Anda di halaman 1dari 3

RUT 1 : 1-22

RUT DAN NAOMI

Dalam Rut pasal 1 ini berkisah tentang suatu keluarga di Betlehem Yehuda yang pindah ke daerah Moab
karena bencana kelaparan yang amat dasyat terjadi di Betlehem. Betlehem artinya “rumah roti”. Disebut
demikian karena Betlehem terletak di daerah yang paling subur di Israel yakni di lembah sungai Yordan.
Daerah ini adalah tempat penghasil gandum terbesar yang menjadi bahan baku untuk membuat roti. Nah coba
bayangkan bahwa rumah roti mengalami kelaparan. Rumah roti kehabisan roti. Bagaimana mungkin. Apa
sesungguhnya yang terjadi di Betlehem.

Rut pasal 1:1-22 ini boleh kita uraikan dalam 3 bagian

1. Ayat 1-6 merupakan awal kitab Rut yang memberi keterangan adanya satu keluarga dari Bethlehem-
Yehuda yaitu Elimelekh, istrinya Naomi serta dua orang anak yang bernama Mahlon dan Kilyon
bermigrasi ke daerah Moab karena tanah Israel sedang ditimpa bencana kelaparan. Ironis dengan namanya
Elimelekh dari kata "El berarti Allah, dan Melekh berarti Raja jadi Elimelekh berarti Allah adalah Rajaku",
sebenarnya menunjukkan bahwa Elimelekh adalah seorang penyembah Allah, namun justru meninggalkan
tanah Israel saat ditimpa kemalangan padahal orang Israel meyakini bahwa tanah Israel adalah tempat
Allah bertakhta. Moab tanah bangsa kafir yang menyembah berhala justru menjadi pilihan Elimelekh
dengan harapan di tanah Moab ia dan keluarganya akan mendapatkan hidup yang lebih baik. Tetapi yang
terjadi sungguh diluar harapan karena tragedi duka secara beruntun menimpa mereka di Moab, yang
akhirnya tersisa tiga perempuan yang tak bersuami.
2. Ayat 6-13 Ketika suami-suami mereka meninggal mereka memutuskan untuk meninggalkan Moab dan
mengikuti Naomi ibu mertua mereka. Dalam ayat 13 kita melihat bagaimana mereka beradu argumentasi
antara mertua dengan kedua anak menantu perempuan. Mereka berdua Orpa dan Rut bersikeras untuk
tidak akan meninggalkan Naomi mengalami kepahitan hidup seorang diri. Mereka ingin menemani mereka
ingin saling berbagi namun bagi Naomi yang lebih dahulu mengalami asam garam hidup justru
berpandangan berbeda dengan mereka. Bagi Naomi mereka berdua masih sangat muda dan masa depannya
masih tebuka adalah lebih tepat jika mereka kembali kepada orangtua mereka untuk memulai hidup baru
dan jika memungkinkan mereka juga dapat menikah lagi. Penjelasan yang amat detail dilakukan Naomi
agar mereka mengeri Naomi sebenanrya tidak bermaksud menolak untuk mereka damping tapi Naomi juga
menginginkan mereka punya masa depan.Akhirnya hati Orpa luntur dan mengalah. Iapun berpisah dengan
mertuannya dalam suasana sedih dan haru. Bisa dibayangkan kasih dan kesetiaan menantu itu bagi
mertuannya. Kasih Orpa untuk Naomi tiada duanya.
3. Ayat 14-22 bagian ini menguraikan bagaimana Rut bertahan pada prinsipnya. Rut terkesan menjadi
menantu yang keras kepala. Pada ayat 15 Naomi meminta Rut untuk mengikuti Orpa yang mengalah dan
kemudian kembali kepada ibu kandungnya. Demi ketaatan kepada orangtua Orpa kembali kepada
bangsanya dan allahnya. Demikian juga diharapkan Rut untuk kembali kebangsanya dan allahnya. Namun
ternyata Rut bersikeras untuk mengikuti Naomi. Nah apakah benar Rut keras kepala dan tidak mau
mengalah ? mari kita perhatikan ayat 16 dan 17 . Dari ayat-ayat itu kita menenmukan alasan yang kuat
mengapa Rut bertahan pada pinsipnya yaitu Naomi saat itu sedang mengalami kepahitan hidup, itulah
sebabnya ia menyebutkan namanya bukan lagi Naomi namun menyebutkan namanya dengan nama Mara.
Dalam bahasa Ibrani Mara berarti pahit. Hidup Naomi pahit adanya, ia penuh dengan pergumulan karena
ditinggal mati oleh suami dan anak-anaknya. Maka lengkaplah penderitaan Naomi. Dan sebagai manusia
biasa Naomi tidak mungkin menjalani sendiri semua kepahitan itu. Kondisi ini amat jelas diketahui oleh
Rut menantunya. Sebagai seorang anak mantu , Rut amat mengasihi Naomi mertuanya itu, ia ingin berbagi
beban dan penderitaan yang dialami Naomi, ia tidak tega meninggalkan Naomi menjalani sendirian
kepahitan hidupnya. Itulah sebabnya Rut berkata dengan tegas pada ayat 16 “dimnapun engkau pergi
dimanapun engkau bermalam disitu pula aku berada. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesetian dan kasih
Rut terhadap Naomi tidaklah tertandingi melebihi sayangnya pada dirinya sendiri. Ia tidak ingin berpisah
dari mertuannya demi menopang dan mendampingi Naomi. Prinsip hidup yang begitu kuat ditampilkan
oleh Rut menunjukkan betapa besar kadar keinginnya untuk menyatuh dengan ibu mertuannya. Hal ini
juga telihat pada ayat 16, menurutnya bangsanya Naomi adalah bangsanya juga. Itu berarti demi kasihnya
kepada ibu dari suaminya ini, Rut bersedia kehilangan identitas dan meninggalkan identitas lama sebagai
orang Moab dan selanjutnya mengambil identitas baru sebagai orang Yahudi sebagaimana identitas
mertuanya. Bukankah itu suatu hal yang jarang dilakukan oleh orang. Rut belum tahu keadaan orang-orang
Yahudi, Rut tidak tahu apa dia di terima di tengah-tengah orang Yahudi. Namun resiko itu dia ambil demi
mendampingi hidup mertuanya. Selanjutnya puncak argument Rut yang tidak dapat dibantah lagi oleh
Naomi adalah ketika ia menyampaikan 2 hal penting yaitu : agama dan Allah Naomi akan menjadi
Allahnya juga. Dan yang kedua atas dasar iman yang baru itu ia bersedia dihukum oleh Tuhan Naomi yang
sekarang menjadi Tuhannya juga apabila ia meninggalkan ibu mertuannya itu kecuali dipisahkan oleh
maut. Rut bersedia berpindah keyakinan suatu hal yang sangat prinsipil sekali dari setiap pribadi. Namun
dia bersedia melakukannya. Mengapa ? pastilah tidak mudah bagi Rut untuk berpindah keyakinan selain
karena suatu sebab yang kuat. Apa sebab yang kuat itu ? Jawaban utamanya Cuma 1 yaitu karena Naomi.
Sikap hidup Naomi selama ia tinggal di Moab, cara ia bersikap sebagai mertua untuk menantu dan
ketegaran imannya untuk bertahan di tengah duka dan kepahitan hidupnya. Walaupun seakan-akan
menurut Naomi bahwa Tuhan telah meninggalkannya ternyata itu menjadi kesaksian kuat untuk menerima
agama dan iman yang baru yakni menyembah Allah Naomi. Bukankah ini suatu hal yang luar biasa.

Melalui renungan ini ada 2 pelajaran yang boleh kita ambil


1. Dari firman Tuhan ini mau berbicara pentingnya menghadapi hidup ini tdaklah sendirian. Kita
diajarkan bahwa sebagai manusia kita membutuhkan orang lain. Kita tidak dapat menghadapi
tantangan dan pergumulan seorang diri saja. Pada ayat 18 syukurlah Naomi menyadari hal ini dan
berhenti meminta Rut pergi. Jika kita baca kisah selanjutnya kita mendapati peran rut dalam
menghidupi perekonomi dan kebutuhan hidup Naomi . demikian juga kita jangan pernah menutup diri
dengan pergumulan dan persoalan sendiri. Kita butuh orang lain untuk membantu dan menopang kita.
Jangan pernah untuk menanggung beban itu sendiri. Berbagilah beban dengan orang lain. Sebab
topangan dua orang lwbih kuat dari pada seorang diri saja.
2. Firman Tuhan mengajar kita untuk bersedia menjadi seperti Rut. Ada banyak Naomi saat ini yang
sedang berbeban sendiri. Saatnya bagi kita menjadi seperti Rut yang memiliki prinsip mulia.
Penolakan Naomi tidak menyurutkannya. Ia memahami bahwa Naomi sedang gundah an wajar jika
menolaknya. Akhirnya prinsip kokoh Rut menjadi berkat buat Naomi tetapi juga menjadi berkat buat
rut sendiri.
Hidup kita manusia tidak pernah sepi dan pergumulan atau penderitaan. Dengan pergumulan dan
penderitaan sebagai manusia ciptaan Tuhan kita menyadari keterbatasan kita, kita menyadari kekurangan
kita, kita menyadari kelemahan kita dan kita mengakui bahwa Tuhan yang punya otoritas atas segala yang
Ia jadikan baik alam semesta tetapi juga kita manusia.

Apa yang dikatakan dengan masalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu yang terus menjadi
bagian kehidupan kita. Sehingga mau dikatakan bahwa itu semua adalah proses atau cara Tuhan untuk
membentuk kepribadian kita menjadi orang Kristen yang semakin dewasa iman kita semakin kuat dan
kokoh. Sebab dengan cara demikian kita akan terus bergantung berharap pada Tuhan bahwa ada Tuhan
yang tidak pernah meninggalkan kita ada Tuhan yang selalu bersama dengan kita.

Nah itulah yang kita saksikan dalam Rut pasal 1 ini bahwa penyertaan Tuhan bagi Naomi itu sangat luar
biasa. Dikisahkan dalam Rut pasal 1 ini bahwa ada 1 keluarga. Elimelekh bersama istrinya Naomi dan
anak-anaknya bernama Mahlon dan Kilyon. Karena dikatakan bahwa terjadi kelaparan di daerah
Betlehem maka untuk bertahan hidup mereka pindah tempat tinggal, mereka pergi ke daerah Moab.
Tinggalah Elimelekh bersama keluarganya di tanah Moab. Dan apa yang terjadi Elimelekh meninggal
bahkan kedua anak mereka meninggal juga. Mahlon dan Kilyon telah menikah dengan perempuan Moab
yang bernama Rut dan Orpa sehingga tinggallah Naomi bersama dengan kedua menantunya. Naomi
mengambil satu keputusan untuk kembali ke Betlehem. Maka berjalanlah Naomi bersama Rut dan Orpa.
Ditengah jalan Naomi dengan naluri sebagai seorang ibu mengatakan kepada Rut dan Orpa agar supaya
mereka pulang saja kerumah ibunya pulang ke Moab. Sebab tidak mungkin lagi Naomi memberikan
suami melahirakan akan laki-laki dan memberikan anak-anak itu kepada Rut dan Orpa karena dia sudah
terlalu tua sehingga Naomi berkata masakan kamu menahan diri dan tidak bersuami. Awalnya kedau
perempuan ini tetap bersihkeras mengikuti Naomi pulang ke Betlehem. Namun pada akhirnya Orpa dia
mencium Naomi dia pamit diri dan kembali ke Moab. Namun Rut tetap bersihkeras untuk mengikuti
Naomi. Bahwa dengan perkataan yang begitu jelas Rut mengatakan Allahmulah Allahku bangsamulah
bangsaku. Dimana engkau mati disitupun aku akan mati. Artinya bahwa kecintaan rut kepada Naomi
kecintaan sang menantu kepada sang mertua itu sangat luar biasa sehingga Naomi dan Rut berjalan terus
menuju ke Betlehem. Sesampai mereka di Betlehem orang-orang menjadi heran, gempar dengan
kehadiran Naomi dan Rut apalagi ketika mereka melihat Naomi tidak lagi seperti dulu. Sehingga Naomi
katakana jangan panggil aku Naomi tapi panggil aku Mara. Mara artinya getir atau pahit. Karena Naomi
memang telah mengalami kepahitan hidup ditinggalkan suami dan anak-anaknya. Itu adalah hal yang
tidak mudah tetapi itu adalah bentuk pemeliharaan Tuhan. Naomi tidak sendiri tapi Tuhan menghadirkan
Rut sebagai sahabatnya untuk ada bersama dengan dia. Bahkan dikatakan bahwa ketika mereka sampai di
Betlehem sudah musim menuai jelai.

Anda mungkin juga menyukai