I Gusti Ayu Murti Adnyani - Universitas Udayana - PKM PI
I Gusti Ayu Murti Adnyani - Universitas Udayana - PKM PI
i
BAB I
PENDAHULUAN
Media sosial merupakan media interaksi sosial yang saling menguntungkan dan
berlangsung secara online, memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu. Perkembangan terakhir dalam proses komunikasi di media
sosial telah menyebabkan proses komunikasi menimbulkan shock publik dan merugikan
pihak – pihak tertentu. Tren perkembangan proses komunikasi di media sosial dapat dilihat
dari mudahnya orang mengekspresikan kemarahan tanpa mempertimbangkan perasaan
orang lain. Kemarahan tersebut diungkapkan dengan hinaan atau cyber bullying, kata – kata
kotor, kritikan, hujatan dan celaan, memojokkan dan menghakimi orang lain, dan masih
banyak lagi. Tampak jelas bahwa telah terjadi krisis etika berkomunikasi melalui media
sosial.
Padahal, media social dapat menjadi alat untuk membangun proses dialog yang sehat
dalam komunikasi untuk mencapai koordinasi. Media sosial justru menempatkan proses
dialog dalam komunikasi dan menciptakan ruang untuk pemikiran yang tenang dan
rasional. Oleh karena itu, perlu ditingkatkannya etika komunikasi untuk mengetahui standar
etika apa yang harus digunakan komunikator dan komunika dalam menilai diantara
teknologi, konten, dan tujuan komunikasi di jejaring sosial.
Tujuan dari penulisan gagasan ini adalah untuk memberikan pemahaman terkait
etika berkomunikasi di media sosial. Penting untuk mengetahui bagaimana etika
seharusnya dapat dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Manfaat dari
penulisan gagasan ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang apa itu
etika berkomunikasi di media sosial, serta agar masyarakat bisa memilah dan mengetahui
hal – hal apa saja yang dapat disebarluaskan ke publik dan yang tidak boleh atau bersifat
sensitif.
1
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA
Menurut riset, terdapat 3 milliar orang lebih populasi manusia diberbagai kalangan
di dunia yang telah menggunakan dan bahkan menjadikan media sosial sebagai salah satu
gaya hidup mereka di era 5.0 ini. Seiring dengan berkembangnya teknologi, penggunaan
media sosial saat ini sudah jauh lebih pesat dan penggunaannya kian meluas. Bahkan
menurut sejumlah laporan, kita menghabiskan rata-rata dua jam setiap hari untuk
membagikan, menyukai, menulis cuitan dan memperbaharui perangkat di media sosial.
Artinya ada sekitar setengah juta cuitan foto maupun video yang telah dibagikan di media
sosial di setiap menitnya.
Kebanyakan orang-orang menggunakan media sosial untuk melampiaskan frustasi
atau kejenuhan setelah seharian bekerja, karena segala informasi mulai dari layanan
konsumen, hiburan, hingga perkembangan politik kian mudah diakses di media sosial. Para
pengguna media sosial juga dengan sangat leluasa mendapatkan dan berbagi informasi ke
seluruh dunia dalam waktu yang relatif cepat. Namun yang menjadi kelemahan disini
adalah seringkali pengguna media sosial cenderung belum bijak menggunakan medsos
yang berujung kesalah pahaman dan bahkan berujung pada jerat hukum sebagai
konsekuensi dari penyebaran iformasi tanpa memperhatikan kaidah etika bermedia sosial.
Hal ini dapat terjadi karena kuantitas komunikasi dalam bermedia sosial tidak
diimbangi oleh kualitas. Informasi-informasi yang tersebar dalam platform media sosial
cenderung membuat adanya kontra baik dari penulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan
bahasa, gaya bahasa yang ambigu, dan berbagai permasalahan lainnya dimana saling
berkomentar buruk atas informasi atau isu-isu yang belum diketahui kebenarannya.
Adapun pelanggaran etika berkomunikasi yang sering terjadi adalah pelanggaran
etika dalam percakapan atau mengkritik maupun memberi saran dengan kalimat-kalimat
yang menimbulkan provokasi, copy-paste dan hak cipta, penyebaran hoax, cyber
bullying, penyebaran konten ilegal, dan kejahatan pornografi. Hal tersebut sering terjadi
dalam media sosial yang dapat memicu kesalah pahaman antar individu dengan individu,
individu dengan kelompok, dan kelmpok dengan kelompok. Dampak lain yang ditimbulkan
juga tergolong memprihatinkan karena media sosial yang seharusnya ada untuk
mempermudah kehidupan manusia, justru dapat memicu permasalahan dan bahkan kerap
memecah belah manusia itu sendiri
2
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Beberapa solusi yang pernah ditawarkan untuk mendukung terciptanya etika yang
baik dalam berkomunikasi adalah dengan diciptakannya Undang-Undang Informasi Dan
Transaksi Elektronik (UU ITE). Undang- Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik ini
adalah UU yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi
informasi secara umum, pada UU ITE ini juga diatur berbagai macam ancaman hukuman
bagi kejahatan yang ada di internet. Namun sebelumnya, Southeast Asian of Freedom
Network (SafeNet) mencatat, sejak disahkan tahun 2008 hingga 2019, jumlah kasus
pemidanaan terkait Undang-Undang ini mencapai 285 kasus. Angka ini meningkat pada
2020 selama Covid-19 mewabah, yakni 110 tersangka dengan pasal pencemaran nama baik
dan ujaran kebencian yang paling banyak digunakan sebagai dasar pelaporan. Hal itu
membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang memperdulikan keberadaan
dari UU ITE ini. Masih banyak masyarakat yang melakukan pelanggaran baik dengan
sekala yang berat maupun dengan sekala yang ringan.
Pihak-pihak yang terlibat tentu masyarakat media sosial terutama generasi milenial
yang akan disasar untuk menerima bimbingan dan sosialisasi, selain itu juga didukung oleh
peran ahli IT dalam pembuatan web, guru dan orangtua, serta pihak terkait seperti
Pemerintah (KOMINFO)
Gagasan ini akan dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi ke kalangan masyarakat serta
pembuatan web terkait Etika Komunikasi oleh ahli IT. Dalam hal ini juga diperlukan
peranan orangtua serta guru untuk membimbing generasi muda dalam bermedsos karena
edukasi dini ini sangat diperlukan agar dapat memberikan pemahaman dini kepada
masyarakat awam akan pentingnya etika bersosmed khususnya pada anak-anak. Selain itu,
diperlukan Penegakan terhadap peraturan-peraturan khususnya Kode Etik. Kode Etik dalam
arti sempit adalah memulihkan hak dan kewajiban yang telah dilanggar, sehingga
menimbulkan keseimbangan seperti sebelum terjadi pelanggaran. Bentuk pemulihan
terhadap pelanggaran adalah penindakan secara tegas kepada pelanggar Kode Etik.
Karena Kode Etik mempunyai muara pada hukum Undang-Undang, maka kepada
pelanggar Kode Etik sejauh merugikan haruslah diberikan sanksi-sanksi sesuai dengan
berat ringannya pelanggaran.
3
DAFTAR PUSTAKA
Jessica B. 2018. Apa saja bukti pengaruh media sosial kehidupan anda.
https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-42679432. Diakses tanggal 02 September 2021.
4
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping
Biodata Ketua Tim
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap I Gusti Ayu Murti Adnyani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi D3 Perpajakan
4 NIM 2107341021
5 Tempat dan Tanggal Lahir Padangaji, 03 Agustus 2002
6 Alamat E-mail Ayumurti0307@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085858272832
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
5
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap I Gusti Agung Ayu Cintya
Nandari
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ekonomi Pembangunan
4 NIM 2107511229
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 07 November
2002
6 Alamat E-mail Ayucintyanandari07@gmail
.com
7 Nomor Telepon/HP 085792508017
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
6
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ni Putu Arta Agustina
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Manajemen
4 NIM 2107521062
5 Tempat dan Tanggal Lahir Akah, 18 Agustus 2003
6 Alamat Email agustinaaklk18@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 08873423084
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
7
Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIP/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi
Jurusan/Prodi
Tahun Masuk-Lulus
3.
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1.
2.
3.
C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1.
2.
3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Kota, dd – mm - 2021
Dosen Pendamping
8
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
9
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM–GT saya dengan judul “Satu Tujuan Tingkatkan
Etika Bermedia Sosial Di Era 5.0 yang di usulkan untuk tahun anggaran 2021 adalah asli karya
kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh
biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesunggu
10