Anda di halaman 1dari 10

Jurnal InformasiKesehatan Indonesia,

Vol. 9, No. 2, 2023: 192 - 201

Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik di Puskesmas Wilayah Kota


Cirebon Tahun 2021

Lina Khasanah1), Nita Budiyanti2)


1)2) Prodi D3 RMIK Cirebon, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
E - mail : linakhasanah09@gmail.com

ABSTRAK
Penerapan rekam medis elektronik sudah berkembang pesat di fasilitas kesehatan
Indonesia. Hal ini juga sudah ditetapkan ke dalam permenkes No. 24 tahun 2022, bahwa
setiap pelayanan kesehatan diwajibkan menggunakan Rekam Medis Elektronik (RME).
Keberhasilan penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) dikaitkan dengan kebiasaan
petugas pengguna RME maupun manajemen suatu organisasi dalam keikutsertaan aktif
dalam pelaksanaan RME sangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya adopsi RME
dalam suatu organisasi. Sejalan dengan ini, Puskesmas Kota Cirebon sudah menggunakan
e-Puskesmas sebagai salah satu sistem informasi menuju RME, namun pada
pelaksanaannya belum optimal. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Pengambilan data dilakukan dalam bentuk kuesioner checklist menggunakan Tools DOQ
IT dengan jumlah sampel 44 orang dengan kategori pemegang kebijakan dan petugas
rekam medis di 22 Puskesmas di Kota Cirebon. Hasil penelitian ini menurut kategori
kesiapan implementasi Rekam Medis Elektronik DOQ-IT menunjukkan pada penyelerasan
organisasi nilai rata-rata 27,61 dengan kategori sangat siap, kapasitas organisasi dengan
nilai rata-rata 36,64 dengan kategori cukup siap. Kesimpulan dari tingkat kesiapan
implementasi RME untuk Puskesmas di Kota Cirebon adalah Cukup Siap. Implementasi
Rekam Medis Elektronik di Puskesmas Kota Cirebon dapat dikategorikan cukup siap,
sehingga bisa dijadikan dasar dalam mengembangkan RME di Puskesmas dengan
memperbaiki aspek-aspek yang kurang.
Kata kunci: Rekam Medis Elektronik, DOQ-IT, Implementasi

ABSTRACT
The application of electronic medical records has developed rapidly in Indonesian health
facilities. This has also been stipulated in Permenkes No. 24 of 2022, that every health
service is required to use an Electronic Medical Record (RME). The successful
implementation of Electronic Medical Record (RME) is associated with the habits of RME
user officers and the management of an organization in active participation in the
implementation of RME which greatly influences the success or failure of RME adoption
in an organization. In line with this, the Cirebon City Health Center has used e-Puskesmas
as one of the information systems towards RME, but the implementation has not been
optimal. This study used a quantitative descriptive analysis. Data collection was carried
out in the form of a checklist questionnaire using DOQ IT Tools with a total sample of 44
people with the category of policy holders and medical record officers at 22 Community
Health Centers in Cirebon City. The results of this study according to the DOQ-IT
Electronic Medical Record implementation readiness category showed an average
organizational alignment score of 27.61 in the very ready category, organizational
capacity with an average score of 36.64 in the fairly prepared category. The conclusion
from the level of readiness for RME implementation for Community Health Centers in
Cirebon City is Fairly Ready. The implementation of Electronic Medical Records at the

192 e-ISSN: 2615-5516


Jurnal InformasiKesehatan Indonesia,
Vol. 9, No. 2, 2023: 192 - 201

Cirebon City Health Center can be categorized as quite ready, so that it can be used as a
basis for developing RME at the Health Center by improving aspects that are lacking.
Keywords: Electronic Medical Record, DOQ-IT, Implementation

PENDAHULUAN pelayanan kesehatan dapat terlihat dari maraknya


Teknologi informasi di bidang kesehatan
pengembangan dan implementasi RME. Hal ini
berkembang pesat dalam berbagai aspek, salah
dikarenakan faktor keterlambatan dokumen rekam
satunya tentang rekam medis elektronik. Tujuan
medis membuat pelayanan kepada pasien menjadi
utama dari perubahan penggunaan dari manual ke
lama, pelayanan resep lama, dan rekam medis
elektronik adalah untuk meningkatkan kualitas
tidak bisa dipakai secara bersamaan. Dengan
layanan dengan berbagi informasi antara penyedia
adanya teknologi informasi, salah satunya dengan
layanan Kesehatan, meningkatkan dokumentasi
menerapkan rekam medis elektronik, dapat
perawatan pasien dan menghemat biaya. Rekam
menawarkan banyak keunggulan dibandingkan
Kesehatan Elektronik secara luas juga mengurangi
dengan penggunaan kertas dalam hal
biaya, meningkatkan produktivitas dan dapat
penyimpanan dan pengambilan data pasien.
menjadi pengambilan keputusan tepat waktu.
Kota Cirebon merupakan kota yang tengah
Pengelolaan data secara elektronik sangat
bertumbuh serta memiliki kemampuan
memungkinkan di era perkembangan teknologi
kompleksitas yang besar. Tantangan terhadap
informasi yang terjadi saat ini. Teknologi dan
perkembangan kota terkait teknologi akan sangat
informasi yang semakin berkembang dengan baik
bergantung pada kemampuan Kota dalam
akan membawa dampak positif bagi kemajuan
membuat inovasi berbasis digital. Untuk
dibidang penyimpanan berkas atau arsip berkas.
menuntaskan tantangan tersebut, dibutuhkan
RME mulai banyak dikembangkan di
strategi serta pendekatan yang komprehensif,
Indonesia. Rekam medis elektronik diperlukan
inklusif, efisien serta efektif. Pembangunan
untuk layanan berkualitas dan akses informasi
berbasis Kota Pintar (Smart City) sudah jadi tren
pasien yang tepat waktu, lengkap dan
pembangunan kota ataupun wilayah di dunia serta
akurat(Jahanbakhsh et al., 2011). Beberapa
jadi keniscayaan yang wajib diadaptasi wilayah
keuntungan pada implementasi RME diantaranya
ataupun kota serta kabupaten di Indonesia.
pada pengelolaan manajemen data, akses data
Konsep Smart City merupakan konsep yang
yang akurat dan legabilitas(Gemala, 2016).
memiliki ruang inovasi yang luas dan dinamis
Penggunaan RME dapat mengirimkan data
untuk menuntaskan bermacam kendala yang
dengan cepat dan mempermudah untuk
dialami oleh pemerintah, warga, pelakon bisnis,
menemukan kembali data yang hilang sehingga
dunia pembelajaran serta bermacam pemangku
sangat efisien penggunaannya(Jahanbakhsh et al.,
kepentingan lain. Puskesmas selaku salah satu
2011). Dukungan penggunaan RME pada fasilitas
sarana pelayanan kesehatan yang menyediakan

e-ISSN: 2615-5516 193


Jurnal InformasiKesehatan Indonesia,
Vol. 9, No. 2, 2023: 192 - 201

upaya kesehatan primer jadi salah satu tolak ukur Cirebon Tahun 2021”. Sehingga bisa dilihat pada
dalam pelaksanaan sesuatu kebijakan rekam tingkat mana Puskesmas berada pada kesiapan
kedokteran elektronik dalam penyelenggaraan implementasi RME ini dan kekurangannya dalam
Rekam Kedokteran Elektronik (RME). segi apa sebelum lebih lanjut mengembangkan
Implementasi rekam medis elektronik yang sistem yang lebih besar.
digunakan di Puskesmas seharusnya sejalan METODE PENELITIAN
dengan kebutuhan dan kesiapan penggunanya Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
sehingga aplikasi yang diterapkan bisa benar- deskriptif untuk mengukur tingkat kesiapan
benar mendukung hasil kinerja pegawai serta penerapan rekam medis elektronik. Jumlah
dijadikan sebagai salah satu alat pengambil Puskesmas di Kota Cirebon 22 Puskesmas.
keputusan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, Sampel pada penelitian ini menggunakan total
Puskesmas yang ada di Kota Cirebon sudah populasi yaitu 22 Puskesmas di Kota Cirebon.
menggunakan aplikasi e-Puskesmas sebagai Jumlah orang di tiap Puskesmas diambil
implementasi dari rekam medis elektronik, akan berdasarkan purposive sampling yaitu sampel
tetapi penggunaan dan pelaksanaannya masih yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu
kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai (Sugiyono, 2018) hal ini berdasarkan kebutuhan
faktor salah satunya user, manajemen dan budaya responden yang satu diambil dari petugas
kerja. Menurut teori DOQ-IT yang dikeluarkan pengolah data sebagai user rekam medis
oleh IBM, bahwa sebuah organisasi sebelum elektronik dan satu lagi diambil dari pihak
mengimplementasikan sebuah sistem akan lebih manajemen (Kepala TU atau Kepala Puskesmas).
baik diukur terlebih dahulu kesiapan penerimaan HASIL
Sehingga total PENELITIAN
populasi adalah 2 orang per
sistem. Dan pengukuran kesiapan penerimaan Puskesmas dengan jumlah Puskesmas sebanyak
sistem ini menggunakan tools DOQ-IT. Karena 22 yaitu 44 orang responden. Analisa data
dari hasil wawancara kendala yang dihadapi oleh dilakukan menggunakan analisis deskriptif
pengguna pada implementasi sistem salah satunya sehingga data dapat memberikan informasi secara
adalah kurangnya persiapan dan pemenuhan akurat.
kebutuhan baik dilihat dari segi Sumber Daya METODE PENELITIAN
Manusia (SDM), budaya kerja organisasi, tata a. Karakteristik Responden
kelola dan kepemimpinan serta infrastruktur yang
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia
ada di Puskesmas. Hal ini sejalan dengan Responden
No. Usia Frekuensi Persentase(%)
pengukuran tools DOQ-It yang mencakup itu
(tahun)
semua sehingga peneliti memilih penelitian ini 1. 22 – 15 34,1
27
dengan judul “Kesiapan Penerapan Rekam Medis 2. 28 – 5 11,4
Elektronik (RME) di Puskesmas Wilayah Kota 33

194 e-ISSN: 2615-5516


Jurnal InformasiKesehatan Indonesia,
Vol. 9, No. 2, 2023: 192 - 201

3. 34 – 3 6,8 aspek kapasitas organisasi. Berikut tabel yang


39
4. 40 – 10 22,7 menunjukkan hasil dari pengisian responden dan
45 total dari perolehan dua aspek tersebut.
5. 46 – 6 13,6
51 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian
6. 52 – 5 11,4
57 No. Variabel Penelitian Nilai Kategori
Jumlah 44 100,0 Rata-
rata
1. Penyelarasan 27,61 Sangat
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa usia Organisasi Siap
responden dalam hal ini petugas rekam medis dan 2. Kapasitas Organisasi 36,64 Cukup
Siap
pemegang kebijakan di Puskesmas paling banyak 3. Tingkat Kesiapan 64,25 Cukup
di rentang usia (22-27) tahun sebanyak 34,1% dan Implementasi RME Siap
urutan paling banyak selanjutnya pada rentang
Dari hasil pengisian kuesioner DOQ IT
usia (40-45)tahun. Dari data tersebut ini
menunjukkan bahwa pada aspek penyelarasan
membuktikan bahwa rentang usia petugas rekam
organisasi menunjukkan kategori sangat siap
medis dan tim manajemen masih pada usia
sedangkan kapasitas organisasi berada pada
produktif.
kategori cukup siap. Sehingga Ketika dijumlahkan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Pendidikan Responden kedua aspek tersebut menyatakan cukup siap. Hal
No. Pendidikan Freku Persentase( ini dapat disimpulkan bahwa Puskesmas di
ensi %)
1. Diploma (D3) 18 40,9 wilayah kerja Kota Cirebon berada pada kategori
2. Sarjana Terapan 18 40,9 cukup siap untuk mengadopsi rekam medis
(D4)/Sarjana
(S1) elektronik.
3. Magister 8 18,2
PEMBAHASAN
Jumlah 44 100
Pengukuran tingkat kesiapan menggunakan

Karakteristik petugas berdasarkan jenjang DOQ IT, bisa dilihat juga dari karakteristik

pendidikan di Puskesmas wilayah kerja Kota responden yang mengisi kuesioner. Persentase

Cirebon semuanya memiliki latar belakang terbanyak responden berada di usia produktif, ini

Pendidikan di perguruan tinggi, sebanyak 81,8% artinya penerapan RME pada Puskesmas bisa

memiliki jenjang Pendidikan D3 dan DIV/S1. lebih mudah dilakukan. Petugas yang memiliki

b. Tingkat Kesiapan Implementasi Rekam masa kerja yang lama akan memiliki komitmen

Medis Elektronik organisasionalnya lebih tinggi serta berusaha


untuk tetap bekerja di perusahaannya (Sutanto &
Tingkat kesiapan implementasi rekam
Ratna, 2015). Sehingga di usia tersebut petugas
medis elektronik menurut DOQ IT dilihat dari 2
sangat mampu menjalankan pekerjaan sesuai
aspek yaitu aspek penyelarasan organisasi dan
dengan tujuan organisasi dalam hal ini pada

e-ISSN: 2615-5516 195


Jurnal InformasiKesehatan Indonesia,
Vol. 9, No. 2, 2023: 192 - 201

implementasi Rekam Medis Elektronik. Beberapa Puskesmas perlu dikembangkan terutama terkait
penelitian telah mempertimbangkan kesiapan dengan Sumber Daya Manusia nya. Perlunya
sumber daya manusia pada penerimaan RME keterampilan dan keahlian yang mendukung
lebih penting untuk menilai tahap kesiapan implementasi RME. Karena keberhasilan
penerapan RME dan menyatakan bahwa implementasi RME akan sangat tergantung dari
pengguna memainkan peran kunci dalam respon pegawai terhadap RME.
merancang, menyiapkan dan menggunakan sistem Pada aspek penyelarasan organisasi,
(Mardani1 et al., 2012). kuesioner berisi tentang budaya kerja, kesiapan
Kemampuan dalam melakukan pekerjaan organisasi, kepemimpinan dan strategi dalam
terkait dengan tingkat pendidikan yang ditempuh. implementasi rekam medis elektronik yang sudah
Semakin tinggi pendidikan semakin banyak ilmu ada di Puskesmas wilayah kerja Kota Cirebon.
pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang Dari hasil kuesioner pada tabel didapatkan hasil
didapat. Hal ini sependapat dengan penelitian bahwa pada aspek penyelarasan organisasi
yang dilakukan (Aprilyanti, 2017) yaitu bahwa menunjukkan kategori sangat siap untuk
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan implementasi rekam medis elektronik di tempat
pekerjaan dapat dilihat dari pendidikannya. kerjanya. Hasil dari penelusuran data kuesioner,
Pengetahuan dan pengalaman seseorang dapat nilai paling rendah pada aspek pernyataan tentang
meningkat diiringi dengan tingkat pendidikan perencanaan pada implementasi RME secara
yang ditempuh. Sehingga Pendidikan dapat keseluruhan kurang, kemudian kurangnya
memperbaiki ketrampilan dan sikap karyawan dukungan dari pimpinan dan eksekutif dalam
dalam melaksanakan tugasnya(Arthur, kesiapan implementasi RME, baik berupa
2018)(Khasanah, 2021). Pendidikan yang tinggi pembuatan kebijakan, prosedur maupun reward
dapat merubah seseorang untuk memiliki dan punishment. Apabila dilihat dari aspek budaya
kemampuan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kerja, bahwa keberhasilan implementasi RME
yang lebih rumit dan dinamis (Faida & Ali, 2021). dikaitkan dengan kebiasaan petugas pengguna
Pada implementasi RME dibutuhkan karyawan RME maupun manajemen suatu organisasi dalam
yang memiliki keterampilan teknis untuk keikutsertaan aktif dalam pelaksanaan RME
mengekstraksi dan mengelola data serta sangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidak
keterampilan analitik untuk mengubah data nya adopsi RME dalam suatu organisasi.
menjadi ukuran kualitas yang dibutuhkan. Kesadaran petugas pengguna RME dan
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan manajemen akan pentingnya implementasi RME
tingkat pertama yang memiliki peran sangat besar dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas
dalam kemajuan pelayanan kesehatan berbasis dan mendukung sistem kerja yang lebih efektif
rekam medis elektronik. sumber daya yang ada di dan efisien. Keberhasilan pada implementasi

196 e-ISSN: 2615-5516


Jurnal InformasiKesehatan Indonesia,
Vol. 9, No. 2, 2023: 192 - 201

RME tidak hanya bergantung pada pengembangan sebaliknya penurunan kinerja akan sangat
sistem saja, akan tetapi sesuai dengan kebutuhan berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
pengguna. Untuk merubah budaya kerja kearah seorang manajer (Fitriyah, 2022).
implementasi RME diperlukan kebijakan, Kesiapan petugas dalam implementasi
prosedur dan protocol yang ditetapkan oleh pihak RME dapat dilihat dari hasil analisis pada aspek
manajemen organisasi sehingga pelaksanaan budaya kerja oganisasi menyatakan cukup siap.
RME bisa dilaksanakan secara paripurna. Tetapi masih terdapat sebagian petugas yang
Peran petugas pengguna dan dukungan kuat melaporkan belum siap, yaitu pada point
dari Pimpinan dalam desain dan implementasi ketidaktersediaan petunjuk melaksanakan RME
serta proses perencanaan dan anggaran yang sebesar 14% serta tidak terdapat pelibatan petugas
memadai yang sesuai jadwal akan menentukan dalam perencanaan RME sebesar 10%. Organisasi
kesuksesan pada proses implementasi RME. yang baik diantaranya adalah yang memiliki
Keberhasilan implementasi RME salah satu yang kebijakan baik dalam bentuk Pedoman, ataupun
paling penting terkait team leadership. Karena alur dalam tiap kegiatan yang prosedural dan
merupakan komite yang akan mengkomando pada dicoba oleh petugas paling utama dalam
proses pengembangan sistemnya. Pada melaksanakan RME. Salah satu strategi
pembentukan tim Rekam Medis Elektronik terdiri kepemimpinan pada penerapan RME juga
dari berbagai profesi yang terkait didalam sebuah melakukan tata kelola kepemimpinan yang baik
organisasi fasilitas pelayanan kesehatan. Petugas dan memiliki peraturan yang harus dipatuhi semua
yang terlibat pada proses pengembangan sistem pelaksana di organisasi. Himbauan melaksanakan
merupakan orang yang terpilih dan diberikan RME merupakan kebijakan dengan
tugas tambahan untuk menjadi Tim RME. Tim mensosialisasikan dan pendampingan berupa
tersebut harus memiliki Ketua yang bisa bimbingan pada pelaksana. Faktor yang terkait
memimpin senior majelis klinis dan tenaga klinis erat dengan kinerja pegawai pada implementasi
serta memiliki anggota yang inovatif dan rekam medis elektronik yaitu terkait reward dan
berkomitmen juga dapat menampung semua punishment, hal ini sangat memotivasi kinerja
pendapat dari berbagai penggunaan sistem (Faida pegawai dan akan menjadi lebih berkualitas dan
& Ali, 2021). Agar menghasilkan adopsi rekam bertanggungjawab terhadap apa yang sudah
medis elektronik secara optimal dan dimanfaatkan ditugaskan.(Febriani et al., 2016) penghargaan
secara menyeluruh, maka semua anggota pada kinerja karyawan bisa melalui insentif atau
organisasi harus berpartisipasi (Jimma & Enyew, bonus.
2022). Peningkatan kinerja pegawai merupakan Pada aspek kapasitas organisasi hasil
salah satu keberhasilan seorang manajer dalam analisis yang didapat menunjukkan cukup siap.
melaksanakan tugas kepemimpinannya begitupun Hal ini karena pada aspek kapasitas organisasi

e-ISSN: 2615-5516 197


Jurnal InformasiKesehatan Indonesia,
Vol. 9, No. 2, 2023: 192 - 201

meliputi pertanyaan tentang manajemen kepegawaian. Keahlian staf dalam mendukung


informasi, staf klinis dan administrasi, pelatihan, implementasi RME menjadi komponen berarti
proses alur kerja, akuntabilitas, keuangan dan dalam menunjang pengembangan RME. Sehingga
anggaran, keterlibatan pasien, manajemen dan perihal ini jadi tugas besar untuk Dinas Kesehatan
dukungan TI dan infrastruktur TI. Kesembilan Kota Cirebon pada perlunya pendampingan serta
faktor tadi yang menentukan kenapa pada aspek fasilitasi dan motivasi dalam upaya tingkatkan
ini berada pada kategori cukup siap. Hal ini bisa keinginan petugas mengimplmentasikan RME.
dilihat dari beberapa kategori pernyataan yang Strategi manajemen sangat berpengaruh
menyatakan sangat siap dalam implementasi pada adopsi RME, jika manajer mengadopsi lebih
RME. Hasil penelusuran data kuesioner, nilai banyak sistem IT dengan EMR maka
paling rendah untuk aspek ini pada hampir semua memungkinkan keberhasilan dalam adopsi RME
pernyataan. Bersumber pada hasil analisis tentang (Lee et al., 2013). Manajer layaknya memiliki
kesiapan petugas menyatakan sudah menampilkan kemampuan dalam mendorong dan memotivasi
kesiapannya. Hanya ada sebagian petugas yang bawahannya dalam meningkatkan produktifitas
menyatakan belum siap dan tidak mau kinerja yang lebih efisien pada adopsi RME. Hasil
melaksanakan RME. Perlunya perencanaan yang analisis melaporkan kalau sebagian besar petugas
matang pada implementasi RME serta membuat sudah menampilkan kesiapan dalam implementasi
pemetaan kinerja pegawai sesuai tugas, pokok dan RME, perihal ini dapat dilihat dari instrument
fungsinya, sehingga pada saat adopsi RME mulai aspek budaya kerja organisasi yang nilainya
diberlakukan pegawai sudah cukup siap menampilkan kesiapan terhadap RME. Tetapi
melaksanakan tugas dengan inovasi baru RME. masih terdapat sebagian petugas yang melaporkan
Salah satu hal yang perlu dipersiapkan pada belum siap, antara lain 14% melaporkan belum
penerapan RME diantaranya, pengadaan pelatihan terdapat arahan pengelolaan rekam kedokteran
secara berjenjang, mulai dari tingkat manajer elektronik serta belum terdapat pejabat yang
sampai pengguna RME secara langsung. Hal ini dilibatkan dalam perencanaan rekam kedokteran
akan memudahkan petugas dalam mengadopsi elektronik. rekam kedokteran. 10%. Budaya kerja
RME. Sesuai dengan penelitian yang sudah organisasi yang baik merupakan dimana pimpinan
dilakukan oleh (Dendere et al., 2019) terdapat sanggup menggerakkan serta merumuskan
hasil penelitian yang menyatakan bahwa staf yang kebijakan berbentuk SOP (Standard Operating
dilibatkan pada penggunaan RME menghargai Procedure) serta prosedur, dalam tiap aktivitas
dan bertanggung jawab atas peran implementasi prosedural yang butuh dikenal serta dicoba oleh
RME dan membutuhkan pelatihan yang memadai. pejabat spesialnya dalam pengelolaan rekam
Perencanaan peningkatan kapasitas petugas dalam kedokteran elektronik Bersumber pada hasil
implementasi RME perlu diusulkan pada pihak analisis kesiapan RME dalam manajemen

198 e-ISSN: 2615-5516


Jurnal InformasiKesehatan Indonesia,
Vol. 9, No. 2, 2023: 192 - 201

kepemimpinan, diperoleh data kalau sebagian informasi semacam ini, dan program Teknologi
besar manajer siap mempraktikkan RME Tetapi, Informasi Mutu Kantor Dokter (DOQ-IT) CMS
masih banyak eksekutif yang berkata belum siap, yang baru-baru ini diluncurkan dimaksudkan
serta sebagian besar berkata belum terdapat untuk memberikan bantuan melalui organisasi
ketentuan buat pengoperasian 16% rekam peningkatan mutu (QIO) di banyak bidang ini. Hal
kedokteran elektronik. Manajemen kepemimpinan ini sangat penting untuk menilai efektivitas upaya
yang baik merupakan tentang mempunyai ini persiapan pada implementasi RME.
ketentuan serta manajer wajib mengikutinya. PENUTUP
Kesiapan implementasi RME di Puskesmas
Profesi pengelola rekam kedokteran elektronik
wilayah kerja Kota Cirebon menunjukkan pada
ialah salah satu wujud kebijakan yang bisa
kategori cukup siap, hal ini dikarenakan ada
disediakan serta disebarluaskan kepada pejabat
beberapa indikator di dalam aspek yang belum
dalam wujud penyadaran serta pembelajaran.
memenuhi seperti staf klinis dan administrasi,
Sebab sumber energi manusia( SDM) dikira
pelatihan, proses alur kerja, keterlibatan pasien,
mempunyai kemampuan yang kokoh buat
akuntabilitas, keuangan dan anggaran serta
tingkatkan mutu, kontinuitas, keamanan serta
dukungan manajemen IT dan infrastruktur IT. Hal
efisiensi pelayanan kesehatan dalam penerapan
ini menunjukkan masih harus ada penataan
RME secara totalitas (Jimma & Enyew, 2022).
kembali di setiap item aspek yang akan
Dari hasil total kesiapan di dua aspek
mendukung terlaksananya rekam medis elektronik
menyatakan bahwa total skor 64,25 yang masuk
di Puskesmas sehingga pelaksanaan RME bisa
pada kategori cukup siap. Hal ini menunjukkan
lebih optimal.
bahwa level kesiapan puskesmas di wilayah kota
Cirebon berada pada kategori cukup siap pada DAFTAR PUSTAKA
Aprilyanti, S. (2017). Pengaruh Usia dan Masa
implementasi rekam medis elektronik.
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja (Studi
Penggunaan teknologi informasi (TI) sangat
Kasus: PT. OASIS Water International
penting untuk penyediaan perawatan berkualitas
Cabang Palembang). Jurnal Sistem Dan
tinggi di bidang perawatan kesehatan yang
Manajemen Industri, 1(2), 68.
semakin kompleks. Pembeli perawatan, termasuk
https://doi.org/10.30656/jsmi.v1i2.413
beberapa perusahaan besar dan Centers for
Medicare and Medicaid Services (CMS),
Arthur, R. (2018). Evaluasi Program Diklat Karya
mempromosikan adopsi EHR dan sedang
Tulis Ilmiah Untuk Widyaiswara
mempertimbangkan program untuk membantu
Pusbangtendik Kemdikbud. Jurnal
membiayai biaya atau memberikan insentif
Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan ISSN
keuangan kepada mereka yang menerapkan EHR.
1410-4725 (Print) ISSN 2338-6061 (Online),
Beberapa organisasi profesional menyediakan

e-ISSN: 2615-5516 199


Jurnal InformasiKesehatan Indonesia,
Vol. 9, No. 2, 2023: 192 - 201

22(1), 35–48. Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan


Kesehatan (Revisi 3). UI PRESS.
Dendere, R., Slade, C., Burton-Jones, A., Sullivan, Jahanbakhsh, M., Tavakoli, N., & Mokhtari, H.
C., Staib, A., & Janda, M. (2019). Patient (2011). Challenges of EHR implementation
portals facilitating engagement with and related guidelines in Isfahan. Procedia
inpatient electronic medical records:A Computer Science, 3(September 2015),
systematic review. Journal of Medical 1199–1204.
Internet Research, 21(4), 1–13. https://doi.org/10.1016/j.procs.2010.12.194
https://doi.org/10.2196/12779
Jimma, B. L., & Enyew, D. B. (2022). Barriers to
Faida, E. W., & Ali, A. (2021). Analisis Kesiapan the acceptance of electronic medical records
Implementasi Rekam Medis Elektronik from the perspective of physicians and
dengan Pendekatan DOQ-IT (Doctor’s nurses:A scoping review. Informatics in
Office Quality-Information Technology). Medicine Unlocked, 31.
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan https://doi.org/10.1016/j.imu.2022.100991
Indonesia (JMIKI), 9(1), 67.
Khasanah, L. (2021). Evaluasi Pelatihan
Febriani, R. R. Y. R., Dharminto, & Dharmawan, Peningkatan Kompetensi Petugas Rekam
Y. (2016). Hubungan Reward & Punishment Medis di Puskesmas Cangkol Lina
Dan Pengawasan Kinerja Dengan Kualitas Khasanah. Jurnal Penelitian Kesehatan
Data Sensus Harian Rawat Inap Oleh Suara Forikes, 12, 511–515. http://forikes-
Perawat Di Rs Mardi Rahayu Kudus. Jurnal ejournal.com/index.php/SF/article/view/sf1
Kesehatan Masyarakat (Undip), 4(1), 83– 2429/12429
91.
Lee, J., Kuo, Y. F., & Goodwin, J. S. (2013). The
Fitriyah, Y. (2022). Analisis Tingkat Kesiapan effect of electronic medical record adoption
implmentasi Tanda Tangan Digital Untuk on outcomes in US hospitals. BMC Health
Autentikasi Dokumen Rekam Medis Services Research, 13(1).
ELektronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD https://doi.org/10.1186/1472-6963-13-39
Kota Yogyakarta. Journal of Information
Systems for Public Health, 7(2), 53. Mardani1, H., Jelvay2, S., Shokrpour3, N., &
https://doi.org/10.22146/jisph.73666 Sharifian4, R. (2012). Assessment of the
Readiness of the Hospitals Affiliated to
Gemala, H. (2016). Pedoman Manajemen Shiraz University of Medical Sciences for

200 e-ISSN: 2615-5516


Jurnal InformasiKesehatan Indonesia,
Vol. 9, No. 2, 2023: 192 - 201

Implementation of Electronic Health Record


Based on the California Academy of Family
Physicians Tool: A case study in Iran.
353900(5865), 45–52.
https://doi.org/10.30476/JHMI.2022.94368.
1117.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Sutanto, E. M., & Ratna, A. (2015). Pengaruh


Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja
Karyawan Berdasarkan Karakteristik
Individual. Bisma Jurnal Bisnis Dan
Manajemen, 9(1), 56–70.

e-ISSN: 2615-5516 201

Anda mungkin juga menyukai