Anda di halaman 1dari 10

MEMBUAT KERANGKA KARANGAN

Karangan Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Arim Irsyadulloh Albin Jaya, M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Nanda Dwi Selviana (2320151682)

KELAS A1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM BLORA

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Arim Irsyadulloh Albin Jaya, M.
Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan karangan ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan

Blora, 19 januari 2024

2
BELAJAR MERDEKA

Tema: Penidikan
Judul: Belajar Merdeka

Ilmu adalah suatu hal yang penting di dunia ini. Ilmu bisa membuat manusia menjadi
mulia dan ilmu juga bisa membuat manusia menjadi kejam. Lantaran pentingnya ilmu, junjungan
kita semua yakni Nabi Muhammad saw. telah memerintahkan untuk menuntut ilmu hingga ke
negeri China.
Adapun yang dimaksud menuntut ilmu hingga ke negeri China adalah kita dianjurkan
untuk mencari ilmu hingga ke tempat yang sangat jauh. Dengan menuntut ilmu, kita pasti akan
menjadi orang yang berilmu.
Pendidikan merupakan hal yang esensial dalam kehidupan manusia. Pendidikan membuat
seseorang memiliki bekal untuk menjalani kehidupan dan mewujudkan impiannya. Pendidikan
tidak hanya tentang materi ilmiah saja tetapi termasuk tata karma, etika kerja, hingga cara
bersosialisasi dalam kehidupan bermsyarakat.

Selain menjadi bekal bagi kehidupan pribadi, pendidikan juga menjadi bekal bagi
generasi penerus banga. Pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang
baik juga, sehingga negara bisa lebih maju karenanya. Oleh karena itu sangat penting bagi
seluruh generasi muda mendapatkan pendidikan yang layak demi masa depannya sendiri juga
masa depan negara.

PARAGRF NARASI
pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini banyak mengalami perubahan, salah satunya yaitu
kurikulumnya. Pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia telah sampai pada
pengembangan Kurikulum Merdeka. Perubahan kurikulum dari kurikulum 2013 ke kurikulum
merdeka terjadi pada tahun 2022. Kurikulum ini merupakan pengembangan dan penerapan
kurikulum darurat yang digagas sebagai respon terhadap dampak pandemi Covid-19. Prinsip dari
kurikulum baru ini adalah pembelajaran yang berpusat sepenuhnya pada peserta didik dengan
mencanangkan istilah Merdeka Belajar.

3
Pertama kali istilah “Merdeka Belajar”disebut dan digaungkan oleh Mendikbud Nadiem
Makariem paska pelantikan, spontan imajinasi “liar” menggelayut. Terbayang kata merdeka
lewat pekikan Bung Tomo. Gesture berupa tangan terkepal menonjok langit, wajah berurat,
badan tegap dan suara lantang. Lalu setelah merdeka terbayang pula bahak tawa, bahkan
mungkin pesta pora sekaligus Syukuran. Begitupun dengar kata Belajar. Imajinasi mengarah
pada pakaian seragam, menenteng buku, dengar ceramah guru, duduk dalam kelas, mengerjakan
tugas, bayar sekolah, ulangan, ujian dan dapat ijazah.

Jika Penyair yang menyebut kalimat itu wajar saja untuk dimaknai lain. Tapi yang
ucapkan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI maka harus segera bergegas pasang otak dan
mimic serius. Karena tentunya ada narasi besar yang hendak ditawarkan untuk dunia pendidikan
Indonesia. Merdeka belajar. Semula seolah sebuah deret kata, yang lebih mirip sebuah jargon.
Tapi kemudian jadi menarik ketika itu menjadi misi besar menteri pendidikan dan Kebudayan
RI, Nadiem Makarim. Dalam hal ini sebagai misi penterjemahan point 5 dan 8 Nawacita
Presiden RI.

William Shakespeare boleh menyangkal arti sebuah nama. namun sekarang berbeda.
Apalagi menyangkut sebutan, atau kalimat dari sebuah program pemerintah yang selalu terukur
kadar keberhasilannya. Dalam hal ini Mas Menteri memilih diksi Merdeka belajar. Merdeka
pastinya adalah kata Multiinterpretate. Merdeka dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai berikut:

1. bebas dari penghambaan, penjajahan , berdiri sendiri.

2. tidak terkena atau lepas dari tuntutan, dan

3. Tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu.

Bagi bangsa Indonesia, diksi merdeka sangat sacral, karena terkait dengan perjuangan,
kelahiran dan keberadaan kita sebagai bangsa. Pemaknaan kata merdeka pun sangat kontekstual.
Tergantung situasi dan kondisi. Padanan katanya adalah “kebebasan”. Oleh karenanya, segala
sesuatu yang beraroma kebebasan itulah kemerdekaan. Bahkan Merdeka selalu
berhadiah Euphoria, rasa bahagia lepas dari belenggu.

4
Sedangkan “belajar” masih menurutKBBI adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berlatih, berubah tingkah lakuu atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Selanjutkan
definisi belajar dipertegas oleh Notoatmodjo sebagai usaha untuk menguasai segala sesuatu
untuk kebutuhan hidup. Menilik dari pemilihan istilah-istilah tersebut diatas, tersirat sebuah
pertanyaan mendasar, jika sekarang Merdeka belajar, lalu apakah sebelumnya ada perbudakan
belajar?. Namun demikian satu hal yang jadi poinnya, bahwa Merdeka belajar merupakan
imajinasi besarnya ruang kebebasan yang ditawarkan dalam mengembangkan konsep dunia
pendidikan di Negara ini. Meski belum terukur seberapa besar ruang yang disediakan. Apakah
mengganti format baru atau hanya tambal sulam menyempurnakan sebelumnya?

Pastinya, Merdeka belajar merupakan upaya logis, bahwa pemerintah telah menyadari
adanya kelemahan system pendidikan sebelumnya. Salah satunya adalah terlampau rumitnya
system pendidikan sehingga mengurangi akselerasi pengembangan pendidikan itu sendiri. Dunia
pendidikan seolah terpenjara oleh system yang dibangunya sendiri. Sehingga layak untuk
dimerdekakan kembali. Meskipun Merdeka Belajar tidak semewah namanya. Namun sepatutnya
“berbaik sangka” dengan konsep besar ini. Bahwa diksi merdeka digunakan sebagai symbol
gebrakan juga antitesa dari konsep yang dikembangkan oleh pemerintahan sebelumnya.

Terkait narasi besar Merdeka Belajar Mendikbud menggebrak dengan beberapa langkah
teknis skala makro, antara lain penggantian Ujian Nasional menjadi Asesmen Kompetensi
Minimum dan survey karakter, Pengalihan Kewenangan (USBN) ke sekolah, RPP satu Lembar.
Dan Kuota Jalur Prestasi pada PPDB (penerimaan Peserta didik baru) dari 15 % menjadi 30 %.
kita patut mengapresiasi kebijakan tersebut. meskipun kita belum melihat efisiensi hasilnya. Dan
tidak etis pula kita berespektasi lebih. Apalgi kita dalam masa pandemic Covid-19 ini, hampir
semua aktifitas lumpuh terutama di dunia pendidikan. Di balik narasi besar merdeka belajar,
tentunya ada satu narasi yang patut dicermati yaitu “Bahagia Belajar”. Kata kunci ini pernah
disampaikan pada Diskusi “polemik Merdeka Belajar” oleh Kepala Biro Komunikasi dan
Layanan Masyarakat Kemdikbud, Ade Erlangga: “Merdeka belajar itu bahwa pendidikan harus
menciptakan suasana yang membahagiakan buat guru, siswa orang tua siswa bahkan untuk
semua”. Konotasinya adalah bahwa selama ini dunia pendidikan belum mampu menyentuh
kebutuhan hakiki manusia, yaitu Ke-Bahagia-an itu sendiri. Baik pada proses maupun hasilnya.
Artinya ada kesan bahwa pendidikkan selama ini mengalami Disorientasi.

5
Ketertinggalan kita dalam kompetisi global hanya dimaknai pada tataran material
dan Kecerdasan Artifisialsemata. Sehingga orientasi pembelajaran lebih bertumpu pada
bagaimana menciptakan generasi robot. Generasi Yang hidupnya disiapkan untuk dieksploitasi.
Kita sering lupa bahwa pendidikan adalah wahana memanusiakan manusia. Artinya yang dididik
untuk menyadari hakikat kemanusiaanya secara utuh. Maka tidak heran pada proses pendidikan
macam ini akan selalu beririentasi pada hasil tidak pada proses.

PARAGRAF DESKRIPSI
Saat ini sistem pendidikan Indonesia mengalami suatu perubahan signifikan. Perubahan
tersebut berhubungan dengan kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan Indonesia.
Kurikulum 2006 yang sudah lama digunakan diubah dengan kurikulum 2013. Meski, tidak
semua sekolah menggunakan kurikulum tersebut.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam beberapa kesempatan


memaparkan bahwa kurikulum 2013 diutamakan pada sekolah-sekolah yang memiliki akreditasi
A atau sekolah bertaraf Internasional. Terjangkaunya distribusi buku juga menjadi syarat
terhadap sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013. Kemendikbud juga menjelaskan bahwa
kurikulum 2013 ini fokus pada pembangunan sikap, pengetahuan, keterampilan, karakter yang
dilandasi pendekatan ilmiah. Tidak hanya itu, kurikulum 2013 menitikberatkan kepada hubungan
antara proses belajar dengan rasa syukur pada pemberian Tuhan Yang Maha Kuasa kepada
manusia yang diberi berkat untuk mengelola alam ini.

Khususnya mengacu pada proses belajar mengajar yang dimulai dengan mengamati,
menanya, menalar, dan mencoba atau mencipta. Musliar Kasim, wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, berpendapat bahwa Kurikulum 2013 lebih menitikberatkan praktik daripada
hafalan karena selama ini, siswa banyak dibebani hafalan yang justru dinilai kurang
menumbuhkan kreativitas. Melalui Kurikulum 2013 ini, pemerintah ingin mencetak anak bangsa
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Dalam kurikulum 2013 setiap siswa
dididik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan karakter. Anggota Dewan
Pertimbangan Presiden, Meutia Hatta, mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini mempunyai tujuan
untuk mencetak karakter generasi berkualitas, cinta tanah air dan bangsanya. Tidak hanya itu,
kurikulum 2013 menonjolkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran sehingga generasi
masa depan tetap mempunyai jati diri sebagai bangsa Indonesia dan berkualitas.

6
Akan tetapi, banyak juga dari masyarakat yang menolak penerapan kurikulum 2013 ini.
Perubahan kurikulum ini dinilai mendadak dan cenderung dipaksakan. Bahkan, ada yang
berpendapat kurikulum ini kurang fokus sebab menggabungkan dua mata pelajaran yang
memiliki substansi pokok yang berbeda. Walau mata pelajaran yang akan diajarkan dibuat lebih
sederhana, tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa akan makin menurun
karena mata pelajaran tersebut tidak dibahas secara utuh dan dibuat secara terpisah-pisah.

PARAGRAF EKPOSISI
Kurikulum Merdeka Belajar adalah inovasi dalam pendidikan Indonesia yang bertujuan
untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa. Kurikulum ini memberikan kebebasan
kepada siswa dalam memilih minat belajar mereka, mengurangi beban akademik, dan
mendorong kreativitas guru. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran, membentuk
karakter siswa yang mandiri, dan mengurangi kesenjangan dalam pendidikan. Latar belakang
Kurikulum Merdeka Belajar adalah hasil PISA yang menunjukkan rendahnya tingkat kompetensi
siswa, kesenjangan dalam kualitas pembelajaran, dan dampak pandemi COVID-19.
Implementasinya melibatkan asesmen diagnostik, perencanaan pembelajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa, dan implementasi pembelajaran yang melibatkan asesmen formatif dan
sumatif. Dengan Kurikulum Merdeka Belajar, diharapkan pendidikan di Indonesia menjadi lebih
inklusif, kreatif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

PARAGRAF PERSUASIF
Peluncuran Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar oleh Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim pada Jumat (11/2/2022)
mengungkapkan bahwa keunggulan Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari upaya
pemulihan pembelajaran. Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang
lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan
kompetensi murid. Adapun keunggulan Kurikulum Merdeka adalah:

Kurikulum Merdeka lebih sederhana dan mendalam. Standar pencapaiannya jauh lebih
sederhana dan materi lebih sedikit sehingga memberikan waktu bagi guru untuk mendalami
konsep. Karena, itu yang penting, bukan kelebaran pada materi, tetapi pendalaman yang menjadi
fokusnya. Juga bahasa, standar pencapaian jauh lebih mudah dimengerti. Kemerdekaan itu
sendiri adalah otonomi yang diberikan. Di dalam program SMA sekarang tidak ada lagi program

7
peminatan, peserta didik bisa memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Bagi
guru, diberikan hak untuk mundur atau maju di dalam suatu fase sesuai tahap perkembangan
capaian murid-muridnya. Sedangkan bagi sekolah, di dalam kurikulum ini diberi kewenangan
untuk mengembangkan kurikulum sesuai karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik. Versi
kurikulum dimana murid-murid hanya pasif di dalam kelas, mereka bisa aktif. Pembelajaran
melalui kegiatan project memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara
aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, seperti lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung
pengembangan karakter serta kompetensi Profil Pelajar Pancasila. Karakteristik utama kurikulum
yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:

Pembelajaran berbasis project untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai Profil
Pelajar Pancasila. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran
yang mendalam bagi kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi. Fleksibilitas bagi guru
untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai kemampuan peserta didik serta
melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Sehingga, efektivitas kurikulum
dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi
implementasi kurikulum secara lebih komprehensif. Meliputi:

Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam pelajaran ditargetkan dipenuhi dalam satu
tahun; Fokus pada materi esensial; Capaian pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun;
Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan
karakteristik peserta didik; Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat
terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik. Penerapan
Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan
penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan Dinas Pendidikan. Dimana, penyediaan
perangkat ajar berupa buku teks dan bahan ajar pendukung, contoh-contoh alur tujuan
pembelajaran, kurikulum operasional sekolah, serta modul ajar dan project penguatan Profil
Pelajar Pancasila disediakan melalui platform digital bagi guru. Dalam pelatihan dan penyediaan
sumber belajar, diberikan kesempatan pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui
microlearning di aplikasi digital. Termasuk, menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan
Kurikulum Merdeka, berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk e-book, video, podcast,
dll. yang dapat diakses secara daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk).

8
Serta, guru dapat membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam adopsi
Kurikulum Merdeka, baik di sekolah maupun di komunitasnya. Untuk jaminan jam mengajar dan
tunjangan profesi guru, adanya perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru dan
semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan Kurikulum 2013
akan tetap mendapatkan hak tersebut.

Kurikulum Merdeka dapat diterapkan di sekolah dan madrasah sebagai opsi dan secara
bertahap. Tentunya, kemerdekaan ini memerdekakan guru dalam mengembangkan pembelajaran
yang lebih aktif dan menyenangkan untuk peserta didik. Kurikulum Merdeka didesain lebih
fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi siswa. Sehingga, belajar bisa lebih
mendalam, bermakna, dan tidak terburu-buru. Dengan tidak adanya program peminatan, para
peserta didik bisa lebih merdeka memilih minat, bakat, dan apresiasi. Selain itu, guru dapat
menikmati manfaat dari kurikulum ini karena bisa mengajar sesuai dengan capaian dan
perkembangan peserta didik. Terakhir, sekolah bisa mengembangan dan mengelola sesuai
karakteristik satuan pendidikan. Pembelajaran Kurikulum Merdeka juga lebih relevan dan
mendalam karena dibuat melalui kegiatan project, memberikan kesempatan lebih luas kepada
peserta didik untuk aktif mengeksplorasi isu, seperti lingkungan dan kesehatan untuk
mengembangkan karakter Pancasila. Penerapan Kurikulum Merdeka diharapkan dapat
mengakselerasi pemulihan pendidikan dan mendorong perwujudan cita-cita Merdeka Belajar.

PARAGRAF ARGUMENTASI

KESIMPULAN

Pengembangan dan pembaharuan kurikulum pendidikan sangat penting dan perlu


dilakukan. Di Indonesia sedang dilakukan pengembangan kurikulum pendidikan baru dengan
nama Kurikulum Merdeka. Sesuai dengan namanya, pengembangan ini berpusat pada
kemampuan peserta didik dalam menerima pembelajaran, sehingga Merdeka Belajar adalah
sebuah cara belajar di mana peserta didik dapat memilih dan menentukan bagaimana cara
belajarnya sendiri. Walaupun pembelajaran mengikuti kemampuan belajar peserta didik, akan
tetapi satuan pendidikan tetap memiliki standar tujuan capaian pembelajaran. Standar ini
merupakan sebuah pencapaian kelulusan terhadap hasil belajar dan keterampilan peserta didik

9
yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Kesepakatan tujuan capaian pembelajaran tersebut
menjadi hal yang paling penting dalam melandasi seluruh proses pengembangan kegiatan
pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum merdeka harus mengacu
pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagai panduan pengembangan
pembelajaran, sehingga capaian tujuan kelulusan tetap dan tidak bergeser.

10

Anda mungkin juga menyukai