Terbaru
Terbaru
Disusun Oleh :
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui,
NRK : 2018110120089
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................2
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................3
D. Manfaat..................................................................................................3
iv
G. Evaluasi................................................................................................20
H. SOAP....................................................................................................22
BAB IV PENUTUP..............................................................................................27
A. Kesimpulan..........................................................................................27
B. Saran.....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
v
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul “Pemasangan Oksigen Terhadap Tn. P Dengan Diagnose Efusi Pleura
Diruangan Kenanga 6 Rumah Sakit Surya Insani “ Melalui laporan kasus ini, kita
akan menjelajahi asuhan kebidanan dalam pemasangan oksigen Terhadap Tn. P Dengan
Diagnose Efusi Pleura
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Dapat mengetahui defenisi efusi pleura
2. Dapat mengetahui Prosedur tindakan pemasangan oksigen sesuai SOP
3. Dapat mengetahui bagaimana tindakan keterampilan dasar pemasangan oksigen
pada Tn. P dengan diagnose efusi pleura
1.4 MANFAAT
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Efusi pleura adalah kondisi di mana cairan mengumpul di dalam rongga pleura
yang terletak antara permukaan parietal dan visceral. Meskipun efusi pleura dapat
terjadi sebagai suatu penyakit primer yang jarang, lebih sering terjadi sebagai akibat
dari penyakit lain (Brunner & Suddarth, 2001) Efusi pleura terjadi ketika cairan
mengumpul di dalam rongga pleura. Pada keadaan normal, cairan ini secara terus-
menerus diproduksi oleh kapiler yang melapisi pleura parietalis dan kemudian diserap
kembali oleh kapiler dan sistem limfatik yang melapisi permukaan paru-paru
(Anggarsari et al., 2018).
Penegakkan dini diagnosis dari pleuritis TB sangat penting untuk kondisi klinis
pasien yang lebih baik. Prognosis pasien lebih buruk jika pengobatan pasien ditunda
dalam jangka waktu lebih dari 2 minggu setelah kunjungan pertama ke rumah sakit.
Proses diagnostik memerlukan waktu yang lama merupakan penyebab utama penundaan
pemberian obat anti tuberkulosis (OAT).
4
Anatomi Efusi Pleura dan Pleura
Menurut jenis cairan yang dihasilkan, efusi pleura di bagi menjadi dua, yaitu:
5
c. Efusi pleura hemoragik
Cairan hemoragik (darah) dapat terjadi akibat adanya trauma dada, sehingga
darah terakumulasi pada rongga pleura (Umara A. F., et al., 2021)
C. Faktor Resik
Efusi pleura adalah gejala yang timbul akibat adanya penyakit lain. Oleh
karena itu, faktor risiko efusi pleura terkait dengan penyakit yang
mendasarinya. Umumnya efusi pleura umumnya menyerang orang dewasa
daripada anak-anak (Ketut & Brigitta, 2021).
D. Etiologi
Efusi pleura dapat terjadi karena berbagai kondisi, misalnya gangguan
dalam penyerapan kembali cairan pleura (akibat tumor) atau meningkatnya
produksi cairan pleura (disebabkan infeksi pada pleura).
E. Manifestasi Klinis
Menurut Padila (2018), tanda dan gejala pada penyakit efusi pleura meliputi:
a. Ketika terjadi penumpukan cairan yang cukup banyak, akan
menyebabkan rasa sakit akibat gesekan di dalam pleura. Namun,
setelah cairan mencapai jumlah yang signifikan, rasa sakit biasanya
berkurang. Jika jumlah cairan sangat banyak, penderita mungkin
dapat terkena sesak napas.
b. Gejala yang muncul akibat penyakit yang menyebabkan efusi pleura
dapat
mencakup demam, menggigil, nyeri dada yang disebabkan oleh
pleuritis (pneumonia), demam yang tinggi (seperti pada infeksi
kokus), demam yang ringan (seperti pada tuberkulosis), keringat
berlebih, batuk, dan pernapasan yang cepat.
c. Apabila ada akumulasi cairan pleura yang berlebihan, dapat
menyebabkan deviasi trakea menjauh dari daerah yang terkena dan
beralih ke arah lain.
d. Pemeriksaan fisik pada posisi berbaring atau duduk cenderung
menghasilkan temuan yang berbeda karena pergerakan cairan.
e. Terdapat segitiga Garland, yakni area di atas garis Ellis-Damoiseau
yang ketika dipukul menghasilkan suara redup. Terdapat juga
segitiga Grocco-Rochfus, yaitu daerah di mana cairan menyebabkan
6
mediastinum bergeser ke sisi yang lain, dan saat didengarkan dengan
stetoskop, suara vesikuler terdengar melemah dengan adanya ronki.
F. Patofisiologi
Rongga pleura dibatasi oleh pleura parietal dan pleura viseral. Pada
keadaan normal, sejumlah kecil (0,01 ml/kg/jam) cairan secara konstan
memasuki rongga pleura dari kapiler di pleural parietal. Hampir semua cairan
ini dikeluarkan oleh limfatik pada pleural parietal yang mempunyai kapasitas
pengeluaran sedikitnya 0,2 ml/kg/jam. Cairan pleura terakumulasi saat
kecepatan pembentukan cairan pleura melebihi kecepatan absorbsinya
(Khairani, Syahruddin, &Partakusuma,2012).
Normalnya hanya terdapat 10-20 ml cairan dalam rongga pleura. Jumlah
cairan di rongga pleura tetap, karena adanya tekanan hidronasti pleura
parietalis. Akumulasi cairan pleura biasanya terjadi akibat peningkatan
pembentukan cairan pleura atau penurunan penyerapan cairan pleura, dapat
juga terjadi akibat gabungan dari keduanya. Peningkatan pembentukan cairan
pleura merupakan hasil peningkatan hidronasti (dapat terjadi pada gagal
jantung kongestif), penurunan tekanan osmotic koloid ( yang terjadi pada
sirosis, sindrom nefrotik), penekanan cairan oleh dinding diafragma ( yang
terjadi pada sirosis asites) atau pengurangan tekanan ruang pleura (pada
keadaan atelektesis paru) (Umara A. F., et al., 2021).
7
pemasangan oksigen yangdiberikan pada pasien untuk mengatasi
masalah
8
pernapasan. Misalnya pada penderita Asma, Bronkopneumonia, pasien
tidak sadar, pasien penyakit jantung,dll. Oksigenasi adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) kedalam
tubuh serta menghembuskan karbon dioksida (CO2) sebagaihasil sisa
oksidasi.
Pemberian Oksigen adalah salah satu tindakan untuk
meningkatkantekanan parsial oksigen pada inspirasi yang dapat
dilakukan dengan menggunakan nasal kanul, simple mask, RBM mask
dan NRBM mask
9
6. syok hemoragik,
7. sepsis,
8. trauma mayor,
9. henti jantung.
10. anafilaksis,
11. keracunan karbon monoksida,
12. keracunan sianida,
13. dan transfusion-related acut lung injury (TRALI).
14. asthma,
15. bronkitis,
16. gagal jantung akut,
17. emboli paru
10
a. Simple face mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen
40-60% dengan kecepatan aliran 5-8 liter/menit.
Gambar 2.6 Pasien dengan face tent Gambar 2.7 Non rebreathing mask
Sumber Sentral Alkes,2019 Sumber Sentral Alkes,2019
12
f. Prosedur Tindakan
A. Persiapan Alat
1. Tabung Oksigen dengan/flow meter
2. Humidivier menggunakan cairan steril, airdistilisasi atau air kran
yang dimasak sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit.
3. Kanula nasal dan selang
4. Plaster
B. Persiapan Pasien
1. Pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan diberikan
2. Posisi yang aman dan nyaman Persiapan mahasiswa
3. Melakukan tindakan dengan sistematis
4. Komunikatif dengan klien
5. Percaya diri
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan klarifikasi intruksi terapi
2. Siapkan pasien dan keluarga
a. Bantu pasien memperoleh posisi semi-flower jika
memungkinkan. Posisi ini memudahkan ekspansi dada
sehingga pasien lebih mudah bernapas.
b. Jelaskan bahwa oksigen akan mengurangi
ketidaknyamanan akibat dispnea dan tidak menimbulkan
bahaya jika petunjuk keamanan diperhatikan. Informasikan
kepada pasien dan keluarga tentang petunjuk keamanan
yang berhubungan dengan penggunaan oksigen.
3. Siapkan peralatan oksigen dan humidifier.
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil / respon klien
2. Dokumentasikan hasilnya
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5. Cuci tangan
14
BAB III
LAPORAN
KASUS
3.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SMA
Alamat : Kota Tengah Rt 003 Rw 010, Kota Tengah, Kepenuhan, Rokan
Hulu
Status : Menikah
Bahasa : Indonesia
No RM 092383
Ruangan : Kenangan 6
Riwayat Keluhan
1. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri dibagian dada kanan disertai dengan
batuk lebih kurang 3 minggu, lemas dan sesak nafas.
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama: Sesak Nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang: pasien datang dengan keluhan sesak nafas
sejak 2 mingu ini, dirasakan memberat, disertai batuk dan jika malam
hari batuk semakin parah
3. Riwayat Penyakit Terdahulu: tidak ada
4. Riwayat penyakit keluarga: tidak ada
5. Riwayat alergi : tidak ada
6. Riwayat penggunaan obat-obatan: tidak ada
7. Riwayat transfuse darah: tidak ada
8. Riwayat pembedahan: tidak ada
9. Riwayat di rawat di RS: tidak pernah
10. Riwayat Merokok: tidak ada
11. Riwayat minuman keras/alcohol: tidak ada
12. Riwayat olahraga: tidak ada
15
Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1) Kebutuhan Nutrisi Kebiasaan :
a) Menu makan nasi dan lauk pauk
b) Frekuensi 3 x sehari
c) Nafsu baik
d) Kebutuhan minum 6-7 gelas/hari
2) Kebutuhan Eliminasi Kebiasaan :
a) Frekuensi BAK 5x sehari
b) Warna kuning
c) Frenkuensi BAB 1x sehari
d) Konsistensi lunak
3) Kebutuhan Istirahat :
Klien dapat tidur per hari selama 7 jam apabila tidak nyeri.
Riwayat Terapi
a) Oksigen NC 2-3LPM K.P
b) Infus RL 20 TPM
c) Inj. Omeprazole 1A Ekstra
d) Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
e) Inj. Ranitidine 2x1 amp
f) Prednison 3x2 tab
k) Mata :
Pupil : Normal
Kelopak Mata: Normal
Konjungtiva: Normal
Skelera : Normal
l) Hidung:
Polip : Tidak Ada
Kebersihan : Bersih
Tampak napas cuping hidung
m) mulut : lembab
Mukosa mulut: Lembab
Gigi dan mulut : Normal
o) Leher:
Kel Tyroid: Tidak ada
Kel Limphe : Tidak ada
p) Dada :
foto rotgen terlampir
Pergerakan dada tidak normal
q) Perut : Normal
Tidak ada oedema
3. Pemeriksaan Penunjang:
a) Radiologi:Terlampir
Kesan
- Efusi pleura dextra
- Pneumonia dextra disertai kavitas mengarah gambar
tb pulmo
18
- Besar cor tak valid dinilai
Kesan
- Efusi pleura dextra
- Pneumonia dextra disertai kavitas mengarah gambar
tb pulmo
- Besar cor tak valid dinilai
Laborat:
- Hemoglobin 12,6 gr/dl
- Leukosit 7.220 sel/mm3
- Trombosit 407.000 sel/mm3
- Hematokrit 36,6%
- GDS 121mg/dl
Status lokalis
22
1. Tn. P sudah memahami kondisi dalam tubuhnya dan sudah melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital Tn. P Normal.
2. Tn. P sudah melakukan mobilisasi secara bertahap guna
membantu keluhan sesak nafasnya
3. Tn. P Sudah terpasang oksigen Ketika merasa sesak.
4. Tn. P sudah terpasang infus cairan RL 20 liter per menit.
5. MengIdentfikasi skala,durasi,frekuensi,karakteristik dan kualitas
nyeri telah dilakukan
6. Mengidentifikasi faktor yang memberat dan mengurangi nyeri
pada Tn. P sudah dilakukan
7. Pihak tenaga medis sudah Berkolaborasi dalam pemberian terapi dan
analgetic
8. Tn. P sudah melakukan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri (misalnya : relaksasi nafas dalam,terapi
music,trapi distraksi,kompres hangat,akupuntur)
9. Tn.p Memahami dan melakukan batuk efektif
10. Tn. P sudah memahmi cara efektif monitor pola nafas
(frekuensi,kedalaman bernafas)
11. Tn.p sudah memahi mengeni pembatasan kotak dengan orang lain.
12. Tn. P sudah melakukan Manajemen Lingkungan yang dapat
menciptakan rasa nyaman (misalnya: Cahaya yang cukup, suhu
ruangan,hindari kebisingan)
13. Tn. P memahami dan melakukan instruksi untuk minum air hangat
14. Tn. P sudah memahami dan melakukan instruksi pemenuhan
gizi.
15. Tn. P sudah melepaskan semua perhiasan.
16. Tn. P sudah istirahat yang cukup dan keadaanya mulai membaik.
17.
18. Tn. P sudah melakukan penyedotan efusi pleura ,didapatkan
cairan pleura sebanyak 300 cc
23
PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL TERHADAP TN. P
DENGAN DIAGNOSA EFUSI PLEURA DI RUANGAN KENANGA 6
RUMAH SAKIT SURYA INSASI
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SMA
Alamat : Kota Tengah Rt 003 Rw 010, Kota Tengah, Kepenuhan, Rokan
Hulu
Status : Menikah
Bahasa : Indonesia
No RM 092383
Ruangan : Kenangan 6
(SOAP)
Hari/ DS DO A P
Tanggal
Pengkajian
24
3. Identfikasi skala, durasi,
frekuensi,karakteristik dan
kualitas nyeri
4. Monitor pola nafas
( frekuensi,kedalaman
bernafas)
5. Memposisikan pasien semi
fowler atau fowler
6. Monitor suara nafas dan pola
nafas.
7. Anjurkan untuk minum
hangat
8. Ajarkan batuk efektif
26
27
KESADARAN:
Compos Mentis
29
30
BAB IV
PENUTUP
G. Kesimpulan
H. Saran
Diharapkan dari makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau
tambahan untuk perkembangan dan penyempurnaan yang sudah ada. Diharapkan
dapat menyediakan lebih banyak literatur dengan tahun terbaru dalam menyusun
karya ilmiah. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi petugas dan
klien sehingga tercapai asuhan kebidanan dengan diagnose efusi pleura .
31
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, Hood dan H. Abdul Mukty. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru.
Surabaya: Airlangga University Press
Bahar, Asril. 2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.Ed. 3. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI
Black & Hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Buku 1-3. Jakarta:
EGC
32