Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP 9 Surakarta tahun ajaran 2014/2015

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan – kegiatan permohonan
pembimbing, survey, pengajuan proposal penelitian, pembuatan
permohonan ijin penelitian di SMP 9 Surakarta. Ini dilakukan selama
bulan Januari 2015.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan pengambilan data. Ini
dilakukan selama bulan Januari 2015.
c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Pada tahap ini penulis melakukan penyusunan laporan dan konsultasi
dengan pembimbing. Ini dilakukan selama bulan Februari – Mei
2015

B. Bentuk dan Strategi Penelitian


Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, maka bentuk
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Ruseffendi (1994: 174),
“Penelitian kualitaif adalah suatu penelitian dimana kita akan mengejar lebih jauh
dan dalam, tetapi kita belum bisa memperkirakan apa yang sebenarnya terjadi
(banyak kemungkinan)”. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (dalam Lexy J.
Moleong, 2001: 3), “Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang –
orang dan perilaku yang dapat diamati”.

24
25

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki


karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau
sebagaimana adanya, dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol – simbol atau
bilangan (Hadari Nawawi & Mimi Martini, 2005: 174).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Kajian metode ini mencakup penelitian melalui pengamatan
(observasi), studi dokumenter, penggunaan wawancara dan angket (Sukmadinata,
2011). Jadi pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi,
tes dan wawancara. Data yang diperoleh akan dideskripsikan atau diuraikan yang
kemudian dianalisis setelah melalui proses validasi data.

C. Sumber Data
Menurut Lofland dalam Lexy J Moleong (2001: 157), ”Sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata – kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen”.
Sumber data pada penelitian ini adalah subjek penelitian yakni siswa kelas
IX-A dan IX-D SMP Negeri 9 Surakarta yang dipilih berdasarkan Tipe
Kepribadian siswa. Sedangkan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
pekerjaan siswa pada wawancara berbasis tugas

D. Penentuan Subjek Penelitian


Pada penelitian ini dalam menentukan subjek penelitian tidak dipilih
secara acak, tetapi pemilihan sampel bertujuan (purposive sample). Tujuannya
bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan – perbedaan yang nantinya
dikembangkan dalam generalisasi. Tujuannya untuk memperoleh kedalaman studi
dalam konteksnya. Selain itu, juga untuk menggali informasi yang menjadi dasar
dari rancangan dan teori yang muncul. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif
tidak ada sampel acak, tetapi sampel sampel bertujuan (purposive sampel) (Lexy.
J. Moleong, 2001: 165)
Salah satu ciri purposive sample adalah seleksi sampel menuju
kejenuhan informasi (Noeng Muhadjir, 2000: 167), artinya apabila dengan
sampel yang telah diambil masih ada informasi yang diperlukan maka diambil
26

sampel lagi, sebaliknya jika dengan menambah sampel diperoleh informasi yang
sama berarti sampel cukup karena informasinya cukup.
Pada penelitan ini, subjek penelitian dipilih berdasarkan kriteria Tipe
Kepribadian serta kemampuan komunikasi siswa. Beberapa teknik yang
digunakan dalam pemilihan subjek penelitian dijelaskan sebagai berikut:
1. Penelaahan Kemampuan Berkomunikasi
Subjek penelitian harus mampu berkomunikasi dengan baik karena
penelitian ini menggunakan wawancara untuk menggali informasi terkait
proses berpikir siswa. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
mengkomunikasikan pemikirannya, peneliti bertanya kepada guru.
2. Angket Tipe Kepribadian
Penelitian ini bertujuan mengetahui proses berpikir kreatif siswa
dalam memecahkan masalah open-ended berdasarkan tipe kepribadian. Oleh
karena itu, pemilihan subjek penelitian haruslah memperhatikan tipe
kepribadian subjek tersebut. Dalam penelitian ini angket Tipe Kepribadian
digunakan untuk menggolongkan siswa berdasarkan tipe kepribadiannya. Dari
hasil pengerjaan angket tersebut akan diperoleh kelompok-kelompok siswa
dengan tipe kepribadian guardian, artisan, rational dan idealis.
Untuk menentukan tipe kepribadian dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Subjek penelitian mengisi semua instrumen penggolongan tipe kepribadian
yang terdiri dari 70 pertanyaan dimana masing-masing pertanyaan berisi
alternatif jawaban a atau b.
b. Jawaban a dan b pada pertanyaan nomor 1, 8, 15, 22, . . ., 64 dijumlahkan.
Jika jawaban a lebih banyak daripada jawaban b, berarti subjek penelitian
bersifat extrovert(E), sedangkan jika jawaban b lebih banyak, berarti subjek
penelitian bersifat introvert(I).
c. Jawaban a dan b pada pertanyaan nomor 2, 9, 16, . . ., 65 dan 3, 10, 17, . . .,
66 dijumlahkan. Jika jawaban a lebih banyak daripada jawaban b, berarti
subjek penelitian bersifat sensing(S), sedangkan jika jawaban b lebih
banyak, berarti subjek penelitian bersifat intuitif(N).
27

d. Jawaban a dan b pada pertanyaan nomor 4, 11, 18, . . ., 67 dan 5, 12, 19, . . ,
68 dijumlahkan. Jika jawaban a lebih banyak daripada jawaban b, berarti
subjek penelitian bersifat thinking(T), sedangkan jika jawaban b lebih
banyak, berarti subjek penelitian bersifat feeling(F).
e. Jawaban a dan b pada pertanyaan nomor 6, 13, 20, . . , 69 dan 7, 14, 21, . . .,
70 dijumlahkan. Jika jawaban a lebih banyak daripada jawaban b, berarti
subjek penelitian bersifat judging(J), sedangkan jika jawaban b lebih
banyak, berarti subjek penelitian bersifat perceiving(P).
f. Subjek penelitian dikatakan mempunyai tipe kepribadian artisan jika
bersifat sensing(S) dan perceiving(P), guardian jika bersifat sensing(S) dan
judging(J), idealist jika bersifat intuitif(N) dan feeling(F) dan rational jika
bersifat intuitif(N) dan thinking(T).

E. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara berbasis tugas.
Lexy J. Moleong (1999:135) mengatakan bahwa ‘Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu’. Pada
penelitian ini yang bertindak sebagai interviewee adalah siswa. Siswa
diwawancarai untuk menggali informasi tentang profil tingkat berpikir kreatif
matematis siswa dalam mngerjakan soal open-ended.
Untuk mendapatkan data mengenai tingkat berpikir kreatif siswa dalam
menyelesaikan masalah open-ended dilakukan metode wawancara berbasis tugas.
Wawancara berbasis tugas dipilih karena memungkinkan peneliti memperoleh
kekayaan data. Pada saat wawancara peneliti memberikan tugas pemecahan
masalah pada subjek. Setelah itu peneliti meminta subjek untuk mengerjakan
tugas pemecahan masalah tersebut sambil mengkomunikasikan apa yang ada
dalam pikirannya dan menanyakan beberapa hal terkait untuk mengungkap proses
berpikir kreatif siswa tersebut. Untuk keperluan triangulasi waktu, wawancara
berbasis tugas akan dilakukan dua kali untuk setiap subjek penelitian.
28

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dimaksudkan sebagai alat mengumpulkan data.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen utama. Ia
sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir
data dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya.
Lexy J. Moleong (1999:121) mengungkapkan beberapa hal yang
merupakan ciri umum peneliti sebagai instrumen, yaitu :
1. Responsif
Manusia sebagai instrumen responsif tehadap lingkungan dan terhadap pribadi-
pribadi yang menciptakan lingkungan. Sebagai manusia ia bersifat interaktif
terhadap orang dan lingkungannya.
2. Dapat menyesuaikan diri
Manusia sebagai instrumen hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri pada
keadaan dan situasi pengumpulan data.
3. Menekankan keutuhan
Manusia sebagi instrumen memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya dan
memandang dunia ini sebagai suatu keutuhan, jadi sebagai konteks yang
berkesinambungan dimana mereka memandang dirinya sendiri dan
kehidupannya sebagai sesuatu yang riil, benar dan mempunyai arti.
4. Mendasarkan diri atas pengetahuan
Sewaktu peneliti melakukan fungsinya sebagai pengumpul data dengan
menggunakan berbagai metode, tentu saja ia sudah dibekali dengan
pengetahuan dan mungkin latihan-latihan yang diperlukan.
5. Memproses data secepatnya
Kemampuan lain yang ada pada manusia sebagai instrumen ialah memproses
data secepatnya setelah diperolehnya, menyusunnya kembali, mengubah arah
inkuiri atas dasar penemuannya, merumuskan hipotesis sewaktu berada di
lapangan, dan mengetes hipotesis itu pada respondennya.
6. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan
Manusia sebagai instrumen memiliki kemampuan lainnya, yaitu kemampuan
untuk menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami oleh subjek atau responden.
29

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen utama juga dibantu


dengan instrumen pendukung yaitu :
1. Angket Tipe Kepribadian
Instrumen ini bertujuan untuk memperoleh data tipe kepribadian siswa
menurut Keirsey. Instrumen ini diambil dari referensi skripsi Hana Paramitha
Sari (2014) yang telah dinyatakan valid dan reliabel sehingga penulis tidak
perlu lagi mengujinya kembali. Instrumen ini dari 70 butir pertanyaan dengan
pilihan jawaban a dan b.
2. Lembar Tes Pemecahan Soal Open ended
Instrumen tes ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat
berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah open-ended. Lembar tes soal
open ended ini berbentuk uraian yang terdiri dari sebuah permasalahan.
Peneliti menyusun dua buah tes soal open ended berdasarkan kriteria soal
open ended untuk keperluan triangulasi data.
Sebelum digunakan, kedua tes pemecahan masalah tersebut divalidasi
terlebih dahulu untuk menguji apakah instrumen ini benar-benar dapat
mengungkap bagaimana klasifikasi tingkat berpikir kreatif matematis. Validator
yang dipilih adalah dosen pendidikan matematika dan guru matematika SMP.
Dosen dipilih sebagai validator karena dinilai memiliki penguasaan konseptual
tentang tingkat berpikir matematis dalam memecahkan masalah matematika.
Sedangkan pemilihan guru sebagai validator ditekankan pada penelaahan
kesesuaian masalah yang dibuat serta keterbacaan masalah pada siswa SMP.
3. Pedoman Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
wawancara tak terstruktur. Pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden
dengan terlebih dahulu peneliti mempersiapkan pertanyaan yang dituangkan
dalam pedoman wawancara dan akan diajukan secara sistematis sehingga
proses wawancara dapat mengarah pada pokok permasalahan. Pedoman
wawancara ini disusun untuk memudahkan peneliti menggali informasi dari
subjek pada saat wawancara.
30

G. Validitas Data
Validitas data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Dalam penelitian
kualitatif, validitas data dapat diperoleh melalui perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat melalui diskusi,
kecukupan referensi, kajian kasus negatif dan pengecekan anggota (Moleong,
1999).
Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Menurut
Lexy J. Moleong (1999:178), ‘Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu’.
Menurut Sugiyono (2009) triangulasi dibagi menjadi tiga yaitu
triangulasi sumber, teknik dan waktu. Triangulasi yang digunakan pada penelitian
ini adalah triangulasi waktu.
Teknik triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Pada penelitian ini, triangulasi waktu dilakukan dengan mengecek data
hasil wawancara berbasis tugas pertama dengan hasil wawancara berbasis tugas
yang kedua untuk setiap subjek penelitian. Jika data-data yang diperoleh dari
waktu yang berbeda dibandingkan diperoleh fakta yang sama, maka data
dianggap valid sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai data tersebut. Namun,
jika dari data-data yang dibandingkan tersebut berbeda maka data dianggap tidak
valid sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan apapun dari data tersebut.

H. Analisis Data
Lexy J. Moleong (1999:103) mengatakan ‘Analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data’. Proses analisis data kualitatif pada penelitian
ini dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan
proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi dari data catatan
31

lapangan. Reduksi data merupakan proses mengesampingkan data yang tidak


diperlukan, proses ini berlangsung sepanjang pelaksanaan penelitian. Proses
reduksi ini bertujuan untuk menghindari penumpukan data atau informasi dari
siswa.
2. Penyajian data
Sebagai komponen analisis kedua, penyajian data merupakan suatu rakitan
organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan
kesimpulan penelitian yang dapat dilakukan. Penyajian data harus mengacu
pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sehingga narasi yang tersaji
merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceeritakan dan
menjawab permasalahan yang ada.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dengan memperhatikan hasil pengerjaan lembar tugas
dalam menyelesaikan masalah kesebangunan dan hasil wawancara untuk
menemukan karakteristik proses berpikir kreatif subjek penelitian berdasarkan
tipe kepribadiannya.

I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah-langkah secara urut
dari awal hingga akhir yang dilakukan dalam penelitian. Menurut Moleong (1999)
langkah-langkah dalam penelitian kualitatif terdiri dari tahap pralapangan, tahap
pengerjaan lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tahap Pra Lapangan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
a. Menyusun proposal penelitian
Pada tahap ini peneliti menyusun proposal penelitian untuk kemudian
diajukan kepada pembimbing. Jika masih ada yang perlu direvisi, maka
dilakukan revisi untuk mempermudah pelaksanaan penelitian.
b. Mengurus perijinan ke lembaga terkait
Pada tahap ini peneliti mengurus surat ijin penelitian ke SMP Negeri 9
Surakarta.
32

c. Menyusun instrumen penelitian


Pada tahap ini peneliti menyusun instrumen penelitian berupa instrumen
penggolongan Tipe Kepribadian, tes pemecahan masalah kesebangunan dan
pedoman wawancara
d. Memvalidasi instrumen yang telah dibuat
2. Tahap Pengerjaan Lapangan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
a. Memberikan tes Tipe Kepribadian pada siswa untuk mengetahui tipe
kepribadian mereka.
b. Menelaah hasil tes tipe kepribadian untuk menentukan subjek penelitian.
c. Melakukan wawancara berbasis tugas terhadap subjek penelitian.
3. Tahap Analisis Data
Kegiatan analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
data. Berdasarkan data hasil tes tipe kepribadian dan wawancara berbasis tugas
akan dilakukan analisis proses berpikir kreatif siswa, data akan dianalisis
dengan pendekatan kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif.
4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian
Tahap ini dilakukan setelah diperoleh kekonsistenan proses berpikir
kreatif subjek dalam memecahkan masalah kesebangunan. Kegiatan
penyusunan laporan hasil penelitian ini meliputi penyusunan laporan awal,
mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing, perbaikan atau revisi laporan
awal, penyusunan laporan akhir dan pengadaan laporan.

Anda mungkin juga menyukai