Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KACAMATA KUDA

1. Tempat penelitian: SMA Negeri 13 Medan

2. Yang diteliti: siswa-siswi Kristen kelas XI

3. Jumlah yang diteliti: 35 Orang

4. Masalah yang ingin diteliti: PERBUDAKAN DOSA

- Masih banyaknya percaya mitos

- Masih banyaknya tidak peduli dengan belajar Agama

Kristen/main hp saat belajar

- Masih banyaknya yang cabut saat belajar agama atau pun

ibadah PA

- Masih adanya yang merokok.

A. Perbudakan Dosa

Dalam perjanjian lama dosa dimengerti sebagai “ketidaktaatan”

yang diungkapkan melalui istilah pesya (pemberontakan), khatta

(pelanggaran) dan awon (perbuatan yang tidak senonoh). Dalam

perjanjian baru dosa juga diartikan sebagai “ketidaktaatan” (Rom 5:19).

Ketidaktaatan ini tidak hanya melanggar hak dan hukum taurat Allah (1

Kor 1:21; Rom 1:30).1

Seperti yang telah diuraikan diatas, oleh sebab dosa maka hidup

manusia dikuasai oleh dosa. Nasib orang berdosa ialah, bahwa bukan

dirinya sendiri yang menguasai hidupnya, melainkan dosalah yang

1
Dr. Theol. Dieter Becker, Pedoman Dogmatika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), hal 1046
menguasainya. Ia menjadi budak dosa. Tuhan Yesus berkata, bahwa

setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba (budak) dosa (Yoh 8:34).2

B. Jenis-jenis perbudakan Dosa

Sebagian dari umat Kristen, seperti pemuda dan siswa masih rentan

diperbudak oleh dosa. Seperti diperbudak oleh kecanduan alcohol, obat-

obatan, seks, dan tembakau. Yang lain bergumul dengan makan tak

terkendali, selingkuh serta dusta.3

C. Penyebab adanya Perbudakan Dosa

Dalam Yohanes 8:34 kita melihat bahwa kita semua berada

dibawah perbudakan dosa. Ini bukan hasil pilihan kita, melainkan akibat

kejatuhan Adam. Kejatuhan Adam telah menempatkan kita kebawah

perbudakan dosa. Karena kita semua dilahirkan dari Adam, maka kita

berada dibawah perbudakan dosa.4

D. Akibat Perbudakan Dosa

Terakhir, akibat ketujuh dari dosa adalah kita berada dibawah

perbudakan dosa. Dosa itu menyebabkan kecanduan; dosa mengikat kita.

Karena itu, Paulus menyebutkan dosa sebagai satu “hukum” didalam

Roma 7 dan 8, bahkan “hukum dosa dan maut” (7:23, 25; 8:2). Paulus

mengeluhkan kondisinya dibawah dosa dengan berkata, “Aku, manusia

celaka! Siapa yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini” (7:24).
2
Dr. harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), hal 240
3
Elmer L. Towns, Mengalami Terobosan Rohani Lewat Berpuasa, (Yogyakarta: PBMR ANDI, 2020),
hal 27
4
Witness Lee, Pelajaran Hayat Yohanes (3)
Ketika kita berada didalam dosa, kita terikat oleh dosa dan ditawan

olehnya (ayat 23). Kita perlu waspada terhadap semua akibat dosa ini

karena kita masih umat manusia didalam daging dan mudah berdosa.5

E. Cara bebas dari perbudakan dosa

Cara bebas dari perbudakan dosa adalah dengan cara ditebus dari

dosa. Budak pada waktu itu tidak memiliki nilai diri dan hak hukum sama

sekali. Bila seseorang inhin membebaskan atau memiliki seorang budak

bagi dirinya sendiri, ia harus membayar sejumlah uang. Uang tebusan itu

dalam bahasa Yunani disebut sebagai Lutron. Tuhan Yesus telah membeli

kita bukan dengan emas dan perak melainkan dengan darah-Nya. Suatu

harga yang sangat tinggi, sehingga kita yang dahulu menjadi budak iblis,

sekarang menjadi budak/ doulos Tuhan (1 Ptr 1:17-19; Rom 6:22).6

F. Ayat yang membahas menanggulangi masalah

Romans 6:20-23 dalam terjemahan Indonesia

20
Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.

21
Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu

menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan

semuanya itu ialah kematian.

5
Pengkajian Kristalisasi Mazmur (1), (Yasperin) Section 15
6
Pdt. Kalis Stevanus, M.Th., Jalan Masuk Kerajaan Surga (Yogyakarta: ANDI, 2017), Hal 18
22
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah

kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu

kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.

23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal

dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Romans 6:20-23 dalam terjemahan Yunani

20
o[te ga.r dou/loi h=te th/j a`marti,aj( evleu,qeroi h=te th/|

dikaiosu,nh|Å

21
ti,na ou=n karpo.n ei;cete to,teÈ evfV oi-j nu/n evpaiscu,nesqe( to.

ga.r te,loj evkei,nwn qa,natojÅ

22
nuni. de. evleuqerwqe,ntej avpo. th/j a`marti,aj doulwqe,ntej de.

tw/| qew/| e;cete to.n karpo.n u`mw/n eivj a`giasmo,n( to. de. te,loj

zwh.n aivw,nionÅ

23
ta. ga.r ovyw,nia th/j a`marti,aj qa,natoj( to. de. ca,risma tou/ qeou/

zwh. aivw,nioj evn Cristw/| VIhsou/ tw/| kuri,w| h`mw/nÅ

Romans 6:20-23 dalam terjemahan King James Version

20
For when ye were the servants of sin, ye were free from righteousness.

21
What fruit had ye then in those things whereof ye are now ashamed? for

the end of those things is death.


22
But now being made free from sin, and become servants to God, ye

have your fruit unto holiness, and the end everlasting life.

23
For the wages of sin is death; but the gift of God is eternal life through

Jesus Christ our Lord.

Eksegese

20
Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.

Kata penghubung Sebab dapat ditiadakan dalam ayat ini, karena

fungsinya disini adalah untuk memperlancar kalimat, dan tidak

merupakan penghubung sebab/akibat.

Dalam ayat 19 dan 20, Paulus mengingatkan Kembali orang-orang

percaya di Roma tentang keadaan hidup mereka sebelum mereka

percaya kepada Kristus. Arti kata kebenaran dalam ayat ini perlu

mendapat perhatian. Dalam ayat 18 kebenaran jelas dipakai secara

sejajar dengan “pengajaran yang telah diteruskan kepadamu” dari ayat 17.

Tetapi apakah arti kata kebenaran dalam ayat 19 dan 20? Kebenaran

dalam kedua ayat ini sebaiknya dipahami dalam kaitan dengan pemakaian

kata itu dalam ayat 18. Kalau begitu, arti yang lebih umum dari kata

kebenaran dalam ayat 19 dan 20 adalah “melakukan apa yang Allah

perintahkan” atau “melakukan apa yang Allah kehendaki”


21
Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu

menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan

semuanya itu ialah kematian.

Buah apakah yang kamu petik dari padanya?: Ketika jemaat di

Roma belum percaya, atau belum menjadi orang Kristen. Ternyata yang

mereka lakukan pada waktu dahulu itu, membuat mereka merasa malu

sekarang. Alasannya ialah karena semuanya itu mengakibatkan kematian

bagi mereka.

Kesudahan semuanya itu ialah kematian: kata-kata semuanya

itu menunjuk kepada “perbuatan-perbuatan yang memalukan” yang

mereka lakukan pada waktu dahulu.

22
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah

kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu

kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal

Tetapi sekarang: kata penghubung ini sangat mencolok antara keadaan

“pada waktu itu” atau “dahulu” yang kita baca dalan ayat 21, Ketika orang

belum percaya kepada Yesus Kristus, dan keadaan sekarang sesudah

Allah membebaskan manusia dari kuasa dosa.

Dimerdekakan: dalam Bahasa tertentu, kata kerja pasif seperti ini perlu

dilengkapi dengan keterangan pelakunya. Siapa yang memerdekakan?


Jawabannya ialah Allah. Dengan begitu, kata ini bisa diubah menjadi:

kamu dimerdekakan oleh Allah dari….

Kamu dimerdekakan dari dosa: dosa disini dilihat sebagai satu

penguasa yang memperhamba manusia sesukanya. Tetapi perhambaan

itu telah berakhir karena Allah membebaskan manusia dari kuasa dosa,

dan menjadikan manusia itu menjadi milik-Nya, atau menjadi hamba-Nya.

Dalam teks Yunani, kedua ungkapan ini, yaitu: dimerdekakan dari dosa

dan menjadi hamba Allah adalah dua peristiwa yang terjadi secara

serentak, bukan berurutan. Karena itu, dalam terjemahan sebisa mungkin

kita pakai kata yang menjelaskan makna ini.

Kamu beroleh buah yang… Ungkapan ini bisa juga diterjemahkan

menjadi: kalian mempunyai buah yang… Dalam Bahasa Yunani,

keterangan waktu yang dipakai disini ialah “kala kini”. Ini menunjukkan

bahwa buah yang diperoleh itu telah ada sejak sekarang.

Pengudusan: Ini dapat diterjemahkan dengan kehidupan yang

sepenuhnya diuntukkan bagi Allah. Paulus mengakui hasi akhir dari suatu

kehidupan yang sepenuhnya diuntukkan bagi Allah adalah hidup yang

kekal

Hidup yang kekal (lihat 2:7; 5:21; 6:23) pada dasarnya, arti yang paling

diutamakan adalah tentang mutu kehidupan, yaitu jenis kehidupan

seseorang manakala ia mengalami suatu hubungan yang baik dengan

Allah. Dari sudut pandang Alkitab segi mutu kehidupan inilah yang selalu
diutamakan, meskipun nilai panjangnya waktu tidak diabaikan, yaitu: “jenis

kehidupan yang tidak berakhir”. Untuk mencakup kedua unsur arti ini,

yaitu tentang mutu dan panjangnya waktu.

23
Seb`ab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang

kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Ayat ini, boleh dikatakan merupakan suatu kesimpulan atas semua

yang telah Rasul Paulus katakana dalam seluruh pasal ini. Dalam ayat ini

Rasul Paulus meletakkan dua hal yang saling bertentangan, yaitu

pertentangan antara upah dan karunia. Orang yang hidup dalam dosa

menerima upah, yaitu: maut; tetapi orang percaya menerima karunia

(pemberian Cuma-Cuma) dari Allah, yaitu: hidup yang kekal.

Upah dosa: disini dosa dianggap sebagai seorang tuan yang

membayar upah kepada orang yang melakukan kehendak dosa tersebut.

Tetapi upah yang dibayarkan oleh dosa ialah maut atau kematian.

Kesulitan utama menerjemahkan bagian pertama dari ayat 23 ini

adalah bahwa dalam banyak Bahasa, dosa tidak bisa dianggap sebagai

orang (dipersonifikasikan), sebagai pelaku yang membayar upah. Yang

sangat dekat dengan makna klausa ini barangkali adalah: “akibat dari

berbuat dosa adalah kematian”, atau kalua mau mempertahankan

gambaran yang ada, bisa juga diterjemahkan menjadi upah berbuat dosa
ialah kematian. Jadi dalam ayat ini kita melihat bahwa hubungan antara

dosa dan kematian, adalah hubungan sebab dan akibat.

Karunia Allah ialah hidup yang kekal: ungkapan ini bisa diubah

menjadi: Allah dengan Cuma-Cuma memberikan hidup yang kekal, atau

hidup sejati tanpa akhir adalah pemberian Cuma-Cuma dari Allah.

Dalam Kristus Yesus, Tuhan kita: ada dua kemungkinan

mengartikan ungkapan ini. Yang pertama, ini bisa dimengerti sebagai

sarana yang dengannya hidup kekal itu menjadi mungkin. Yang kedua,

sebagai keterangan atau sifat hidup kekal itu, yaitu bahwa hidup sejati dan

tanpa akhir itu adalah suatu hidup yang dijalani dalam (persekutuan

dengan) Kristus Yesus, Tuhan Kita. Kedua arti tersebut berhubungan

erat sekali. Hamper mustahil memisahkan satu dari yang lain dalam

pemikiran Rasul Paulus. Kesimpulan ayat ini mirip dengan kesimpulan

yang ada dalam 5:21 dan 6:11.7

Membuat Judul

PENGARUH PEMAHAMAN SISWA-SISWI KRISTEN Kelas XI SMA

NEGERI 13 MEDAN TENTANG DIMERDEKAKAN DARI DOSA

BERDASARKAN ROMA 6:20-23 TERHADAP

PERBUDAKAN DOSA

7
Dr. Barclay M. Newman, Dr. Eugene A. Nida, Pedoman Penafsiran Alkitab Surat Paulus kepada
Jemaat di Roma, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia dan Yayasan Kartidaya, 2012), hal 140

Anda mungkin juga menyukai