PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Good Governance sebagai suatu konsep tata kelola pemerintahan yang
baik lahir ketika demokrasi menjadi konsep yang diterima dan di adopsi di
Indonesia setidaknya pasca reformasi terjadi di tahun 1998. Laju pengaruh
demokrasi beserta prinsip-prinsip umum yang terdapat di dalam demokrasi
bergerak masuk ke berbagai sendi kehidupan bernegara hingga pada struktur
lembaga negara pada aspek tata kelola pemerintahan.
Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat Daya merupakan salah satu
daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat Daya sebagai organisasi negara yang
didalamnya memiliki struktur, jabatan dan fungsi. Keberadaan struktur, jabatan
dan fungsi tersebut untuk mengoptimalkan kinerja organiasi Pemerintah Provinsi
Papua Barat Daya dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan publik.
Asisten III Bidang Administrasi Umum sebagai salah satu unsur yang ada
dalam organisasi pemerintah Provinsi Papua Barat Daya memiliki tugas pokok
“Membantu Sekretaris Daerah dalam pelaksanaan kebijakan, penyusunan
kebijakan daerah dan pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah di bidang
umum dan protokol, kearsipan dan perpustakaan, komunikasi dan dokumentasi
pimpinan, meliputi Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian
dan Pengembangan Daerah, Badan Keuangan dan Aset Daerah, Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur, Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Bagian Umum
dan Protokol, Bagian Kearsipan dan Perpustakaan, Bagian Komunikasi dan
Dokumentasi Pimpinan”.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Asisten III Bidang Administrasi Umum
dituntut untuk memberikan pelayanan prima yang mampu memuaskan seluruh
stakeholder baik dilingkup internal maupun eksternal organisasi. Definisi
pelayanan prima mengandung tiga hal pokok, yaitu adanya pendekatan sikap
Page 1
SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA
LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BARAT DAYA TAHUN 2023
yang berkaitan dengan kepedulian kepada pelanggan, upaya melayani dengan
tindakan yang terbaik, dan adanya tujuan untuk memuaskan pelanggan dengan
berorientasi pada standar layanan tertentu. Intinya, pelayanan prima itu adalah
pelayanan yang diberikan secara maksimal. Dalam hal ini pihak Protokoler
Sekretariat Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya memiliki peran yang cukup
strategis. Protokol ini tidak hanya melayani para masyararakat sesuai protokol,
tetapi juga melayani tamu dari pihak luar. Dalam memberikan pelayanan yang
prima, Protokoler haruslah mengenal siapa yang akan dilayaninya.
Protokol merupakan suatu kebutuhan yang tak terelakkan di dunia modern.
Banyak kegagalan acara atau kegiatan disebabkan karena buruknya protokoler
suatu acara atau kegiatan. Itulah sebabnya banyak lembaga pemerintah maupun
swasta menyusun protokoler secara rapi dengan menempatkan seseorang atau
beberapa orang (staf) yang diberi tugas khusus untuk mengerjakan kegiatan-
kegiatan keprotokoleran.
Pelayanan protokoler tidak hanya berdampak pada kegiatan atau acara
resmi lingkup Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya namun juga berpengaruh
terhadap pelayanan publik. Pelayanan terhadap masyarakat sesuai protokol
sangatlah penting, karena menentukan kinerja dari protokol itu sendiri. Jika
pelayanan terhadap masyarakat terhambat, maka ini dikhawatirkan juga dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap Pemerintah Provinsi Papua
Barat Daya, sehingga masalah jadi merembet. Secara keseluruhan, tentu hal-hal
seperti ini sangat tidak diharapkan.
Didasari pemikiran diatas maka melalui karya tulis ini akan fokus mengulas
tentang bagaimanakah peran protokoler dalam menunjang keberhasilan kinerja
Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Papua Barat
Daya.
B. Identifikasi Masalah
Dalam kinerja pelayanan keprotokuleran pada Sekretariat Daerah Provinsi
Papua Barat Daya, penulis mencermati ada beberapa hal yang menjadi kendala
dan tantangan pelayanan, yaitu :
1. Belum semua media dapat mempublish informasi yang disediakan melalui
press rilis/website
Page 2
SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA
LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BARAT DAYA TAHUN 2023
2. Intensitas kunjungan tamu VVIP sulit diprediksi
3. Masih belum ada persamaan persepsi dalam pengaturan acara
4. Jumlah personil yang memenuhi kualifikasi masih terbatas
5. Kurang efektifnya koordinasi antara protokoler dan stakeholder lainnya dalam
mengatur acara yang dihadirkan oleh Gubernur dan unsur pimpinan daerah
lainnya
Page 3
SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA
LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BARAT DAYA TAHUN 2023
BAB II
PEMBAHASAN
Page 7
SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA
LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BARAT DAYA TAHUN 2023
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penyajian data dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan antara lain :
1. Kompetensi seorang Protokoler sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
kinerja Asisten III Bidang Administrasi Umum. Sebagian besar tugas Asisten
Bidang Administrasi Umum terkait dengan keprotokuleran, humas dan kearsipan
yang tentunya hal ini sangat membutuhkan SDM yang terampil, handal dan
profesional dalam menjalankan tugas pelayanan tersebut.
2. Peran protokol bukan hanya pembawa acara atau mempersilakan tamu,
melainkan dilatih mengenai teknik berkomunikasi yang baik dan benar,
bagaimana menjadi pribadi yang efektif dan tentang personal grooming, yaitu
tata cara berpenampilan di dunia professional peran lain dari sosok seorang
protokoler tentunya tidak hanya menjadi koordinator untuk dirinya dalam
menjalankan sebuah acara resmi, melainkan dengan semua pihak yang terkait.
3. Protokol harus dapat menjalin komunikasi dengan beberapa pihak terkait.
Seorang protokol juga harus bertindak sebagai mediator dan koordinator. Tetapi,
peran seorang protokol sebetulnya lebih dari itu, seorang protokoler harus
mampu bersikap sebagai seorang manajer yang mengatur jalannya kegiatan
dengan baik. Seorang protokol tentunya harus berkoordinasi dengan semua
pihak yang terlibat.
B. Saran
Dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan keprotokuleran maka saran-
saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Pada Bagian protokol, diharapkan mengacu pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan.
2. Diharapkan kepada kepala Bagian protokoler pada pegawai dilakukan secara
roling dalam menyusun kepanitian kegiatan protokoler pada setiap acara yang
diselenggarakan.
Page 8
SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA
LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BARAT DAYA TAHUN 2023
3. Bagi pimpinan Protokol agar selalu memberikan teguran lisan maupun secara
tertulis kepada pegawai agar selalu mengerjakan tugas pokok dan fungsi Bagian
Protokoler.
4. Bagian Umum dan Protokoler agar selalu melakukan evaluasi dan koordinasi
pada suatu kegiatan dan bagi Kepala Bagian kegiatan kunjungan kerja juga
harus selalu membentuk tim dari protokol untuk mengatur agenda kegiatan per
harinya, perminggunya, atau kunjungan kerja yang banyak dalam satu harinya,
itu semua demi terlaksananya kunjungan kerja yang memiliki perbaikan atas
setiap kerja dilingkungan pemerintahan dan kunjungan kerjapun tepat sasaran.
Page 9
SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA
LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BARAT DAYA TAHUN 2023
DAFTAR PUSTAKA
Romli, Asep Syamsul M. 2014. Perbedaan Pembawa Acara, MC, protokol dan
protokoler. Diunduh dari http://www.romeltea.com. pada 20 November 2023.
Page 10
SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA
LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BARAT DAYA TAHUN 2023