Anda di halaman 1dari 3

Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara

Pada zaman para Hakim

terjadilah bencana kelaparan di Israel.

Maka berangkatlah Elimelekh dan istrinya Naomi

serta kedua anak mereka ke daerah Moab.

Tinggallah mereka disana sebagai orang yang tidak di kenal.

Kemudian Elimelekh pun mati.

Kilyon menikahi Orpa dan Mahlon menikahi Rut.

Keduanya orang Moab. Mereka diam di sana kira-kira sepuluh tahun lamanya.

Lalu matilah Mahlon dan Kilyon, Tanpa meninggalkan seorang anak pun.

Tinggallah tiga orang janda tanpa kemungkinan memiliki anak lagi.

Ketika Naomi mendengar Tuhan telah memperhatikan umatNya

dan memberi mereka makanan maka berkemaslah dia dan kedua menantunya

untuk pulang ke tanah Yehuda.

Dalam perjalanan menuju Israel, Naomi membujuk kedua menantunya

supaya tidak mengikutinya.

Dia berharap mereka pulang ke rumah ibunya.

Tetapi kedua menantunya menangis dengan keras dan memaksa untuk ikut Naomi pulang ke bangsanya.

Lalu Naomi sekali lagi membujuk mereka berdua.

Akhirnya Orpa mencium mertuanya dan minta diri untuk kembali ke bangsanya.

Tetapi Rut tetap berkeras untuk mengikutinya ke Israel.

Ketika mereka tiba di Betlehem, gemparlah kota itu.

Banyak orang bertanya, “Naomikah itu?”

Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara,
sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.

Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku.

Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku

dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."

Naomi pulang dengan penuh rasa kecewa dan kepahitan yang demikian kuat di hatinya.

Dia pergi berempat, bersama suami dan kedua anaknya,

untuk menghindari bahaya kelaparan di negaranya.

Dengan membawa banyak harta untuk bekal di negara asing.

berharap cukuplah hartanya untuk bekal hidup mereka.

Tapi nasib tidak dapat diduga.

Naomi yang pergi dengan penuh harapan akan masa depan gemilang.

Ternyata di akhir hidupnya menderita.

Sebab suaminya dan Kedua anaknya meninggal dunia,

Sungguh malang nasibnya.

Akhirnya, kembalilah dia ke negaranya bersama Ruth seorang menantunya,

Naomi tidak sedikit pun menyadari kesalahannya.

Bahkan ditimpakannya kemalangannya kepada Tuhan.

merasa pahit hatinya, dia tidak mau lagi menggunakan nama Naomi.

yang mempunyai arti manis atau menyenangkan.

Tapi dia berusaha mengganti dengan nama lain yaitu Mara,

yang berarti pahit atau susah, sebab kepahitan yang dirasakannya.

Naomi pun bahkan menambahkan,

“Tuhan telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka ke
padaku.”

Lihatlah betapa ngerinya dia berkata tentang Tuhan yang mau membalas kepadanya.
Tapi, puji Tuhan, walau pun dia merasakan seperti itu,

namun harapannya tidak hilang sama sekali.

Kemudian Rut minta ijin kepada Naomi, mertuanya,

untuk dapat bekerja dengan mengambil sisa buangan jelai dari pegawai Boas.

Kisah Naomi yang mengalami kepahitan di Moab,

telah berubah secara dramatis menjadi hidup berbahagia

karena menantunya Rut yang tetap setia kepadanya.

Rut akhirnya bisa menikah kembali dengan Boas yang cukup kaya raya.

Karena itu, saat kita mengalami penderitaan seperti Naomi,

janganlah kita menyalahkan Tuhan.

Sebab Tuhan tidak pernah bersalah kepada kita.

Kita sendirilah yang mengambil tindakan itu.

Ketika usaha kita gagal, bukan berarti Allah membuatnya menjadi gagal,

tapi karena kitalah yang tidak bisa memahami keadaan itu.

Mintalah ampun kalau kita sudah menuduh Tuhan.

berubah dari merasa kepahitan menjadi hidup yang terhiburkan,

semuanya itu karena kemurahan Tuhan.

Tuhan memberkati.

Amin.

Anda mungkin juga menyukai