat-Ayat
sumber penyebab perbudakan seperti Perbudakan
dalam QS. Muhammad 4: “Apabila Dari ayat-ayat perbudakan yang
kamu bertemu dengan orang-orang sudah dipaparkan diatas terdapat aspek
kafir (di medan perang) maka legal spesik dan ideal moral yang perlu
pancunglah batang leher mereka. dicermati. Dilihat dari legal
Sehingga apabila kamu telah spesifiknnya maka ayat-ayat tersebut
mengalahkan mereka maka tawanlah memiliki tujuan spesifik hukum
mereka dan sesudah itu kamu boleh masing-masing kecuali ayat-ayat yang
membebaskan mereka atau menerima bersifat edukatif-persuasif karena ia
tebusan sampai perang berakhir. tidak bermuatan hukum sama sekali.
Demikianlah apabila Allah Sedangkan ayat-ayat yang bersifat
menghendaki niscaya Allah akan edukatif-preventif mempunyai legal
membinasakan mereka tetapi Allah
hendak menguji sebahagian kamu 30
Mujahid, Tafsir Mujahid, tahqiq
dengan sebahagian yang lain. Dan Muhammad Abdussalam Abu an-Nail, (Mesir:
Darul Fikr al-Islami, 1989) hlm. 245.
131
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
spesifik masing-masing yang sama layak pakai atau yang ketiga dengan
sekali berbeda. Ayat ke 92 dari surah cara memerdekakan seorang budak.
an-Nisa mempunyai legal spesifik Namun apabila ketiganya tidak mampu
hukum mengenai hukuman dalam dilakukan oleh pelanggar maka ia
tindak pidana pembunuhan secara harus menggantinya dengan puasa
tersalah atau keliru yang dilakukan selama tiga hari.
oleh seorang mu’min. Apabila yang Ayat-ayat yang bersifat
dibunuh adalah seorang mukmin maka edukatif-preventif pun memiliki legal
hukumannya adalah membebaskan spesifik hukum tersendiri. Surah
seorang budak yang beriman disertai Muhammad ayat 4 menyatakan bahwa
membayar diyat yang diserahkan dalam berperang ketika kaum Muslim
kepada keluarga korban. Apabila yang sudah dalam kondisi menang maka
dibunuhnya adalah seorang muslim hendaknya mereka menawan musuh
namun dari kalangan kafir harbi atau yang tersisa. Untuk selanjutnya
dengan kata lain wali dari korban tawanan tersebut boleh dibebaskan
merupakan seorang kafir harbi maka tanpa syarat atau dengan tebusan harta
yang wajib hanyalah membebaskan atau juga dengan menukar orang
budak tanpa kewajiban membayar Muslim yang ditawan oleh musuh.
diyat. Jika yang terbunuh adalah orang Adapun ayat ke 275 surah al-Baqarah
kafir dzimmi atau wali korban ahli secara jelas mengharamkan praktek
dzimmy maka wajib membayar diyat riba.
disertai membebaskan budak juga. Dari semua yang dipaparkan
Tetapi apabila pelaku pembunuhan diatas penulis menarik suatu hal yang
tersalah tidak memliki kemampuan unik dari masing-masing ayat, yaitu
finansial untuk itu maka ia bisa memerdekan budak. Nah, inilah ideal
menggantinya dengan puasa dua bulan moral yang dimaksud oleh Fazlur
secara terus menerus sebagai bentuk Rahman. Pesan moral inilah yang
pertaubatan kepada Allah. seharusnya lebih dikedepankan dari
Ayat ke 3 surah al-Mujadilah pada legal spesifik hukum karena ia
berbicara mengenai zihar seorang bersifat universal. Jadi rangkaian ayat-
suami kepada istrinya. Legal spesifik ayat diatas pesan utamanya ialah
hukumnya ialah apabila sang suami merdekakan budak atau menjadikan
yang telah menzihar istrinya ingin budak sebagai orang yang merdeka.
kembali kepada istrinya maka ia harus Pertanyannya bagaimanakah jika pada
membebaskan seorang budak terlebih waktu setelahnya –khususnya zaman
dahulu sebelum mereka berdua sekarang- sudah tidak ada perbudakan
bercampur. Sedangkan ayat ke 89 dari seperti pada zaman itu? Bagaimanakah
surah al-Maidah menyatakan bahwa cara memberlakukan ayat ini? Ataukah
pelanggaran sumpah palsu memiliki pesan moral memerdekan budak itu
kaffarat yang harus dipenuhi yaitu harus dikembangkan?
dengan memberi makan 10 orang Dalam buku Islam yang
miskin dengan makanan yang layak Disalahpahami M. Quraish Shihab
sebagaimana yang dimakan oleh menerangkan bahwa Mahmud Syaltut
pelaku pelanggaran sumpah dalam mantan Grand sheikh al-Azhar Mesir
keluarganya atau dengan cara (1893-1963) menulis tentang hal ini
memberikan mereka pakaian yang dalam karyanya Al-Islam Aqidah wa
132
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
133
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
134
Jurnal Ulunnuha Vol. 9 No.2/Desember 2020
135