Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmatNya-lah modul MK Pendidikan Matematika Di Kelas Rendah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Modul ini dibuat dengan tujuan menyelesaikan tugas Mata Perkuliahan
Pendidikan Matematika Di Kelas Rendah Ini.
Modul ini memuat 2 topik yang dibahas, yaitu Topik 1.Bilangan Rasional, Topik 2.
Bilangan Irasional.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari Mata Kuliah Pendidikan Matematika Di Kelas Rendah SD ini adalah mengkaji
mengenai Himpunan Bilangan Real yaitu Bilangan Rasional dan Irasional.
Adapun yang menjadi capaian pembelajaran mata kuliah ini adalah 1) Memahami definisi
bilangan rasional dan irasional serta memahami cara penulisannya.
BAB II
BILANGAN RASIONAL
B. Uraian Materi
1. Definisi Bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk 𝑚 𝑛
dimana 𝑚, 𝑛 ∈ ℤ, 𝑛 ≠ 0. Bilangan rasional dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan
ataupun desimal. Syarat yang perlu diperhatikan jika bilangan rasional bentuk
pecahan adalah pembilang dan penyebutnya bilangan bulat dan penyebut tidak
sama dengan nol (𝑛 ≠ 0). Bilangan rasional merupakan bilangan yang dinyatakan
sebagai perbandingan dua bilangan bulat a dan b, ditulis a/b dengan syarat b ≠ 0.
Bilangan Rasional juga memiliki Batasan yaitu terdapat pada selang (- ∞, ∞)
Bilangan-bilangan rasional 4/5, 1/7, 3/8, 6/7, 5/11, …, a/b… disebut bilangan-
bilangan rasional pecahan biasa atau sering disebut pecahan biasa. Bilangan-
bilangan rasional 2 1/2, 476/3, 75/6, 23 1/8, …. C a/b disebut bilangan-bilangan
rasional pecahan sempurna atau sering disebut pecahan campuran.
2. Cara Penulisan
Himpunan bilangan rasional, dinotasikan dengan ℚ, adalah himpunan semua
𝑎
bilangan dalam bentuk dengan 𝑎 dan 𝑏 adalah bilangan bulat dan 𝑏 ≠ 0.
𝑏
sebarang bilangan rasional dan adalah sebarang bilangan bulat yang tidak sama
dengan 0, maka berlaku
𝑎×𝑥 𝑥×𝑎 𝑎
= =
𝑏×𝑥 𝑥×𝑏 𝑏
Solusi
1) Langkah pertama tentukan faktor persekutuan terbesar dari pembilang
dan penyebut.
24 = 2 3 . 3 1
30 = 2 1 . 3 1 . 5 1
FPB(24,30) = 2 1 . 3 1 . 5 0 = 6
Selanjutnya gunakan sifat dasar pecahan untuk menyederhanakan pecahan.
24 6. 22 22 4
= = =
30 6. 5 5 5
2) Dengan cara pada a., Anda selesaikan soal b dengan cepat dan tepat
𝑎 𝑐
Operasi hitung bilangan rasional Jika dan 𝑑 adalah bilangan-bilangan
𝑏
bilangan rasional.
b. Sifat tertutup bilangan rasional
𝑎 𝑐
1) terhadap operasi penjumlahan yaitu untuk 𝑏 , 𝑑 , ∈ ℚ ,
𝑎 𝑐 𝑎𝑑+𝑏𝑐
maka berlaku +𝑑 = ∈ℚ
𝑏 𝑏𝑑
𝑎 𝑐
2) terhadap operasi penjumlahan yaitu untuk 𝑏 , 𝑑 , ∈ ℚ ,
𝑎 𝑐 𝑎×𝑐
maka × = 𝑏×𝑑 ∈ ℚ
𝑏 𝑑
c. Sifat asosiatif
𝑎 𝑐 𝑒
1) terhadap operasi penjumlahan yaitu untuk 𝑏 , 𝑑 , 𝑓 ∈ ℚ ,
𝑎 𝑐 𝑒 𝑎 𝑐 𝑒
maka berlaku + ( + ) = ( + ) +
𝑏 𝑑 𝑓 𝑏 𝑑 𝑓
𝑎 𝑐 𝑒
2) terhadap operasi penjumlahan yaitu untuk 𝑏 , 𝑑 , 𝑓 ∈ ℚ ,
𝑎 𝑐 𝑒 𝑎 𝑐 𝑒
maka berlaku 𝑏 × (𝑑 × 𝑓) = (𝑏 × 𝑑) × 𝑓
d. Sifat komutatif
𝑎 𝑐 𝑒
1) terhadap operasi penjumlahan yaitu untuk setiap untuk 𝑏 , 𝑑 , 𝑓 ∈ ℚ ,
𝑎 𝑐 𝑐 𝑎
maka berlaku + =𝑑+𝑏
𝑏 𝑑
𝑎 𝑐 𝑒
2) terhadap operasi penjumlahan yaitu untuk setiap 𝑏 , 𝑑 , 𝑓 ∈ ℚ ,
𝑎 𝑐 𝑐 𝑎
maka berlaku 𝑏 × 𝑑 = 𝑑 × 𝑏
e. Sifat distributif
𝑎 𝑐 𝑒 𝑎 𝑐 𝑒 𝑎 𝑐 𝑎 𝑒
Untuk setiap 𝑏 , 𝑑 , 𝑓 ∈ ℚ , 𝑏 × (𝑑 + 𝑓) = 𝑏 × 𝑑 + 𝑏 × 𝑓
f. Elemen identitas
1) terhadap operasi penjumlahan, yaitu terdapat dengan tunggal elemen
0 𝑎 𝑎 0 0 𝑎 𝑎
∈ ℚ sedemikian hingga untuk setiap 𝑏 ∈ ℚ berlaku 𝑏 + 1 = 1 + 𝑏 = 𝑏
1
g. Invers
𝑎
1) terhadap operasi penjumlahan, yaitu untuk setiap ∈ ℚ terdapat dengan
𝑏
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎 𝑎 0
tunggal elemen (− 𝑏 ∈ ℚ) sedemikian hingga + (− 𝑏) = (− 𝑏) + 𝑏 = 1
𝑏
0
dengan 1 merupakan identitas penjumlahan.
𝑎 𝑎 0
2) terhadap operasi perkalian, yaitu untuk setiap ∈ ℚ dengan 𝑏 ≠ 1 terdapat
𝑏
𝑎 −1 𝑎 𝑎 𝑎 −1
dengan tunggal elemen (𝑏) = 𝑏 ∈ ℚ sedemikian hingga . (𝑏 ) =
𝑏
𝑎−1 𝑎 1 1
. 𝑏 = 1 , dengan 1 = 1 merupakan identitas perkalian.
𝑏
BAB II
BILANGAN IRASIONAL
B. Uraian Materi
1. Definisi Bilangan Irasional
Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak rasional. Bilanganirasional adalah
bukan merupakan bilangan bulat dan juga bukanmerupakan bilangan pecahan. Jika
bilangan irasional ditulis dalam bentuk decimal, bilangan itutidak mempunyai pola
yang berulang secara teratur.
Contoh:
Bilangan irasional √3 = 1,732050807 yang ternyata tidak mempunyai pola berulang
secara teratur, dan tidak akan berakhir bilangan √3 merupakan salah satu contoh
bilangan irasional.
Bilangan-bilangan, π , dan e merupakan contoh- contoh lainbilangan irasional
dengan π = 3,14 dan e = 2, 71828
2. Cara Penulisan
a. Operasi dengan bnetuk akar
Beberapa syarat yang perlu dipenuhi adalah menyederhanakan suatu bentuk
akar yang merupakan bilangan irasional. Suatu bentuk akar dapat
disederhanakan (simplified) jika:
1) Bilangan di bawah tanda akar (radicand) tidak mempunyai faktor
dengan pangkat lebih besar dari 1
2) Bilangan di bawah tanda akar tidak dituliskan dalam bentuk pecahan
atau menggunakan pangkat negatif
3) Tidak ada notasi akar pada penyebut dari pecahan.
b. Aturan bentuk akar
Misal 𝑎 dan 𝑏 adalah bilangan-bilangan positif, maka
1) √0 = 0
2) √𝑎2 = 𝑎
3) 𝑎𝑏 = √𝑎 √𝑏
𝑎 √𝑎
4) √𝑏 =
√𝑏