Anda di halaman 1dari 15

ABSTRAK

SIKAP SISWA SMP PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG


TERHADAP NILAI NASIONALISME DARI
PELESTARIAN SENI BUDAYA LOKAL

(Monica Pricillia Afni Yurizal, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa)

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan sikap siswa SMP Perintis 1 Bandar Lampung terhadap
nilai nasionalisme dari pelestarian seni budaya lokal.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Perintis
1 Bandar Lampung yang berjumlah 184 siswa dengan sampel 18 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
rumus interval dan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pemahaman siswa dari 7 atau 38,9% responden
termasuk kategori setuju yang menunjukkan bahwa siswa telah memahami pelestarian seni budaya
lokal merupakan tanggung jawab generasi muda. Indikator penghargaan dari 8 atau 44,4%
responden termasuk kategori setuju terhadap nilai nasionalisme dari pelestarian seni budaya lokal
karena siswa memiliki peranan menjaga kestabilan nasional dengan melestarikan seni budaya
lokal. Indikator kecenderungan bertindak dari 7 atau 38,9% responden termasuk kategori kurang
setuju dikarenakan siswa masih ragu jika terlibat langsung dalam upaya pelestarian seni budaya
lokal. Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa nilai nasionalisme dari
pelestarian seni budaya lokal masih sulit ditemukan walaupun siswa sudah memahami fungsi dari
seni budaya lokal tersebut, oleh karena itu orang tua dan sekolah memiliki peran dalam mendukung
kegiatan pelestarian seni budaya lokal demi terciptanya nilai nasionalisme dalam diri siswa.

Kata kunci : nilai nasionalisme, pelestarian, seni budaya


ABSTRACT

THE STUDENTS' ATTITUDE IN JUNIOR HIGH SCHOOL PERINTIS 1


BANDAR LAMPUNG TOWARD NATIONALISM VALUE
FROM LOCAL ART AND CULTURE

(Monica Pricillia Afni Yurizal, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa)

The objective of this research is to explain about students' attitude in Junior High School Perintis
1 Bandar Lampung toward nationalism value of preserving local art and culture.
This research used descriptive method. Population of this research is students of Junior High
School Perintis 1 Bandar Lampung that has 184 students, and sample of this research is 18 students.
Meanwhile, data gathering technique of this research used questionnaire, interview, observation,
and documentation. Lastly, data analysis technique of this research used interval formula and
percentage.
The result of the research showed that students' comprehension indicator from 7 respondents or
38,9% gave agree responses that showed students have understood about preserving local art and
culture is the responsible of young generation. Appreciation indicator from 8 respondents or 44,4%
gave agree responses toward nationalism value from preserving local art and culture because the
students have a role in keeping an eye of national stability with preserving local art and culture.
However, tendency of act indicator from 7 respondents or 38,9% gave disagree responses because
the students were in doubt if they got involved directly in preserving local art and culture. In the
end, the results above proved that nationalism value from preserving local art and culture is hard
to be founded, although the students have already known the function of art and culture. Therefore,
parents and school have a role in supporting the action of preserving local art and culture in order
to construct nationalism value for students.

Keywords: art and culture, nationalism value, preserving


Latar Belakang Masalah dipengaruhi oleh sikap generasi mudanya.
Oleh sebab itu perlu adanya upaya sadar dari
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
generasi muda untuk tetap mempertahankan
tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan melestarikan kebudayaan di daerahnya.
PHQMHODVNDQ EDKZD ³ 3HQGLGLNDQ
Pelestarian budaya merupakan bentuk
Kewarganegaraan merupakan usaha untuk
pengembangan budaya dalam upaya
membekali peserta didik dengan
pengamalan Pancasila dan wujud kesadaran
pengetahuan dan kemampuan dasar
Nasionalisme serta nila-nilai cinta tanah air.
berkenaan dengan hubungan antara warga
negara dan negara serta Pendidikan Keanekaragaman budaya lokal di Indonesia
Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar ini menjadi suatu harta berharga yang tak
menjadi warga negara yang dapat ternilai. Tetapi jika kebudayaan lokal di
diandalkan oleh bangsa dan Negara Indonesia tidak mampu dikelola dengan baik
.HVDWXDQ 5HSXEOLN ,QGRQHVLD´ maka menjadi suatu bentuk yang tak
memiliki nilai. Seiring kemajuan zaman,
Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan
maka menimbulkan pola hidup generasi
agar kita memiliki wawasan kesadaran
muda yang lebih modern dengan
bernegara untuk bela negara dan memiliki
membiasakan diri hidup dengan budaya
pola pikir, pola sikap dan perilaku bagai
asing dan mengesampingkan seni budaya
pola tindak cinta tanah air yang
lokal. Padahal, budaya asing tidak sesuai
berlandaskan Pancasila. Semua itu
dengan karakter dan kepribadian bangsa.
diperlukan demi tetap utuh dan tegaknya
Perlu kita sadari bahwa yang menyebabkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
budaya lokal menjadi punah adalah tidak
Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan
adanya upaya pelestarian budaya lokal oleh
adalah untuk menumbuhkan wawasan
generasi muda. Maka dari itu, agar budaya
kesadaran bernegara, sikap dan perilaku
lokal tetap terjaga di era modern ini maka
yang cinta tanah air dan bersendikan
perlu adanya upaya pelestarian seni budaya
kebudayaan bangsa, Wawasan Nusantara,
lokal dengan peran generasi muda yang
serta Ketahanan Nasional dalam diri peserta
dapat kita mulai di bangku sekolah yaitu
didik.
peran siswa. Siswa berperan untuk
Untuk mewujudkan tujuan utama melestarikan seni budaya lokal yang dapat
Pendidikan Kewarganegaraan yang membentuk jiwa nasionalisme dengan
mengajak peserta didik untuk selalu cinta beberapa cara yang dapat dilakukan melalui
tanah air demi menumbuhkan sikap sekolah. Misalnya, mengikuti kegiatan
Nasionalisme maka kita harus menyadari ekstrakulikuler kesenian dan menghadiri
sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas pementasan seni budaya lokal di sekitar
dari kebudayaan. Adanya kebudayaan salah lingkungan sekolah. Dalam hal ini sekolah
satunya dilatar belakangi oleh letak juga memiliki peran penting dalam
geografis suatu daerah. Indonesia pelestarian seni budaya lokal. Salah satunya
merupakan negara kepulauan memiliki yaitu SMP Perintis 1 Bandar Lampung yang
kekayaan budaya yang beraneka ragam, selalu mendukung setiap kegiatan siswa
salah satunya berbentuk kesenian. Eksistensi yang berkaitan dengan seni budaya lokal.
budaya tradisional disuatu daerah sangat Berawal dari adanya kegiatan
ekstrakulikuler kesenian yang didalamnya
terdapat seni budaya musik tradisional budaya lokal sebagai wujud kesadaran
Lampung, seni budaya teater tradisional Nasionalisme sangat berpengaruh terhadap
Lampung dan seni budaya tari tradisional usaha generasi muda untuk mempertahankan
Lampung. Selain itu dilihat dari segi kebudayaan bangsa dan sebagai wujud
geografis, lokasi SMP Perinitis 1 Bandar pembelajaran di sekolah.
Lampung tidak terlalu jauh dengan Taman
Rumusan Masalah
Budaya Provinsi Lampung yang hampir
setiap bulan terdapat pementasan seni Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan
budaya lokal dan aktivitas para seniman batasan masalah di atas serta hasil pra
budaya Lampung. Dengan siswa mengikuti penelitian, maka yang menjadi rumusan
kegiatan ekstrakulikuler kesenian dan masalah dalam penelitian ini adalah
menghadiri pementasan seni serta bagaimana Sikap siswa SMP Perintis 1
mengapresiasinya maka siswa SMP Perintis Bandar Lampung terhadap nilai
1 Bandar Lampung sudah berupaya nasionalisme dari pelestarian seni budaya
melestraikan seni budaya lokal sebagai lokal?
wujud kesadaran Nasionalisme. Tetapi
walaupun demikian tidak sedikit siswa yang
acuh terhadap seni budaya lokal dengan TINJAUAN PUSTAKA
berbagai macam alasan. Hal itu dapat dilihat
dari sikap siswa yang tidak mampu Tinjauan Tentang Sikap
berkesenian budaya lokal bahkan enggan Pengertian Sikap
untuk berpartisipasi dalam kegiatan seni
budaya lokal seperti pementasan seni. 0HQXUXW 'MDDOL ³VLNDS DGDODK
kecenderungan untuk bertindak berkenaan
Wujud apresiasi terhadap seni khususnya dengan objek tertentu. Sikap bukan tindakan
seni budaya sekitar merupakan bentuk bela Q\DWD PHODLQNDQ PDVLK EHUVLIDW WHUWXWXS´
negara dan cinta tanah air yang mampu Selain itu Sarlito (2008 : 67) mengatakan
menumbuhkan sikap Nasionalisme dan ³VLNDS LWX WLGDN PXQFXO VHNHWLND WHWDSL
Patriotisme siswa. Peran Taman Budaya disusun dan dibentuk melalui pengalaman
Provinsi Lampung dan ekstrakulikuler seni serta memberikan pengaruh langsung
di SMP Perintis 1 Bandar Lampung NHSDGD UHVSRQ VHVRUDQJ´ 3HQGDSDW ODLQ
menunjukkan keberadaan kesenian yang dikemukakan oleh Berkowitz dalam
membuktikan bahwa Indonesia adalah Saifuddin Azwar (2013 : 5) menyatakan
bangsa yang kaya akan budaya dan EDKZD ³VLNDS VHVHRUDQJ WHUKDGDS VXDWX
masyarakat aktif serta kreatif dalam objek adalah perasaan mendukung atau
pengelolaan kebudayaannya dengan bentuk memihak maupun perasaan tidak
pelestarian kebudayaan yang berbeda-beda. mendukung atau memihak pada objek
Melestarikan dan menjaga eksistensi budaya WHUVHEXW´
perlu adanya kesadaran dari generasi muda
yang tidak lain adalah siswa. Siswa harus Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat
memiliki tanggung jawab akan usaha disimpulkan sikap merupakan keadaan
pelestarian kebudayaan bangsa. Maka dapat seseorang yang muncul dan terbentuk
dikatakan bahwa sikap siswa SMP Perintis 1 sepanjang perkembangan hidup dalam
Bandar Lampung terhadap pelestarian nilai interaksi sosialnya. Sikap juga merupakan
suatu keasadaran individu dalam Sedangkan menurut Anggraini (2012 : 1)
menentukan tindakan yang nyata atau yang sikap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
akan datang yang mempengaruhi tingkah Sikap tidak dibawa sejak lahir, berarti
laku dan berhubungan dengan objek manusia dilahirkan tidak membawa sikap
psikologi. Keadaaan batiniah seseorang tertentu pada suatu objek. Oleh
yang muncul bukan karena bawaan lahir dari karenanya maka sikap terbentuk selama
perkembangan individu yang
seseorang melainkan sikap itu muncul dan
bersangkutan. Karena terbentuk selama
terbentuk sepanjang perkembangan hidup
perkembangan maka sikap dapat
seseorang. Dengan demikian sikap berubah, dapat dibentuk dan dipelajari.
merupakan bagian dari tingkah laku manusia Namun kecenderungannya sikap bersifat
yang dapat memberikan arahan terhadap tetap, Sikap selalu berhubungan dengan
perbuatan seseorang, dan dari sikaplah orang objek, berarti sikap terbentuk karena
dapat menentukan kualitas nilai perilaku hubungan dengan objek-objek tertentu,
seseorang. Selain itu, sikap juga mampu melalui persepsi terhadap objek tersebut,
memberikan arahan terhadap tingkah laku Sikap dapat tertuju pada satu objek dan
atau perbuatan seseorang untuk menyenangi sekumpulan objek, berarti bila seseorang
atau menyukai sesuatu ataupun sebaliknya. memiliki sikap negatif pada satu orang
maka ia akan menunjukkan sikap yang
Ciri-Ciri Sikap negatif pada kelompok orang tersebut,
Sikap itu dapat berlangsung lama atau
Menurut Gerungan (2009 : 153) sebentar, berarti jika sikap sudah menjadi
mengemukakan ciri-ciri sikap adalah nilai dalam kehidupan seseorang maka
sebagai berikut :Sikap tidak dibawa orang akan berlangsung lama bertahan, tetapi
sejak ia lahir, tetapi dibentuk atau jika sikap belum mendalam dalam diri
dipelajarinya sepanjang perkembangan seseorang maka sikap relatif dapat
orang itu dalam hubungan dengan objeknya, berubah, Sikap mengandung perasaan
Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap atau motivasi, berarti sikap terhadap
dapat dipelajari, Sikap tidak berdiri sendiri, sesuatu akan diikuti oleh perasaan
tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu baik positif maupun negatif.
terhadap suatu objek, Objek sikap dapat Sikap juga mengandung motivasi atau
merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat daya dorong untuk berperilaku.
Sikap dapat bertahan lama pada diri
juga merupakan kumpulan dari hal-hal
seseorang karena beberapa hal dan dapat
tersebut.
pula bertahan sebentar. Hal itu
Ketika seorang individu lahir ke dunia ia dikarenakan ada beberapa stimulus-
belum mengenal sikap seperti apa dan stimulus yang tersampaikan atau tidak
bagaimana mengolah sikap pada diri sendiri. tersampaikan. Didalam sebuah sikap
Sikap muncul melalui proses kehidupan seseorang terdapat dorongan yang akan
mengikuti perilakunya.
individu melalui lingkungannya. Seiring
waktu berjalan sikap dapat berubah karena
beberapa faktor. Termasuk keterkaitan
anatara suatu objek di lingkungannya
tersebut.
Fungsi Sikap mengukur tingkah laku terdapat aksi-aksi
spontan yang sering kita lakukan yang
Menurut Katz dalam Elmubarok (2008 : merupakan perwujudan antara
50) menyebutkan empat fungsi sikap perangsang dengan reaksi yang tidak ada
yaitu : Fungsi penyesuaian atau fungsi pertimbangan. Pertimbangan-
manfaat yang menunjukkan bahwa pertimbangan terhadap perangsang
individu dengan sikapnya berusaha untuk merupakan sesuatu hal yang tidak berdiri
memaksimalkan hal-hal yang diinginkan sendiri melainkan erat kaitannya dengan
dan menghindari hal-hal yang tidak cita-cita hidup, tujuan hidup, peraturan
diinginkannya, Fungsi pertahanan ego dalam masyarakat dan lain sebagainya.
yang menunjukkan keinginan individu Sikap dalam pengatur pengalaman-
untuk menghindari diri serta melindungi pengalaman manusia menerima
hal-hal yang mengancam egonya atau pengalaman dari luar sikapnya tidak pasif
apabila ia mengetahui fakta-fakta yang melainkan aktif. Tetapi manusia tetap
tidak mengenakkan, maka sikap dapat dapat memilih mana yang perlu dilayani
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan atau tidak. Dalam sikap sebagai
ego yang akan melindungi dari kepahitan pernyataan kepribadian sering menjadi
kenyataan tersebut, Fungsi pernyataan ciri kepribadian seseorang. Oleh karena
nilai, menunjukkan keinginan individu itu dengan melihat sikap-sikap pada ojek-
untuk memperoleh kepuasan dalam objek tertentu, sedikit banyak orang dapat
menyatakan sesuatu nilai yang dianutnya melihat kepribadian orang tersebut.
sesuai dnegan penilaian pribadi dan
konsep dirinya, Fungsi pengetahuan, Komponen Sikap
menunjukkan keinginan individu untuk
mengekspresikan rasa ingin tahunya, Menurut Winkel dalam Saifuddin Azwar
mencari penalaran dan untuk (2013 : ³GDODP VLNDS GDSDW GLEHGDNDQ
mengorganisasikan pengalamannya tiga komponen, yaitu kognitif, afektif,
Sikap dalam fungsinya bermanfaat bagi GDQ NRQDWLI´ 6LNDS WHUGLUL WLJD NRPSRQHQ
individu itu sendiri. Dengan sikap yang yang saling menunjang, menurut Secord
baik maka akan terhindar dari hal-hal dan Bacman dalam Elmubarok (2008 :
negatif. Tapi tidak menutup 66) ketiga komponen tersebut yaitu :
kemungkinan pula bahwa sikap sebagai Komponen kognitif adalah komponen
wujud mempertahankan ego individu yang terdiri dari pengetahuan.
yang akan berujung pada hal-hal yang Pengetahuan inilah yang akan
negatif pula. membentuk keyakinan dan pendapat
Sedangkan menurut Ahmadi (2014 : 189) tertentu tentang objek, Komponen afektif
fungsi sikap dibagi menjadi empat yaitu : adalah komponen yang berhubungan
Sebagai alat untuk penyesuaian diri, dengan perasaan senang sehingga erat
Sebagai alat pengukur tingkah laku, hubungannya dengan sistem nilai yang
Sebagai alat pengatur pengalaman- dianut oleh pemilik sikap
pengalaman, Sebagai pernyataan pribadi Komponen konatif adalah komponen
Sikap berfungsi sebagai alat untuk sikap yang berupa kesiapan seseorang
menyesuaikan diri karena menjadi rantai untuk berperilaku yang berhubungan
penghubung antara orang dengan dengan objek sikap
kelompoknya atau dengan anggota
kelompoknya yang lian. Dalam
Teori Sikap konsistensi dalam teori ini terutama
berlaku bagi objek sikap tunggal.
Teori Disonansi Kognitif Festinger.
Menurut Azwar (2013 : 45) teori yang Jenis Skala Sikap
dikemukakan oleh Leon Festinger
banyak mendapat perhatian dari para ahli Sikap dapat diukur dengan metode atau
psikologi sosial, ahli psikologi sosial teknik Measurement by scales atau
XPXPQ\D EHUSHQGDSDW EDKZD ³PDQXVLD pengukuran sikap dengan menggunakan
pada dasarnya bersifat konsisten dan skala. Menurut Arikunto (2010 : 182) ada
orang akan berbuat sesuatu sesuai dengan beberapa bentuk skala sikap yang dapat
sikapnya, sedangkan berbagai digunakan dalam pengukuran sikap,
tindakannyapun akan bersesuaian satu antara lain :
GHQJDQ ODLQQ\D´ 6HKLQJJD GDSDW Skala Likert. Skala ini merupakan skala
diketahui jika terdapat kecenderungan psikometrik yang umum digunakan
pada manusia untuk tidak mengambil dalam kuisioner , dan merupakan skala
sikap-sikap yang bertentangan satu sama yang paling banyak digunakan dalam
lain dan kecenderungan untuk riset berupa survei. Skala ini disusun
menghindari tindakan yang tidak sesuai dalam bentuk pertanyaan yang diikuti
dengan sikapnya. Festinger oleh respon seperti : SS:Sangat Setuju, S:
mengemukakan hipotesis dasari dalam Setuju, TB : Tidak Berpendapat, TS:
WHRULQ\D \DLWX ³DGDQ\D GLVRQDQVL \DQJ Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju.
menimbulkan ketidakenakan psikologis Selain pilihan dengan lima skala seperti
akan memotivasi seseorang untuk contoh di atas, terkadang digunakan juga
mencoba mengurangi disonansi tersebut skala dengan tujuh atau Sembilan tingkat.
dan mencapai konsonansi. Kekuatan Skala Pilihan Ganda. Skala ini bentuknya
tekanan untuk mengurangi disonansi itu seperti soal pilihan ganda yaitu suatu
merupakan fungsi besarnya disonansi pernyataan yang diikuti oleh sejumlah
\DQJ GLUDVDNDQ´ 'LVRQDQVL NRJQLWLI DNDQ alternatif pendapat. Dari alternatif
menimbulkan ketidakenakan dan pendapat tersebut mengarahkan ke tujuan
ketegangan psikologis, oleh karena itu soal. Skala Guttman. Skala ini berupa tiga
akan selalu ada usaha dalam diri manusia atau empat buah pertanyaan yang
untuk mengurangi atau masing-PDVLQJ GLMDZDE ³\D´ DWDX
menghilangkannya. Karena semakin ³WLGDN´.
penting unsur kognitif yang terlibat
dalam disonansi bagi seseorang semakin Perubahan Sikap
besar pula disonansi yang terjadi.
Teori Fungsional Katz Terbentuknya suatu sikap banyak
Teori fungsional yang dikemukakan oleh dipengaruhi oleh lingkungan sosial.
Katz dalam Azwar (2013 : 53) Sikap bisa diubah dengan berbagai cara.
PHQJDWDNDQ EDKZD ³XQWXN PHPDKDPL Perubahan itu tidak terjadi dengan
bagaimana sikap menerima dan menolak sendirinya, akan tetapi dipengaruhi oleh
perubahan haruslah berangkat dari dasar faktor-faktor tertentu. Seseorang bisa
PRWLYDVLRQDO VLNDS LWX VHQGLUL´ $SD \DQJ menerima informasi baru dari manusia
dimaksud oleh Katz sebagai dasar maupun melalui media massa yang
motivasional merupakan fungsi sikap mampu mengubah komponen
bagi individu yang bersangkutan. Prinsip pengetahuan dari sikap seseorang itu.
0HQXUXW $KPDGL ³VLNDS Fungsi Seni Budaya Lokal
tumbuh dan berkembang dalam basis
sosial tertentu, misalnya ekonomi, Manfaat seni budaya lokal di Indonesia
politik, agama, dan sebagainya. Didalam menurut Syani (2012 : 58) yaitu :
perkembangannya sikap banyak Pelestarian Budaya, Sarana Hiburan,
dipengaruhi oleh lingkungan norma- Wujud Sikap Nasionalisme.
QRUPD DWDX JURXS´ +DO WHUVHEXW Pendapat lain menurut M. Jazuli (2013 :
menjadikan adanya perbedaan sikap 68) fungsi seni budaya lokal terbagi
antara individu yang satu dengan yang menjadi dua yaitu, Sebagai Pemenuhan
lainnya. Selain itu sikap juga tidak akan Kebutuhan Batin dan sebagai Sarana
terbentuk tanpa adanya interaksi manusia Kepercayaan
terhadap obyek tertentu. Menurut
Davidoff dalam Elmubarok (2008 : 50) Nasionalisme
³VLNDS GDSDW EHUXEDK GDQ EHUNHPEDQJ
karena hasil dari proses belajar, proses Menurut Azyumardi Azra (2011 : 24)
soialisasi, arus infromasi, pengaruh ³1DVLRQDOLVPH PHUXSDNDQ VHEXDK VLWXDVL
kebudayaan dan adanya pengalaman- kejiwaan dimana kesetiaan seseorang
pengalaman baruyang dialami oleh secara total diabadikan langsung kepada
LQGLYLGX´ QHJDUD EDQJVD DWDV QDPD VHEXDK EDQJVD´
Selain itu menurut Ernest Gellner dalam
Seni Budaya Lokal $ $]UD ³1DVLRQDOLVPH DGDODK
suatu prinsip politik yang beranggapan
Menurut Alo Liliweri (2008 : 372) ³6HQL bahwa unin nasional dan politik
Budaya Lokal adalah suatu bentuk seni VHKDUXVQ\D VHLPEDQJ´ Berdasarkan
yang disampaikan oleh masyarakat beberapa pendapat diatas dapat
VHWHPSDW GHQJDQ XQVXU DUWLVWLN´ disimpulkan bahwa nasionalisme adalah
Sedangkan menurut Judistira (2008 : 113) suatu ungkapan persamaan cinta atau
³VHQL EXGD\D ORNDO DGDODK VHQL \DQJ WDN bangga dan kesetiaan terhadap tanah air
hanya terungkap dari bentuk dan dan bangsanya dengan tetap
pernyataan rasa keindahan melalui menghormati bangsa lain karena merasa
kesenian belaka, tetapi termasuk segala sebagian merupakan bagian dari bangsa
bentuk dan car acara berperilaku, lain di dunia.
bertindak, serta pola pikiran yang berada
jauh dibelakang apa yang tampak Tujuan Nasionalisme
WHUVHEXW´
Menurut Azyumardi Azra (2011 : 31)
Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam membagi tujuan Nasionalisme menjadi
Seni Budaya Lokal GXD \DLWX ³PHQMDPLQ NHPDXDQ GDQ
kekuatan mempertahankan masyarakat
Nilai-nilai yang terkandung dalam seni nasional melawan musuh dari luar
budaya lokal Indonesia menurut Atip sehingga melahirkan semangat rela
Nurharini (2007 : 4 \DLWX ³1LODL 6RVLDO berkorban dan menghilangkan
Nilai Religius, Nilai Hiburan dan Nilai ekstremisme (tuntutan yang berlebihan)
.HLQGDKDQ´ dari warga negara (individu dan
NHORPSRN ´ 6HODQMXWQ\D PHQXUXW
8EDHGLOODK ³QDVLRQDOLVPH
bertujuan untuk menjaga persatuan dan terhadap nilai nasionalisme dari
kesatuan. Dikarenakan pada era orde baru pelestarian seni budaya lokal.
ada beberapa kelompok oposisi yang
tidak sejalan dengan pemerintah yang Metode Penelitian
akhirnya disingkirkan karena akan
mengancam persatuan dan stabilitas. Metode ini menggunakan metode
Disinilah nasionalisme diperlukan. deskriptif karena penelitian ini berkaitan
Nasionalisme berarti kedaulatan, dengan pengumpulan data untuk
LQWHJULWDV GDQ LGHQWLWDV QHJDUD´ memberikan suatu gejala sosial atau
keadaan subjek/objek penelitian
Nilai Dasar Nasionalisme berdasarkan fakta-fakta yang tampak.
Dengan menggunakan metode ini,
Menurut Azyumardi Azra (2011 : 52) penulis ingin memecahkan masalah yang
nilai dasar nasionalisme yang terwujud ada pada masa sekarang dengan cara
dalam persatuan dan kesatuan bangsa mengumpulkan data, menjelaskan data,
memiliki enam dimensi manusia yang dan kemudian menganalisis data yang
bersifat mendasar dan fundamental, yaitu telah terkumpul dari responden.
: Penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk Subjek Penelitian
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tekad
bersama untuk berkehidupan kebangsaan Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
yang bebas, merdeka dan bersatu. Cinta SMP Perintis 1 Bandar Lampung Tahun
akan tanah air dan bangsa. Demokrasi Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 184
atau kedaulatan rakyat. Kesetiakawanan siswa. Maka sampel pada penelitian ini
sosial. Masyarakat adil-makmur 10% dari populasi yaitu 18,4 jika
Pendapat lain dikemukakan oleh Tilaar dibulatkan maka jumlah respondennya
(2006 : 145) nilai-nilai yang terkandung adalah 18 responden yang merupakan
dalam Nasionalisme, yaitu: siswa SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
Menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara diatas kepentingan pribadi dan Definisi Konseptual
golongan. Sanggup/rela berkorban untuk Definisi konseptual dalam penelitian ini
bangsa dan negara. Mencintai tanah air adalah :
dan bangsa. Bangga berbangsa dan a. Sikap Siswa
bernegara Indonesia. Menjunjung tinggi Sikap siswa adalah suatu bentuk
persatuan dan kesatuan berdasarkan reaksi perasaan dan kecenderungan
prinsip Bhineka Tunggal Ika . yang potensial untuk bereaksi dalam
Memajukan pergaulan untuk diri siswa yang merupakan hasil dari
meningkatkan persatuan dan bangsa dan interaksi atau komponen kognitif,
negara afektif, dan konatif yang saling
memahami, merasakan, dan
Tujuan Penelitian berperilaku terhadap suatu objek.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk b. Seni Budaya Lokal


menjelaskan dan mendeskripsikan Sikap Seni budaya lokal adalah suatu
siswa SMP Perintis 1 Bandar Lampung bentuk kesenian yang berasal dari
daerah asalnya dengan
menggambarkan daerah tersebut penelitian ini adalah siswa SMP Perintis 1
dengan unsur keindahan serta Bandar Lampung.
keunikannya masing-masing. 2. Wawancara
c. Nasionalisme Wawancara dilakukan dengan
Nasionalisme adalah suatu ungkapan mengajukan pertanyaan secara langsung
persamaan cinta atau bangga dan kepada beberapa guru dan responden yaitu
kesetiaan terhadap tanah air dan siswa SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
bangsanya dengan tetap menghormati Teknik ini digunakan untuk melengkapi
bangsa lain data yang kurang dari hasill jawaban
angket.
Definisi Operasional 3. Observasi
Teknik ini dilakukan untuk melengkapi
Definisi operasional dalam penelitian ini data hasil jawaban angket dan wawancara,
adalah : karena teknik ini dilakukan dengan cara
a. Sikap Siswa pengamatan terhadap gejala yang tampak
Penilaian terhadap tingkah laku atau pada objek yang diteliti melalui observasi
peristiwa yang terjadi dalam langsung ke lokasi.
lingkungan sekolah. 4. Dokumentasi
Diukur dengan menggunakan Teknik dokumentasi digunakan untuk
indikator : mendukung keterangan dan fakta-fakta
a. Pemahaman yang berhubungan dengan penelitian.
b. Penghargaan Dokumentasi yang dilihat dalam
c. Kecenderungan Bertindak penelitian ini yaitu foto, video dan surat
b. Seni Budaya Lokal menyurat yang menjelaskan kondisi.
Penilaian terhadap kegunaan serta
kegiatan seni budaya lokal dilihat Penyajian Data
berdasarkan indikator :
a. Memahami makna Pelestarian 1. Indikator Pemahaman
Budaya di Indonesia
b. Mengikuti Kegiatan Pelestarian Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Seni Budaya Lokal
c. Sikap Nasionalisme No. Kelas Frekuensi Kategori Presentase
Interval
Teknik Pengumpulan Data 1 13-15 5 Tidak 27,8 %
paham
1. Angket/Kuisioner
Teknik pokok yang digunakan dalam 2 16-18 6 Kurang 33,3 %
penelitian ini adalah angket atau paham
kuesioner. Teknik ini mengumpulkan data 3 19-21 7 Paham 38,9 %
dengan cara membuat sejumlah
pertanyaan secara tertulis dan kemudian Jumlah 18 100 %
diajukan kepada respondem dengan Indikator Pemahaman
maksud untuk mendapatkan data dan Sumber : Analisis Data Primer
informasi langsung dari responden.
Sasaran angket atau responden dalam
2. Indikator Penghargaan Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator


Penghargaan 5. Indikator Mengikuti Kegiatan
Pelestarian Seni Budaya Lokal
No. Kelas Frekuensi Kategori Presentase
Interval
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Indikator
1 16-18 5 Tidak 27,8 %
Indikator Mengikuti Kegiatan Pelestarian
Menghargai
Seni Budaya Lokal
2 19-21 5 Kurang 27,8 %
No. Kelas Frekuensi Kategori Presentase
Menghargai
Interval
3 22-24 8 Menghargai 44,4 %
Jumlah 18 100 % 1 4-5 3 Tidak 16,7 %
Sumber : Analisis Data Primer Paham
2 6-7 9 Kurang 50 %
Paham
3. Indikator Kecenderungan Bertindak 3 8-9 6 Paham 33,3 %
Jumlah 18 100 %
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Sumber : Analisis Data Primer
Kecenderungan Bertindak
No. Kelas Frekuensi Kategori Presentase 6. Indikator Sikap Nasionalisme
Interval
1 7-9 5 Tidak 27,8 % Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Indikator
melakukan Sikap Nasionalisme
tindakan No. Kelas Frekuensi Kategori Presentase
2 10-12 7 Kurang 38,9 % Interval
melakukan
tindakan 1 7-8 8 Tidak 44,4 %
3 13-15 6 melakukan 33,3 % Paham
tindakan
Jumlah 18 100 % 2 9-10 4 Kurang 22,2%
Sumber : Analisis Data Primer Paham

4. Indikator Memahami Makna 3 11-12 6 Paham 33,3 %


Pelestarian Budaya di Indonesia 100 %
Jumlah 18
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Sumber : Analisis Data Primer
Memahami Makna Pelestarian Budaya di Indonesia
No. Kelas Frekuensi Kategori Presentase Pembahasan
Interval
1 4-5 4 Tidak 22,2 % Sikap generasi muda Indonesia merupakan
Paham cerminan keberhasilan bangsa dalam
2 6-7 5 Kurang 27,8 % mempertahankan identitas negara. Indonesia
Paham memiliki budaya bangsa yang beragam,
3 8-9 9 Paham 50 % melalui proses pendidikan generasi muda
Jumlah 18 100 % khususnya siswa akan memahami nilai-nilai
luhur yang potensial. Nilai-nilai luhur budaya
bangsa Indonesia yang sangat banyak diri generasi muda. Pelestarian seni budaya
merupakan salah satu potensi sumber daya lokal merupakan tindakan positif yang dapat
manusia Indonesia yang tak ternilai. Seni dilakukan oleh semua kalangan terutama
budaya lokal merupakan kebudayaan generasi muda yaitu pelajar demi
Indonesia yang keberadaannya berfungsi tebentuknya nilai-nilai nasionalisme. Dilihat
bagi masyarakat Indonesia. Keberadaan seni berdasarkan hasil penelitian, siswa
budaya lokal perlu dilestarikan sebagai upaya cenderung paham terhadap nilai
pelestarian dan pengenalan kebudayaan asli nasionalisme dari pelestarian seni budaya
yang berasal dari Indonesia, serta merupakan lokal.
wujud sikap Nasionalisme bentuk rasa cinta
tanah air. Jika dikaitkan dengan sikap siswa Indikator Penghargaan
maka siswa sebagai generai muda harus
melestarikan dan menjaga kestabilan seni Hasil pengolahan data penelitian diketahui
budaya lokal demi terciptanya nilai sebanyak 5 responden atau 27,8% dengan
nasionalisme dalam diri siswa. Salah satu kategori tidak menghargai karena siswa
bentuknya dengan cara mengikuti kegiatan memiliki anggapan bahwa munculnya nilai
seni budaya lokal seperti mempelajari alat nasionalisme dari melestarikan seni budaya
musik daerah. Dengan begitu kita akan lokal/daerah tidak mesti dilakukan
mengenal kebudayaan kita dengan baik. mengingat seni budaya lokal merupakan
kesenian kuno dan akan berusaha
Indikator Pemahaman mempertahankan adat istiadat yang mutlak
karena tradisi turun temurun yang tidak dapat
Hasil penelitian tingkat pandangan siswa atau diubah dan hal itu membuat siswa tidak dapat
responden dalam penelitian yaitu 5 berkembang. Berdasarkan hasil penelitian
responden atau 27,8% siswa memiliki data diketahui sebanyak 5 responden atau
pandangan yang tidak paham terhadap 27,8% dengan kategori kurang menghargai.
munculnya Nilai nasionalisme dari Presentase tersebut berjumlah sama dengan
pelestarian seni budaya lokal karena tidak kategori tidak setuju, maka hasil penelitian
tertariknya siswa dengan seni budaya lokal akan didukung oleh hasil wawancara.
walaupun dapat memunculkan jiwa Berdasarkan hasil wawancara, siswa lebih
Nasionalisme dari dalam diri siswa tersebut. cenderung kurang setuju terhadap
Sebanyak 6 responden atau 33.3% siswa penghargaan seni budaya lokal daripada tidak
memiliki pandangan kurang paham karena setuju. Hal ini dikarenakan siswa memiliki
masih belum pahamnya siswa bagaimana anggapan bahwa untuk membentuk jiwa
nilai nasionalisme dapat terbentuk jika Nasionalisme tidak hanya dapat dilakukan
melestarikan seni budaya lokal atau daerah dengan melestarikan seni budaya lokal.
yang berada di lingkungan sekitar. Berdasarkan dari hasil pengolahan penelitian
Berdasarkan hasil wawancara siswa masih diketahui sebanyak 8 responden atau 44,4 %
kurang paham dikarenakan belum paham termasuk dalam kategori menghargai
bagaimana nasionalisme dapat terbentuk terhadap pelestarian seni budaya lokal demi
ketika melestarikan seni budaya lokal. membentuk nilai nasionalisme. Dilihat
Berdasarkan sebanyak 7 responden atau berdasarkan hasil penelitian siswa cenderung
38,9% siswa memiliki pandangan paham menghargai daripada sikap yang tidak
karena melestarikan kesenian daerah menghargai dan kurang menghargai. Hal itu
merupakan tanggung jawab generasi muda dikarenakan siswa beranggapan bahwa
demi terciptanya Nilai nasionalisme di setiap sebagai pelajar yang tidak lain elemen dari
generasi muda Indonesia memiliki peranan generasi muda akan memiliki nilai
penting untuk menjaga kestabilan nasional nasionalisme demi terjaganya keutuhan
salah satunya dengan cara melestarikan seni NKRI. Dilihat dari hasil penelitian siswa
budaya lokal/daerah cenderung kurang melakukan tindakan dalam
pelestarian seni budaya demi terwujudnya
Indikator Kecenderungan Bertindak Nilai nasionalisme. Dilihat dari hasil
persentase kategori melakukan tindakan
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian cukup rendah dibandingkan kategori kurang
diketahui bahwa 5 responden atau 27,8% melakukan tindakan.
termasuk dalam kategori tidak melakukan
tindakan. Hal ini dikarenakan siswa tidak Indikator Memahami Makna Pelestarian
memahami apa itu Nasionalisme sehingga Budaya di Indonesia
belum adanya upaya untuk mau melestarikan
budaya lokal/daerah dan tidak memanfaatkan Sebanyak 4 responden atau 22,2% termasuk
keberadaan sarana dan parasarana di dalam kategori tidak paham. Hal ini dapat
lingkungan sekitar seperti adanya keberadaan terlihat dari belum pahamnya siswa
Taman Budaya dan kegiatan ekstrakulikuler bagaimana bentuk pelestarian seni budaya
di sekolah. Berdasarkan hasil pengolahan lokal. Sehingga masih terdapat siswa yang
data penelitian diketahui bahwa 7 responden enggan untuk mengikuti kegiatan tersebut
atau 38,9% termasuk dalam kategori kurang karena dianggap tidak terlalu penting.
melakukan tindakan artinya siswa ragu jika Berdasarkan hasil data penelitian sebanyak 5
terlibat langsung dalam pelestarian seni responden atau 27,8% termasuk dalam
budaya lokal. Dan bahkan siswa yang kategori kurang paham. Hal ini dikarenakan
tergabung dalam pelestarian seni budaya masih adanya dorongan dari luar diri siswa
lokal seperti mengikuti kegiatan yang bersifat negatif. Berdasarkan hasil
ekstrakulikuler hanya ingin mendapatkan pengolahan data penelitian juga menyatakan
nilai bagus bukan karena benar-benar ingin bahwa terdapat sebanyak 9 responden atau
terjun langsung memahami kebudayaan 50% termausk kategori paham. Hal ini
tradisinal. Dengan begitu nilai nasionalisme membuktikan mayoritas siswa SMP Perintis
dalam diri siswa masih sulit terbentuk. 1 Bandar Lampung telah mendukung positif
Dilihat dari hasil persentase siswa dengan semua kegiatan yang berupaya untuk
kategori kurang setuju yang cukup tinggi melestarikan seni budaya lokal/daerah.
dibandingkan kategori tidak paham dan Seperti contohnya mengikuti kegiatan
kategori paham. Dengan begitu siswa masih ekstrakulikuler seni yang dapat
enggan untuk melakukan aktivitas yang mengembangkan potensi diri melalui seni
mendukung keberadaan seni budaya lokal. dan menjunjung nilai-nilai budaya.
Berdasarkan hasil penelitian dari 6 responden
atau 33,3% dengan kategori melakukan Indikator Mengikuti Kegiatan Pelestarian
tindakan, dikarenakan siswa menjadi pro- Seni Budaya Lokal
aktif dalam pelestarian seni budaya lokal
seperti mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Hasil pengolahan data penelitian sebanyak 3
seni di sekolah dengan keinginan sendiri responden atau 16,7% termasuk kategori
dengan landasan sungguh-sungguh ingin tidak paham. Hal tersebut karena mereka
mempelajari kesenian daerah karena seni tidak peduli keberdaan kebudayaan daerah
budaya lokal/daerah terdapat kemenarikan dan enggan terlibat apalagi sampai memiliki
yang berbeda. Dengan begitu siswa sebagai peran didalamnya. Berdasarkan hasil
pengolahan data penelitian sebanyak 9 karakteristik seseorang melalui nilai-nilai
responden atau 50% yang termasuk dalam luhur bangsa.
kategori kurang paham. Hal tersebut
dikarenakan masih terdapat siswa Simpulan
menganggap kegiatan pelestarian seni
budaya lokal tidak mesti diikuti oleh semua Peneliti menyimpulkan bahwa sikap siswa
pelajar karena tidak semua memiliki jiwa terhadap Nilai nasionalisme dari pelestarian
seni untuk mengembangkan potensi dalam seni budaya lokal bersumber dari
dirinya. Berdasarkan hasil pengolahan data kecenderungan kurang paham dan kurang
penelitian sebanyak 6 responden atau 33,3% berpartisipasi dalam memahami nilai
termasuk dalam kategori paham. Hal ini nasionalisme yang terkandung di dalamnya,
dikarenakan siswa telah memiliki sehingga bersikap cenderung netral dan
pemahaman yang baik sebagai siswa yaitu kurang peduli terhadap suatu kegiatan.
salah satu elemen dari generasi muda yang
harus ikut andil dalam pelestarian seni Saran
budaya lokal/daerah.
1. Kepada siswa agar dapat memahami apa
Indikator Sikap Nasionalisme itu Nasionalisme dan bagaimana caranya
agar Nilai nasionalisme dapat terbentuk
Hasil pengolahan data penelitian sebanyak 8 melalui pembelajaran PPKn di sekolah.
responden atau 44,4% yang termasuk Selain itu siswa juga harus menyadari betapa
kategori tidak paham. Hal ini dapat dilihat pentingnya melestarikan seni budaya lokal di
dari responden yang tidak memahami sikap kehidupan sehari-hari karena siswa
nasionalisme. Masih banyaknya siswa belum merupakan generasi muda yang harus
paham terkait apa itu Nasionalisme, apa mempertahankan kekayaan dan keberagaman
pentingnya Nasionalisme, dan apa kaitannya kebudayaan yang tak ternilai harganya.
Nasionalisme dengan pelestarian seni budaya 2. Kepada orang tua dapat memahami
lokal. Berdasarkan hasil pengolahan data kebutuhan anak dengan memberikan
sebanyak 4 responden atau 22,2% yang pengertian kepada anak bahwa
termasuk kedalam kategori kurang paham. mengembangkan potensi dan bakat yang ia
Hal ini dikarenakan masih kurang memahami miliki sangatlah penting. Melalui kegiatan
bagaimana sikap nasionalisme dapat ekstrakulikuler seni di sekolah anak dapat
terbentuk ketika melestarikan seni budaya mengembangkan bakatnya dan melestarikan
lokal. Mereka beranggapan ketika memiliki seni budaya lokal/daerah guna terciptanya
tujuan melestarikan seni budaya lokal maka Nilai nasionalisme di masing-masing diri
akan terbentuk sikap nasionalisme jika sang anak. Selain ekstrakulikuler seni,
menjadi pelaku seni bukan sebagai generasi ekstrakulikuler Pramuka juga dapat
muda yang peduli terhadap identitas membentuk jiwa Nasionalisme dalam diri
nasional. Berdasarkan hasil pengolahan data anak.
sebanyak 6 responden atau 33,3% yang 3. Kepada pihak sekolah agar dapat
termasuk dalam kategori paham. Hal ini meningkatkan dukungan kepada kegiatan-
dikarenakan siswa beranggapan dengan kegiatan yang bertujuan untuk
mempelajari dan melestarikan seni budaya pengembangan diri anak terutama
lokal dapat menambah kecintaan pada pembentukan Nilai nasionalisme melalui
kebudayaan bangsa serta dapat membentuk aktifitas ekstrakulikuler dan pelatihan
lainnya. Dukungan dapat berupa dukungan
moril dan financial untuk menunjang hasil Sarwono, Sarlito Wirawan. 2008. Teori-
yang baik. Teori Psikologi Sosial. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Daftar Pustaka
Syani. 2012 Sosiologi Skematika Teori dan
Ahmadi, Abu. 2014. Psikologi Sosial. Jakarta Terapan. Jakarta : Bumi Aksara.
: Rineka Cipta.
Tilaar. 2006. Multikulturalisme : Tantangan-
Anggraini. 2012. Mengenal Psikologi Sosial. Tantangan Global Masa Depan
Bandung : Bintang Grafindo. dalam Transformasi Pendidikan
Nasional. Jakarta : Grafindo.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Ubaedillah. 2013. Civic Education,
Pancasila, Demokrasi, HAM,
Azra, Azyumardi. 2011. Pendidikan dan Masyarakat Madani. Jakarta
Kewarganegaraan (Civic : Prenadamedia Group.
Education). Jakarta : Prenada
Media.

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap


Manusia:Teori Dan
Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta :


Bumi Aksara.

Elmubarok. 2008. Membumikan Pendidikan


Nilai. Bandung : Alfabeta.

Gerungan. 2009. Psikologi Sosial. Bandung :


Refika Aditama.

Jazuli, M. 2013. Pengantar dan Model Studi


Seni. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Judistira. 2008. Seni Budaya Tradisional.


Yogyakarta : Srawung Cipta.

Liliwery, Alo. 2008. Makna Seni dan


Kesenian. Yogyakarta : Bintang Idola.

Nurharini, Atip. 2007. Pertumbuhan Seni


Pertunjukkan. Yogyakarta :
Tumpal Budaya.

Anda mungkin juga menyukai