TIM PENELITI :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
NOPEMBER, 2015
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
Iii
DAFTAR GAMBAR
Iv
DAFTAR TABEL
v
RINGKASAN
iv
BAB I. PENDAHULUAN
...............................................................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Rumusan Masalah
3
1.3 Tujuan dan Target Khusus
3
1.4 Urgensi / Keutamaan Penelitian
3
1.5 Target Temuan
4
1.6 Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan
4
1.7 Alur Pikir
4
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
...............................................................................................................................................................
5
2.1 Performa visual (visual performance)
7
2.2 Kesilauan (Glare)
13
2.3 Tingkat kecemerlangan (Brightnes)
14
BAB III . METODE PENELITIAN
...............................................................................................................................................................
16
3.1 Alat penelitian
16
3.2 Teknik Pengumpulan Data
17
3.3 Metode Pengambilan Sampel
17
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
...............................................................................................................................................................
19
4.1 Desain Ruang Laboratorium
19
4.2 Analisis Bangunan Perkantoran di Makassar
26
4.2.1 Bangunan perkantoran DPRD Tk.I Sulawesi Selatan…… .
..26
iii
4.2.2 Bangunan Perkantoran Graha Pena
27
4.2.3 Bangunan Perkantoran Wisma Kalla
28
BAB V. KESIMPULAN
...............................................................................................................................................................
40
BAB VI. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
...............................................................................................................................................................
41
6.1 Anggaran Biaya
41
6.2 Jadwal Penelitian
41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
...............................................................................................................................................................
44
LAMPIRAN 1A. Justifikasi Anggaran Penelitian Tahap I
...............................................................................................................................................................
44
LAMPIRAN 2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana penelitian
...............................................................................................................................................................
46
LAMPIRAN 3. Biodata Tim Peneliti
...............................................................................................................................................................
46
Biodata AnggotaPeneliti
....................................................................................................................................................................
50
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 4.20 Tampak Gedung Wisma Kalla.........................................................................................
32
Gambar 4.21. Tampak Potongan Gedung Wisma Kalla
....................................................................................................................................................................
33
Gambar 4.22 Desain Pencahayaan program Ecotech (Model 1)
....................................................................................................................................................................
34
Gambar 4.23. Rencana perletakan titik lampu pada lantai tipikal (Model 1)
....................................................................................................................................................................
34
Gambar 4.24 . Hasil simulasi pada lantai tipikal (Model 1)
....................................................................................................................................................................
35
Gambar 4.25. Desain Pencahayaan pada Lantai Tipikal
....................................................................................................................................................................
37
Gambar 4.26 Rencana perletakan titik lampu pada lantai tipikal (Model 2)
....................................................................................................................................................................
37
Gambar 4.27 Hasil simulasi pada lantai tipikal (Model 2)
....................................................................................................................................................................
38
vi
DAFTAR TABEL
1
perencanaan sistem tata cahaya harus menjadi perhatian khusus pada tahap
awal perencanaan disain untuk menciptakan bangunan hemat energi.
Pada dasarnya dunia arsitektur Indonesia telah lama membicarakan hal ini
dengan istilah disain bangunan tropis yang secara tidak sadar disain ini termasuk
dalam kriteria disain bangunan hemat energi. Beberapa hal dapat dilakukan dalam
perencanaan bangunan hemat energi misalnya setiap gedung perkantoran ataupun
perumahan diwajibkan menerapkan konsep rumah hijau sehingga aliran udara dalam
ruangan akan memberikan kenyamanan udara yang baik dan kebutuhan energi
sebagai pendinginan udara seperti AC atau kipas angin dapat dikurangi. Dalam hal
penerangan diupayakan disain bangunan gedung menerapkan konsep penyinaran
alami dengan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber penerangan sehingga
pemakaian listrik dapat diminimalkan pada siang hari. Namun pemanfaatan
pencahayaan alami secara berlebihan akan menimbulkan efek negative seperti
kesilauan (glare) dan tingkat kecermelangan (brightnes) sehingga perlu menganalisis
tentang distribusi pencahayaan buatan pada bangunan gedung.
Desain pencahayaan merupakan salah satu faktor dalam perencanaan
pembangunan gedung dan rekomendasiStandar iluminasi merupakan panduan dalam
mendesain pencahayaan ruang.Dalam hal ini, rekomendasi standar iluminasi untuk
ruang kerja kantormengacu pada nilai-nilai yang direkomendasikan oleh CIE
(Commision International de I’Eclaire) dan IES (Illuminating Enginers Society)
yang merupakan standar Nasional dan International untuk perancangan pencahayaan
(UNEP, 2006).Menurut Kaufman (2004) penetapan rekomendasi standar tingkat
iluminasi oleh IES ditentukan berdasarkan penelitian yang berkaitan dengan visual
performance. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian visual performance erat
kaitannya dengan penentuan rekomendasi standar iluminasi, sehingga penelitian ini
akan menganalisis penelitian visual performance yang merupakan panduan dalam
merekomendasikan standar iluminasi ruang kerja kantor.
Umumnya perancang dalam mendesain setting pencahayaan ruang,
berdasarkan standar iluminasi yang direkomendasikan SNI tahun 2001, namun
berdasarkan beberapa penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa desain
pencahayaan dibawah rekomendasi standar iluminasi yang ditetapkan, masih dapat
beraktifitas dengan baik. Berdasarkan hal tersebut
2
menganalisis standar yang
maka hal ini masih perlu dianalalisis telah direkomendasikan.
dalam rangka penghematan energi 3. Standar iluminasi
sehingga hasil penelitian ini berdasarkan penelitian
merupakan panduan dalam tentang visual
mendesain pencahayaan bangunan performance,sehingga perlu
hemat energi, khususnya pada menganalisis penelitian
bangunan perkantoran di Makasssar. visual performance sebagai
( lanjutkan tentang analisis wisma panduan dalam merumuskan
kalla). rekomendasi standar
illuminasi pada ruang kerja
1.2 Rumusan Masalah kantor.
4. Apabila standar iluminasi
Berdasarkan uraian latar belakang dapat diturunkan, maka
masalah, maka rumusan masalah
sebagai berikut: penggunaan energi sebagai
1. Berdasarkan rekomendasi sumber cahaya dapat
standar iluminasi di menurun, sehingga dapat
beberapa Negara berbeda, mendesain bangunan hemat
sehingga perlu menganalisis energi.
rekomendasi standar
1.3 Tujuan dan Target Khusus
iluminasi ruang kerja kantor
di Indonesia. Merumuskan standar iluminasi pada
2. Perancangan sistim ruang kerja kantor berdasarkan
pencahayaan berdasarkan penelitian visual performance yang
rekomendasi SNI tahun dilakukan pada ruang eksperimen
2001, namun perencanan dan menganalisis beberapa
distribusi cahaya dibawah bangunan perkantoran yang ada,
standar yang telah sehingga dapat mendesain
ditetapkan, pengguna ruang pencahayaan ruang kerja kantor
masih dapat beraktifitas dalam bentuk bangunan hemat
dengan baik, sehingga perlu energi.
1.4 Urgensi / Keutamaan
Penelitian
3
pnerktoa.HlimjdungbaseorAitkdlmncgbauhetri,ksnyabguperto.
1.5 Targetmun
Targetmundljkwpaghdtmerusknoaidlumsprngkejatodmlunpeiatgvslrfomncedabklisperanbgukto,mapercngditksanbguhemridpankto.
1.6 KontribusTehadpIlmPgtun
Hasilnpetmujkrisodelnpcahy bguerkntoa,ypdmjiungbarAstekdlmcgunperkatohmi.
1.7 AlurPik
Aktivasyngdlupeiatdlhpskembruni.
Gambr1.AluPiknet
4
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
5
Standar iluminasi sangat terkait dengan penelitian visual performance.
Beberapa peneliti terdahulu meneliti tentang visual performance sebagai acuan untuk
menentukan rekomendasi standar iluminasi. Penurunan nilai standar yang ditentukan
kemungkinan masih dapat diturunkan lebih rendah dari yang ditentukan, hal ini
dapat dilihat pada penelitian awal dengan melakukan pengukuran langsung
dibeberapa ruang kelas dan ruang studio gambar pada Jurusan Teknik Arsitektur dan
Perencanaan Universitas Gadjah Mada (Nurul,2009)yangmenunjukkan bahwa
sebagian besar ruang belum memenuhi persyaratan kenyamanan visual sesuai yang
direkomendasikan. Pada ruang kuliah hanya sebagian kecil ruang dengan tingkat
iluminasi 250 lux yaitu hanya area yang berhubungan langsung dengan selubung
bangunan, begitupun halnya pada ruang studio gambar.
Secara umum ruang ruang pada Jutap UGM belum memenuhi persyaratan
kenyamanan visual apabila mengacu pada rekomendasi SNI No.3 tahun 2001,
namun dari hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa yang menggunakan ruang
tersebut tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan aktifitas mereka begitu pula
pada ruang kerja dosen dimana hasil wawancara dengan beberapa dosen, mereka
tidak mengalami kesulitan dalam melakukan aktifitas dalam ruang kerja. Berikut ini
adalah gambaran tingkat iluminasi ruang kuliah dan studio pada Jutap UGM.
6
terbuka yang mempunyai nilai iluminasi rendah dan tidak bersifat merata, namun
pengguna ruang merasa cukup puas melakukan aktifitas di dalam ruang kerjanya.
Penelitian visual performance (Nurul,2013) menganalisis tingkat iluminasi pada
ruang kerja kantor dengan mendesain beberapa setting pencahayaan pada ruang
eksperimen. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat
iluminasi terhadap kinerja dan pengguna ruang dapat beraktifitas dengan baik pada
tingkat iluminasi 150 lux.
Berdasarkan beberapa penelitian awal yang telah dilakukan sehingga
diperlukan penelitian lanjutan yang lebih mendasar dalam penentuan sistim tata
cahaya yang merupakan panduan dalam merumuskan rekomendasi satandar
iluminasi pada ruang kerja kantor.
7
Penelitian visual performance dilakukan dengan beberapa macam aktivitas,
antara lain:
1) Aktivitas membaca, dilakukan oleh Triyogo Atmodipoero dan Leny Pardede
(2004),Tommy Goven dan Lotta Bangens (2002),Smith dan Rea (1978),
Yonemura dan Kohayakawa (1976,) Weston, H. C. (1961),Soo-Young Kimdan
Jong-Jin Kim(2006);
2) Aktivitas menulis, dilakukan oleh Yonemura dan Kohayakawa (1976) Weston, H.
C. (1961);
3) Aktivitas menyalin gambar,dilakukan oleh Tommy Goven danLotta Bangens
(2002) dan
4) Aktivitas landoft ring, dilakukan oleh Boyce (1979).
Penelitian ini melakukan uji coba dengan berbagai aktivitas yaitu membaca
buku dan menyalin jawaban pertanyaan, landoft ring dengan berbagai ukuran dan
mengoreksi naskah serta menjawab pertanyaan naskah. Beberapa aktivitas pada
faktor visual performance yang telah dilakukan ini, mempunyai beberapa
kekurangan sehingga aktivitas yang dilakukan pada penelitian visual performanceini
adalah koreksi naskah (kesalahan, kekurangan, dan kelebihan huruf) dengan
pertimbangan bahwa secara garis besar aktivitas yang dilakukan pada waktu bekerja
di ruang kerja kantor bersifat administratif yaitu membaca dan menulis. Selanjutnya
aktivitas dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan naskah
yang dibaca, dengan pertimbangan naskah tersebut dapat dimengerti dan dipahami
sehingga produktifitas kerja semakin meningkat.
Beberapa penelitian visual performance, mendesain nilai pengukuran secara
logaritmic antara lain: Johnston (1976), Blackwell (1971), Smith (1978), dan Weston
(1962). Pengukuran secara logaritmic seperti yang telah dilakukan beberapa peneliti
tersebut diatas, mempunyai jarak pengukuran yang berbeda , sehingga dapat
disimpulkan bahwa jarak pengukuran tidak harus sama.
Sub bab ini menguraikan tentang visual performance yang sangat erat
kaitannya dengan tingkat iluminasi (illuminance), nilaiiluminasi bidang kerja (task
luminance), nilai latar belakang (background luminance), nilai kontras (contrast),
kesilauan (glare), tingkat kecerahan (brightness), dan sudut penglihatan (visual
angle). Variabel yang terkait adalah beragam, namun kerangka teoritis hanya
membahas variabel yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan ini yaitu
tingkat iluminasi (level illuminance), tingkat kecerahan
8
(brightness), reflektansi dan umur pengamat, sedangkan nilai latar belakang
(background luminance), nilai kontras (contrast), kesilauan (glare)dan sudut
penglihatan (visual angle) tidak dibahas, karena tidak terkait pada penelitian yang
dilakukan ini.
IESNA Lighting Handbook (1993) menggambarkan proses peningkatan terang
yang pertama-tama menghasilkan perubahan signifikan pada performa visual, tetapi
peningkatan tersebut berubah menjadi sangat kecil, yang digambarkan sebagai
hubungan nonlinier antara tingkat iluminasi dan performa visual. Gambar 2.2
menunjukkan grafik hubungan antara tingkat iluminasi dan Visual Performance.
ILuminasi(LUX)
0 500 0.51000 2000 3000 40005000 6000
0.4
performa 0.3
0.2
0.1
0
0 50 100 200 300 400
500 600
Illuminasi
(fC)
9
menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan penilaian visual performance yang sangat
2
tinggi, yaitu 1—300 cd/m dan terjadi peningkatan nilai performance yang
relatif sangat kecil pada nilai luminasi 300—3000 cd/m2 (gambar 2.3).
Performance Score
62
60
58
56
54
52
50
48
46
1 3 10 30 100 300 1000 3000
0.3 0.9 2.9 8.8 29.2 87Luminance.6292876 ( cd/m2)
luminance (FL)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
5 50 500 5000
illumination (lux)
Gambar 2.4. Grafik hubungan performa visual dan
iluminasi (Sumber: Gleen A.Fry, 1962)
Boyce (1970) dalam penelitiannya menyimpulkan hasil tentang pengaruh
tingkat iluminasi terhadap prestasi kerja dengan mempertimbangkan faktor-faktor
yang meliputi kecepatan, ketelitian, kelelahan, kewaspadaan, tingkat kecemerlangan,
dan frekuensi kedipan
10
yang berasal dari sumber cahaya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
tingkat iluminasi mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kewaspadaan atau
ketelitian kerja dan sangat berpengaruh terhadap kecepatan kerja. Selain itu, hasil
penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh tingkat kelelahan terhadap
perubahan pada psikologi karyawan akibat tingkat kecerahan (brightness).
Boyce (1979) melakukan pengujian kemampuan karyawan kantor dengan
menggunakan empat macam kondisi pencahayaan setempat (local Lighting).
Aktivitas tersebut dilakukan dengan cara landolt ring task, membaca,
membandingkan informasi, dan memeriksa dokumen referensi. Hasil penelitian
visual performance tergantung pada aktivitas yang dilaksanakan, yaitu:
(1) Aktivitas landolt ring menghasilkan nilai rerata sebesar 1200 lux, minimum 850
lux, maksimum 1450 lux;
(2) Aktivitas membaca menghasilkan nilai rerata sebesar 800 lux, minimum 500 lux,
dan maksimum 1200 lux dan;
(3) Aktivitasmembandingkan informasi dan aktivitas pemeriksaan dokumen
menghasilkan nilai rerata yang relatif sama, yaitu 800 lux—880 lux.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jenis aktivitas dalam melakukan
penilaian visual performance sangat berpengaruh terhadap tingkat iluminasi. Pada
penelitian ini juga diungkapkan bahwa visual perception dilakukan setelah penilaian
visual performance pada tingkat iluminasi 1200 lux, yang respondennya akan
menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pencahayaan ruang. Skala
pengukuran pada penelitian menggunakan metode semantic deferensial, dengan
tujuhrating scale. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden merasa puas
dengan pencahayaan meja bersifat uniform, tidak terjadi gangguan kesilauan, tetapi
terjadi banyak kedipan (flicker).
Boyce (1973)mengemukakan aktivitas visual performance berbeda pada setiap
orang dan umumnya penelitian ilmiah dapat dikelompokan menjadi dua hal, yaitu
penilaian visual performance secara objektif dan subjektif dalam melaksanakan
beberapa macam tugas visual (visual task). Sangat sulit dalam mendefinisikan visual
performance dengan ukuran objektif pada beberapa bagian dari aktivitas responden
yang berhubungan dengan task visual dan
11
visual performance yang mempunyai arti luas. Contohnya, ukuran kecepatan
(speed), ketelitian (accuracy), usaha (effort) dan kelelahan (fatigue).
Boyce (1973) menguraikan perbandingan beberapa hasil penelitian tentang
hubungan antara visual performance danvisibility level. Penelitian ini dilakukan oleh
Weston (1945), Bodmann (1662), Boyton Boss (1970) dan Scott Blackwell (1970).
Boyce (1973) menjelaskan bahwa hasil penelitian mereka mempunyai nilai yang
relatif sama, hal ini ditunjukkan pada gambar 2.5 dibawah ini.
80
weston (1945)
60 bodmann (1662)
40 boynton-Boss
(1970)
20 scott-blackwell
40
1 2 34 5 6 7 8 9 10 15 20 30 (1970)
0
Visibility Level
Kepadatan cahaya atau Luminasi (L) adalah ukuran kepadatan radiasi cahaya
yang jatuh pada suatu bidang dan dipancarkan kearah mata sehingga mata
mendapatkan kesan terang (brightnesss). Dengan kata lain, kepadatan cahaya adalah
kuat cahaya atau ukuran pancaran cahaya dari bidang tertentu melaluisatuan candela
2
(Cd) dibagi dengan bidang penglihatan dalam satuan m sehinga satuan kepadatan
2
cahaya (L) dinyatakan dalam cd/ m .Semakin tinggi kepadatan cahaya suatu
permukaan, maka semakin terang pula permukaan itu tampak oleh mata.Distribusi
kuat cahaya yang tidak merata menimbulkan kontras yang terlalu besar.Hal ini
karena mata tidak melihat cahaya yang sampai pada suatu objek langsung dari
sumber cahaya, tetapi mata melihat cahaya yang dipantulkan/direfleksikan oleh
objek tersebut ke mata.Dengan kata lain, mata tidak melihat tingkat kuat penerangan
(iluminasi) melainkan melihat kepadatan cahaya (brightness).
14
Pritchard (1986) menyatakan bahwa perencanaan pencahayaan pada umumnya
bertujuan untuk tercapainya kuat penerangan yang merata pada seluruh bidang kerja.
Pencahayaan yang sepenuhnya merata memang tidak mungkin dalam praktik, tetapi
standar yang dapat diterima adalah kuat penerangan minimum serendah-rendahnya
80% dari rata-rata kuat penerangan rata-rata ruang. Artinya, misalnya kuat
penerangan rata-ratanya 100 lux, maka kuat penerangan dari semua titik ukur harus
≥ 80 lux. Persyaratan tersebut harus dipenuhi karena apabila tingkat iluminasi yang
disyaratkan tidak terpenuhi, hal tersebut akan mengganggu tugas visual yang
berakibat menurunnya produktivitas kerja.
Tingkat terang berbanding langsung dengan iluminasi ketika tingkat cahaya
meningkat sampai 500 lux. Dengan demikian, akan terdapat perubahan signifikan
dalam visual performancedan peningkatan iluminasi selanjutnya hanya
mengakibatkan perubahan kecil dalam visual performancedengan alasan bahwa
pupil mata akan mengecil ketika tingkat iluminasi meningkat. Oleh karena itu, area
iluminasi dibawah 300 lux perlu dijaga. Selain itu, perlu pula disediakan tingkat
cahaya yang lebih tinggi jika ada keperluan spesifik yang diinginkan untuk
ditempatkan pada objek yang memerlukan (pencahayaan setempat) (Norbert
Lechner, 2007).
15
BAB III . METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, alat ukur yang digunakan adalah lux meter sebagai
pengukur nilai iluminasi (lux). Terdapat tiga lux meter yang digunakan, yaitu merk
Konika Minolta T-10 dan merk Hioki Lux Hi tester 3241. Alat lain yang digunakan
adalah potensio meter dan beberapa unit lampu Armatur dengan dua model armatur
yaitu tipe melengkung dan mendatar, seperti gambar 3.1 dibawah ini.
Penelitian dilakukan pada ruang eksperimen berupa mock up ruang kerja kantor
dengan mendesain berbagai bentuk setting pencahayaan ruang seperti gambar yang
diperlihatkan
16
dibawah ini (gambar 3.2). Desain setting pencahayaan ruang di rancang dengan
menggunakan potensio sebagai alat untuk mengatur distribusi cahaya.
19
bahwa setting pencahayaan tidak dapat digunakan oleh karena ballast tidak dapat
melakukan dimmerable tingkat cahaya
Selanjutnya menganalisis penggunaaan alat dengan mempelajari beberapa
jenis alat melalui internet dan dapat disimpulkan bahwa eksperimen ini lebih layak
dengan menggunakan lampu LED yang dapat dinaik turunkan tingkat iluminasinya
dengan menggunakan potensio meter dan penggunaan material ini sangat menunjang
dalam mendesain bangunan hemat energi.
Dalam hal ini, terdapat dua bentuk fixtures, yaitu : Bentuk tegak lurus, yang
diletakkkan mengarah keatas/plafon dan ke bawah/bidang kerja yaitu RAD 260
lampu RM/ cover acrylic 4 x LED Line 2ft @14W 860 + driver dimmerabledan
Bentuk setengah melingkar, yang diletakkan mengarah kesamping/dinding yaitu
lampu Asymetric wall washer 2x LED Line 2ft @14W 860 + driver dimmerable.
Pengaturan distribusi cahaya menggunakan tiga buah potensio, dimana setiap
potensio mengatur tinggi rendahnya tingkat iluminasi pada bidang kerja, plafon dan
dinding. Armature lampu berbentuk melingkar dan tegak lurus dan menggunakan
potensio sebagai alat ukur yang digunakan untuk menaik turunkan tingkat
pencahayaan pada setiap armature seperti gambar 4.2 dibawah ini.
20
7.00 m
6.50
720
630
630
720
720 720
540
720
630
630
720
720
720
630
630
540
0.50
0.00
0.00 0.50 6.50 7.00 m
7.00 m
6.50
579 602 671 659 607 643 717 714 601
0.50
0.00
0.00 0.50 6.50 7.00 m
Gambar 4.3 . Rencana perletakan titik lampu
70
70
90
90
70
70
80 70 70 80 70
0.00
0.00 7.00 m
90 80 84 90 83 81 70 85 84 85 85 72 79 85 104 85 88 89 3.00 m
90 82 / / / / 70 / / / / 74 / / / / 90 91
92 84 / / / / 75 / / / / 78 / / / / 90 91
97 88 / / / / 80 / / / / 82 / / / / 89 97
95 90 / / / / 87 / / / / 85 / / / / 87 96
92 86 / / / / 86 / / / / 85 / / / / 85 97
90 83 84 84 84 84 84 86 89 89 86 82 81 80 78 77 82 91
85 78 81 83 82 83 82 82 83 83 82 80 79 77 78 76 78 86
0.00
0.00 7.00 m
Gambar 4.4 Tingkat iluminasi pada permukaan dinding
Gambar 4.4 menunjukkan nilai iluminasi pada reflektansi 30% yaitu Lav sebesar 85
2 2 2
cd/m , Lmin sebesar 69 cd/m , dan Lmax sebesar 110 cd/m . Berdasarkan hasil
simulasi ini, sehingga dapat ditentukan desain perletakan titik lampu pada ruang
Laboratorium sebagai ruang eksperimen yang akan dilakukan pada penelitian ini.
Sebelum memasang armatur pada ruang ekperimen dilakukan pengukuran untuk
perletakan titik lampu yang mengarah ke bawah berjumlah 4 armatur dan mengrah
kesamping ( wall) berjumlah 6 armatur dilakukan pengukuran pada rung
eksperiemen berdasarkan hasil analisis Dialux seperti gambar 4.5 dibawah ini.
21
Gambar 4.5 Kegiatan setting lampu Fluorescent dimmerable
Penentuan jumlah lampu dianalisis sesuai luasan ruang dan nilai iluminasi
yang dibutuhkan sesuai standar iluminasi yang direkomendasikan pada ruang kerja
kantor. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dirancang desain perletakan titik
lampu (TL surface mounted/ pendant) yang diatur sesuai dengan distribusi cahaya
yang diarahkan pada 2 posisi, yaitu ke arah bawah (desktop) sebanyak 4 fixtures
dan ke arah samping (wall) sebanyak 6fixtures seperti gambar 4.6 dibawah ini.
d
r
i
v
e
r
d
i
m
m
e
r
a
b
l
e
Desain perletakan titik lampu terdiri dari 2 jenis, sehingga rencana instalasi
listrik sesuai dengan banyaknya jenis lampu sehingga saklar lampu direncanakan
sebanyak 2 unit, demikian pula perletakan potensio meter direncanakan terletak
berdekatan dengan saklar berjumlah dua buah dimana satu potensio untuk setting
lampu yang mengarah kebawah dan potensio lainnya untuk setting lampu mengarah
kesamping, seperti gambar 4.8 dibawah ini.
22
Asymetric wall washer
2x LED Line 2ft @14W
860 + driver
dimmerable
Potensio Philips
Dimmer Controll UID
8600/00 1-10V
Kantor DPRD Prop Sul-Sel bertempat di jalan Urip Sumiharjo Makassar yang
terdiri dari 11 lantai seluas 4000 m2. Bangunan ini merupakan pengembangan
gedung kantor DPR Tk.I Propinsi Sulawesi Selatan. Bentuk bangunan ini adalah
ciri arsitektur tradisional dengan bentuk bangunan tropis yaitu dengan
menggunakan sunscreen sebagai pelindung cahaya matahari pada seluruh sebagian
selubung bangunan yaitu pada lantai 3 sampai 10 sedangkan pada lantai 1 dan 2
menggunakan kaca masif tanpa penghalang cahaya (gambar 4.12).
26
Gambar 4.12 Gedung DPRD Tk.I Prop. Sul-Sel
Gedung Graha Pena yang berlokasi di Jalan Urip Sumihardjo No. 20 Makassar,
merupakan salah satu proyek pembangunan FAJAR Group yang diperuntukkan
untuk pengembangan usaha dan bisnis. Fajar Graha Pena terletak bersebelahan
dengan kemegahan flyover (jalan layang). Gedung Graha Pena akan menjadi salah
satu ikon gedung termegah dan termewah di Makassar, dimana terdapat dua bagian
utama gedung Fajar Graha Pena, masing-masing gedung utama dan tower.
27
Gambar 4.14 Bangunan perkantoran Graha Pena
Dari hasil Daylight Analysis gedung Graha Pena diketahui bahwa pemakaian rata-
2)
rata energi listrik permeter persegi (watt/m pada bangunan ini adalah sebagai
2
berikut: Luas lantai Gedung Gaha penah 19.136 m dan penambahan lampu
keseluruhan bangunan sebanyak 980 armatur dimana masing-masing armatur
terdiri dari lampu TL 4 x 40 watt, sehingga total watt yang dibutuhkan dalam
bangunan adalah 156.800 watt yang berarti penambahan watt pemeter persegi
2
adalah 8,1 watt/m .
Gedung Wisma Kalla terletak di jalan utama yaitu Jendral Sudirman.gedung tersebut
terdiri dari berbagai jenis kantor antara lain: Bank Bukopin, Konjen Jepang dan
Amanah Finance
28
Gambar 4.16 Desain Perkantoran Wisma Kalla
Gedung Wisma Kalla terdiri dari 12 lantai dengan total luas bangunan
2
sebesar 21273 m . Rentable space terdiri dari rentable retail space, rentable office
space dan rentable comercial space. Rentable retail space terletak pada lantai 5-9
dan rentable retail space terletak pada lantai 1,2 dan 3. Sedangkan rentable comercial
2
space terletak pada lantai 3 dan 4. Luasan Lantai 1 sebesar 327,59 m , lantai 2
2 2
sebesar 214,2 m dan lantai 3 sebesar 75,6 m . Rentable office space yang terletak
2
pada lantai 3 seluas 176,4 m serta lantai typikal yaitu lantai 5-9 dan luasan tiap
2
lantai sebesar 976,9 m .
Existing condition banguna perkantoran ini seperti pada gambar 4.17 dibawah ini:
29
Gambar 4.17 Denah lantai 1 dan lantai tipikal (lantai 5-9)
Wisma Kalla adalah bangunan perkantoran berlantai 12 dengan luas lahan sebesar
2 2
5363 m dan luas bangunan sebesar 21272.65 m . Bangunan ini terdiri dari beberapa
jenis fungsi ruang yaitu sebagai berikut :
2
Lantai 1 (3642.48 m ) : Exhibition hall, Lobby & Sitting Lounge, Rentable Retail Space
2
Lantai 2 (2307.71 m , : Fuction Room, Lobby, Pre Fuction, Rentable Retail Space
2
Lantai 3 (2056.16 m ) : Fitness Centre, Rentable Office Space, Rentable Retail Space
2
Lantai 4 (767.54 m ) : Restaurant
2
Lantai 5-9 (1184.45 m ) : Rentable Office Space
2
Lantai 10 (1184.45 m ) : Excecutive lounge
2
Lantai 11 (653.51 m ) : Excecutive floor, office
2
Lantai 12 (856.61 m ) : Excecutive meeting room
30
Denah Lt.Basement
Denah Lt. Ground floor Denah lantai 1 Gambar 4.18. Denah Gedung
Wisma Kalla
Gambar 4.18 menunjukkan gambar denah lantai 1 befungsi sebagai ruang
lobby/ sitting lounge, exhibition hall dan rentable retail space. Gambar ini juga
menunjukkan denah lantai tipikal yaitu lantai 5 hingga lantai 9 dan lantai tipikal ini
difungsikan sebagai ruang kerja kantor secara keseluruhan.
31
Gambar 4.19 Perspektif Gedung Wisma Kala
Gambar 4.23. Rencana perletakan titik lampu pada lantai tipikal (Model 1)
34
Penelitian ini, menganalisis hasil simulasi dengan mengatur model grid untuk
mengetahui nilai tingkat iluminasi pada ruang kerja bangunan ini. Hasil simulasi
menunjukkan nilai tingkat iluminasi pada ruang kerja kantor yaitu overall light
level , electrical light level dan daylight level seperti terlihat pada gambar 4.25.
Hasil simulasi menunjukan nilai tingkat iluminasi pada lantai tipikal adalah sebagai
berikut:
(A) electric light level yaitu nilai iluminasi antara 0-600 lux, nilai rerata 131,52; (B)
Daylighting levels yaitu nilai iluminasi antara 0-800 lux, nilai rerata 591,22 lux dan
(C)
Overall light levels yaitu nilai iluminasi antara 0-8100 lux dan nilai rerata 722,74
lux.
Hasil simulasi menunjukkan nilai tingkat iluminasi pada ruang kerja kantor
sebagai berikut : (A) Daylighthing level antara 266,70 lux hingga 656,57 lux dengan
nilai rerata sebesar 363,54 lux; (B) Overall light level antara 426,62-805,40 dengan
nilai rerata sebesar
35
512,02 lux; dan (C) Electrical level antara 64,83 hingga 250,83 lux dan nilai rerata
sebesar
148,48 lux.
Table 1 menunjukkan hasil simulasi program echotec yaitu penggunaan energi
perbulan pada lantai tipikal Jumlah armature pada tiap lantai tipikal berjumlah 108
buah dengan menggunakan lampu TL (2 x36 watt). Bangunan perkantoran Wisma
Kalla mempunyai beberapa fungsi ruang dan pada penelitian ini hanya menganalisis
ruang kerja kantor yang terletak pada lantai tipikal. Penggunaan energi listrik sebagai
sumber pencahayaan buatan untuk perbulan adalah berbeda dan Total energi yang
digunakan pertahun pada tiap lantai tipikal sebanyak 79.575.840 watt seperti pada
table 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.2.1 Pemakaian energi listrik pada lantai tipikal (109 Armatur : 2 x
36 watt)
(Resource usage - daily energy use, Model 1)
36
mendesain armature berjumlah 109 armatur yang terdiri dari 2 x 36 watt seperti yang
telah dipaparkan. Selanjutnya menganalisis hasil simulasi model 2 yaitu desain
pencahayaan dengan mengurangi jumlah armatur dan mengganti spesifikasi
armature.
Gambar 4.26 menunjukkan model desain pencahayaan dengan menggunakan
type Fluorescent lamp strip unit , tiap armature berupa1x36 watt dan jumlah armatur
yang digunakan pada lantai tipikal sebanyak 80 unit.
37
Gambar 4.27 menunjukkan hasil simulasi ruang kerja kantor pada lantai
tipikal yaitu kalkulasi overall (daylighthing dan electrical light) dan electrical light.
Hasil analisis overall menghasilkan nilai iluminasi maksimum sebesar 693,6 lux
Minimum sebesar 267,4 lux dan rerata sebesar 574,6 lux. Hasil analisis electrical
light menunjukkan tingkat iluminasi maksimum sebesar 125,6 lux, minimum
sebesar 250,5 lux dan rerata sebesar 160 lux.
Rencana penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dan akan dimulai dari bulan
Maret hingga bulan September2015.Jadwal waktu pelaksanaan kegiatan yang akan
direncanakan dimulai sejak ditandatanganinya kontrak pelaksanaan kegiatan secara
rinci adalah sbb:
42
Industri di Asia,www.energyefficiensiasia.org, p. 1-43 , India.
Veitch, J.A., 1990, 'Office noise and illuminance effect on reading
comprehension'. Journal of Environmental Psychology, 10:209-207.
Weston, H. C., 1961, Rationally recommended illuminance levels, Transaction of
the Illuminating Engineering Society vol 26: 1-16.
Yonemura, G. T. and Kohayakawa, Y., 1976, A New Look at The Research Basis
for Lighting Level Recommendations, NBS Building ScienceSeries 82.
Yorks, P., & Ginthner, D. (1987, July). Wall lighting placement: Effect on
behavior in the work environment. Lighting Design + Application, 17(7),
pp. 30-37.
43
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1A. Justifikasi Anggaran Penelitian Tahap I
N0. Komponen biaya Volume Satuan Biaya (Rp) Total (Rp) %
A. Honorarium Tim Peneliti
1 Peneliti utama 1 4,752,000 4,752,000
2 Peneliti anggota (Dosen) 3 3,240,000 9,720,000
3 Peneliti anggota (Mahasiswa) 4 1,440,000 5,760,000
Jumlah 20,232,000 24
45
LAMPIRAN 2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana penelitian
Sarana penunjang penelitian yang tersedia sebagai berikut:
a. Laboratorium Sains Bangunan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
b. Ruang eksperimen sebagai mock up ruang kerja kantor yang telah dilengkapi
dengan berbagai bentuk setting pencahayaan ruang.
C. Pelatihan Profesional
Tahun Pelatihan Penyelenggara Jangka waktu
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan usulan skim Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
Tahun 2014.
.
Makassar, Nopember 2015
Pengusul,
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ir. Idawarni., MT
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 196507011994032001
5 NIDN 0001076502
6 Tempat dan Tanggal Lahir Makassar /01-07-1965
7 E-mail Idawarniasmal@yahoo.com
9 Nomor Telepon/HP 081357922950
10 Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10. Makassar
11 Nomor Telepon/Faks (0411) 494061
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan ± 20 orang
13 Mata Kuliah yg Diampu 1. Teori Kota dan Permukiman
1. Perancangan Kota dan Permukiman
2. Permukiman Pesisir
3. Vertical Housing
4. Pengetahuan Lingkungan
5. Studio Perancangan Arst. 1.
6. Studio Perancangan Arst. 3.
7. Studio Perancanga Arst 5.
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UNHAS ITS ITS
Bidang Ilmu Arsitektur Permukiman Perumahan dan
dan lingkungan Permukiman
Tahun Masuk-Lulus 1987-1993 1997-1999 2008-2013
Judul Children Plaza Wujud Rumah Permukiman
Skripsi/Tesis/Disertasi Sebagai Simbol Tradisional Suku
Identitas Diri
Makassar Berbasis
Penghuni danBudaya dan Gaya
Lingkungan Hidup Sebagai Dasar
Konsep Permukiman
Resettlement Di
Wilayah Pesisir
Nama Ir. Andi Mauraga, Prof. Ir. Johan Prof. Ir. Happy Ratna.
Pembimbing/Promotor MS. Silas S. M.Sc., Ph.D.
Prof. Ir. Happy Ir. Purwanita
Ir. Thamrin Baso. Ratna S. MSc. Setijanti, M.Sc.,Ph.D.
MS Ph.D.
50
Pengalaman Pelatihan/Pendidikan Tidak Berjenjang
Jumlah Penerbit
No Judul Buku Tahun
Halaman
Permukijman Tradisional Suku
Makassar yang berbasis Budaya dan
ITS
1 Gaya Hidup Sebagai Dasara KOnsep 2013 106
Unpublish
Permukiman Resettlement di Wilayah
Pesisir
Nomor
No Judul/ Tema HKI Tahun Jenis
P/ID
Respons
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Lainnya yang Tempat
No Tahun Masyara
telah diterapkan Penerapan
kat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan usulan skim Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
Tahun 2014.
.
Makassar, Nopember 2015
Pengusul,
A. IDENTITAS DIRI
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S1 S2 S3
Perguruan Tinggi Unhas Unhas
Bidang Ilmu/Keahlian Arsitektur Manajeman Perkotaan
Tahun masuk-lulus 1978 - 1985 1992 – 1997
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pasar Pusat di Ujung Pelaku Sektor Informal dan ---
Pandang Pola Permukimannya di
Daerah Perkotaan
Nama Pembimbing/Promotor 1. Ir. Riekje Pangkarego 1. Dr. Ir. Ananto Yudono, ---
2. Ir. Zainal Abidin M.Eng
2. Dr. H. M.Tahir
Kasnawi,SU
55
C. PENGALAMAN PENELITIAN SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp)
Studi Keterkaitan Sektor Informal dan
1. 1997 Sendiri
Tumbuhnya Permukiman Kumuh di Perkotaan
Pengaruh Pemanfaatan Landasan Pacu Baru
2. 2011 Bandar Udara Sultan Hasanuddin Terhadap DIPA FTUH 6.000.000,00
Permukiman Disekitarnya
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan usulan skim Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
Tahun 2014.
Makassar, Nopember
2015
Penyusun,
A. Identitas Diri
Pendanaan
Jml
No Tahun Judul Penelitian
Sumber * (Juta
Rp)
Karakteristik Ruang Personal dan
Teritorialitas pada Ruang Bersama
1 2013 Studi Kasus Ruang Bersama Balebale di LP2M Universitas Makassar
Pulau Laelae dan Pulau Barranglompo
Makassar
Penelitian; Kajian Perumahan Tradisional Kepala Satuan Kerja BPTPT
2 2013 di Pesisir Samudera Pasifik Makassar. No:15/KPTS-
Lp.11/2013
Konservasi Kawasan Tua terhadap Penelitian Dosen Muda didukung
3 2012 Perkembangan Sarana Pelayanan Dana SPP/DPP 2012 Fak. Teknik
Pariwisata di Kota Makassar Universitas Hasanuddin.
Spacial Structure Of Urban
4 2010 Waterfronts Comperative Between JICA
Riverfront, seafront, and Gulfront
Penelitian Mandiri: Identifikasi Potensi Penelitian Dosen Muda didukung
5 2010 Wisata Kota Makassar Dana SPP/DPP 2010 Fak. Teknik
Universitas Hasanuddin.
Pengaruh Sosial Ekonomi Masyarakat Penelitian Dosen Muda didukung
di Pinggir Kanal Kota Makassar Dana SPP/DPP 2009 Fak. Teknik
6 2009 terhadap Kebersihan Lingkungan Universitas Hasanuddin.
Kanal
Karakteristik Pergerakan Pejalan Kaki Penelitian Dosen Muda didukung
7 2008 di Trotoar Sekeliling Lapangan Dana SPP/DPP 2008 Fak. Teknik
Karebosi Makassar Universitas Hasanuddin.
Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Penelitian Dosen Muda didukung
8 Pengembangan Pola Perumahan dan Dana SPP/DPP 2008 Fak. Teknik
2008 Permukiman di Kawasan Pantai; Universitas Hasanuddin.
Tanjung Bayam Makassar
Pemanfaatan Ruang Terbuka Taman Penelitian Dosen Muda didukung
9 2008 Macan ditinjau dari teori Perilaku da Dana SPP/DPP 2008 Fak. Teknik
Lingkungan di Makassar Universitas Hasanuddin.
Efektifitas Pemanfaatan Ruang Rumah Penelitian Dosen Muda didukung
10 2007 Pada Permukiman Padat di Pusat Dana SPP/DPP 2007 Fak. Teknik
Kota Makassar Universitas Hasanuddin.
Volume/Nomor/
No Judul Artikal Ilmiah Nama Jurnal
Tahun
ISBN : Prosiding International
Spatial Deveploment Design in Bajo
9789791546980 Seminar on Arhitecture
1 Settlement of Southern Mola Village
6-7 September in Urbanized Maritime
Wakatobi Region
2013 Culture
Pengaruh Sosial Ekonomi Prosiding PHPFT
Oktober 2009
Masyarakat dipinggir Kanal Kota UNHAS
2 ISBN;978-979-
Makassar Terhadap Kebersihan Oktober 2009 ISBN;978-
127255-0-6
Lingkungan Kanal 979-127255-0-6
Theme: ―Green
Compact Proceedings of
Green Architecture Actualization in City‖Hasanuddin International Seminar on
3 Design University, Makassar, Green Architecture and
Oktober 2008 Environment
Impact Of Harbour Development To ISBN;978-979- Proceedings Interntional
The Spatial AndFormal Patterns Of 17829-0-6 Symposium Nusantara
4
Bajonese Fisherman Settlement In Urban Research Institute
Bone (NURI)
F. Pengalaman Menyampaikan Makalah Secara Oral Pada
Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
60
of Southern mola Village
Wakatoi Region
Perencanaan Fasilitas
Permukiman di Kawasan
12 November 2013
Periphery (Studi Kasus
2 TemuI lmiah IPLBI UniversitasHasanuddin,
Kelurahan Sudiang Raya Makassar, Indonesia
Keacamatan Biringkanaya
Makassar
Jumlah Penerbit
No Judul Buku Tahun
Halaman
Arsitektur & Lingkungan Tropis
2013
Kepulauan
160
2014
Ilmu Pengetahuan Lingkungan
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
61
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan usul skim Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
Tahun 2014.
Pengusul,