Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 2

AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

SUB-CPMK 3 MAMPU MEMAHAMI AKUNTANSI UNIT DEPOSITO DAN


TABUNGAN
&
SUB- CPMK 4 MAMPU MEMAHAMI AKUNTANSI PINJAMAN YANG DITERIMA

Dosen Pengampu :

Ni Putu Yuria Mendra,SE.,M.Si, Ak

Disusun Oleh :

1. Dwi Tarisa Oktaviani 11 (2102622010310)


2. Ni Putu Eka Sri Setya Dewi 12 (2102622010311)
3. Ni Kadek Ida Sulistyawati 15 (2102622010314)
4. Ni Made Rina Andriani 25 (2102622010324)
5. Ida Ayu Indira Sita Devi 27 (2102622010326)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2024
Sub-CPMK 3 Mampu Memahami Akuntansi Unit Deposito dan Tabungan

1.1 Konsep dan prinsip-prinsip Akuntansi Deposito

Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat

dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang

bersangkutan. Penarikan deposito hanya boleh dilakukan pada saat tertentu menurut jatuh

temponya. Jatuh tempo deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18

bulan, dan 24 bulan. Pada kondisi bank membutuhkan dana likuiditas yang relative besar,

semakin lama jangka waktu deposito, semakin tinggi tingkat suku bunganya. Sebaliknya, dalam

kondisi longgar (ekonomi normal) tingkat suku bunga deposito akan semakin kecil untuk

deposito yang semakin berjangka waktu semakin lama.

Deposito masyarakat dapat dikategorikan menjadi kewajiban jangka pendek ataupun

kewajiban jangka panjang. Deposito disajikan sebagai kewajiban jangka pendek bila sejak

tanggal pelaporan hingga jatuh temponya tidak melebihi 1 tahun. Sedangkan deposito yang jatuh

tempo lebih dari satu tahun sejak tanggal pelaporan, dapat dicatat sebagai kewajiban jangka

panjang. Dengan demikian, deposito berjangka panjang misalnya 18 bulan bisa digolongkan

kewajiban jangka pendek ketika sisa jatuh waktunya kurang dari 12 bulan.

1. Deposito Berjangka

A. Pembukaan Deposito

Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan setoran tunai, dengan cek, bilyet

giro, bukti transfer masuk, wesel, atau warkat lain yang disepakati bank. Prinsipnya pada saat

disetor warkat itu harus sudah efektif, artinya dapat diuangkan. Bank akan mencatat dalam

rekening deposito bila waktu itu telah diuangkan. Deposito dicatat sebesar nilai nominal deposito

yang tertera dalam perjanjian, dengan jurnal sebagai berikut :


Kas xxx
Deposito Berjangka xxx
(Pembukaan Deposito)

B. Bunga Deposito Berjangka

Dalam perkembangan terakhir, beberapa bank memperhitungkan bunga harian untuk

deposito. Ini artinya berapa haripun deposito mengendap dapat diberikan bunga sebagaimana

tabungan, hanya saja tetap terikat jangka waktu deposito. Perhitungan bunga yang lazim adalah

minimal mengendap satu bulan. Kalau yang menjadi pedoman ini, maka untuk deposito yang

dibuka pada tanggal akhir bulan bunga diperhitungan pada akhir bulan juga walaupun tanggalnya

berbeda, Misalnya deposito dibuka tanggal 31 Januari, maka jatuh tempo bunga tanggal 28

Februari atau 29 Februari, 31 Maret, 30 April, dan seterusnya. Tetapi kalau deposito dibuka tidak

pada tanggal akhri bulan, maka jatuh tempo bunga akan sama dengan tanggal pembukaan

deposito. Contoh deposito dibuka tanggal 15 Januari untuk 3 bulan, maka jatuh tempo bunga

tanggal 15 Februari, 15 Maret, dan 15 April. Jurnal yang terkait sebagai berikut :

Tanggal Biaya Bunga xxx


Bunga DB harus Dibayar xxx
(Penerimaan Bunga)

Tanggal Bunga DB harus Dibayar xxx


Hutang PPh xxx
Kas/Giro xxx
(Penarikan Bunga)

Tanggal Hutang PPh xxx


Giro Kantor Kas Negara xxx
(Pelimpahan Pajak)

Tanggal Deposito Berjangka xxx


Deposito Berjangka Telah xxx
Jatuh Tempo
(Jatuh tempo perpanjangan
deposito)

C. Pencatatan Deposito Jatuh Tempo

Apabila bunga dan deposito pada saat jatuh tempo ditarik tepat pada tanggal jatuh tempo,

maka bank hanya akan membukukan sekali yaitu :

Tanggal Deposito Berjangka xxx


Biaya Bunga xxx
Kas xxx
Hutang PPh xxx
(Penarikan bunga dan
deposito)

D. Perpanjangan Deposito

Berjangka Deposito yang telah jatuh tempo dapat diperpanjang melalui perpanjangan

otomatis atas permintaan deposan yang dijanjikan pada saat pembukaan deposito dan

perpanjangan biasa yang terjadi bila tercipta kesepakatan antara bank dan deposan dikemudian

hari saat jatuh tempo, bisa inisiatif dari pihak deposan ataupn pihak bank. Pencatatan oleh bank

dilakukan dengan mendebet rekening deposito lama dan mengkredit rekening deposito baru

dengan menggunakan nomor rekening dan bilyet deposito yang lama. Kecuali jika suku bunga

deposito berubah ketika terjadi perpanjangan deposito.

E. Penarikan Deposito Berjangka

Sebelum Jatuh Tempo Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dapat menggangu

likuiditas bank karena bank harus menyiapkan dana untuk membayarkan sesuai dengan jadwal

pembayaran. Sehingga bank dapat mengenakan penalty tertentu terhadap deposan bersangkutan.

Penalty deposito dicatat sebagai pendapatan lain-lain bank yang dapat dihitung dengan

pedekatan sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak, sekian persen tertentu dari bunga

setelah pajak atau sekian persen tertentu dari nominal deposito. Jurnal yang digunakan adalah
mendebet akun deposito berjangka dan biaya bunga dan mengkredit akun pendapatan lain-lain

penalty, hutang PPh dan kas.

F. Perpindahan Deposito Berjangka Antar kantor Cabang

Deposito yang telah dibuka di cabang bank tertentu dapat dipindahkan ke cabang bank

yang sama di kota lain atas permintaan deposan. Perpindahan menimbulkan hubungan rekening

antarkantor dan adanya alokasi beban bunga yang sudah berjalan yang dihitung secara prorata

berdasarkan lamanya pengendapan deposito di suatu cabang.

2. Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka yaitu simpanan dana

pihak ketiga atau masyarakat dan terikat oleh jangka waktu (fixed time). Perbedaannya adalah

sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa), sedangkan deposito berjangka diterbitkan

atas tunjuk (nama). Sebagai deposito yang diterbitkan atas pembawa berarti siapa saja boleh

menarik sertifikat deposito selama bisa menunjukkan sertifikat deposito tersebut kepada bank

penerbit. Disamping itu, sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh masyarakat setelah

mendapat ijin dari BI. Perbedaan yang lain dengan deposito berjangka adalah bahwa bunga

sertifikat deposito diperhitungkan dan dibayarkan di muka. Dengan demikian deposan untuk

sertifikat deposito pada saat membuka deposit tersebut hanya membayar sebesar nilai tunai

sertifikat deposito ditambah sejumlah pajak bunga yang diperhitungkan dimuka. Walaupun

demikian pencatatan deposito ditentukan dengan rumus :

Nilai Tunai Sertifikat Deposit

Keterangan :

P = nilai nominal sertifikat deposito

i = tingkat suku bunga sertifikat deposito


t = jangka waktu (dalam hari)

1.2 Konsep dan Prinsip-prinsip Tabungan

Tabungan adalah suatu simpanan yang berupa uang dari pihak ke tiga(perorangan) atau

suatu badan usaha pada Bank, yang dimana penarikan uangnyadapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan media tertentu, tapi tidak dapatmenggunakan biyet giro, cek ataupun alat-

alat lainnya yang sama.

Produk tabungan pada prinsipnya mengikuti ketentuan BI yang ada pada SK Dir. BI No.

22/63 Kep. Dir. Tanggal 01-12-1989 bahwa syarat – syarat penyelenggaraan tabungan adalah

sebagai berikut :

a) Bank hanya dapat menyelenggarakan tabungan dalam bentuk rupiah.

b) Ketentuan mengenai penyelenggaraan tabungan ditetapkan oleh bank masing-masing.

c) Penarikan tabungan tidak dapat menggunakan cek, bilyet giro serta surat perintah bayar

lainnya yang sejenis.

d) Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi bank atau alat yang disediakan

untuk keperluan tersebut misalnya Automatic Teller Machine (ATM).

e) Bank penyelenggara tabungan diperkenankan untuk menetapkan sendiri cara pelayanan,

sistem administrasi, setoran, frekuensi pengambilan, tabungan pasif, tingkat suku bunga,

cara perhitungan dan pembayaran bunga, pemberian hadiah nama tabungan.

f) Bunga tabungan dikenakan pajak penghasilan (PPh) sebesar 15% final untuk penduduk

dan 20% untuk bukan penduduk (Kep. Menteri Keu. No. 1308/KMK.04/1989).

1. Pencatatan Transaksi Tabungan

Setiap setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan selanjutnya

disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai kewajiban adalah saldo ditambah bunga yang
diperhitungkan dikurangi pajak. Setoran yang menggunakan warkat atau surat berharga lain bisa

dikreditkan ke tabungan jika warkat tersebut sudah efektif, yang artinya dapat diuangkan pada

saat itu.

Contoh :

1 Januari 2014 Bapak Made membuka rekening di Bank Thomas Cabang Denpasar, setoran

sebesar Rp 300.000 secara tunai. Maka jurnal pencatatannya adalah :

1/1/2014 Kas Rp 300.000


Tabungan Bapak Made Rp 300.000

Penyetoran tabungan tidak hanya bisa dilakukan pada bank tempat penabung membuka

tabungan, namun bisa dilakukan di kantor cabang yang lain. Bila hal ini terjadi maka akan

dicatat pada rekening antar kantor (RAK).

Contoh :

Bapak Made melakukan setoran tunai untuk tabungan pada tanggal 6 Januari 2014 sebesar Rp

100.000 pada Bank Thomas cabang Nusa Dua. Maka pencatatannya adalah :

Di Cabang Nusa Dua Kas Rp 100.000


RAK Cabang Denpasar Rp 100.000

Di Cabang Denpasar RAK Cabang Nusa Dua Rp 100.000


Tabungan Bapak Made Rp 100.000

2. Penarikan Tabungan

Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap counter-counter cabang

bank bersangkutan atau dengan menggunakan alat tertentu berupa kartu ATM. Kartu ATM

merupakan kartu tunai (cash card) yang hanya bisa digunakan untuk penarikan tunai dengan

menggunakan Automatic Teller Machine (ATM).

Contoh :
Pada tanggal 12 Januari 2014 Bapak Made mencairkan tabungan di Cabang Denpasar sebesar Rp

100.000 dan mencairkan tabungan sebesar Rp 100.000 di Cabang Klungkung pada tanggal 16

Januari 2014. Maka jurnal pencatatannya adalah sebagai berikut :

12/1/2014 Di Cabang Denpasar Tabungan Rp 100.000


Kas Rp 100.000

16/1/2014 Di Cabang Klungkung RAK Cabang Rp 100.000


Denpasar
Kas Rp 100.000

Di Cabang Denpasar Tabungan Rp 100.000


RAK Cabang Rp 100.000
Klungkung

Daftar Mutasi Tabungan Bapak Made:

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo


1/1/2014 Setor Pembukuan Rp 300.000 Rp 300.000
6/1/2014 Setor dari Cab Nusa Dua Rp 100.000 Rp 400.000
12/1/2014 Penarikan Tunai Rp 100.000 Rp 300.000
16/1/2014 Penarikan Tunai di Cab Rp 100.000 Rp 200.000
Klungkung

3. Bunga Tabungan dan Perhitungannya

Bunga tabungan dihitung pada setiap akhir bulan dan langsung dikreditkan ke rekening

tabungan. Dengan demikian bunga tabungan akan menambah saldo tabungan. Perhitungan bunga

bisa dilakukan secara harian atau bulanan dengan mendasarkan pada saldo terendah, suku bunga

tetap atau berubah, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

a) Bunga diperhitungkan dengan dasar lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga

berubah-rubah. Bila pendekatan ini digunakan, lamanya waktu mengendap dihitung

sejak perubahan sampai terjadi perubahan bunga.

b) Perhitungan bunga berdasarkan lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga tetap.
c) Perhitungan bunga tabungan berdasarkan saldo terendah dalam bulan yang bersangkutan

dengan bunga berjenjang.

4. Hadiah Untuk Penabung

Hadiah yang diberikan bank ini dalam pandangan akuntansi dicatat sebagai biaya. Biaya

ini umumnya diperhitungkan proporsional dengan kemampuan suatu cabang dalam menghimpun

dana melalui tabungan. Total biaya hadiah ditentukan sekian persen dari total dana tabungan

yang dihimpun dari seluruh cabang (termasuk kantor pusat) ditambah sumbangan untuk sosial

melalui pemerintah dan pajak undian. Pajak undian ini adalah pajak yang ditanggung bank. Nilai

hadiah undian sebelum sumbangan sosial berkisar antara 0,1% hingga 0,5% dari posisi saldo

tabungan bank yang bersangkutan. Sumbangan sosial sekitar 10% dan pajak undian sekitar 25%.

Bila dalam undian terdapat penabung yang memenangkan hadiah, maka cabang akan mendebet

Rekening Antar Kantor (RAK) kantor pusat dan mengkredit rekening tabungan nasabah yang

bersangkutan.

Sub CPMK 4 Mampu Memahami Akuntansi Pinjaman yang Diterima

1.1 Akuntansi Pinjaman yang Diterima

Pinjaman yg diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima bank atau pihak lain

termasuk dari bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank, lembaga keuangan luar negeri dan

masyarakat umum baik dalam valuta asing, dan harus dilunasi bila jatuh tempo. Pengertian

pinjaman diterima ini tidak termasuk pinjaman subordinasi.

Jenis pinjaman yang diterima umumnya berupa:

a) Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
b) Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut two step loan, yaitu pinjaman diterima yang

diperoleh melalui pemerintah RI (departemen keuangan) dari lembaga keuangan

internasional.

c) Pinjaman obligasi, adalah bukti hutang kepada investor (bondholder) yang dijamin oleh

lembaga penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya

serta pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo sekurang-kurangnya

tiga tahun sejaktanggal emisi.

d) Bantuan likuiditas bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diterima dari bank

Indonesia apabila bank mengalami krisi likuiditas.

e) Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau beberapa

provek.

A. Pencatatan pinjaman yang diterima dari kreditor

Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian antara pihak kreditor

dengan debitur. Perjanjian yang ditanda tangani kedua belah pihak tersebut dapat dibatalkan

secara sepihak bila semua persyaratan telah dipenuhi perjanjian ini dalam akuntansi disebut

komitmen. Sebagai komitmen tagihan bank tidak dapat dibatalkan, maka akan dicatat dalam

rekening administrasi rupiah sisi debet dengan nama RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum

digunakan.

Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti pencatatan realisasi pinjaman, bila

pinjaman tersebut benar-benar direalisasikan. Pinjaman yang direalisasikan dicatat sebesar nilai

nominal yang ditarik oleh bank selaku debitur. Tentu saja pengkreditan RAR fasilitas pinjaman

diterima dan belum digunakan sebesar nilai realisasinya.

1. Pinjaman yang diterima dari bank lain.

Contoh:
 Jakarta. Bank permata sebagai penerima kreditur (debitur) dan bank mitra niaga bertindak

sebagai pemberi kredit (kreditor). Nilai kredit yang disepakati Rp 1.000.000.000, suku

bunga 12% pada jangka waktu 3 bulan.

 Tanggal 1 juli 2003 bank permata menarik kreditnya melalui bank Indonesia senilai

Rp.600.000.000 dan langsung didebetkan ke rekening milik bank permata di bank

Indonesia Jakarta.

 Tanggal 5 bank permata menarik kredir lagi di bank mitra niaga Jakarta sebesar

Rp.100.000.000 langsung didebetkan ke rekening giro bank permata di bank mitra niaga

Pencatatnya adalah:

2. Pinjaman Two Step Loan

Pinjaman diberikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsium kepada Pemerintah

RI Pinjaman ditujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan industri kecil

dan menengah yang menunjang perekonomian. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal

atau jasa/ tenaga ahli. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Patricipating Financial

Institution (PFI) yaitu bank- bank dan LKBB dalam bentuk rupiah sehingga risiko selisih kurs

yang terjadi menjadi tanggung jawab pemerintah. Suku bunga TSL ditentukan oleh pemerintah.

TSL berjangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui equity. Perbandingan pembiayaan
proyek antara dana TSL dengan dana dari PFI berkisar 80% 20% dari jumlah kredit. Untuk

tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar kepada pemerintah

sejumlah biaya yang dibayar kepada lender oleh pemerintah sesuai dengan perjanjian termasuk

commitmen charge sejumlah persentase tertentu berkisar 0,75% per tahun.

3. Pinjaman Obligasi

Obligasi merupakan instrumen untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal dari

obligasi merupakan alternatif bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat pengakuan

hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada pembeli obligasi.

Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu secara tetap. Kewajiban ini akan

diikuti pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo.

Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat ijin dari otoritas pasar modal.

Disamping itu peenrbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan perlindungan positif.

Perlindungan. negative adalah persyaratan yang bersifat melarang emiten untuk melakukan

tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Sedangkan persyaratan perlindungan positif adalah

persyaratan yang mewajibkan emiten melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang

obligasi. Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi dan

ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa mencatatnya perlu mengetahui

harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk di pasar.

Contoh transaksi dan pencatatanya :

Tanggal 2 Januari 2003 Bank Artamara menjual obligasi jangka panjang kepada PT. Kadir Jaya

sebanyak 1000 lembar, nominal per lembar Rp. 1.000.000, jangka waktu 5 tahun. Bunga nominal

18 % per tahun dibayarkan dibelakang setiap tanggal 31 Desember. Tingkat Diskonto (yield)

sebesar 16%. Bunga obligasi Rp. 1.000.000 x 18% Rp 180.000. Bunga ini akan dibayarkan
setiap tanggal 31 Desember selama lima tahun. Dengan demikian pembayaran bunga merupakan

anuitas. Untuk nilai tunai bunga dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk anuitas. Dengan

tabel untuk suku. bunga 16%, = 5 tahun diperoleh 3,433. Sedangkan harga tunai untuk pokok

obligasi dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk Rp1, n = 5 tahun dengan tingkat bunga

16% diperoleh nilai tabel 0,519. Dengan demikian harga obligasi adalah:

Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar harga nominal. Selisih harga jual (kurs) diatas

harga nominal dicatat sebagai agio atau premi, sedangkan selisih harga jual dibawah harga

nominalnya. dicatat sebagai disagio atau diskonto. Obligasi yang dijual pada tanggal diantara

tanggal pembayaran bunga harus diperhitungkan bunga yang telah berjalan. Agio atau premi

diamortisasi atau disagio diakumulasi selama jangka waktu obligasi dengan membebankan pada

biaya bunga. Secara terdeskripsi, jurnal untuk transaksi diatas adalah:


Penerimaan pembayaran dari pemegang obligasi dapat berupa tunai atau non tunai. Bila

dilakukan secara tunai maka mendebet kas, sedangkan bila dengan warkat atau bilyet giro/ cek

bank yang digunakan emiten, maka cukup mendebet rekening giro bondholder. Untuk mencatat

setiap 31 Desember pada tahun-tahun berikutnya adalah sama dengan 31 Desember 2003, hanya

saja pada saat jatuh tempo obligasi harus dilunasi. Dengan demikian jurnal pelunasan obligasi

harus ditampilkan dengan cara mendebet pinjaman obligasi dan mengkredit rekening kas/giro

bondholder.

4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)

BLBI merupakan fasilitas dari Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan sistim

pembayaran dan sektor perbankan agar jangan terganggu karena ketidak seimbangan (mismatch)

antara penerimaan dan penarikan dana pada bank-bank, baik jangka pendek maupun panjang.

Dalam operasinya ada bebagai jenis fasilitas likuiditas bank sentral kepada sektor perbankan

dengan. persyaratan yang berbeda, sesuai dengan sasaran maupun peruntukannya. Karena jenis

failitas yang beragam ini secara umum dapat dikatakan bahwa BLBI adalah fasilitas likuiditas Bl

yang diperikan. kepada bank-bank diluar kredit likuiditas Bank Indonesia atau KLBI.

5. Pinjaman Untuk Pembiayaan Bersama

Pinjaman untuk pembiayaan bersama dilakukan langsung dari bank pemberi dana kepada

penerima kredit. Tanggung jawab atas kredit yang diberikan tersebut dibagi atas dasar

banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing- masing bank.

Contoh :

Bank mega hendak membiayai sebuah proyek besar senilai Rp. 300 milyar. Untuk memenuhi

kebutuhan dana ini telah tersedia dua buah bank lain yaitu bank ABC dan bank XYZ dengan

masing- masing sumbangan modal Rp. 100 milyar. Jadi besarnya dana pinjaman yang diterima
untuk tujuan pembiayaan bersama ini sebesar Rp. 200 milyar yang disediakan langsung dalam

rekening giro di masing-masing bank, sedangkan sisanya menjadi beban bank mega. Transaksi

ini oleh bank mega pusat dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:

1.2 Menghitung Pinjaman yang diterima dengan suku bunga tertentu

1.2.1 Bunga Flat

Bunga flat merupakan sistem perhitungan suku bunga yang besarannya mengacu pada

pokok hutang awal. Bunga flat biasanya diperuntukkan untuk kredit jangka pendek yang

memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun. Biasanya diterapkan untuk

kredit barang konsumsi seperti handphone, home appliances, mobil atau kredit tanpa agunan

(KTA). Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran

bulanan akan tetap sama.

Rumus perhitungannya adalah :

Bunga per bulan = (P x i x t) : Jb

P = pokok pinjaman awal,

i = suku bunga per tahun,

t = jumlah tahun jangka waktu kredit,

Jb = jumlah bulan dalam jangka waktu kredit.

Contoh soal :
Desi memperoleh pinjaman dari Bank dengan jangka waktu 12 bulan sebesar Rp. 12.000.000

dengan bunga 12% per tahun (flat). Asumsi bahwa suku bunga kredit tidak berubah (tetap)

selama jangka waktu kredit. Berapa perhitungan bunga dan cicilan per bulan yang wajib

dibayarkan oleh Desi?

Diketahui :

P = Rp. 12.000.000

i = 12%

t = 1 tahun

Jb = 12 bulan

Ditanya : perhitungan bunga dan cicilan per bulan yang wajib dibayarkan?

Jawab :

Bunga per bulan = (Rp. 12.000.000 x 12% x 1) :

= Rp. 120.000

Cicilan per bulan = (Rp. 12.000.000 : 12) + Rp. 120.000

= Rp. 1.120.000

Jadi bunga per bulannya adalah sebesar Rp. 120.000 dan cicilan per bulan yang wajib dibayarkan

oleh Desi adalah sebesar Rp. 1.120.000. Dikarenakan perhitunggannya menggunakan sistem

bunga flat, maka tidak ada perubahan nilai angsuran di setiap bulannya.

1.2.2 Bunga Efektif

Sistem bunga efektif merupakan kebalikan dari sistem bunga flat, yaitu porsi bunga

dihitung berdasarkan pokok hutang tersisa. Perhitungan bunga kredit yang dilakukan dengan cara

mengalikan % suku bunga berperiode dengan sistem pinjaman, sehingga jumlah bunga yang

dibayar debitur semakin menurun untuk setiap periode, perhitungan bunga ini juga disebut
perhitungan bunga menurun. Bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayar. Jadi

bunga perbulan akan berubah-ubah berdasarkan nilai pokok yang masih terhutang. Nilai bunga

yang dibayar debitur setiap bulan akan semakin mengecil karena bunganya akan dibayar

mengecil maka angsuran perbulan akan semakin menurun dari waktu kewaktu.

Rumus perhitungan bunga adalah :

Bunga = SP x i x (30/360)

SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya,

i = suku bunga per tahun,

30 = jumlah hari dalam 1 bulan,

360 = jumlah hari dalam 1 tahun

Contoh soal :

Lusi melakukan peminjaman ke bank dengan nilai pokok pinjaman sebesar Rp. 360.000.000.

Dari pinjaman yang ada, Lusi dikenakan bunga efektif sebesar 10% per tahun dengan

kesepakatan pengembalian pinjaman selama 2 tahun (24 bulan).

Diketahui :

SP = Rp. 360.000.000

i = 10%

Ditanya : perhitungan bunga?

Jawab :

Angsuran Bulan Ke-1

Bunga = SP x i x (30/360)

Bunga = Rp. 360.000.000 x 10% x (30 hari /360 hari)

= Rp. 3.000.000
Cicilan per bulan = (Rp. 360.000.000 : 24) + Rp. 3.000.000

= Rp. 18.000.000

Maka besaran angsuran yang harus dibayarkan oleh Lusi pada bulan ke-1 adalah sebesar Rp.

18.000.000.

Angsuran Bulan Ke-2

Saldo pokok pinjaman = Rp. 360.000.000 - Rp. 15.000.000

= Rp. 345.000.000

Bunga = Rp. 345.000.000 x 10% x (30 hari /360 hari)

= Rp. 2.875.000

Cicilan per bulan = Rp. 15.000.000 + Rp. 2.875.000

= Rp. 17.875.000

Maka besaran angsuran yang harus dibayarkan oleh Lusi pada bulan ke-2 adalah sebesar Rp.

17.875.000.

Angsuran Bulan Ke-3

Saldo pokok pinjaman = Rp. 345.000.000 - Rp. 15.000.000

= Rp. 330.000.000

Bunga = Rp. 330.000.000 x 10% x (30 hari /360 hari)

= Rp. 2.750.000

Cicilan per bulan = Rp. 15.000.000 + Rp. 2.750.000

= Rp. 17.750.000

Maka besaran angsuran yang harus dibayarkan oleh Lusi pada bulan ke-3 adalah sebesar Rp.

17.750.000.
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa bunga pada setiap angsuran akan

semakin berkurang seiring dengan periode cicilan yang berjalan.

1.2.3 Bunga Anuitas

Kredit bunga anuitas merupakan modifikasi dari perhitungan kredit bunga efektif.

Modifikasi ini dilakukan untuk mempermudah nasabah dalam membayar perbulannya karna

angsuran tiap bulannya tetap sama. Dalam kredit bunga anuitas angsuran bulanannya tetap,

namun komposisi bunga dan pokok angsuran akan berubah tiap periodenya. Nilai bunga

perbulan akan mengecil dan angsuran pokok perbulannya akan membesar. Jenis bunga ini

diberikan kepada kredit yang berjangka menengah seperti melakukan investasi berkisar antara 1

tahun sampai 3 tahun.

Rumus perhitungan :

P X (i/12) /( (1-(1+(i/12))^(-t)

Keterangan:

 P = pokok pinjaman.

 i = suku bunga.

 t = periode kredit dalam satuan bulan.

Contoh soal :

Andi hendak mengajukan KPR untuk membeli unit rumah di Indah Residence. Pengajuan KPR

tersebut pun diterima, dengan skema pembayaran menggunakan suku bunga anuitas. Asumsikan

jika Andi mendapat plafon pinjaman sebesar Rp. 120.000.000 juta (P), tenor 10 tahun atau 120

bulan (t), dan suku bunga 11% per tahun (i).

Diketahui :

P= Rp. 120.000.000
i=11%

t = 10 tahun atau 120 bulan

Ditanya : besar angsuran yang harus dibayar Andi setiap bulan?

Jawab :

Total angsuran per bulan

Rp.120.000.000 x (11 persen/12) : (1-((1+(1/12)) ^ (-120 )) = Rp.1.653.000.

a) Besar angsuran bunga setiap bulan

Angsuran bunga bank bulan 1: Rp. 120.000.000 x 11%: 12 = Rp. 1.100.000

Angsuran bunga bank bulan 2: Rp. 119.446.999 x 11%: 12 = Rp. 1.094.930

Angsuran bunga bank bulan 3: Rp. 118.888.930 x 11%: 12 = Rp. 1.089.815

b) Besar angsuran pokok setiap bulan

Angsuran pokok bulan 1: Rp. 1.653.000 - Rp. 1.100.000 = Rp. 553.000

Angsuran pokok bulan 2: Rp. 1.653.000 – Rp. 1.094.930 = Rp. 558.069

Angsuran pokok bulan 3: Rp. 1.653.000 – Rp. 1.089.815 = Rp. 563.184

c) Jumlah angsuran setiap bulan

Jumlah angsuran bulan 1: Rp1.100.000 + Rp. 553.000 = Rp. 1.653.000

Jumlah angsuran bulan 2: Rp. 1.094.930 + Rp. 558.069 = Rp. 1.653.000

Jumlah angsuran bulan 3: Rp. 1.089.815 + Rp. 563.184 = Rp. 1.653.000

Jadi besar angsuran yang harus dibayar Andi setiap bulan adalah Rp. 1.653.000 dan perhitungan

bunga anuitas ini akan terus berlanjut hingga berakhirnya masa tenor

1.2.4 Bunga Tetap

Suku bunga tetap atau fixed adalah suku bunga yang bersifat tetap dan tidak berubah

sampai jangka waktu atau sampai dengan tanggal jatuh tempo (selama jangka waktu kredit).
Suku bunga tetap memberi keuntungan bagi debitur atau pemilik utang, karena jumlah cicilan

yang harus dibayar tiap bulan nilainya tidak akan berubah selama kurun waktu yang diatur. Jenis

bunga tetap dapat dihitung baik dengan cara bunga fix, efektif, hingga anuitas. Nilai cicilan

tidak akan terpengaruh naik-turunnya kondisi perekonomian dan tingkat suku bunga yang

ditetapkan perbankan. Suku bunga tetap banyak digunakan pada produk Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) untuk rumah bersubsidi. Suku bunga tetap juga sering kali digunakan untuk

produk kredit kendaraan bermotor.

Contoh Kasus :

Dani mengajukan kredit KPR sebesar Rp. 500.000.000 dengan jangka waktu kredit 12 bulan dan

dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% secara fixed 3 tahun per tahun efektif. Berapakah

angsuran per bulan yang harus dibayar Dimas selama periode tersebut ?

Diketahui :

Pokok pinjaman = Rp. 500.000.000

Bunga per tahun : 10%

Tenor pinjaman: 3 tahun atau 36 bulan

Ditanya : Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar Dimas selama periode tersebut ?

Jawab :

Cicilan pokok:

Rp. 500.000.000: 36 = Rp. 13.888.889

a) Bunga bulan ke-1:

((500.000.000-((1-1) x 13.888.889)) x 10%: 12 = Rp. 4.166.667

Maka, cicilan bulan ke 1 = 13.888.889 + 4.166.667 = Rp. 18.055.556

b) Bunga bulan ke-2:


((500.000.000-((2-1) x 13.888.889)) x 10%: 12 = Rp.4.050.926

Maka, cicilan bulan ke 2 = 13.888.889 + 4.050.926 = Rp17.939.815

c) Bunga bulan ke-3:

((500.000.000-((3-1) x 13.888.889)) x 10%: 12 = Rp. 3.395.185

Maka, cicilan bulan ke 3 = 13.888.889 + 3.395.185= Rp. 17.824.074

Dan seterusnya, hingga …

d) Bunga bulan ke-36:

((500.000.000-((36-1) x 13.888.889)) x 10%: 12 = Rp. 115,741

Maka, cicilan bulan ke 36 = 13.888.889+115.741 = Rp. 14.004.630

Jadi dapat dilihat bahwa besaran bunga dari bulan ke-1 sampai bulan ke-36 adalah sama yaitu

sebesar 10%.

1.2.5 Bunga Mengambang

Bunga mengambang merupakan tingkat suku bunga yang dapat berubah secara periode

mengikuti perkembangan suku bunga di pasar selama masa kredit berjalan. Periode

perubahannya mengikuti kesepakatan yang terdapat pada perjanjian pembiayaan atau pinjaman.

Apabila suku bunga di pasar naik, maka bunga pinjaman akan naik juga. Sebaliknya, jika suku

bunga di pasar turun, maka bunga pinjaman akan turun. Keuntungan jenis bunga ini yaitu tidak

perlu khawatir untuk resiko bunga yang terlalu tinggi atau rendah dibandingkan dengan suku

bunga dipasaran. Contoh pinjaman yang menetapkan floating interest adalah Kredit Kepemilikan

Rumah (KPR), pinjaman modal usaha, dan pinjaman jangka panjang lainnya.

Contoh soal :

Ana mengajukan kredit KPR sebesar Rp. 500.000.000 dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan

dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% secara fixed 3 tahun per tahun efektif, dan sisanya
adalah floating rate hingga tenor pinjaman berakhir. Berapakah angsuran per bulan yang harus

dibayar Ana selama periode floating tersebut ?

Diasumsikan bahwa besaran bunga dari bulan 1 sampai bulan ke 36 adalah sama besar sebesar

10%, sementara untuk tahun ke 4 sampai ke 7 sebesar 12%, dan di tahun ke 8 hingga tenor

selesai dikenakan bunga sebesar 14%.

 Tenor tahun ke-4 sampai tahun ke-7 (bulan ke-37 hingga bulan ke-84)

Diketahui :

Pokok pinjaman: Rp. 500.000,000

Bunga per tahun: 10%

Tenor pinjaman: 48 bulan (bulan ke-37 hingga bulan ke-84)

Ditanya : Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar Ana selama periode floating

tersebut?

Jawab :

Cicilan pokok

Rp. 500.000.000 : 48 = Rp. 10.416.667

a) Bunga bulan ke-37

((500.000.000-((1-1) x 10,416.667)) x 10%: 12 = Rp. 4.166.667

Maka, cicilan bulan ke-37 = 10.416.6674.166.667 = Rp. 14.583.333.

b) Bunga bulan ke-38

((500.000.000-((2-1) x 10.416.667)) x 10%: 12= Rp. 4.079.861

Maka, cicilan bulan ke-2 = 10.416.667 + 4.079.861= Rp. 14.496.528

Dan seterusnya, hingga ...

c) Bunga bulan 84
((500.000.000-((48-1) x 10.416.667)) x 10%: 12 = Rp. 86.806

Maka, cicilan bulan ke-36 = 10.416.667 + 86.806 = Rp. 10.503.472

 Tenor tahun ke-8 sampai tahun ke-10 (bulan ke-85 hingga bulan ke-120)

Diketahui :

Pokok pinjaman: Rp. 500.000.000

Bunga per tahun: 10%

Tenor pinjaman: 36 bulan (bulan ke-85 hingga bulan ke-120)

Cicilan pokok

500.000.000 : 36 = Rp. 13.888.889

a) Bunga bulan ke-85

((500.000.000-((1-1) x 13.888.889)) x 10%: 12 = Rp. 4.166.667

Maka, cicilan bulan ke-1 = 13.888.889 + 4.166.667 = Rp. 18.055.556

b) Bunga bulan ke-86:

((500.000.000-((2-1) x 13.888.889)) x 10%: 12 = Rp. 4.050.926

Maka, cicilan bulan ke-2 = 13.888.889 + 4.050.926 = Rp. 17.939.815

Dan seterusnya, hingga ...

c) Bunga bulan ke-120:

((500.000.000 - ((36-1) x 13.888.889)) x 10% : 12= Rp. 115.741

Maka, cicilan bulan ke-36 = 13.888.889 + 115.741 = Rp. 14.004.630


KESIMPULAN

Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat

dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang

bersangkutan.

Tabungan adalah suatu simpanan yang berupa uang dari pihak ke tiga(perorangan) atau

suatu badan usaha pada Bank, yang dimana penarikan uangnyadapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan media tertentu, tapi tidak dapatmenggunakan biyet giro, cek ataupun alat-

alat lainnya yang sama. Konsep dan prinsipnya, pencataan transaksi tabungan, penarikan

tabungan, bunga tabungan dan perhitungan serta hadiah untuk penabung

Akuntansi Pinjaman yg diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima bank atau pihak

lain termasuk dari bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank, lembaga keuangan luar negeri

dan masyarakat umum baik dalam valuta asing, dan harus dilunasi bila jatuh tempo. Pengertian

pinjaman diterima ini tidak termasuk pinjaman subordinasi.

Akuntansi pinjaman yang diterima terdiri dari pinjaman yang diterima dari bank,

pinjaman two step loan, pinjaman obligasi, bank likuiditas bank indonesia dan pinjaman untuk

pembiayaan bersama. serta menghitung pinjaman yang diterima dengan suku bunga tertentu
REFERENSI

Amelia, S.R. 2018. Analisis Perhitungan Bunga Flat, Efektif, Dan Anuitas Pada PT. Bank

Sulselbar (BPD). Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar, Makassar.

Kusumayani, dkk. (2014). ”Akuntansi Perbankan Dan LPD : Akuntansi Tabungan Dan

Deposito”. Universitas Udayana

Srimaheni, dkk (2016). “Akuntansi Perbankan dan LPD : Akuntansi Unit Tabungan dan

Deposito”. Universitas Udayana.

Taufiqurrochman, C. (2013). Seluk beluk tentang konsep bunga kredit bank. Jurnal

Kebangsaan, 2(3).

Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan : Transaksi dalam Valuta Rupiah. UPP STIM YKPN.

Taswan. 2012. Akuntansi Perbankan :UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai