Anda di halaman 1dari 5

Tema : Cerdas Berbahasa untuk Melawan Berita Bohong

Bersenjata Bahasa melawan Berita Palsu

Adria Fathan Mahmuda

Globalisasi berpengaruh pesat terhadap arus informasi. Kecepatan

pengaliran informasi, melewati batasan ruang dan waktu. Di mana saat ini, berita

dan informasi mengalir melewati jarak berkilo-kilometer jauhnya hanya dengan

satu tombol unggah. Namun, apakah penyebaran informasi yang pesat ini selalu

berdampak baik?

Dampak dari perkembangan zaman ini adalah kebebasan siapa pun untuk

membuat, menyampaikan, menyebarkan, segala bentuk berita. Oleh karenanya,

tanpa adanya filter yang tepat dalam kerangka informasi akan berakibat buruk

pada keabsahan sebuah berita. Saat siapa pun dapat menyebarkan atau membuat

berita sendiri, hal ini mengurangi kredibilitas dari sebuah berita itu sendiri. Dalam

berita resmi, ada beberapa pihak yang bertanggung jawab terhadap publikasinya.

Seperti, Kompas.com, Liputan6.com, dan kantor-kantor berita resmi lainnya.

Dalam publikasi berita mandiri dari berbagai masyarakat dalam era digital

ini, tentu saja tidak ada pihak lain yang akan memberikan izin terlebih dahulu

sebelum di publikasi. Berbeda dengan kantor-kantor berita terpercaya di atas yang


memiliki banyak tim untuk memutuskan suatu berita terbit atau tidak. Maka dari

itu, sangat rawan tersebarnya berita palsu atau berita bohong.

Berita bohong adalah berita atau informasi yang disampaikan tetapi tidak

sesuai dengan kenyataannya. Berita bohong, sering juga dikenal dengan istilah

populer lain yaitu hoax. Merujuk pada pengertian itu, maka sebagai rakyat

Indonesia, kita sudah tidak asing lagi dengan penyebaran berita demikian. Sebut

saja kasus Ratna Sarumpaet terkait penganiayaan, merupakan kasus berita bohong

terbesar di masanya. Pada saat itu juga, satu Indonesia hampir termakan atau

percaya dengan pengakuan dari Ibu tersebut. Lalu, apa yang bisa lakukan sebagai

generasi muda untuk melawan balik berita bohong?

Sebagai generasi muda kita perlu terlebih dahulu memahami apa-apa saja

akibat dari penyebaran berita bohong ini. Akibat yang utama adalah merugikan

pihak yang diberitakan. Jika berita bohong yang tersebar adalah berita yang buruk

tentang suatu pihak, maka kerugian dari pihak tersebut akan berbentuk mental

maupun fisik. Tidak jarang ditemukan bahwa berita bohong dapat menghancurkan

karier seseorang.

Misalnya dalam kasus Johnny Depp dan Amber Heard yang merupakan

mantan suami-istri. Pada awal kasusnya, Amber Heard sempat membuat geger

dengan narasinya yang menimbulkan pandangan bahwa Johnny Depp telah

melakukan kekerasan kepadanya. Sehingga Johnny telah diberhentikan dari

beberapa pekerjaan filmnya saat itu. Bahkan film yang menjadikan Johnny Depp

sebagai bintang utamanya berjudul The Pirates of Caribian, memberhentikan


kerja samanya dengan Depp saat itu. Setelah kasus ini di bawa ke meja

persidangan, baru ditemukan fakta bahwa Johnnylah yang justru menjadi korban

kekerasan dari Amber (istrinya) itu. Ini merupakan bukti dahsyatnya kabar

bohong dalam menghancurkan kehidupan seseorang.

Akibat lain yang juga bisa timbul dari berita bohong adalah Histeria.

Berita bohong dapat menimbulkan kehebohan kecil sampai besar tergantung skala

yang di sasarnya. Sebut saja mengenai kabar kecurangan Pemilih Presiden pada

2019, yang menimbulkan gejolak besar-besaran. Tetapi, setelah dibuktikan di

persidangan bahwa tuduhan tersebut tidak benar. Hal lain yang juga timbul dari

kabar bohong adalah kerugian pihak ketiga. Ketika suatu kabar bohong justru

memiliki muatan yang baik terhadap seseorang, kebohongan itu justru merugikan

bagi orang lain. Sebut saja kabar bohong yang diciptakan untuk memperindah

citra suatu perusahaan, maka akan merugikan pihak kompetitornya.

Akibat terakhir yang timbul dari kabar bohong adalah, menurunnya

kualitas media dan kepercayaan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa akan

terjadi generalisasi nantinya oleh masyarakat. Generalisasi ini akan membuat

masyarakat mengecap banyak sumber-sumber berita yang sebenarnya

memberitakan hal yang nyata, namun di cap bohong. Kepercayaan masyarakat

akan media informasi akan berkurang drastis dan memperlambat kemajuan.

Pertanyaannya sekarang adalah apa lagi senjata kita untuk berperang hari ini?

Dari diri sendiri, kita harus mulai mencari-cari laman berita mana yang

bisa kita percayai ketika mendapat informasi. Melakukan penggalian yang lebih
dalam mengenai literasi digital pada era ini. Mulai membaca artikel hanya dari

laman yang resmi, adalah langkah paling awal untuk membentengi diri. Kita juga

dapat membaca dengan seksama mengenai berita yang sama, namun melalui

berbagai sumber yang berbeda untuk satu topik. Memperkaya diri dengan sumber

bacaan, memungkinkan kita terhindar dari berita bohong.

Selanjutnya, kita juga bisa menyelidiki berita tersebut terkait dengan situs

mana yang memuatnya, mencari tahu kredibilitas penulis yang menulisnya, dan

sebagainya. Tujuannya hanya satu, yaitu agar kita tahu siapa yang akan

bertanggung jawab atas berita ini jika suatu hari kita akan menyampaikan berita

ini pada orang lain. Kita juga harus selalu selektif dalam berbagi berita yang

disebarkan atau yang kita sebarkan. Sebagai seseorang yang melek teknologi, kita

harus dapat dan menyanggupi untuk bertanggung jawab atas setiap kabar yang

kita sampaikan.

Memahami hukuman tentang penyebaran dan pembuatan berita bohong

juga sama pentingnya. Karena hukum dan pengadilan tidak akan tinggal diam jika

ada hal yang merusak martabat dari seseorang. Pada Undang-undang ITE tepatnya

pasal 45 ayat (1) disebutkan bahwa “Setiap orang yang dengan sengaja

menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian

konsumen dalam transaksi elektronik diancam dengan pidana penjara paling lama

enam tahun dan denda satu milyar rupiah”. Terdapat dua komponen kebahasaan

yang sangat penting pada pasal ini untuk menjerat seseorang dalam pidana. Yang

pertama adalah frasa “berita bohong” dan yang kedua “menyesatkan” merupakan

frasa yang berhubungan. Untuk dapat di pidana maka harus ada unsur bohong dan
menyesatkan sehingga berakibat kerugian. Kerugian di sini, dapat berupa materiil

maupun non-materiil.

Kita harus memahami cara untuk melindungi diri secara kebahasaan dan

memahami kebahasaan dari peraturan hukum penyebaran dan pembuatan berita

bohong. Sekiranya, memahami hal-hal tersebut dapat menanggulangi diri

menjadi salah satu pelaku penyebaran dan pembuat berita bohong. Karena

dampak dari berita bohong tidak hanya ke masyarakat atau pihak lain, melainkan

diri kita sendiri. Jika kita menjadi salah satu pelaku, maka hukum yang akan

menunggu di belakang, tidak akan menyenangkan untuk kita. Jadi, berhati-hatilah

dalam berinformasi dan teliti dalam berbahasa.

Anda mungkin juga menyukai