SKRIPSI
Oleh:
HIDAYAT NURALIM MUSLIM
60100117063
JUDUL HALAMAN
TIM PEMBIMBING
Fahmyddin A’raaf Tauhid, S.T.,M.Arch.,Ph.D.
Mukhlishah Sam, S.T., M.T
2021
DAFTAR ISI
ii
2. Nestle Social Block, Graneros, Chile ......................................................37
3. Sequis Center ...........................................................................................39
4. Kesimpulan Studi Preseden dengan Pendekatan .....................................42
G. Resume Studi Preseden Tema ......................................................................44
H. Integrasi KeIslaman ......................................................................................47
1. Integrasi Tentang Objek ...........................................................................47
2. Integrasi Tentang Tema ...........................................................................48
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................139
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1 Alur Perancangan .................................................................................8
Gambar II. 1 Core Pusat, Core ganda dan Core tunggal ........................................21
iv
DAFTAR TABEL
Tabel II. 2 Jenis Kamar Berdasarkan Ukuran dan Jumlah KasurError! Bookmark
not defined.
Tabel II. 3 Jenis -Jenis Tamu ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel II. 4 Jenis-Jenis Hotel dan Klasifikasi Hotel Error! Bookmark not defined.
Tabel II. 5 Aktivitas pada Hotel Atlet .................... Error! Bookmark not defined.
Tabel II. 6 Fasilitas-Fasilitas pada Hotel Atlet....... Error! Bookmark not defined.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Terjemahnya:
“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah” (HR. Sahih
Bukhari/Muslim).
Oleh karena itu tidak heran jika kemudian Rasulullah saw, juga
menganjurkan umatnya untuk berolahraga. Tetapi kurang tepatnya kiranya
ketika dikatakan olahraga dalam Islam hanya renang, memanah, dan berkuda.
Rasulullah saw, menganjurkan tiga bentuk olahraga tersebut karena sesuai
dengan konteks realita historis pada saat itu. Artinya ketika zaman berkembang
dan olahraga juga ikut berkembang sebagai bagian dari kebudayaan manusia
yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman maka olahraga apapun
bentuknya tetap boleh dilakukan asalkan dapat menyehatkan dan menguatkan
badan
Wisma merupakan bangunan untuk tempat tinggal, kantor atau kumpulan
rumah, kompleks perumahan, permukiman yang di peruntukkan untuk
menunjang urusan atau kegiatan pada bidang tertentu. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2022). Sedangkan atlet merupakan olahragawan, terutama yang
mengikuti perlombaan atau pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan
kecepatan). (Kamus Bahasa Indonesia,2022).
Sesuai fungsinya sebagai tempat tinggal, wisma merupakan tempat yang
digunakan sebagai manusia untuk berlindung dan bernaung. Seperti yang
dijelaskan pada surat An-Nahl ayat 80, yang berbunyi:
2
menghasilkan data existing, mengelolah, hingga menghasilkan design
perencanaan yang sesuai dengan kaidah arstiketur. Demi mewujudkan sarana
dan prasarana para atlet terutama terhadap hunian, saya mengambil tema
“Perencanaan Wisma Atlet Barombong”. Pilihan wisma yang bertujuan untuk
memanjakan para atlet yang datang untuk bertanding. Adapun pendekatan yang
digunakan adalah Bioklimatik.
Rekap Kejuaraan Nasional Antar Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar
(PPLP) dari Tahun 2019-2023
Tabel I. 1 Kejuaraan PPLP di Makassar Sulawesi Selatan Tahun 2019 - 2022
Perolehan Medali Jumlah
No. Tahun
Emas Perak Perunggu
1 2019 1 3 - 4
2 2020 - 2 1 3
3 2021 1 2 1 4
4 2022 11 14 15 40
Jumlah Total 13 21 17 51
Sumber: (Bidang Keolahragaan Dispora Prov. Sulsel., 2022)
Pengadaan wisma ini sangat berpotensial menjadikan Kota Makassar
Makassar sebagai penghasil atlet-atlet yang luar biasa dan berbakat. Ini dapat
dilihat dari perolehan prestasi dalam bidang keolahragaan yang dijelaskan oleh
Dispora Makassar Sulawesi Selatan dari tahun 2019 – 2022.
Dari kesimpulan tabel bisa bisa dikatakn sulawesi selatan memiliki atlet-
atlet yang luar biasa dan berbakat dan tidak kalah dari daerah-daerah lainnya.
Dengan adanya wisma atlet ini bisa menjadi wadah untuk meningkatkan potensi
anak bangsa di dunia olahraga, khususnya di kota Makassar.
Perkembangan Atlet Makassar yang dibina langsung oleh Pengurus
Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Sulawesi Setalatan meningkat 30%
setiap tahunnya untuk semua jenis cabang olahraga tercatat dari tahun 2018-
2021. Setiap tahunnya untuk semua jenis cabang olahraga, tercatat dari tahun
2018-2021. Saat ini sudah mencapai 150 atlet dari berbagai macam jenis
olahraga, yaitu tahun 2018 sebanyak 70 atlet, tahun 2019 sebanyak 95 atlet,
tahun 2020 sebanyak 132 atlet, dan tahun 2021 sebanyak 150 atlet, yang direkrut
dari tingkat prestasinya masing-masing, berkembang sekitar 30% setiap
tahunnya. Dengan perkembangan yang pesat saat ini, seharusnya Makassar
mampu bersaing dengan kota-kota besar yang ada di Indonesia, dan harapan
kedepannya juga mampu untuk go internasional. (Koni Provinsi Sulawesi
3
Selatan, 2018-2021).
Tabel I. 2 Perkembangan Atlet Dari Tahun 2018-2021
No Tahun Jumlah
1 2018 70 Atlet
2 2019 95 Atlet
3 2020 132 Atlet
4 2021 150 Atlet
Jumlah (berkembang sekitar 30% setiap tahunnya)
Sumber: (Bidang Keolahragaan Dispora Prov. Sulsel., 2022)\
Perkembangan atlet yang pesat dari tahun ke tahun seharusnya sudah
selayaknya sarana dan prasarana olahraga di Sulawesi selatan dimaksimalkan,
terutama di Ibu kota Sulawesi selatan (Kota Makaasar), dalam hal ini belum
menyediakan wisma atlet yang memadai untuk nantinya digunakan para atlet
sebagai fasilitas penunjang yang membuat kegiatan berlangsungnya olahraga
yang lebih nyaman. Perencanaan wisma Atlet ini merupakan tempat beristiraht
parah atlet baik sebelum dan sesudah pertandingan. Tempat untuk
menghilangkat stress dan lelah para atlet. Dengan adanya wisma atlet ini, para
atlet-atlet yang berkunjung ke Makassar dapat beristirahat dengan nyaman
dengan fasilitas yang lengkap yang telah di sediakan.
Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, sehingga penulis tertarik
melakukan perencanaan wisma atlet dengan dasar pertimbangan melakukan
penataan interior dan eksterior.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Pembahasan
Mendapatkan desain Wisma Atlet Barombong dengan pendekatan
bioklimatik di Kota Makassar
2. Sasaran Pembahasan
a. Pengolahan tapak
Menganalisa potensi dan masalah yang terdapat pada site plan, dalam
bentuk analisa seperti orientasi matahari, angin, view, topografi,
sirkulasi, kebisingan. Output dari pengolahan tapak berupa site plan.
4
b. Pemprograman ruang
Menganalisa kebutuhan ruang, kapasitas ruang serta hubungan antar
ruang terkait dengan bangunan Wisma Atlet Barombong. Output dari
pemprograman ruang yaitu berupa denah.
c. Pengolahan bentuk
Menganalisa bentuk bangunan terhadap fungsi utama bangunan dengan
memperhatikan tema pendekatan Arsitekturnya, yakni Arsitektur
Bioklimatik. Output dari pengolahan bentuk yaitu tampak dan potongan
bangunan.
d. Pendukung dan kelengkapan bangunan
Menganalisa penggunaan struktur serta utilitas bangunan terkait dengan
kondisi Wisma Atlet Taborong. Output yaitu sistem struktur, mekanikal
ekektrikal dan plumbing.
e. Pendekatan perancangan
Menganalisa penggunaan material dan fasilitas pendukung bangunan
yang sesuai berdasarkan fungsinya dengan konsep Arsitektur
Bioklimatik.
f. Maket dan animasi.
1. Lingkup Pembahasan
5
Lingkup pembahasan pada penulisan skripsi menyangkut kajian ilmu
arsitektur yang meliputi perencanaan dan perancangan Wisma Atlet
Barombong di Kota Makassar.
2. Batasan Pembahasan
Perencanaan Wisma Atlet Barombong di Kota Makassar dibatasi pada
desain perencanaan sesuai dengan konsep Arsitektur Bioklimatik,, estimasi
waktu untuk 10 tahun kedepan dengan fungsi bangunan sebagai wadah untuk
rehabilitas, edukasi, dan penelitian tentang wisma atlet.
E. Metode Pembahasan
6
F. Sistematika Pembahasan
7
G. Alur Perancangan
Fakta
Tujuan
1. Survey lapangan
PERENCANAAN
2. Studi preseden HOTEL ATLET GOR
3. Studi Literatur
SUDIANG DI KOTA MAKASSAR DENGAN
4. Eksplorasi
PENDEKATAN BIOKLIMATIK
ACUAN PERANCANGAN BAB III
KONSEP DESAIN
1. Pengolahan Tapak
2. Konsep bentuk bangunan
3. Sistem Struktur dan material
4. Sistem Pengkodisian bangunan
TRANSFORMASI DESAIN
1. Transformasi Tapak
2. Transformasi bentuk bangunan
3. Tranformasi Ruang
4. Transformasi Pendekatan Arsitektur
HASIL DESAIN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Judul
9
simulasi yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Transformasi bentuk massa
b. Pengaturan denah unit bangunan
c. Pembuatan fasade unit bangunan
d. Penataan tata ruang secara keseluruhan
e. Material bangunan yang digunakan
Kualitas arsitektur Bioklimatik tercapai ketika bangunan yang
dirancang mengoptimalkan penetrasi cahaya alami, pendinginan dan
pertukaran udara massa bangunan serta meminimalkan perolehan radiasi
matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan (Krisdianto, 2011).
4. Makassar
Makassar merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dan terletak di
ujung selatan Pulau Sulawesi dan merupakan kota internasional serta terbesar
di Kawasan Indonesia Timur. Posisi Kota Makassar berbatasan dengan 2
kabupaten yaitu Kabupaten Maros di sebelah utara dan timur, Kabupaten
Gowa di sebelah selatan, serta Selat Makassar di sebelah barat. Kota
Makassar juga termasuk ke dalam Kawasan Strategis Nasional Perkotaan
Mamminasata. (Basis Data Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan 2022).
10
karakteristik tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dari segi
peruntukannya. Baik itu wisma mahasiswa, atlet, maupun pekerja.
Tabel II. 1 Karekteristik Hotel
No. Karakteristik wisma Keterengan
1 Amerika Serikat Wisma sebagai tempat tinggal berbagai kalangan
maupun kelompok, baik itu mahasiswa, peserta
pesta olahraga, maupun kalangan tentara militer.
Kamar yang disediakan biasanya untuk satu atau
beberapa orang mahasiswa.
2 Jepang Wisma yang disediakan dan disewakan untuk diisi
satu atau beberapa orang.
3 Inggris Wisma dapat menampung 10 bahkan 15 orang.
Kamar seperti ini memiliki banyak ruang privasi,
bahkan tempat penyimpanan barang ditempatkan
pada rak yang berderetan yang diberi nomor.
Fasilitas dan tempat melakukan kegiatan berada
pada ruang-ruang besar yang difungsikan untuk
kegiatan bersama.
(Sumber : Data Arsitek, 2023)
Pada perancangan wisma atlet di Barombong yang digunakan memiliki
karakteristik yang sama seperti negara jepang yaitu Wisma yang disediakan
dan disewakan untuk diisi satu atau beberapa orang.
3. Jenis-Jenis Wisma
Menurut berbagai sumber, wisma memiliki beberapa pengelompokan
baik itu dari segi jumlah penghuni, bentuk, tinggi bangunan, jenis penghuni,
maupun sirkulasi.
a. Menurut jumlah penghuninya.
Dalam buku Data Arsitek jilid 3, ukuran wisma dapat dilihat pada
Tabel II.1 berikut ini,
Tabel II. 2 Jenis-Jenis Hotel Menurut Penghuninya
No. Jenis Wisma Kapasitas Kamar
1 Wisma ukuran 250- 600 tempat tidur (single/tingkat).
sangat besar
2 Wisma ukuran besar 100-125 tempat tidur (single/tingkat).
3 Wisma ukuran Tamu yang menginap kebanyakan para wisatawan,
sedang baik domestik maupun dari luar negeri.
4 Wisma ukuran kecil Tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau
penyembuhan dari suatu penyakit.
(Sumber : Data Arsitek, 2023)
Berdasarkan kapasitas wisma yang bisa menampung 640 atlet, maka
jenis wisma yang dibangun yaitu wisma sangat besar yang menampung
250 - 600 tempat tidur (single/tingkat).
b. Berdasarkan ketinggian bangunan
11
Berdasarkan buku Bentuk Hunian Widiastuti, 1995 ketinggian
wisma dapat dilihat pada Tabel II.1 berikut ini,
Tabel II. 3 Jenis-Jenis Hotel Menurut Ketinggian Bangunan
No. Jenis Wisma Kapasitas Kamar
1 Maisonette Asrama dengan ketinggian bangunan 1-4 lantai
2 Low Rise Asrma dengan ketinggian bangunan 4-6 lantai
3 Medium Rise Asrma dengan ketinggian bangunan 4-9 lantai
4 Higt Rise Dengan ketinggian bangunan melebihi 9 lantai
(Sumber : Widiastuti, 1995)
Jenis ketinggian wisma yang digunakan yaitu high rise yang terdiri
dari 18 lantai. Sesuai dengan peraturan rencana tata bangunan dan
lingkungan (RTBL) Kota Makassar untuk penetapan jumlah lantai pada
bangunan housing.
c. Berdasarkan sirkulasi horizontal
Dalam buku personal remembrance, paul M Liebermen dalam
desain wisma berdasarkan sirkulasi horizontal dapat dilihat pada Tabel II.3
berikut ini,
Tabel II. 4 Sirkulasi Horizontal
No. Sirkulasi Keterengan
1 Open corridor/single Sirkulasi memanjang yang meletakkan
loaded corridor/gallery ruang-ruang hunian pada salah satu sisi
acces selasar, sedangkan sisi satunya merupakan
open view.
Kelebihannya memaksimalkan
pencahayaan dan penghawaan alami pada
ruang sirkulasi maupun ruang hunian.
2 Interior corridor/double Sirkulasi memanjang yang berada di antara
loaded corridor ruang-ruang hunian yang saling
berhadapan
Kelebihannya pemanfaatan ruang sirkulasi
dan ruang bersama lebih efisien, ruang
hunian dapat dicapai dari berbagai arah.
3 Centered corridor Sirkulasi utama terpusat di seputar sirkulasi
vertical.
Kelebihan pemanfaatan ruang sirkulasi
vertical lebih efektif dan privasi ruang
hunian yang cukup tinggi, sedangkan
kekurangannya ruang hunian memiliki
jumlah yang terbatas ditiap lantainnya dan
memungkinkan adanya ruang hunian yang
memiliki orientasi yang tidak
menguntungkannya.
4 Vertical house Sirkulasi dengan serangkaian kamar besar
berisi 4, 6, 8 type suite, dan lainnya untuk
menampilkan suasana lebih privat, sebuah
tangga yang melayani satu atau dua
konfigurasi ruangan.
12
Kelebihannya kemungkinan adanya ruang
hunian yang memiliki orientasi yang tidak
menimbulkan kekacauan akibat melorong
sedangkan kekurangannya yaitu
memungkinkan adanya ruang hunian yang
memiliki orientasi yang tidak
menguntungkan dan adanya titik mati pada
beberapa sudut ruang.
5 Core plan/extended core Sirkulasi yang biasanya tidak selalu
plan bertingkat tinggi dengan sirkulasi vertical
seperti tangga dan lift di core bersama
kamar mandi bersama dan area servis.
Beberapa kamar type suite mungkin
memiliki kamar mandi sendiri.
Kelebihannya kemudahan akses menuju
beberapa tempat berdekatan atau satu area.
Kekurangannya kurangnya privasi untuk
beberapa area, kemungkinan ada titik yang
tidak terkena pencahayaan dan
penghawaan alami.
(Sumber : J Nathania, 2016)
Agar pemanfaatan ruang sirkulasi dan ruang bersama lebih efisien,
dan ruang hunian dapat dicapai dari berbagai arah. Jenis sirkulasi yang
digunakan adalah Interior corridor/double loaded corridor, yaitu sirkulasi
memanjang yang berada si antara ruang-ruang hunian yang saling
berhadapan.
4. Tujuan Wisma Atlet
Tujuan wisma atlet dibagi menjadi dua diantaranya:
a. Tujuan secara teknis bagi pemerintah:
1) Memberikan arahan kepada pimpinan/staf/personil/petugas yang
terkait dalam proses pemberian bantuan rehabilitasi dan pembanguan
gedung berupa prasarana olahraga
2) Memberikan acuan/pedoman/panduan dan petunjuk kepada pemerintah
daerah, instansi, lembaga, institusi, organisasi masyarakat, calon
penerima bantuan, dan kelompok masyarakat lainnya, dalam membuat
perencanaan pembangunan prasarana keolahragaan dan mengajukan
proposal pembangunan atau permohonan Bantuan Pemerintah
prasarana olahraga kepada pemerintah dalam hal ini adalah
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
3) Terwujudnya bangunan dan gedung, yaitu prasarana olahraga yang
sesuai dengan fungsinya, memenuhi persyaratan keselamatan,
13
kesehatan, kenyamanan, kemudahan, efisien dalam penggunaan
sumber daya yang serasi dan selras dengan lingkungannya, dan
diselenggarakan secara tertib, aman, efektif dan efisien.
b. Tujuan bagi para atlet:
1) Terciptanya koordinasi yang kuat antara kegiatan dalam olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi.
2) Tercapainya angka partisipasi dalam olahraga yang tinggi.
3) Tercapainya masyarakat yang sehat dan bugar.
4) Terbentuknya organisasi olahraga prestasi yang mampu melaksanakan
fungsi manajemen dengan baik.
5) Tersedia banyak bibit atlet berbakat.
6) Tercapainya prestasi olahraga berstandar nasional dan internasional.
7) Tersedia pelatih yang berkualifikasi nasional.
8) Tersedia fasilitas olahraga yang memenuhi standar nasional.
9) Tercipta suasana pembinaan olahraga yang bersemangat.
(Rahmawati, 2018)
5. Fasilitas fungsional wisma atlet
Berikut fasilitas fungsional wisma atlet dapat di lihat pada tabel II.5 di
bawah ini
Tabel II. 5 Fasilitas Fungsional Wisma Atlet
No. Jenis Wisma Kapasitas Kamar
1 Tempat Gym Ruangan olahraga, yang dimaksud ruangan olahraga gym
ialah suatu lapangan olahraga indoor yang dapat digunakan
sebagai tempat latihan sebelum pertandingan akan
dilaksanakan (KBBI,2020).
Gym dalam perancangan wisma atlet memiliki kebutuhan
ruang berupa ruang fitness yang berisi peralatan olahraga,
ruang ganti baju yang berisi loker dan bangku-bangku serta
kamar mandi bersama, ruang diskusi berisi tempat duduk
serta tv atau layar monitor, ruang pijat reflexiologi
2 Ruang Pertemuan Ruang rapat merupakan tempat melakukan diskusi setelah
(Rapat) atau sebelum melakaukan pertandingan.
3 Ruang Bersama Desain ruang bersama ialah ruang yang dapat digunakan
para atlet nantinya berupa ruang makan patry beserta
mushollah (tempat beribadah atlet), ruang mesin (ruang
ME).
4 Area komersial Area komersial merupaka area tempat bersantai para atlet
setelah dan sebelum pertandingan berupa area terbuka
hijau, taman, dan restaurant.
5 Klinik Diperlukan dalam perancangan wisma atlet sebagi tempat
menanggulangi dan mengobati penyakit, memeriksa
kondisi kesehatan para atlet, dan konsultasi kesehatan para
14
atlet. Medis yang dibutuhkan pada klinik wisma atlet yaitu
poli umum, spesialis penyakit dalam, Telinga, Hidung, dan
Tenggorokan (THT), Orthopedi, Fisioterapi, poli gigi.
Kebutuhan ruang yang dibutuhkan antara lain ruang
praktek dokter, ruang tunggu pasien, ruang pendaftaran
pasien, ruang rontgen, apotek, ruang pijat reflexiologi,
Jogging track.
6 Area jogging Area jogging meruapakan area terbuka hijau berupa area
tempat para atlet meningkatkan energi, mencegah stress,
menguatkan kekebalan tubuh, mengutakan tulang dengan
cara berlari sebelum bertanding.
15
aktifitas yang dilakukan setiap hari.
d. Olahraga Massa: bertujuan melibatkan sejumlah massa dari seluruh
lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan olahraga: senam pagi
atau massal, gerak jalan, lari lintas alam, olahraga tradisional (tarik
tambang) dan sebagainya.
e. Olahraga Khusus: untuk olahraga khusus ini ada dua golongan yang ada,
yaitu: Olahraga Cacat yang berarti olahraga bagi penderita cacat jasmani
yang bertujuan penguasaan dan kemahiran olahraga tertentu dan Olahraga
Penyembuhan yang berarti olahraga yang bertujuan untuk memulihkan
kesehatan, kesegaran dan ketahanan sebagian atau seluruh jasmani
seseorang dari kemunduran fisiknya.
Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa wisma atlet
merupakan bangunan yang berupa hunian bagi olahragawan/atlet yang akan
mengikuti pertandingan atau olimpiade.
1. Pengertian Bioklimatik
Bioclimatic Architecture / Arsitektur Bioklimatik adalah hubungan
antara iklim dan organisme hidup. Istiilah arsitektur bioklimatik pertama kali
digunakan oleh Olgyay bersaudara pada tahun1963 untuk menjelaskan
kajian-kajian adaptasi terhadap bangunan iklim. Salah satu hasil kajiannya
adalah mengembangkan grafik bioklimatik yang menghubungkan iklim
dengan batas kenyamanan termall sehingga dapat diidenifikasikan sebagai
desain.
Desain Bioklimatik berarti bahwa suatu bangunan dirancang
sedemikian rupa berdasarkan data iklim setempat dan sumber alamiah yang
ada.pemanfaatan komponen udara, angin, matahari, dan tanah desain
digunakan untuk mengurangi konsumsi energi seluruh bangunan serta
menyediakan ruangan hidup yang nyaman dann menyenagkan bagi
penghuninya, sehingga pemahaman tentang karakter dan jenis data menjadi
tata letak titik tolak desain bioklimatik (Nugroho dan Iyati, 2021).
2. Kriteria Arsitektur Bioklimatik
Kriteria dasar untuk menghasilkan kinerja desain bioklimatik yaitu:
16
a. Pemanfaatan material berkelanjutan melalui upaya meminimalkan upaya
penggunaan sumber daya energi, penggunahan air dan bahan lainnya.
b. Implementasi yang tepat pada saat pembangunan adalah ketepatan
kontruksi, ketepatan preferensi pengguna, penurunan konsumsi energi dan
bertambahnya daya kenyamanan termal di dalam bangunan.
c. Kontribusi pengguna terhadap pengoperasian bangunan sebagai sistem
perolehan matahari langsung yang membutuhkan kontribusi langsung dari
pengguna (membuka atau menutup jendela) agar dapat mengjasilkan
efisiensi tinggi yang diharapakan. Selain itu, jika pada malam hari sistem
penyimpanan panas matahari yang tidak dilindungi, maka bangunan akan
kehilangan panas yang signifikan.
d. Perawatan yang mewadai akan memastikan kinerja yang maksimum pada
bangunan bioklimatik dimana sistem pasif dan teknik lainnya
teringtegrasi. Factor ini akan menurun seiring dengan waktu dikarenakan
penggunanaan dan ppengoperasian sistem.
e. Pertimbangan siklus hidup yang terdiri dari siklus terbuka dan tertutup.
Siklus adalah sistem alami beroperasi dan berfokus pada kebutuhan untuk
membuat bangunan yang mencerminkan sistem ekologi dibumi (Nugroho
dan Iyati, 2021).
3. Konsep Arsitektur Bioklimatik
Konsep bioklimatik sebagai upaya tanggap iklim apabila dimasukkan
ke dalam konsep desain lingkungan yang lebih luas akan menghasilkan
arsitektur lingkungan yang berkelanjutan.
Salah satu misi arsitektur adalah secara berkelanjutan melindungi
manusia terhadap perubahan lingkungan sekitar untuk mencapai kenyamanan
termal manusia. Tujuan kenyamanan tanggap iklim ini telah melekat pada
arsitektur dari asalnya.
Penerapan arsitektur bioklimatik, perlu mempertimbangkan berbagai
tingkatan iklim baik level makro, meso dan mikro bangunan yang ditentukan
oleh unsur-unsur terdekat. Beberapa interval kenyamanan termal ditunjukkan
pada diagram bioklimatik antara lain: suhu udara yang berkisar antara 18 o
hingga 26o, kecepatan udara antara 0 hingga 2 meter detik dan kelembapan
udara antara 40% hingga 65%.
17
Gagasan bangunan bioklimatik tidak hanya dalam kriteria lingkungan,
tetapi juga dalam hal prinsip desain yang terdiri atas penciptaan kesehatan
dan kesejahteraan pengguna, pengguna sistem pasif, pengembalian sistem
ekologis, pemanfaatn energi terbarukan, dan penerapan siklus berkelanjutan
(Nugroho dan Iyati, 2021).
4. Indikator Arsitektur Bioklimatik
Indikator sebagai hasil konkret atau nyata kajianbioklimatimk
berhubungan erat dengan istilah konsep, dimensi, dan variable. Konsep
bioklimatik menjadi kerangka acuan penyelidikan dalam mendesain
instrumen atau alat selidiknya.
Konsep dalam arsitektur bioklimatik memiliki tingkat generalisasi yang
berbeda-beda, misalnya, konsep kepuasan penghuni, lebih mudah dapat
diukur daripada konsep kesejahteraanya. Konsep tingkat kenyamanan suhu,
lebih dapat diukur dari tingkat kepuasan termal penghuni.
Konsep bioklimatik tersusun atas beberapa kelompok makna yang
dinamakan dimensi arsitketural. Suhu konsep arsitektur bioklimatik terdiri
dari satu dimensi atau lebih. Berdasarkan dimensi, maka dapat ditentukan unit
amatan atau variabel bioklimatik yang nyata dan tampak dilapangan. Hasil
pengukuran atau pengamatam variabel ini menjadi indicator bioklimatik.
Perbandingan dan hubungan anatara indicator dengan konsep, dimensi, dan
variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II. 6 Konsep, Dimensi dan Variabel Arsitektur Bioklimatik
konsep Dimensi-variabel Keterangan
Kenyamanan termal faktor Kenyamanan - Ada tidaknya peneduh
lingkungan Peneduhan - Nilai suhu radiant
- Peneduh
- MRT
Kenyamanan suhu - Ada tidaknya beranda
- Ruang transisi - Nilai suhu udara
- Suhu udara
Kenyamanan - Material serap lemBAB
Kelembapan - Nilai kelembapan udara
- Material
- Nilai RH
Kenyamanan aliran - Keberadaan bukaan
udara jendela
- Bukaan jendela - Nilai kecepatan angin
- Kecepatan angin
18
Kenyamanan termal faktor Kenyamanan aktivitas - Jenis aktivitas
manusia - Aktivitas - Nilai tingkat metabolisme
- Nilai MR
19
dipertimbangkan dalam desain bioklimatik. Elemen utama tersebut mencakup
tata ruang, ventilasi,, dan material.
Menurut Huang pada buku arsitektur bioklimatik, mengungkapkan
bahwa pengaruh teras, tata letak bangunan, dan pembayangan matahari pada
teras, bertindak sebagai ruang transisi yang dapat mengurangi efek fluktuasi
suhu luar ruangan. Ia menjelaskan kenyamanan termal dalam ruangan baik
karena tata letak bangunan yang ringkas, dinding eksternal yang tinggi, dan
ruang transisi seperti teras yang berkontribusi terhadap naungan matahari dan
penghawaan alami.
Menurut Viktoria pada buku arsitektur bioklimatik, menunjukan bahwa
tata letak ruang dan selubung bangunan untuk meningkatkan kenyamanan
termal dalam bangunan.
Menurut Naima pada buku arsitektur bioklimatik, menunjukkan
pengaruh Menara angin sebagai sumber alliran udara dan membuat
perbandingan antara empat konfigurasi tanpa lubang ventilasi, dengan lubang
ventilasi, pengaturan bukaan dan tangga terbuka.
Menurut Nguyen pada buku arsitektur bioklimatik, mengemukakan
bahwa penggunaan bahan higroskopis adalah suatu cara pasif untuk moderasi
tingkat kelembapan dalam ruangan dengan mnyerap uap air dalam
peningkatan hygrothermal dan kualitas udara dalam bangunan.
Menurut Convertino pada buku arsitektur bioklimatik, menyebutkan
tiga karakteristik khas arsitektur mediterania tradisional meliputi dinding
tebal dengan inersia termal tinggi dengan sedikit bukaan jendela kecil dan
dalam berwarna putih dari kapur.
7. Prinsip Desain Bioklimatik Menurut Yeang (Bioclimatic Skyscrapers)
a. Penempatan Core Menurut Yeang
Posisi Service core sangat penting dalam merancang bangunan tingkat
tinggi. Service core bukan hanya sebagai bagian struktur, juga
mempengaruhi kenyamanan termal. Posisi core dapat diklasifikasikan
dalam tiga bentuk, yaitu :
1) Core pusat.
2) Core ganda.
3) Core tunggal terletak pada sbangunan.
20
Gambar II. 1 Core Pusat, Core ganda dan Core tunggal
Sumber : arsitektur2day.blogspot..com
Core ganda memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core
dapat dijadikan sebagai penghalang panas yang masuk kedalam bangunan.
Penelitian harus menunjukkan penggunaan pengkondisian udara secara
minimum dari penempatan service core ganda yang tampilan jendala
menghadap utara dan selatan, dan core ditempatkan pada sisi timur dan
barat. Penerapan ini juga dapat diterapkan pada daerah beriklim sejuk.
b. Menentukan Orientasi
Bangunan tingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara
penuh dan radiasi panas. Orientasi bangunan sangat penting untuk
menciptakan konservasi energi. Secara umum, susunan bangunan dengan
bukaan menghadap utara dan selatan memberikan keuntungan dalam
mengurangi insulasi panas.Orientasi bangunan yang terbaik adalah
meletakkan luas permukaan bangunan terkecil menghadap timur-barat
memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada emperan
terbuka. Kemudian untuk daerah tropis peletakan core lebih disenangi
pada poros timur-barat. Hal ini dimaksudkan daerah buffer dan dapat
menghemat AC dalam bangunan.
21
Gambar II. 2 Orientasi Bangunan
Sumber : arsitektur2day.blogspot..com
22
d. Penggunaan Balkon
23
yang tinggi dapat mengurangi penggunaan panel–panel anti panas. Hal ini
dapat memberikan akses ke teras yang dapat juga digunakan sebagai area
evakuasi jika terjadi bencana seperti kebakaran. Penggunaan balkon pada
bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Atrium
sebaiknya tertutup, tetapi diletakkan diantara ruangan. Puncak bangunan
sebaiknya dilindungi oleh sirip–sirip atap yang mendorong angin masuk
kedalam bangunan. Hal ini juga bisa di desain sebagai fungsi Wind scoops
untuk mengendalikan pengudaraan alami yang masuk kedalam bagian
gedung.
f. Desain pada Dinding
Penggunaan membran yang menghubungkan bangunan dengan
lingkungan dapat dijadikan sebagai kulit pelindung. Pada iklim sejuk
dinding luar harus dapat menahan dinginnya musim dingin dan panasnya
musim panas. Pada kasus ini, dinding luar harus seperti pelindung insulasi
yang bagus tetapi harus dapat dibuka pada musim kemarau. Pada daerah
tropis dinding luar harus bisa digerakkan yang mengendalikan dan cross
ventilation untuk kenyamanan dalam bangunan. Desain dinding pada
bangunan bioklimatik.
24
lanskap digunakan tidak hanya untuk kepentingan ekologis dan estetik
semata, tetapi juga membuat bangunan menjadi lebih sejuk.
25
gedung dapat dialirkan kelingkungan luar sehingga dapat menyegarkan
ruangan kembali.
i. Penyekat Panas pada Lantai
Menurut Yeang, insolator panas yang baik pada kulit bangunan
dapat mengurangi pertukaran panas yang terik dengan udara dingin yang
berasal dari dalam bangunan. Karakterisitk thermal insulation adalah
secara utama ditentukan oleh komposisinya. Dengan alasan tersebut maka
thermal insolation dibagi menjadi lima bagian utama, walaupun banyak
insulator yang utama merupakan turunan produk jenis–jenis ini. Penyekat
panas pada lantai bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar 2.9.
26
D. Studio Preseden Objek
Indonesia menjadi tuan rumah untuk Asean Games 2018 (XVIII) yang
telah diselenggarakan di Jakarta dan Palembang pada tanggal 18 Agustus –
2 September 2018. Dimana para atlet biasanya menginap di hotel ini. Berdiri
pada tahun 1991 berlokasi di jantung kota Jakarta, tepatnya di Jalan Pintu
Satu Senayan, 30 menit berkendara dari Bandara Soekarno-Hatta.
a. System Energi Yang Digunakan
1) Banyak fasilitas yang memanfaatkan perpaduan antara alam dan
kehidupan modern seperti bar tepi kolam, taman, akses tranportasi tour.
2) Menggunkan warna yang hangat baik interior maupun ekterior hingga
enak dipandang.
3) Pada kamar-kamar gedung terdapat bukaan yang besar guna
memanfaatkan sirkulasi angin dan cahaya matahari hingga
meminimalisir penggunaan energi.
b. Sistem Pelayanan
1) Di lengkapi dengan beauty shop, gym, laundry, lounge, bar tepi kolam,
swimming pool, money changer, restaurant, shopping arcade, spa,
mandi uap dan sauna, wiFi di tempat umum, lapangan tennis, taman,
shuttle, meeting room, area parkir, dan area khusus merokok
27
2) Hotel Century Park memiliki 12 ruang rapat dan 1 ballroom untuk
kebutuhan rapat, pernikahan atau acara-acara seremonial.
c. Arsitektur
1) Bergaya arsitektur Post modernisme.
2) Berkesan luwes karena dari segi eksterior, Hotel Century Park tidaklah
monoton dan tidak terlalu persegi.
3) Proporsi penggunaan lahan untuk gedungnya cukup besar hal ini
memang dirancang karena kebutuhan bangunan sebagai hotel atlet.
4) Biasanya para atlet ditempatkan di lantai 2-4 dengan 120 kamar.
d. Lanscape
1) Dilengkapi transportasi tour untuk ke area sekitar hotel
2) Saat pertama dibangun, Hotel Century Park dilapisi cat poliuretan dan
lapis bubuk aluminium. Namun hotel dengan luas 40.500 meter persegi
ini sudah berubah lapis gedung dua kali. Perubahan pertama adalah
kombinasi putih-jingga, dan kedua saat ini adalah lapis hitam dan putih.
3) Struktur bangunan bawah/pondasi menggunakan pondasi frankipile
dan struktur atas beton bertulang biasa dengan frame tembok geser,
dengan lantai dicor di tempat.
e. Interior
1) Dilengkapi 2 bed tiap kamarnya
2) Dapat menampung 4 atlet perkamar
2. Beijing Atlhetes Village
28
m2 20 dimana penginapan memiliki 2 tema yaitu “six-story” dengan 22
bangunan dan “nine-story” dengan 20 bangunan. Keseluruhan bangunan
dapat menampung 16.800 atlet beserta pelatih dan official tiap tim dari
berbagai negara. Selain penginapan atlet, disana juga terdapat fasilitas antara
lain klinik, restauran, perpustakaan, pusat hiburan.
29
4) Bergaya arsitektural modern dengan konsep keberlanjutan.
5) Fasilitas sangat lengkap dan terawat.
6) Mempunyai dua konsep khusus pada dua zona.
d. Landscape
1) Pedestrian yang sangat besar.
2) Sangat baik mengingat para atlet yang menginap semua adalah pejalan
kaki dan tidak membawa kendaraan pribadi.
3) Konsep taman dan penghijauan yang cukup baik.
4) Pada beberapa maimentrance ingin menunjukan kebudayaan cina.
e. Interior
1) Interior kamar sangat simple.
2) Pada lantai hunian semuanya menggunakan parquet.
3. Jakabaring Sport City (JSC) atau Kompleks Olahraga Jakabaring
30
Gambar II. 14 Block Plan Jakabaring Sport City
Sumber: Jakaboringsportcity.id
a. Sistem energi yang digunakan
1) Memanfaatkan sumber daya alam pada tapak guna penggunaan dan
pembuatan sarana prasarana olahraga
2) Memberikan pelayanan dan penyajian bangunan secara professional
3) Memperhatikan sirkulasi dan ruang terbuka hijau pada setiap tata kelola
bangunan
4) Memiliki sistem energi yang mandiri seperti pengelolaan air hujan, dan
distibusi manajemen listrik dari penangkal petir.
b. Sistem pelayanan
1) Memiliki free laundry, kursi pijat, games room, refleksi dan ATM.
2) Terdapat aula makan atau dining hall dengan kapasitas 2.500 orang.
c. Arsitektur
Jakabaring Sport City (JSC) merupkan output dari integritas dan
dedikasi yang tinggi dalam memberikan hasil bangunan optimal. Hal itu
terlihat dari:
1) Sumber daya alam disekitarnya diatur dan dimanfaatkan secara optimal
2) Pelayanan tinggi terhadap nilai, ukuran, metode prinsip dan ekspektasi
d. Landscape Jakabaring Sport City (JSC) dilengkapi antara lain:
1) Stadion atlantik
2) Stadion akuatik
3) Arena sepatu roda
4) GOR ranau untuk badminton
31
5) GOR dempo untuk senam
6) Arena baseball dan softball
7) Arena Bowling
8) ArenaVolly pantai dan Pentanque
9) Gelora Sriwijaya
10) Penginapan hotel dan Wisma atlet
11) Danau jakabaring
e. Interior
1) Pola ruang dirusunawa dilengkapai masing-masing 3 tempat tidur
2) Dilengkapi dengan kamar mandi, pengatur suhu udara, lemari pakaian,
lemari pendingin, ac, meja dan kursi.
32
E. Resume Studi Preseden Objek
2 Penampilan Bentuk bangunan pada hotel Pada bangunan ini bermassa Pada bangunan ini bergaya Pengaplikasian denah dan
dan bentuk Century Park bergaya tunggal yang dimana bentuk arsitektur modern yaitu arsitektur bentuk bangunan yang modern
bangunan arsitektur post modernisme, bangunan cukup fungsional yang simple, dinamis, efektif dan namun tetap berlandaskan
Bentuk pada banguna namun ditambah dengan estetis. . Karakter bangunan- pendekatan arsitektur
Berkesan luwes karena dari permainan fasade sesuai dengan bangunan di kawasan JWSC ini bioklimatik dengan
segi eksterior, Hotel Century gaya arsitektur modern dengan lebih terasa dengan adanya pemanfaatan potensi tapak
Park tidaklah monoton dan konsep berkelanjutan. Pada ornamen-ornamen khas yang
tidak terlalu persegi. bangunan ini juga mempunyai 2 memberi identitas Sumatera
Didalamnya dan pada kamar- konsep pada dua zona. Selatan, sekaligus juga sebagai
kamar gedung terdapat bukaan simbolisasi sebuah bangunan
yang besar guna dengan fungsi-fungsi rekreasi dan
memanfaatkan sirkulasi angin olah raga pada umumnya.
dan cahaya matahari hingga
meminimalisir penggunaan
energi.
3 Konsep desain Penggunaan elemen kaca Pendekatan bergaya modern Pada bangunan jakabaring sport Pengaplikasian konsep
yang ada pada bangunan telah digunakan dalam perancangan city (JSC) menampilkan arsitektur arsitektur modern dengan
sesuai dengan konsep modern Beijing Atlhetes Village, dengan modern pada desain menampilkan material kaca,
hotel century park jakarta penggunaan pencahayaan dan bangunannya, yang memadukan dengan penggunaan bahan
penghawaan alami. berbagai cerita kreativitas, bangunan seperti bukaan jendela
inovasi, dan motivasi baik dalam kaca dan penghawaan alami
bentuk arsitektur dan rancang pada bangunan.
bangunnya. Dibangun dalam
bentuk corak warna merah yang
terang, dengan penggunaan
Aluminium Composite Panel pada
33
fasad bangunannya.
4 Fasilitas 1. Di lengkapi dengan beauty 1) Fasilitas penunjang atlet 1. Stadion Gelora Sriwijaya 1) Memperhatikan tata
shop, gym, laundry, seperti fitnes, kolam renang, 2. Stadion Lapangan Tenis landscape dengan upaya
lounge, bar tepi kolam, lapangan tenis, lapangan Bukit Asam mengoptimalkan lahan
swimming pool, money basket dan area jogging. 3. Stadion Atletik Jakabaring terbuka hijau untuk
changer, restaurant, 2) Untuk memenuhi kebutuhan 4. Stadion Akuatik Jakabaring bersantai dan melakukan
shopping arcade, spa, akan istirahat (tidur) atlet, 5. Gedung GOR Ranau aktifitas jogging dll.
mandi uap dan sauna, tiap kasurnya di desain (Badminton) 2) Memperhatikan sarana
wiFi di tempat umum, sepanjang 2,2 m dan spesial 6. Gedung GOR Dempo kesehatan seperti klinik
lapangan tennis, taman, tambahan panjang kasur bagi (Senam) physio dan apotik
shuttle, meeting room, atlet dengan postur tinggi 7. Lapangan Bisbol 3) sarana hiburan seperti café
area parkir, dan area seperti Yao Ming; 2,26 m. 8. Lapangan Sofbol dan perpustakaan
khusus merokok 3) Di tiap kamarnya terdapat 9. Stadion menembak 4) Memperhatian sarana
2. Hotel Century Park wi-fi, telepon, TV, 10. Arena Ski Air kebugaran seperti ruang
memiliki 12 ruang rapat pengamanan sidik jari dan 11. Arena Voli Pantai senam, yoga, gym dan
dan 1 ballroom untuk sensor maling. 12. Arena Panjat Dinding kolam renang.
kebutuhan rapat. 13. Arena Sepatu Rod
Sumber: Olah Data, 2022
34
F. Studi Preseden Tema
1. Menara Mesiniaga
35
fasilitas yang ada, seperti ruang olah raga, perpustakaan serta perbelanjaan.
36
Gambar II. 18 Penerapan Bioklimatik pada Bangunan
Sumber: Tri Anggraini Prajnawrdhi, 2004
37
alami, penghematan biaya yang efektif dalam penggunaan sumber daya
hidrologi, serta pemanfaatan sumber daya dan perlindungan lingkungan.
38
dan sistem pendingin melalui penguapan untuk fasad yang terkena sinar
matahari.
fasad dengan kulit ganda terbuat dari baja corten, yang membungkus
bangunan, menciptakan citra avant-garde. Dibangun sebagai permukaan,
melindungi terhadap radiasi matahari karena pemisahannya dengan
bangunan, dengan menciptakan ventilasi Venturi vertikal, memasok udara
panas karena penguapan kolam di sekitarnya. Fasad dengan kulit ganda
metalik ini terdiri dari perawatan perforasi yang berbeda, lembaran polos dan
kaca hitam.
Baja corten yang ada pada bangunan ini adalah bahan yang teroksidasi dalam
waktu singkat, untuk menciptakan perlindungannya sendiri, menetralkan
kerusakannya.
Desain material menjadi nilai tambah yang menjadi acuan tanggung
jawab sosial Nestlé Chile kepada karyawan, masyarakat dan negara
(http://www.archdaily.com, 2022).
3. Sequis Center
39
bersama dengan Hasan Vegel dari Intaren Architects asal Thailand dan
dibangun swadaya oleh S. Widjojo, sebuah perusahaan pembuat panel GRC
yang memasok panel-panel beton ke beberapa proyek. Gedung perkantoran
yang berada di kawasan Central Business District (CBD) Sudirman ini
menerapkan gaya arsitektur bioklimatik.
Pola denah pada Sequis Center berbentuk seperti perahu atau daun.
Bentuk ini tidak berbentuk kotak seperti gedung pada umumnya, namun
memiliki ciri khas yang unik tersendiri pada bangunan ini. Dapat dilihat pada
Gambar II.25.
40
d. Ruang tunggu
e. Lobby Sequis Center
f. Area lobby
g. Area perkantoran
h. Koridor Ruang Kantor
41
bangunan tersebut menyesuaikan bagaimana iklim Indonesia khususnya
Jakarta. Juga menerapkan efisiensi energi sehingga terciptanya bangunan
yang berkelanjutan. Sequis Center termasuk gedung pertama di Indonesia
yang menerapkan konsep bangunan hijau melalui penggunaan bahan GRC
(Glassfiber Reinforce Cement) sebagai shading pada fasad bangunan.
Keunikan bentuk shading pada fasad gedung ini juga berfungsi mengurangi
interaksi langsung sinar matahari.
Pada atap rooftop Sequis Center juga menggunakan atap berbentuk atap
pelana yang melekat pada bangunan-bangunan di wilayah tropis.
Penggabungan elemen dekoratif dan unsur tropis ini menjadikan bangunan
ini menjadi point of view di wilayah CBD tersebut. Fasadnya yang unik juga
memiliki fungsi yang kuat sebagai respon menghadapi iklim tropis di Jakarta.
4. Kesimpulan Studi Preseden dengan Pendekatan
Lokasi keberadaan tapak perancangan yang berada di area dengan iklim
tropis dengan pencahayaan matahari dan menyesuaikan iklim. Untuk itu,
dalam pelaksanaan perancangan Hotel Atlet GOR Sudiang ini dibutuhkan
pertimbangan dalam perlakuan khusus terhadap bangunan agar dapat
bertahan lama serta tidak merusak lingkungan. Dalam pertimbangan aspek
kenyamanan pengguna sangat diperhatikan karena dalam melaksanakan
kegiatan di Hotel Atlet GOR Sudiang, karena kenyamanan merupakan hal
utama yang harus didapatkan. Bergerak dari sana, Hotel Atlet GOR Sudiang
pun menerapkan prinsip pada perancangan siteplan-nya yaitu menciptakan
42
area yang hemat energi, sehat, dan ramah lingkungan. Maka dari itu tema
Arsitektur Bioklimatik diterapkan pada perancangan Hotel Atlet GOR
Sudiang.
43
G. Resume Studi Preseden Tema
3 a. Gabungan bentuk-bentuk lingkaran a. Bentuk kotak dan digunakan untuk a. Gabungan bentuk dari perahu dan daun
Ruang-Ruang dan bujur sangkar digunakan untuk memenuhi fungsi ruang-ruang tipikal
yang digunakan untuk memenuhi
Dalam dan memenuhi fungsi ruang-ruang tipikal pada bangunan.
Luar perkantoran b. Lantai pertama untuk fasilitas karyawan
(toilet, ruang ganti dan kantin),
44
Aplikasi konsep
2. Nestlé Social Block, Graneros,
No Elemen desain 1. Menara mesiniaga 3. Sequis Center
Chile
b. Finishing dengan skycourt, vertical administrasi di lantai kedua, lantai ketiga fungsi ruang-ruang tipikal pada
garden dan teras termasuk laboratorium dan ruang
bangunan
pendidikan.
c. kolam air multi guna yang berfungsi b. Terdapat satu core yang berada
sebagai siaga jika terjadinya kebakaran
ditengah bangunan. Tangga dan
dinding massif berada di bagian utara
dan selatan dari core yang berguna
untuk thermal buffer zone.
c. Sentuhan detail yang minimalis juga
terdapat pada interior bangunan yang
tetap mengesankan keseragaman pada
eksterior fasad Sequis Center
4 a. Orientasi bangunan di desain untuk a. Orientasi bangunan di desain untuk a. Orientasi bangunan dibentuk
memodifikasi semua arah Mata menyesuaikan iklim. menyerupai sebuah perahu atau daun.
Angin b. Dibangun sebagai permukaan, b. Desain yang unik seperti sarang lebah
Orientasi b. Setiap orientasi diolah sedemikian melindungi terhadap radiasi matahari memiliki fungsi untuk menghemat
bangunan rupa melalui desain khusus dengan karena pemisahannya dengan bangunan, penggunaan energi pada bangunan
teknologi bahan modern dengan menciptakan ventilasi Venturi karena pencahayaan alami masih bisa
vertikal, memasok udara panas karena masuk ke dalam bangunan.
penguapan kolam di sekitarnya
5 Desain Fasad yang berbeda-beda karena Bangunan dimahkotai dengan atap gantung, Fasad bangunan diolah serupa semua dari
perngaruh iklim dengan menggunakan fasad dengan kulit ganda yang membungkus setiap sisinya, tiap sisi tersebut di buatkan
Fasad
skycourt, curtail wall, kisi-kisi pada bangunan dan menciptakan citra avant- shading berbentuk mirip dengan sarang
aluminium dan penonjolan core service garde. lebah dengan material GRC (Glassfiber
45
Aplikasi konsep
2. Nestlé Social Block, Graneros,
No Elemen desain 1. Menara mesiniaga 3. Sequis Center
Chile
di luar bangunan Reinforce Cement). Hal ini diupayakan
agar bangunan tetap mendapatka pancaran
cahaya yang tidak berlebihan dari luar dan
meminimalisir penggunaan energi AC dan
lampu dalam bangunan.
Sumber: Olah Data, 2022
46
H. Integrasi KeIslaman
ي ٰادَ َم ُخذ ُ ْوا ِز ْينَت َ ُك ْم ِع ْندَ ُك ِل َمس ِْجد َّو ُكلُ ْوا َوا ْش َربُ ْوا َو ََل
ْْٓ ِ۞ ٰي َبن
ࣖ َتُس ِْرفُ ْو ۚا اِنَّ ٗه ََل يُ ِحبُّ ْال ُمس ِْرفِيْن
Terjemahnya:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (Q.S. al A’raaf:31).
47
ط َم ًع ۗا ا َِّن
َ ع ْوهُ خ َْوفًا َّو
ُ ْص ََل ِح َها َواد
ْ ِض َب ْعدَ ا ِ َو ََل ت ُ ْف ِسد ُْوا ِفى ْاَلَ ْر
َْب ِمنَ ْال ُم ْح ِسنِيْنٌ َّللاِ قَ ِري
ت ه َ َرحْ َم
Terjemahnya:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan).Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. al A’raaf:56).
Gunung merupakan ciptaan Allah swt, yang harus disyukuri akan
keberadaanya. Gunung juga merupakan faktor penting dari keseimbangan
akan kelangsungan hidup manusia di bumi. Seperti dijelaskan dalam al-
qur’an surat An-Nahl ayat 15
ْ ْف ُخ ِل َق
ت ِ ْ ظ ُرونَ ِإلَى
َ اْلبِ ِل َكي ُ ت ○أَفَ ََل َي ْنْ ْف ُر ِف َعَ س َما ِء َكي َّ ○و ِإلَى ال َ
تْ َصب َ ○وإِلَى ْال ِجبَا ِل َكي
ِ ُْف ن َ ت ْ س ِط َح َ ض َكي
ُ ْف ِ ○وإِلَى ْاْل َ ْر َ فَذَ ِك ْر
ت ُمذَ ِك ٌر َ ○ ِإنَّ َما أ َ ْن
Terjemahnya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan.
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?. Dan gunung-gunung bagaimana ia
ditegakkan?. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?. Maka berilah
peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi
peringatan”(QS. Al-ghaasyiyah; 17-21).
48
Allah swt telah menjadikan bumi sebagai tempat tinggal dan tempat
hidup manusia dan makhluk Allah swt yang lainnya dengan penuh rahmat-
Nya. Gunung, lembah, sungai, lautan, daratan semua itu Allah swt ciptkan
untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia bukan
sebaliknya. Adapun prinsip dasar hubungan manusia dengan alam sekitarnya
yaitu ada dua. Yang pertama yaitu kewajiban dalam menggali dan mengelola
alam dengan segala kekayaannya. Seperti firman Allah swt dalam Al-Qur’an
QS. Al-Baqarah/2:22
ْ ض لَ ُك ُم َج َع َل الَّذ
ِي َ شا ْاَلَ ْر ً س َم ۤا َء ِف َرا
َّ س َم ۤا ِء ِمنَ ۖ َّوا َ ْنزَ َل ِبن َۤا ًء َّوال َّ ال
ت ِمنَ ِبه فَا َ ْخ َر َج َم ۤا ًء
ِ َّوا َ ْنت ُ ْم ا َ ْندَادًا ِ هلِلِ تَجْ َعلُ ْوا فَ ََل ۚۖ لَّ ُك ْم ِر ْزقًا الث َّ َم ٰر
َت َ ْعلَ ُم ْون
Terjemahnya:
”Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai
atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan
dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu
janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah swt, padahal
kamu mengetahui”. (QS. Al-Baqarah/2:22)
Prinsip kedua yaitu manusia sebagai pengelola alam tidak
diperkenankan untuk merusak lingkungan karena akhirnya hal tersebut akan
merusak kehidupan manusia sendiri. Seperti firman Allah swt dalam Al-
Qur’an QS. Al-A’raf/7:56
49
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
A. Tinjauan Khusus Terhadap Kota Makassar
50
Rappocini, Kecamatan Mariso, dan Kecamatan Tamalate.
Dengan demikian dari beberapa kecamatan yang telah ditetapkan diatas
maka hanya ada satu kecamatan saja yang terpilih untuk perancangan wisma
atlet ini dikarenakan beberapa pertimbangan yang menjadi syarat untuk
terpilihnya lokasi pada kecamatan tersebut.
51
Gambar II. 1 Peta Fungsi Struktur Tata Ruang Kota Makasar hingga tahun
2030
(sumber: Kp 1 Revisi RTRW Kota Makassar, dipetik digital 2023)
Gambar terdiri atas Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea,
Kecamatan Panakukang, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Wajo, Kecamatan
Ujung Pandang, Kecamatan Mamajang, Kecamatan Rappocini, Kecamatan
Mariso, dan Kecamatan Tamalate.
Berdasarkan gambar diatas kecamatan tamalate masuk kedalam
kawasan Bisnis Olahraga Terpadu.
Tabel III.1 Rencana Stuktur Tata Ruang Bagian Wilayah Kota Makaassar
BWK KECAMATAN LUAS Fungsi
(Ha) UTAMA PENUNJANG
A B C D E
1 Ujung Tanah 594 Transportasi Laut Pariwisata Tirta,
(Pelabuhan) Militer, Pemukiman
2 Ujung Pandang 1.331 Pusat Rekreasi, Perhotelan
Makassar Wajo Perdagang Pemerintah
Bontoala an Kota
Mariso Perniagaan Pemukiman Hutan
Mamajang Jasa Sosial Kota / Taman Kota
52
8 Tamalanrea 3.184 Pendidik Jasa Pelayanan
an Kesehatan, Industri,
Tinggi, Perdagangan, Jasa
Pemuki Sosial/Umum
man
9 Biringkanaya 4.822 Industri, Terminal Darat,
Pemuki Militer, Ruang
man Terbuka Hijau,
Pekuburan
Jumlah 17.577
(Sumber : Sudharisman Yahya, 2023)
53
Tabel III.2 Pemilihan Alternatif Tapak
54
wisma atlet Barombong di Kota Makassar. Adapun analisa pembobotannya
yang dilakukan berdasarkan table III.3 berikut.
Tabel III.2 Analisis Pembobotan Alternatif Tapak
Kriteria Alt 1 Alt 2 Alt 3
01 02 03 04
Sesuai dengan RTRW Kota Makassar 3 3 3
Jumlah 14 12 11
55
-
Gambar III. 2 Orientasi Matahari
(Sumber : Olah Data)
Kecamatan Tamalate terdiri dari 10 kelurahan dengan luas wilayah
20,21 km. Dari luas wilayah tersebut tercatat bahwa kelurahan Barombong
memiliki wilayah terluas yaitu 7,34 km, terluas kedua adalah kelurahan
tanjung merdeka dengan luas wilayah 3,37 km, sedangkan yang paling kecil
luas wilayah adalah kelurahan Bungaya dengan luas wilayah hanya 0.29 km.
Jumlah penduduk Kelurahan Barombong sebanyak 12,014 jiwa yang
terdiri dari laki laki sebanyak 5,932 orang dan perempuan sebanyak 6,082
jiwa. Dimana status kependudukan masyarakat adalah penduduk asli.
Sarana dan prasarana pemerintahan Kelurahan Barombong yaitu,
kantor kelurahan sebanyak 1 buah, puskesmas dan sekolah masing masing 1
buah. Sarana dan prasarana transportasi darat di Kelurahan Barombong terdiri
dari jalan aspal, beton, jembatan kayu, besi dan beton. Sedangkan transportasi
laut sangat minim (tidak ada pelabuhan dan kapal antar pulau). Dari segi
penggunaan lahan (Land Use), luas wilayah Kelurahan Barombong yaitu
748,09 Ha/m² yang dibedakan atas :
Tabel III.1 Peta Administrasi Kecamata Tamalate
Permukiman 38,48
Persawahan 4,50
56
Pekuburan 12
Pekarangan 18,85
Perkantoran 5,50
(Sumber : Olah data, 2023)
4. Analisis Tapak
a. Kondisi tapak
Luas tapak yang akan digunakan pada Wisma atlet yang terletak
pada Kecamatan Tamalate, Kelurahan Barombong. Luas tapak yang akan
digunakan yaitu 26.500 m2 atau 2,65 Ha. Dapat dilihat dari gambar
dibawah ini:
57
Adapun batas-batas dari tapak Resort Apung di Kawasan Pantai
Liang dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular di Kabupaten Gowa
yaitu :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan
2) Sebelah Utara berbatasan dengan
3) Sebelah Utara berbatasan dengan
4) Sebelah Utara berbatasan dengan
Luas keseluruhan tapak sebesar 28.500 m2 atau 2,85 Ha, yang akan
dibagi dari luas terbangun dan tak terbangun. Adapun standar yang
digunakan untuk luas daerah terbangun yaitu 30% dan luas daerah tak
terbangun yaitu 70% (luas minimal RTH sebesar 30% dari luas lahan).
Artinya 30% dari 26.500 m2 = 7.950 m2 untuk luasan daerah terbangun
dan yang tak terbangun 70% = 18.550 m2.
b. Orientasi matahari
Analisis matahari berpengaruh pada perancangan yang berkaitan
dengan tingkat kenyamanan pengunjung resort. Cahaya matahari pukul
07.00 – 10.00 sangat bermanfaat bagi kesehatan, sedangkan pukul 11.00 –
15.00 cahaya matahari cenderung dihindari karena mengandung pancaran
radiasi
58
Berdasarkan gambar diatas, diketahui bahwa orientasi pada tapak
menghadap ke arah utara. Berikut hasil analisis potensi dan hambatan pada
tapak :
1) Potensi
a) Angin dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi baru
b) Dapat memaksimalkan penghawaan alami pada bangunan
c) Bangunan berlantai rendah dapat dijangkau olah angin yang bebas
keluar masuk tapak
2) Hambatan
a) Bangunan sekitar tapak berlantai rendah mengakibatkan matahari
mudah masuk ke tapak
b) Banyak bagian bangunan yang menerima panas matahari sehingga
hal ini mengakibatkan suhu dalam ruangan menjadi panas.
Pada daerah tapak, suhu dan curah hujan di wakili oleh stasiun suhu
dan curah hujan Kota Makassar dimana variasi suhu dan curah hujan nya
tidak terlalu mencolok perbedaannya. Suhu tertinggi berada pada bulan
Oktober yaitu sebesar 27.4°C. Sedangkan suhu terendah berada pada bulan
Desember, Januari, dan Februari yaitu sebesar 25.9 °C.
Hasil akhir Analisis yang akan diterapkan pada tapak dapat dilihat
dari gambar III.7. di bawah ini :
59
3) Tanggapan
a) Memanfaatkan vegetasi pada tapak sebagai peneduh dan penahan
panasnya matahari.
b) Mengaplikasi secondary skin pada bidang bangunan yang terkena
paparan matahari langsung.
c) Penggunaan Kaca low-e mampu memantulkan cahaya sinar
matahari
d) Menggunakan vegetasi pada bagian exterior bangunan untuk
mengurangi paparan sinar matahari
c. Arah Angin
Angin merupakan salah satu parameter menilai dan menaksirkan
kondisi yang akan terjadi di sekitar Barombong. Data BMKG wilayah
Regional IV Sulawesi Selatan mencatat data angina rata-rata tidak terlalu
berbeda dari tahun sebelumnya antara kisaran 3-5 m/s. kecepatan rata-rata
angina di kawasan Barombong banyak di pengaruhi oleh kondisi perairan
Kota Makassar seperti halnya wilayah kota Makassar lainnya.
(Sumber : BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)
Regional IV Sulawesi Selatan 2010)
Arah angin berfungsi sebagai penghawaan alami pada kawasan tap
60
1) Potensi
a) Angin dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi baru
b) dapat memaksimalkan penghawaan alami pada bangunan
c) Bangunan berlantai rendah dapat dijangkau olah angin yang bebas
keluar masuk tapak
2) Hambatan
a) Arah angin hanya menghantarkan bagian terluar dari tapak bangunan
b) Arah angina laut menuju pada bangunan
Hasil akhir Analisis yang akan diterapkan pada tapak dapat dilihat
dari gambar III.9. di bawah ini :
61
d. Sirkulasi
Sirkulasi pada perancangan terbagi menjadi dua, yaitu sirkulasi
kendaraan dan pejalan kaki. Kendaraan menggunakan jalan perkerasan
yang terdapat pada tapak dan pada area parkir. Untuk pejalan kaki
menggunakan trotoar, jalan setapak serta area terbuka
62
Gambar III. 10 Output Sirkulasi Pada Tapak
(Sumber : Olah Data, 2023)
3) Tangggapan
a) Jalan masuk dan keluar utama berada pada Barat dan Selatan tapak
atau pada jalan Jl. Permandian Alam dan Jl. Perjanjian Bongaya
b) Area parker wisma atlet
c) Material pada jalur kendaraan menggunakan aspal.
d) Material pada jalur pedestrian menggunakan paving block atau grass
block.
e. Kebisingan
Kebisingan (Noise) merupakan salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam konsep desain, guna untuk menciptakan suasana
yang nyaman dan tidak mengganggu aktivitas yang berlangsung pada
tapak. Identifikasi kebisingan pada tapak dibedakan atas waktu, yaitu:
Pada pukul 06.00 - 12.00
Sumber kebisingan berasal dari kendaraan yang melintasi Barombong
di Jl. Permandian Alam dan Jl. Perjanjian Bongaya
Pada Pukul 12.00 – 18.00
Selain kendaraan juga terdapat aktivitas warga setempat beserta
perumahan yang ada di sekelilingnya, namun masih tetap suara bising
masih di dominasi oleh kendaraaan yang melintasi Jl. Permandian Alam
dan Jl. Perjanjian Bongaya
63
Pada pukul 18.00 – 23.00
Menjelang malam hari pada tapak terdengar riuh suara angin yang
bertiup dan beberapa aktivitas warga setempat.
64
dari gambar III.11 di bawah ini:
65
Gambar III. 13 Existing Topografi Pada Tapak
(Sumber : Olah Data, 2023)
Berikut hasil analisis potensi dan hambatan pada tapak ditinjau dari
keadaan topografi :
1) Potensi
a) Kondisi tapak yang relatif datar dengan luasan yang cukup
b) Seluruh tapak dipenuhi dengan jenis tanah yang tidak keras
2) Hambatan
Ketinggian tanah pada tapak lebih rendah 50 cm dari Jl. Permandian
Alam dan Jl. Perjanjian Bongaya
66
Gambar III. 14 Output Topografi Pada Tapak
(Sumber : Olah Data, 2023)
3) Tanggapan
a) Kondisi tapak yang relatif datar dengan luasan yang cukup
b) Seluruh tapak dipenuhi dengan jenis tanah yang tidak keras
g. Curah hujan
Suhu dan curah hujan memberikan pengaruh penting terhadap suatu
wilayah, khususnya pada wilayah-wilayah ekuatorial seperti Indonesia.
Dalam sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS), keberadaan suhu dan curah
hujan dapat digunakan sebagai parameter perubahan luasnya penggunaan
tanah selain faktor aktivitas manusia. Pada Daerah Barombong, suhu dan
curah hujan di wakili oleh stasiun suhu dan curah hujan Kota Makassar
dimana variasi suhu dan curah hujan-nya tidak terlalu mencolok
perbedaannya. Suhu tertinggi 52 berada pada bulan Oktober yaitu sebesar
27.4°C. Sedangkan suhu terendah berada pada bulan Desember, Januari,
dan Februari yaitu sebesar 25.9 °C. Suhu dan Curah Hujan Rata-Rata Di
Kota Makassar (Ujung Pandang) Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel
III.2 dibawah ini.
Tabel III.2 Suhu dan Curah Hujan
tanggal Curah Etp Suhu udara Kecepat Kelembapan udara (%)
Hujan (mm) an angin
(mm) (km/ja
m)
m mi rataan siang pagi rerat
ak n a
Januari 502 119 19 25 21 2 87 91 91
Februari 580 140 18 25 20 3 85 80 89
Maret 380 162 18 26 22 3 77 97 84
April 361 165 19 26 22 2 79 88 86
67
Mei 217 164 18 26 23 2 76 85 83
Juni 115 155 17 27 22 2 73 85 81
Juli 118 144 17 26 22 2 73 85 81
Agustus 54 152 16 26 21 2 67 84 78
September 103 141 17 27 22 2 69 83 80
Oktober 276 101 17 25 21 2 75 87 83
November 345 94 17 27 21 1 58 67 65
Desember 169 118 17 26 21 3 75 84 82
Jumlah/ 3.219. 1.654 17 26 21 2 74 85 82
rataan 0 .5
(Sumber : Word Climate, 2023)
Berikut hasil analisis potensi dan hambatan pada tapak ditinjau dari
keadaan curah hujan :
1) Potensi
a) Dapat menghemat biaya penggunaan air PDAM
b) Terdapat saluran drainase yang cukup besar di sekitar tapak
c) Jenis tanah pada tapak mudah menyerap air
2) Hambatan
Lokasi tapak terletak pada wilayah dengan curah hujan yang tinggi
sehingga ini dapat bertpotensi terkena banjir.
Hasil akhir Analisis yang akan diterapkan pada tapak dapat dilihat
dari gambar III.14 di bawah ini:
68
h. Utilitas
Analisa jaringan utilitas dilakukan untuk menganalisa ketersediaan
sarana utilitas yang ada di sekitar tapak yang akan di gunakan dalam tapak
dan bangunan
69
Gambar III. 17 Output Utilitas Pada Tapak
(Sumber : Olah Data, 2023)
3) Tanggapan
a) Pembuatan jalur drainase dari tapak menuju kolam resapan
b) Pembuatan power house pada tapak
c) Pembuatan tempat pembuangan sampah pada tapak
d) Pembuatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada tapak.
e) Pembuatan saluran drainase untuk bangunan menuju ke saluran
drainase kota.
i. View
Analisa view dilakukan untuk mengetahui view yang terbaik dari
arah luar maupun dalam tapak dan pula menentukan orientasi bangunan
serta bukaan pada bangunan untuk memperlihatkan potensi view yang
dapat dinikmati
Pada tapak perancangan di kawasan Barombong, memiliki view
laut, daratan dan pemukiman warga. View pada tapak dari berbagai arah
masing-masing memiliki potensi yang baik, hal ini bisa dimanfaatkan
untuk membangun wisma atlet nantinya. Sehingga penempatan bangunan
berada dalam tapak yang diolah secara maksimal.
70
Gambar III. 18 Existing View Pada Tapak
(Sumber : Olah Data, 2023)
Berikut merupakan analisa tentang view yang ada pada tapak antara
lain:
1) Potensi
a) View ke tapak pada arah barat merupakan view terbaik
b) View ke luar tapak lebih berpotensi di bagian tapak menghadap
langsung ke pantai.
c) Daerah yang mudah dilihat dimanfaatkan sebagai penanda lokasi.
d) Barat dan timur pada tapak sebagai arah penampilan bangunan.
2) Hambatan
a) View ke tapak dari arah utara dan timur tertutup oleh lahan kosong
dan perumahan warga
b) View dari tapak dari arah selatan kurang baik yang bersebelahan
dengan pemukiman
c) Penampakan tapak yang minim dari luar tapak.
d) Sering terjadinya macet pada jalan menuju tapak sehingga
mengurangi kesan view yang baik karena kendaraan yang padat.
Hasil akhir Analisis yang akan diterapkan pada tapak dapat dilihat dari
gambar III.11 di bawah ini :
71
Gambar III. 19 Output View Pada Tapak
(Sumber : Olah Data, 2023)
3) Tanggapan
View bangunan mengarah ke Barat sehinngga para atlet dapat
menikmati suasan sunset yang sangat indah
j. Vegetasi
Analisa vegetasi merupakan salah satu penentu dalam desain
perancangan lanskap bangunan. Berdasarkan analisa pada lapangan
terdapat banyak vegetasi diantaranya ada yang dipertahankan dan ada pula
yang dihilangkan agar tidak mengganggu keberadaan bangunan.
72
Gambar III. 20 Existing Vegetasi Pada Tapak
(Sumber : Olah Data, 2023)
Berikut merupakan analisa tentang view yang ada pada tapak antara
lain:
1) Potensi
Beberapa vegetasi yang ada pada tapak dapat di pertahankan untuk
mengurangi polusi.
2) Hambatan
a) Kurang nya vegetasi pada tapak
b) Tapak terlihat tandus tanpa ada nya pohon
Hasil akhir Analisis yang akan diterapkan pada dapat dilihat dari
gambar III.11 di bawah ini :
73
dan pengelola.
k. Zoning Site
Zoning site merupakan gambaran posisi pembagian zona-zona
bangunan pada perancangan tapak. Pembagian zona pada perancangan
terbagi menjadi beberapa zona seperti zona publik yang diperuntukkan
pada fasilitas umum, zona semi publik yang diperuntukkan pada fasilitas
wisma, zona privat yang diperuntukkan pada fasilitas kantor pengelola,
serta zona service yang diperuntukkan pada fasilitas yang berkaitan
dengan kegiatan service.
Hasil akhir Analisis yang akan diterapkan pada tapak dapat dilihat
dari gambar III.11 di bawah ini :
74
Adapun beberapa kegiatan bagi para atlet beserta tim official yaitu sebagai
berikut:
Berkumpul
pengarahan
Drop off Istirahat Belanja,
bermain game,
berjalan-jalan
Datang Lobby Kamar
Kamar Olahraga,
Yoga Dll
Beribadah
Pulang
Pengecekan
kesehatan
Gambar III.21 Skema Aktivitas Atlet dan Tim Oficial
(Sumber : Olah data,2023)
b. Skema Aktivitas Pengelolah
Adapun beberapa kegiatan bagi para Pengelolah yaitu sebagai berikut:
Loading
deck Bekerja
Datang Lobby Istirahat
Drop off
Rapat Pulang
Kantor
pengelola Beribadah
Parkir
Drop off
Rapat Pulang
`
Klinik
Beribadah
Parkir
75
Gambar III.23 Skema Aktivitas Pengelolah Klinik
(Sumber : Olah data,2023)
d. Skema Aktivitas Pengolah Dapur
Adapun beberapa kegiatan bagi para Pengelolah Dapur yaitu sebagai
berikut:
Loading
deck
Parkir
Bekerja Pulang
Dapur
Beribadah
Drop off
Datang
Lobby Pulang
Patroli, b
Parkir Beribadah
gerkelili
n
2. Analisis Pengguna
Analisis pengguna utama dari wisma ini yaituu para atlet dan tim
official, selain itu ada berbagai macam pengguna lainnya. Berikut merupakan
penjelasan dari analisis pengguna
a. Analisis pengguna primer
Pengguna primer adalah fungsi utama dari bangunan. Kegiatan utama dari
76
wisma atlet yaitu istirahat dan peningkatan performa. Berikut daftar tabel
III.3. analisis pengguna dibawah ini:
Tabel III.3 Analisis Pengguna Primer
Fungsi Aktivitas pengguna Sifat
Aktivitas
Istirahat Istirahat, duduk, tidur Atlet, tim Semi publik,
official privat
Relaksasi Memijat, yoga, duduk Atlet, tim Semi publik,
official privat
Peningkatan Berlatih ringan, olahraga Atlet, tim Semi publik
performa Pembelajaran, olahraga, Atlet, tim privat
berkumpul dengan tim official
Pengecekan kesehatan, Atlet, tim Publik, semi
pengobatan official, publik
pengelolah
klinik
(Sumber :Olah data, 2023)
b. Analisis pengguna sekunder
Pengguna Sekunder Fungsi sekunder merupakan fungsi yang muncul
akibat adanya kegiatan yang digunakan untuk mendukung fungsi primer
seperti sarana dan prasarana seperti pusat layanan informasi, kantor
pengelola, gudang, ruang bermain, lounge, merchandise center, food court
dan restoran, tempat peribadahan. Berikut daftar tabel III.4. analisis
pengguna sekunder dibawah ini:
Tabel III.4 Analisis Pengguna Sekunder
Fungsi Aktivitas Pengguna Sifat
Aktivitas
77
Memasak untuk makanan Pengelola privat
atlet, hdapur
tim ofisial, maupun
pengelola
B eribadah dan berdo’a Atlet,tim publik
official,
pengelola
Menyimpan barang dan Atlet, tim privat
berkas official,
pengelola
(Sumber :Olah data, 2023)
c. Analisis pengguna penunjang
Adalah fungsi yang mendukung terlaksananya kegiatan baik itu fungsi
primer ataupun sekunder. Fungsi penunjang diantaranya layanan
keamanan seperti pos satpam, ruang cctv, ATM dan money changer,
layanan maintenance seperti ruang Mechanical Electrical (M.E), loading
deck, parkir, toilet. Berikut daftar tabel III.5. analisis pengguna penunjang
dibawah ini:
Tabel III.5 Analisis Pengguna Penunjang
Fungsi aktivitas Pengguna Sifat
Aktivitas
pengelola
78
Pembersihan Buang air, mandi Atlet, tim publik
ofisial,
pengelola
(Sumber :Olah data, 2023)
3. Analisis Kebutuhan Ruang
Berdasarkan dengan pengguna dan aktivitas maka dapat disimpulkan
mengenai ruang-ruang yang dibutuhkan pada perancangan wisma atlet.
Berikut Tabel III.6. penjabaran kebutuhan ruang dibawah ini:
a. Kebutuhan ruang
Tabel III.6 Analisis Kebutuhan Ruang
Blok Unit Kamar Unit Kamar
Unit-unit kamar Kamar tidur
Gudang Toilet
Toilet Ruang Jemur
Dapur dan pantry
Ruang TV
Ruang Informasi Area Latihan
Resepsionis Gym
Ruang tunggu Ruang ganti
Loby Ruang penyimpanan
Ruang informasi Ruang klub
Toilet Kelas
Main Dining Hall Klinik
Dapur besar Kasir
Pantry Resepsionis dan pendaftaran
Meja makan Ruang praktek dokter
Gudang Ruang tunggu
Toilet Gudang penyimpanan alat
Reflexiology
Toilet
Games Center dan Hiburan Kantor Pengelola
Area bermain console game Kantor pimpinan
Lounge Kantor wakil pimpinan
Reflexiology Kantor bagian hubungan
Toilet masyarakat
Kantor bagian operasional
Kantor bagian pengelola
Kantor manager
Kantor karyawan
Ruang rapat
Ruang arsip
Ruang servis
Gudang
Toilet
Ruang Keamanan Area Belanja
Ruang CCTV Merchendise store
Ruang jaga Pertokoan
79
Pos satpam Gudang penyimpanan
Toilet Toilet
Multifaith Area Parkir
Musollah Parkir mobil
Parkir motor
Parkir bus
Parkir VIP
Fasilitas Umum
Taman
Lapak foodcourt
Tempat pembuangan sampah
Lintasan jogging
Toilet
(Sumber :Olah data, 2023)
b. Besaran ruang
Analisis besaran ruang untuk perancangan “Gedung Rehabilitas
Penyadang Disabilitas Tunadaksa” dengan mengacu pada program ruang
yang telah dibuat sebelumnya dengan menambahkan jumlah ruang,
kapasitas ruang dan standar ruang yang telah ditetapkan dari berbagai
sumber seperti:
1) Data Arsitek (DA)
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (PMPU)
3) Asumsi dan Analisa (A)
Berikut merupakan tabel besaran ruang yang dibutuhkan pada
bangunan, yaitu seperti tabel III.7. dibawah ini:
Tabel III. 7 Resume Studi Preseden Tema
Unit Kamar Type 1
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
80
50% sirkulasi =
4,32 + 2,16
= 6,48 m2
1 ruang = 1 x 6,48
= 6,48 m2
Ruang 1 ruang 1 orang DA 1 sofa 1 x 1,6 x 0,7 = 1,12
bersama panjang m2
1 single sofa 1 x 0,8 x 0,4 = 0,32
m2
1 meja 1 x 0,5 x 0,8 = 0,4
m2
1 Rak tv 1 x 0,4 x 0,8 = 0,32
m2
1 rak kabinet 1 x 0,4 x 1,2 = 0,48
m2
Sirkulasi 50% =
2,64 + 2,4
= 5.04 m2
Toilet 1 ruang 1 orang/ DA 1 wastafel 1 x 0,3 x 0,5 = 0,15
ruang m2
1 shower 1 x 1 x 1 = 1 m2
Sirkulasi 30% =
2,79 + 0,837
= 3,627 m2
Dapur dan 1 ruang 1 orang DA 1 kitchen set 1 x 1,7 x 0,6 = 1,02
pantry m2
81
50% sirkulasi =
2,66 + 2,14
= 4,8 m2
Total 44,92 m2
Unit Kamar Type 2
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
Kamar tidur 1 ruang 2 orang/ DA 2 tempat 2 x 1,2 x 2 = 4,8 m2
ruang tidur single
5,952
= 13,392 m2
2 ruang = 2 x
13,392
= 27 m2
Ruang 1 ruang 2 orang DA 1 sofa 1 x 1,6 x 0,7 = 1,12
bersama panjang m2
1 single sofa 1 x 0,8 x 0,4 = 0,32
m2
1 meja 1 x 0,5 x 0,8 = 0,4
m2
1 Rak tv 1 x 0,4 x 0,8 = 0,32
m2
1 rak kabinet 1 x 0,4 x 1,2 = 0,48
m2
Sirkulasi 80% =
2,64 +
2,112
= 4,75 m2
Toilet 1 ruang 1 orang/ DA 1 wastafel 1 x 0,3 x 0,5 = 0,15
ruang m2
82
1 shower 1 x 1 x 1 = 1 m2
Sirkulasi 50% =
2,79 +
1,395
= 4,185 m2
Dapur dan 1 ruang 2 orang DA 1 kitchen set 1 x 1,7 x 0,6 = 1,02
pantry m2
2,128
= 4,8 m2
Total 44,92 m2
Unit Kamar Type 3
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
Kamar tidur 1 ruang 4 orang/ DA 4 tempat 4 x 1,2 x 2 = 9,6 m2
ruang tidur single
5,952
= 13,392 m2
83
Ruang 1 ruang 4 orang DA 2 sofa 2 x 1,6 x 0,7 = 2,24
bersama panjang m2
1 meja 1 x 0,5 x 0,8 = 0,4
Sirkulasi 80% =
2,32 +
1,856
= 4,2 m2
Toilet 2 ruang 4 orang/ DA 1 wastafel 2 x 0,3 x 0,5 = 0,3
ruang m2
2 shower 2 x 1 x 1 = 2 m2
2 closet 2 x 1 x 1 = 2 m2
Sirkulasi 50% =
7,18 +
1,795
= 5,385 m2
Dapur dan 1 ruang 4 orang 1 kitchen set 1 x 1,7 x 0,6 = 1,02
pantry m2
2,832
= 6,4 m2
Total 29,377 m2
Pusat Informasi
84
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
= 3 m2
Ruang 1 ruang 30 orang 6 Bangku 6 x 1,8 x 0,4 = 4,32
tunggu m2
Sirkulasi 80% =
4,32 +
3,456
= 7,8 m2
Lobby 1 area 35-36 DA 9 meja 9 x 0,8 x 0,4 = 2,88
orang m2
36 single 36 x 0,4 x 0,4 =
sofa 5,76 m2
Sirkulasi 80% =
9,44 +
7,552
= 17 m2
Lobby Hall 1 area - - 6 x 8 = 48 m2
1,152
= 2,6 m2
Toilet Male 1 10 orang DA 10 urinoir 10 x 0,3 x 0,3 = 0,9
ruang m2
85
6 wc 6 x 1 x 1= 6 m2
Sirkulasi 50% =
7,84 + 3,92
= 11,76 m2
Female 1 10 orang DA 10 wc 10 x 0,3 x 0,4 = 1,2
ruang m2
6 wastafel
1 tong 6 x 1 x 1 = 6 m2
sampah
= 12,3 m2
Total 102,46 m2
Area Latihan
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
86
32 bangku 32 x 1,5 = 48 m2
@1,5m
Sirkulasi 80% =
26,2 +
20,96
= 47 m2
Female 1 12 orang DA 15 box 15 x 1 x 1 = 15
ruang shower
10 x 0,3 x 0,4 = 1,2
m2
10 wastafel 10 x 1 = 10
Sirkulasi 80% =
26,2 +
20,96
= 47 m2
Ruang
penyimpana
n
alat 1 ruang - - 100 m2
Ruang klub 10 ruang 1 ruang /5 DA 2 meja 2 x 1,2 x 0,8 = 1,92
orang m2
2 rak 2 x 1,2 x 0,4 = 0,96
m2
2 sofa 2 x 1,6 x 0,7 = 2,24
m2
3 kursi 3 x 0,4 x 0,4 = 0,48
m2
Sirkulasi 80% = 5,6
+ 4,48
= 10,08 m2
Kelas 3 ruang 1 ruang /20 DA 3 rak 3 x 1,2 x 0,5 = 1,8
orang m2
87
2 meja 2 x 1,2 x 0,4 = 0,96
m2
Sirkulasi 80% =
6,76 +
5,408
= 12.2 m2
3 ruang = 36,6 m2
Total 790,68 m2
Main Dining Hall
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
Dapur 1 area 150 orang DA 1 area 300m2
@300m2
= 36 m2
Meja makan 1 area 1020 orang DA 1 meja 6 170 x 2,4 x 0,8 =
kursi @170 326,4 m2
buah
10 vending
machine
10 x 0,5 x 1 = 5 m2
Sirkulasi 120% =
331,4 +
88
397,68 = 729 m2
6 wc 6 x 1 x 1 = 6 m2
12,6 m2
Famale 1 10 orang DA 10 wc 10 x 1 x 1 = 10 m2
Sirkulasi 50% =
11,96 +
5,98
= 18 m2
Wastafel 1 area 10 orang DA 10 wastafel 10 x 0,3 x 0,5 = 1,5
m2
= 2,7 m2
Total 1,498.3 m2
Klinik
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
Resepsionis 1 ruang 8 orang DA 1 meja 1 x 2 x 0,6 = 1,2 m2
dan resepsionis
Pendaftaran
89
1 kabinet 1 x 1,2 x 0,4 = 0,48
panjang m2
Sirkulasi 30% =
2,92 +
0,876
= 3,8 m2
Ruang 3 ruang 30 orang/ DA 6 bangku 6 x 0,4 x 1,8 = 4,32
tunggu ruang panjang m2
Sirkulasi 30% =
4,96 +
1,488
= 6,5 m2
3 ruang = 19,5 m2
Sirkulasi 80% =
5,04 +
4,032
= 9,1 m2
90
1 ruang 4 orang DA 2 meja
spesialis 2 x 1,2 x 0,5 = 1,2
orthopedi m2
Sirkulasi 80% =
5,04 +
4,992
= 10 m2
1 ruan 4 orang DA 2 meja 2 x 1,2 x 0,5 = 1,2
THT m2
Sirkulasi 50% =
9,44 + 4,72
=14 m2
1 ruang 4 orang DA 2 meja 2 x 1,2 x 0,5 = 1,2
m2
fisioterap 4 kursi 4 x 0,4 x 0,4 = 0,64
i m2
91
1 lemari 1 x 1,8 x 0,5 = 0,9
m2
Sirkulasi 80% =
5,04 +
4,992
= 10 m2
1 ruang 4 orang DA 2 meja 2 x 1,2 x 0,5 = 1,2
poli gigi m2
1 kursi 1 x 2 x 2 = 4 m2
periksa gigi
Sirkulasi 50% =
9,04 + 4,52
= 13,6 m2
Bangsal 2 ruang 12 orang DA 10 ranjang 10 x 2,15 x 1 = 21,5
pasien m2
Sirkulasi 120% =
24,54 +
29,448 = 54 m2
92
2 ruang = 108 m2
Sirkulasi 50% =
3,66 + 1,83
= 5,5 m2
Ruang 1 ruang 3 orang DA 2 meja 2 x 1,2 x 0,4 = 0,96
rontgen pendaftar m2
an
4 kuri 4 x 0,4 x 0,4 = 0,64
m2
Sirkulasi 50% =
10,76 +
5,38
= 16 m2
1 ruang 2 orang DA 1 alat x-ray 1 x 0,8 x 2 = 1,6 m2
Sirkulasi 50% =
23,1 +
11,55
= 34,65 m2
1 kamar 1 orang DA 1 set kabinet 1 x 0,4 x 1,8 = 0,72
gelap m2
Sirkulasi 30% =
1,68 + 0,5
= 2,2 m2
93
1 ruang 1 ruang DA 1 meja 1 x 0,5 x 0,8 = 0,4
operator komputer m2
Sirkulasi 30% =
1,05 + 0,3
= 1,35 m2
instalasi 1 ruang 8 orang DA 2 ranjang 2 x 2,15 x 1 = 4,3
gawat pasien m2
darurat
(IGD) 4 kabinet 4 x 0,4 x 0,8 = 1,28
m2
Sirkulasi 120% =
8,28 +
9,936 = 18,216 m2
Sirkulasi 80% =
20,24 +
16,192 = 36,5 m2
94
Apotek ruang 3 orang DA 1 meja daftar 1 x 1 x 0,4 = 0,4 m2
daftar
Sirkulasi 30% =
1,68 + 0,5
= 2,18 m2
1 ruang 2 orang DA 5 lemari 5 x 0,5 x 1,2 = 3 m2
penyimp
anan
2 rak 2 x 2,15 x 1 = 4,3
m2
= 9,5 m2
ruang 3 orang DA 2 meja 2 x 0,8 x 0,4 = 0,64
peracika m2
n
3 kursi 3 x 0,4 x 0,4 = 0,48
m2
Sirkulasi 30% =
1,27 + 0,4
= 1,7 m2
1 ruang 10 orang DA 10 kursi 10 x 0,4 x 0,4 = 1,6
tunggu
Sirkulasi 80% = 1,6
+ 1,28
= 3 m2
Toilet Male 1 6 orang DA 6 urinoir 6 x 0,3 x 0,3 = 0,64
ruang m2
6 wc 6 x 1 x 1 = 6 m2
95
1 tong 1 x 0,3 x 0,3 = 0,09
sampah m2
Sirkulasi 50% =
7,33 +
3,665
=10,995 m2
Famale 1 6 orang DA 6 wc 6 x 0,3 x 0,4 = 0,72
ruang m2
4 wastafel 4 x 1 x 1 = 4 m2
Sirkulasi 50% =
6,31 +
3,155
=9,465 m2
Total 446,247 m2
Kantor Pengelola
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
Sirkulasi 80% =
2,56 +
2,048
= 4,6 m2
Kantor 1 ruang 1 orang DA 2 meja 2 x 0,8 x 0,4 = 0,64
Pimpinan m2
96
1 lemari 1 x 0,5 x 1,2 = 0,6
m2
Sirkulasi 30% = 4 +
0,6
= 4,6 m2
Kantor 1 ruang 1 orang DA 1 meja 1 x 0,8 x 0,4 = 0,32
Wakil m2
Pimpinan
1 lemari 1 x 0,5 x 1,2 = 0,6
m2
Sirkulasi 30% = 4 +
0.6 =
4,6 m2
Kantor 1 ruang 1 orang DA 1 meja 1 x 0,8 x 0,4 = 0,32
Manager m2
Sirkulasi 30% = 4 +
0,6 =
4,6 m2
Kepala 1 ruang 2 orang DA 3 meja 3 x 0,8 x 0,4 = 0,96
bagian m2
97
Hubungan 2 lemari 2 x 0,5 x 1,2 = 1,2
Masyarakat m2
Sirkulasi 30% = 6 +
1,8
= 7,8 m2
Kantor 1 ruang 2 orang DA 2 meja 2 x 0,8 x 0,4 = 0,64
bagian m2
Operasional
2 lemari 2 x 0,5 x 1,2 = 1,2
m2
Sirkulasi 30% =
5,68 + 1,7 =
7,4 m2
Kantor 1 ruang 4 orang DA 5 meja 5 x 0,8 x 0,4 = 1,6
bagian m2
Pengelola
4 lemari 4 x 0,5 x 1,2 = 2,4
m2
98
6 lemari 6 x 0,5 x 1,2 = 3.6
m2
Sirkulasi 30% =
14,16 +
4,248 = 18,4 m2
2 ruang = 2 x 18,4
= 36,8 m2
Sirkulasi 30% = 7 +
2,1 =
9,1 m2
Ruang servis 1 ruang 8 orang DA 3 sofa 3 x 0,8 x 1, 2 = 2,88
m2
99
2 meja 2 x 0,8 x 0,2 = 0,32
m2
1 dispenser 1 x 0,4 x 0,4 = 0,16
m2
1 lemari 1 x 0,8 x 0,4 = 0,32
m2
= 5,33 m2
Gudang 1 ruang - - 64m2
Toilet Male 1 4 orang DA 4 urinoir 4 x 1 x 1 = 4 m2
ruang
4 wc 4 x 1 x 1 = 4 m2
Sirkulasi 50% =
8,39 +
4,195
=12,6 m2
Famale 1 4 orang DA 4 wc 4 x 1 x 1 = 4 m2
ruang
Sirkulasi 50% =
5,83 m2
Total 226,03 m2
Games Center dan Hiburan
100
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
2 vending 2 x 0,5 x 1 = 1 m2
machine
Sirkulasi 30% =
22,5 + 6,75
= 29,25 m2
Area arcade 1 area 30 DA 5 meja
dan billiard orang/ruan billiard
g
2 meja 150m2
arcade
soccer 8
permainan
arcade
2 vending
machine
Lounge dan 1 area 45 DA 45 sofa
bar orang/ruan single
g
15 meja 100m2
3 rak
2 meja bar
10 kursi
4 stan
Reflexiologi 1 area 30 orang DA 20 kursi pijat 100m2
2 kolam
reflexiologi
101
1 meja
2 kursi
1 lemari
2 vending
machine
Toilet Male 1 8 orang DA 8 urinoir 4 x 1 x 1 = 4 m2
ruang
8 wc 4 x 1 x 1 = 4 m2
Sirkulasi 50% =
8,39 +
4,195
= 12,585 m2
Famale 1 8 orang DA 8 wc 6 x 1 x 1 = 6 m2
ruang
Sirkulasi 50% =
8,19 + 4,1
= 12,3 m2
Total 404,135 m2
Area Belanja
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
30 orang DA - 96m2
102
5 ruang 5 ruang = 480 m2
@96m2
1 atrium 350 orang DA 20 stan 20 x 3 x 4 = 240 m2
Sirkulasi 50% =
395,2 +
197,6 = 592,8 m2
4,825
= 14,475 m2
2 ruang = 2 x
14,475 =
28,95 m2
Famale 2 8 DA 8 wc 8 x 0,3 x 0,4 = 0,96
ruang m2
103
Sirkulasi 50% =
3,15 +
1,575
= 4,725 m2
2 ruang = 2 x 4,723
= 9,45 m2
Total 1,591.2 m2
Multifaith Area
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
1 tempat 20 x 1,5 1 = 30 m2
wudlu wanita
@ 20 kran
2 toilet @10
kamar mandi
1 tempat 10 x 2 x 2 = 40 m2
sholat
@2000
orang
10,8m2
Sirkulasi 30% =
1558,3 +
467,49 = 2,026 m2
Total 2,026 m2
104
Parkiran
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
Parkiran 1 ruang - Parkir roda 500 x 15 m2 = 7500
empat Parkir m2
roda dua
Parkir bus
30 x 42m2 = 1260
m2
80 x 20m2 = 1600
m2
Sirkulasi 30% =
10960 +
3288 = 14248 m2
Total 14,248 m2
Fasilitas Umum
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
Gasebo 50 buah 6 DA 1 gasebo 50 x 9 = 450 m2
orang/buah @9m2
8 wc 8 x 1 x 1 = 8 m2
105
Sirkulasi 50% =
16,49 +
8,245 = 24,735 m2
2 ruang = 49,47 m2
8 orang DA 8 wc 8 x 1 x 1 = 8 m2
Sirkulasi 30% =
18,9 m2
2 ruang = 2 x 18,9
= 37,8 m2
Total 1,137.27 m2
Fasilitas Keamanan
Ruang Jumlah Kapasitas Sumb Perabot Dimensi
ruang er
Ruang 1 ruang DA 1 ruang 16m2
operator @16m2
106
1 tong 1 x 0,3 x 0,3 = 0,09
sampah m2
Sirkulasi 30% =
9,65 +
2,895
= 12,545 m2
5 ruang = 5 x
12,545 =
62,725 m2
Total 206,725 m2
(Sumber :Olah data, 2023)
Tabel III. 8 Rekapitulasi Besaran Ruang
Ruang Total/m2
107
di Kota Makassar seluas 12.301,47 m². Berdasarkan data besaran ruang
diatas serta syarat-syarat yang berlaku seperti KDB dan RTH, dapat
diketahui kebutuhan jumlah lantai adalah sebagai berikut. Perhitungan
jumlah lantai :
Luas Tapak = 8,517.6 m²
KDB Rencana = 30%, maka 30% x 8,517.6 m² = 255,28 m²
Keb. Luas Bangunan = 8,517.6 m²
Jumlah lantai = 8,517.6 m² : 255,28 m² = 33,3 ~ 20 Lantai
4. Analisis Pola Hubungan Ruang
Hubungan antar ruang pada hotel bintang empat terdiri dari organisasi
ruang secara makro dan secara mikro yang berupa ruang-ruang yang
terhubung satu sama lain melalui kedekatan, fungsi, dan jalur pergerakannya.
a. Hubungan ruang secara makro
108
(Sumber : Olah data,2023)
109
3) Hubungan area kegiatan zona restoran
110
5) Hubungan area kegiatan zona area latihan
111
7) Hubungan area kegiatan zona games center dan hiburan
112
D. Analisis Bentuk Bangunan
Perancangan bangunan yang dikhususkan bagi para atlet dengan
memberikan bentuk tampilan bangunan wisma yang memiliki kesan dinamis
yang jauh dari kesan monoton sehingga dapat memberi nuansa rekreatif pada
bangunan.
Bentuk dasar bangunan diambil dari bentuk persegi panjang. Bentuk ini
terlihat sederhana, statis, stabil dan bersifat kuat sehingga bentuk ini memberi
kesan sebagai suatu tempat pertahanan yang kuat dan stabil. Serta memberikan
aksen lengkung pada beberapa sudut tertentu agar bangunan terlihat lebih
berestetik dan tidak monoton. Bentukan sederhana ini akan membantu dan
mempermudah para pengunjung dalam melakukan aktifitas sehari-harinya.
Adapun bentuk bangunan mengambil bentuk dari daun yang dimana filosofi
yang sesuai dengan pendekatan bioklimatik dan juga fungsi bangunan.
a. Daun melambangkan keteduhan yang dimana wisma atlet sendiri memiliki
113
fungsi sebagai hunian sementara bagi para atlet.
b. Daun memiliki filosofi tentang adaptasi yang dimana filosofi daun sesuai
dengan tema pendekatan bioklimatik yaitu hubungan antara bentuk,
lingungan dan iklim.
c. Daun hidup bekerja sama, melambang kan para atlet yang selalu bekerja sama
dalam tim.
E. Analisis Pendukung dan Kelengkapan Bangunan
Analisis ini dilakukan untuk menentukan sistem pendukung dan
kelengkapan terhadap bangunan yang akan digunakan dalam perancangan
Wisma Atlet Barombong ini. Adapun analisis terhadap pendukung dan
kelengkapan bangunan ditinjau dari beberapa aspek, seperti:
1. Sistem Struktur Bangunan
a. Struktur Bawah (sub structure)
Sistem struktur bawah (sub structure), pondasi yang digunakan yaitu
pondasi tiang pancang karena bangunan yang dirancang yaitu bangunan
vertical setinggi 18 lantai yang memiliki beban lebih. Pondasi tiang
pancang cocok digunakan untuk pembangunan gedung berlantai banyak
karena dapat menahan gaya angkatakibat gempa dam memiliki kekuatan
yang besar untuk meneruskan beban bangunan sampai ke dalam tana
Gambar III.35 Pondasi Tiang Pancang
114
penggunaan podium dan basement sebagai stabilitas bangunan. Struktur
rigid frame akan dikombinasikan dengan sistem core untuk meningkatkan
ketahanan lateral bangunan karena interaksi dari struktur rangka inti
sekaligus sebagai tempat sirkulasi vertikal bangunan wisma ini.
115
(Sumber : Maksym Grzywinski, 2023)
2. Sistem Penghawaan Alami
Penanggulangan sistem penghawaan secara alami dilakukan dengan
pengaturan layout, sistem bukaan, luas pembukaan, letak pembukaan dan
konstruksi bangunan atas dasar sifat jalan dan arus udara melalui prinsip
utama yaitu udara mengalir dengan sendirinya dari bagian-bagian yang
bertekanan tinggi kearah yang bertekanan rendah sebagai aplikasi aliran
angin. Untuk itu diperlukan penempatan bukaan-bukaan dengan sistem
mekanis agar pertukaran suhu dalam bangunan menjadi optimal. Menerapkan
ventilasi silang pada area publik untuk mendapatkan penghawaan alami dan
menghemat penggunaan ac.
Gambar III.38 Ventilasi Silang (cross ventilation)
(Sumber : Gun Faisal, 2023)
116
tidak panas. Pada ruangan privat seperti kamar dan kantor pengelola, media
output AC Central dibuat dapat diatur sendiri supaya pengguna dapat
menyesuaikan suhu ruangan yang diinginkan ketika ruangan sedang
digunakan.
4. Sistem pencahayaan pada bangunan
Konsep strategi yang akan digunakan dalam merancang untuk
pencahayaan alami yang efektif, yaitu:
a. Menaungi bukaan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan panas
yang berlebihan karena terkena cahaya matahari langsung.
b. Mengalihkan dan mengarahkan cahaya matahari ke tempat tempat publik
dan semi-publik untuk menghemat penggunaan lampu.
c. Mengendalikan jumlah cahaya yang masuk ke dalam ruang menggunakan
tirai sesuai dengan kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan supaya
tidak terjadi kesilauan dalam ruangan.
d. Menggunakan cahaya secara efisien dengan menggunakan material kaca
low-e yang dapat memantulkan cahaya yang masuk ke dalam ruangan
e. Mengintegrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan untuk
mengisi sebuah peranan dalam arsitektur bangunan.
5. Sistem pencahayaan Buatan
Untuk konsep pencahayaan buatan diutamakan pada malam hari dan
pada bangunan yang kurang mendapatkan sinar matahari dengan
menggunakan lampu dengan tipe LED ke seluruh bangunan.
117
Gambar III.39 Pencahayaan Buatan
(Sumber : Olah data, 2023)
6. Sistem Jaringan Listrik
Listrik pada bangunan hotel akan menggunakan sumber listrik dari PLN
dengan listrik bertegangan menengah. Alur distribusi arus listrik dari PLN
hingga ke panel akan dijelaskan melalui skema berikut:
Gambar III.40 Skema Alur Distribusi Listrik dari PLN
118
Pada bangunan wisma, sistem pengaliran/distribusi air bersih
menggunakan sistem vertikal karena lebih efisien dalam pendistribusian air
karena memiliki jumlah lantai yang banyak.
Gambar III.40 Sistem Air Bersih dengan Pompa Langsung dan
Tangki di Atas
(Sumber : Olah Data, 2023)
9. Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah diaplikasikan untuk menjaga kebersihan
dan kenyamanan di area dalam maupun luar bangunan.
10. Sistem Keamanan Digital
Sistem keamanan digital yaitu dengan menggunakan CCTV (Clossed
Circuit Television) yang berfungsi untuk memonitor ruangan melalui layar
televisi/monitor dengan penampilan gambar dari rekaman kamera. Sistem ini
memerlukan pusat kontrol yang ditempatkan pada ruang service. Penempatan
titik kamera CCTV ditempatkan pada area yang strategis.
11. Sistem Transportasi Dalam Bangunan
Transportasi dalam bangunan yang akan digunakan pada bangunan hotel
terdiri dari 3 jenis transportasi vertikal, yaitu:
a. Lift
Berdasarkan perhitungan kebutuhan lift, didapatkan bahwa bangunan
highress dengan jumlah 18 lantai minimal membutuhkan 8 buah lift.
b. Tangga konvensional
Tangga konvensional dapat menjadi alternatif transportasi vertikal dalam
119
bangunan hotel untuk memudahkan akses pengunjung dari lantai yang satu
dan lainnya. Tangga konvensional memiliki sudut kemiringan maksimal
hingga 35 derajat, setiap 12 anak tangga diberi bordes, antrade minimal 25
cm, optrade maksimal 20 cm, tinggi railing ± 80 cm, dan lebar tangga
untuk 1 orang yaitu 69-90 cm, untuk 2 orang yaitu 80-120 cm, dan untuk
tempat publik minimal 150 cm.
c. Ramp
Ramp digunakan pada hotel untuk mempermudah akses pergerakan
barang-barang menggunakan troli dan mempermudah mobilitas bagi
penyandang disabilitas sehingga dapat beraktivitas dengan nyaman di
hotel. Sudut kemiringan ramp dibuat sangat landai maksimal 12 derajat
dan selain dengan penentuan hitungan sudut (o), ramp juga dapat dihitung
dalam hitungan persen (%) dengan kemiringan 10% - 12,5%.
12. Sistem Proteksi Kebakaran
Beberapa konsep sistem penanggulangan kebakaran yang perlu
diperhatikan pada bangunan, yaitu:
a. Tangga Darurat
Tangga darurat diletakkan pada core bangunan yang dilengkapi pintu
tahan api, minimum 2 jam dengan arah bukaan ke arah ruang tangga dan
dapat menutup kembali secara otomatis, dilengkapi lampu dan tanda
petunjuk serta ruangan tangga yang bebas asap. Tangga darurat dalam
ruangan efektif mempunyai jarak maksimum 25 m dengan lebar tangga
minimum 1,2 m dan tidak boleh menyempit ke arah bawah.
b. Fire Alarm System
Fire Alarm System diletakkan pada area-area wisma tertentu, seperti area
publik, area fasilitas rekreasi, koridor, ruang serbaguna, area restoran, dan
ruang utilitas yang ada kemungkinan timbulnya kebakaran untuk
mendeteksi kebakaran seawal mungkin dalam bangunan sehingga
tindakan pengamanan yang diperlukan dapat segera dilakukan.
c. Hidran
Jenis hidran yang akan digunakan pada bangunan adalah hidran kebakaran
120
halaman karena di dalam bangunan sudah menggunakan sprinkler
sehingga tidak perlu menggunakan hidran kebakaran dalam gedung.
d. Sprinkler
Setiap sprinkler yang dipasang dapat melayani luas area 10-20 m2 dengan
ketinggian ruangan 3 m. Sprinkler yang dipasang dekat tembok harus
mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25 m dari tembok dan jarak antar
sprinkler rata-rata 2-2,5 meter.
13. Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang akan digunakan pada bangunan tinggi
adalah sistem thomas, karena pemasangan tidak perlu dibuat tinggi sehingga
tidak mengganggu keindahan bangunan dan cocok untuk bangunan tinggi
atau besar.
Gambar III.41 Penangkal Petir Sistem Thomas
121
juga akan berkurang. Dengan menambah s panel surya (memperluas) berarti
menambah konversi tenaga sury
Gambar III.41 Sistem Panel Surya
(Sumber : I Wayan Arta Saputra, 2021)
F. Konsep Material
Pemilihan jenis-jenis material bangunan yang cocok dengan
pengaplikasian struktur bangunan serta mempengaruhi penampilan bangunan,
terkhusus pada bangunan wisma atlet. Maka dari itu perlu adanya penentuan
material yang cocok untuk diterapkan pada bangunan.
1. Material pada Bangunan
Elemen Kesan yang
Material
Arsitektur ditimbulkan
Memberikan kesan
moderen dan
refleksi pada
bangunan
Lantai Keramik
Memberikan kesan
tradisional. Lantai
ulin dek sangat
cocok diaplikasikan
Lantai pada outdoor
Floor Hardener
122
Memberikan beban
yang ringan
Gypsum
Memberikan kesan
tradisional, alami
dan elegan
Kisi-Kisi Kayu
Memberikan kesan
kuat. Bahan mudah
didapat, sederhana
Dinding
namun indah.
Batu Bata
Memberikan kesan
modern. Memiliki
bahan yang lentur
dan ringan
Acp
Memiliki bahan
yang ingan dan
mudah dalam
proses
pengerjaannya
Baja Ringan
123
Memberikan kesan
modern dan dapat
memantulkan sinar
matahari
Kaca Low-e/tempred
Memberikan kesan
modern dan mudah
dalam pemasangan
Plafond Gypsum
Aspal
124
Sebagai jalur
sirkulasi pejalan
kaki
Jalan/
Pedestrian
Paving Block
Memudahkan air
hujan meresap ke
dalam tanah dan
membuat area
taman lebih hijau
Grass Block
Mempermudah
akses sirkulasi
bagi kaum difabel
Sirkulasi Ramp
Mempermudah
akses sirkulasi
bagi pengguna
Tangga
Mempermudah
pengunjung untuk
melihat pada
malam hari
125
Lampu taman
Sebagai tempat
istirahat dan
bersantai sambil
menikmati
pemandangan
Tempat
istirahat Gazebo
Sebagai tempat
duduk para
pengunjung
Bangku taman
Sebagai penanda
jalur masuk dan
keluar pada tapak
Pembatas Gerbang
Pembatas pada
tapak
Pagar
Sebagai pusat
resapan air pada
tapak
Fitur air
Danau resapan
126
Sebagai fasilitas
penunjang pada
wisma dan elemen
penyejuk pada
bangunan
Kolam renang
Menambah
estetika pada
taman
Kolam ikan
Sebagai wadah
untuk tanaman
selain itu dapat
difungsikan
menjadi tempat
duduk
Pot tanaman
3. Material Soft Pada Lanskap
127
Fungsi Jenis Pohon/Tanaman Fungsi
Pohon Glodokan
Tiang adalah Pohon
yang dapat tumbuh
tinggi secara tegak
lurus
dengan tinggi
maksimal mencapai
35-35 meter
Pohon Trambesi
Pohon kelapa
memiliki bentuk
Pohon Palm batang yang tumbuh
Pengarah tinggi menjulang.
Diaplikasika pada
area tepi pantai dan
sirkulasi kendaraan
128
maupun pedestrian
Pohon cemara
tumbuh tinggi
menjulang keatas
dan lurus, biasa
dijumpai di sisi jalan
dan pintu masuk
utama.
Estetika Bougenville
Bunga sedap malam
dikenal memiliki
harum yang
semerbak. Bunga ini
tentunya sangat
cocok ditanam di
taman
129
BAB IV
PENDEKATAN DESAIN
A. Gagasan Pengolahan Tapak dan Pemograman Ruang
1. Pengolahan Tapak
Pengolahan tapak dilakukan untuk mendapatkan konsep desain tapak
dengan mengacu pada konsep-konsep analisis tapak yang telah dibuat pada
BAB sebelumnya seperti analisa existing condition, aksesbilitas, sirkulasi,
iklim, topografi, vegetasi, view, kebisingan, utilitas, serta penzoningan
sehingga hasil dari semua tanggapan analiis tapak disatukan dalam konsep
pengolahan tapak yang dapat dilihat pada gambar berikut.
130
2. Pemograman Ruang
Proses pemrograman ruang dilakukan untuk mendapatkan penempatan
ruang-ruang berdasarkan pembagian zoning seperti yang telah dibuat pada BAB
sebelumnya. Berikut merupakan hasil dari pemrograman ruang yang dibuat
dengan menempatkan zoning-zoning ruang pada tapak dan bangunan.
131
B. Gagasan Pengolahan Bentuk
Dalam proses pengolahan bentuk bangunan dalam perancangan wisma
atlet Barombong didasari dengan pertimbangan terhadap bentuk tapak memiliki
kesan dinamis jauh dari kesan monoton. Bentuk bangunan memanfaatkan bentuk
bentuk dasar dari persegi dan berbentuk daun sehingga didapatkan suatu bentuk
yang bangunan yang tidak biasa atau unik. Tujuan dalam pengolahan bentuk
bangunan yaitu untuk menghasilkan bangunan yang sesuai dengan fungsi
bangunan sehingga dapat menjadi respon desain bagi para atlet beserta official
nya. Adapun pengolahan bentuk bangunan dapat dilihat pada gambar dibawah.
132
C. Penerapan Struktur dan Material Pada Bangunan
Struktur bangunan dan material yang digunakan pada bangunan
menyesuaikan dengan bentuk, fungsi dan kondisi lingkungan sekitar tapak.
berikut adalah penerapan struktur yang digunakan pada perancangan “Gedung
Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Tunadaksa di Kota Makassar”, yaitu:
1. Struktur Bawah
pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang pancang karena bangunan
yang dirancang yaitu bangunan vertical setinggi 18 lantai yang memiliki
beban lebih. Pondasi tiang pancang cocok digunakan untuk pembangunan
gedung berlantai banyak karena dapat menahan gaya angkatakibat gempa
dam memiliki kekuatan yang besar untuk meneruskan beban bangunan
sampai ke dalam tanah.
2. Struktur Tengah
Sistem struktur utama yang akan digunakan adalah sistem struktur rigid
frame dengan penataan kolom dan balok dengan sistem grid ditambah
penggunaan podium dan basement sebagai stabilitas bangunan. Struktur rigid
frame akan dikombinasikan dengan sistem core untuk meningkatkan
ketahanan lateral bangunan karena interaksi dari struktur rangka inti sekaligus
sebagai tempat sirkulasi vertikal bangunan wisma ini.
3. Struktur Atas
Struktur atas yang akan digunakan adalah struktur space frame yang
akan diterapkan pada wisma ini dikarenakan memerlukan bentang yang lebar
untuk mendukung kegiatan besar dalam ruangan. Jenis space frame yang akan
digunakan menggunakan barrel vault space frame yang memiliki struktur
bentuk melengkung. Dan sbeberapa juga menggunakan atap beton bertulang.
D. Sistem Utilitas Pada Bangunan
1. Sistem Pengolahan Air Bersih
Sumber jaringan air bersih yang digunakan langsung dari Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) atau memanfaatkan air hujan yang dialirkan ke
bak penampungan, yang nantinya akan digunakan sebagai kebutuhan
penyiraman tanaman dan persiapan untuk pencegah kebakaran.
133
Pada bangunan wisma, sistem pengaliran/distribusi air bersih
menggunakan sistem vertikal karena lebih efisien dalam pendistribusian air
karena memiliki jumlah lantai yang banyak. Berikut merupakan skema
penggambaran sistem pengolahan air bersih pada bangunan.
134
berikut merupakan skema penggambaran sistem pengolahan air kotor
dan air hujan pada bangunan.
135
Berikut merupakan penggambaran sistem jaringan listrik dan CCTV
136
Berikut merupakan penggambaran sistem pencegahan kebakaran
pada bangunan.
137
BAB V
TRANSFORMASI DESAIN
138
DAFTAR PUSTAKA
139