Anda di halaman 1dari 1

Moderasi Beragama, Solusi?

Sayangnya, fenomena serta maraknya bunuh diri tidak coba penguasa selesaikan dengan
mendekatkan generasi muda pada pemikiran-pemikiran Islam kafah. Ide Islam kafah hingga kini
masih saja dimonsterisasi. Para pengemban dakwahnya dipojokkan dengan tudingan radikal dan
ekstremis. Padahal, semua itu hanya dalih penguasa untuk tetap melanggengkan sistem sekuler.

Ini sebagaimana yang pernah terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta. Tingginya kasus bunuh diri di
wilayah tersebut justru diantisipasi oleh sejumlah stakeholder dengan menggelar forum motivasi
moderasi beragama di rumah dinas penguasa setempat. Meski nasihat yang disampaikan seputar
ajakan agar tidak mudah putus asa, tetapi sejauh mana nasihat itu bisa menjadi solusi bunuh diri
ketika kesadaran hubungan dengan Ilahi Rabbi tidak ditanamkan dan ditumbuhkan?

Sebaliknya, kesadaran akan hubungan dengan Allah Taala harus dibangun berdasarkan landasan
pemikiran yang sahih sehingga mampu menumbuhkan pada diri seseorang bahwa hanya Allah
saja tempat berlindung dan memohon pertolongan.

Allah Taala berfirman, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan
kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum
kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong
kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.'” (QS Al-Baqarah [2]: 286).

Anda mungkin juga menyukai