25 February 2024
Rekayasa Pilpres
Ketimpangan dan ketidakadilan ternyata tidak hanya menjadi isu
politik disaat kampanye pilpres tapi juga menjadi tontonan yang disajikan
secara terbuka di depan publik. Ketika rakyat kesusahan mendapatkan beras
dengan harga yang wajar hingga harus mengantre berjam-jam, para elite
politik yang mengusung keberlanjutan kekuasaan memamerkan kehebatan
mereka berbagi kekuasaan. Mereka tidak malu lagi mengakui menjadi
oposisi itu berat dan kekuasaan itu sudah menjadi kebutuhan yang tidak
tertahankan. Padahal tidak lama sebelum pilpres sang penguasa istana royal
membagikan paket bansos agar rakyat loyal dengan kekuasaan dan
dinastinya.
Kemiskinan sudah menjadi investasi 5 tahunan yang dipelihara dan
dipertahankan politikus menjadi penyumbang terbesar elektabilitas.
Kebodohan diperlukan agar mobilisasi suara mudah dilakukan para aparat
yang telah dikooptasi penguasa untuk mencapai tujuannya. Kelakuan para
elit politik telah buta mata hati serta tuli dari suara rakyat dengan
memanfaatkan aparat untuk memuluskan skenario kemenangan Prabowo
Gibran. Skenario 1 putaran sudah dirancang, survei sudah disiapkan untuk
kemenangan mutlak 02, Quick Count tinggal release lengkap prosentasinya
bahkan selebrasi kemenangan sudah dipersiapkan secara detil di Istora
Dekomposisi Oligarki
Bagi para penguasa oligarki, apa yang dimulai dari kebusukan (sampah)
akan menghasilkan kebusukan (sampah) pula. Mereka pada akhirnya
membenamkan diri pada “tempat sampah pembusukan”. Upaya pembusukan