Anda di halaman 1dari 21

PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

KEPROTOKOLAN DAN DOKUMENTASI

Abang Zainudin
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Sintang
Email : ab_jay57@yahoo.co.id

Abastrak : Penyelenggaraan Keprotokolan merupakan salah satu elemen penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kabupaten Sintang, unit kerja yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan keprotokolan
adalah Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi pada Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang, Sub Bagian
Protokol dan Dokumentas berada di Bagian Humas Protokol pada Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang.
Bentuk kegiatan keprotokolan meliputi tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan. Pelaksanaan
tata tempat sudah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun
belum seluruh pengaturan tata tempat maupun Lay Out dapat dilaksanakan secara optimal pada setiap
kegiatan di lingkungan pemerintah Kabupaten Sintang. Kendala-Kendala dalam penyelenggaraan
keprotokolan meliputi faktor yang bersifat administratif dan faktor yang bersifat teknis. Faktor yang
bersifat administratif berkaitan dengan anggaran, Peraturan pelaksana dan teknis, koordinasi antar instansi
yang terkait, dan jadwal kerja yang belum tersusun secara sistematis. Sedangankan faktor yang bersifat
teknis berhubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana di Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang.

Kata Kunci : pelaksanaan, keprotokolan

Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia a. Partisipasi, yaitu memberdayakan setiap warga


diarahkan untuk mencapai Kepentingan Nasional negara untuk mempergunakan hak dan
serta untuk mewujudkan Tujuan Nasional yakni menyampaikan pendapat dalam proses
melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh pengambilan keputusan, yang menyangkut
tumpah darah Indonesia, memajukan Kesejahteraan kepentingan masyarakat, baik secara langsung
Umum, mencerdasakan Kehidupan Bangsa, dan maupun secara tidak langsung.
ikut serta melaksanakan Ketertiban Dunia. Fungsi b. Penegakan Hukum, yaitu mewujudkan adanya
Pemerintahan pada umumnya berupa Penyediaan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak
Pelayanan Umum, Pengaturan dan Perlindungan tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM
Masyarakat serta Pembangunan dan dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam
Pengembangan. Sedangkan tugas dan kewajiban masyarakat.
Pemerintah adalah membuat Regulasi tentang c. Transparansi, yaitu menciptakan kepercayaan
Pelayanan Umum, Pengembangan Sumber Daya timbal balik antara pemerintah dan masyarakat,
Produktif, melindungi Ketenteraman dan ketertiban melalui penyediaan informasi dan menjamin
Masyarakat, Pelestarian Nilai-Nilai Sosio-Kultural, kemudahan di dalam memperoleh informasi
Kesatuan dan Persatuan Nasional, Pengembangan yang akurat dan memadai.
Kehidupan Demokrasi, Pencapaian Keadilan dan d. Kesetaraan, yaitu memberi peluang yang sama
Pemerataan, Pelestarian Lingkungan Hidup, bagi setiap anggota masyarakat untuk
Penerapan dan Penegakan Peraturan Perundang- meningkatkan kesejahteraannya.
Undangan, mendukung Pembangunan Nasional dan e. Daya Tanggap, yaitu meningkatkan kepekaan
mengembangkan Kehidupan Berbangsa, Bernegara kepedulian para penyelenggara pemerintahan
dan Bermasyarakat berdasarkan Pancasila serta terhadap aspirasi masyarakat tanpa terkecuali.
menjaga tegak, lestari dan utuhnya Negara f. Wawasan ke depan, yaitu membangun daerah
Kesatuan Republik Indonesia. berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan
Departemen Dalam Negeri RI (2004:4) mengikutsertakan warga dalam seluruh proses
penyelenggaraan pemerintahan pada setiap jenjang pembangunan, sehingga warga merasa
pemerintahan wajib memperhatikan aspirasi dan memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap
potensi yang tumbuh dan berkembang di kemajuan daerahnya.
masyarakat serta 10 prinsip tata pemerintahan yang g. Akuntabilitas, yaitu meningkatkan akuntabilitas
baik, yaitu: para pengambil keputusan dalam segala bidang

187
Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 188

yang menyangkut kepentingan masyarakat 5.Hubungan Masyarakat dan Keprotokolan terdiri


luas. dari: Subbag Hubungan Masyarakat dan
h. Pengawasan, yaitu meningkatkan upaya Pengaduan masyarakat, Subbag Protokol dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan Dokumentasi. Dalam melaksanakan tugas dan
pemerintahan dan pembangunan dengan fungsi penyelenggaraan keprotokolan sebagaimana
mengusahakan keterlibatan swasta dan diamanatkan dalam Peraturan Bupati Sintang
masyarakat luas. Nomor 42 Tahun 2013 tersebut di atas, Sub Bagian
i. Efisiensi dan efektifitas, yaitu menjamin Protokol dan Dokumentasi, belum dapat berjalan
terselenggaranya pelayanan kepada optimal. Indikasi hal tersebut sesuai dengan pra
masyarakat dengan menggunakan sumber penelitian yang penulis lakukan di lapangan diketahui
daya yang tersedia secara optimal dan bahwa : dalam proses penyelenggaraan kegiatan
bertanggungjawab. keprotokolan di DPRD Kabupaten Sintang
j. Pr ofesi ona li sme , ya i tu me ningka tka n terbentur dengan kendala-kendala sebagai berikut
kemampuan dan akhlak penyelenggara : pertama, jumlah pegawai yang ditenpatakan di Sub
pemerintah, agar mampu memberi pelayanan Bagian Protokol dan Dokumentasi masih belum
yang mudah, cepat, tepat dengan biaya sesuai dengan kebutuhan, dimana berdasarkan
terjangkau. tuntutan tugas, fungsi dan volume pekerjaan sesuai
Penyelenggaraan Keprotokolan merupakan dengan alat kelengkapan DPRD Kabupaten Sintang
salah satu elemen penting dalam penyelenggaraan yang terdiri dari 3 komisi, 6 fraksi dan 3 pimpinanan
pemerintahan guna mewujudkan tata pemerintahan dewan, maka semestinya jumlah pegawai pada Sub
yang baik sebagaimana diungkapkan di atas. Bagian Protokol dan Dokumentasi adalah berjumlah
Definisi Protokol menurut Pasal 1 ayat (1) Undang- 12 orang, kenyataannya pegawai yang tersedia
Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan pada Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi hanya
adalah “Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan 5 (lima) orang yang terdiri dari 3 (tiga) orang
yang berkaitan dengan aturan dalam acara Pegawai berstatus PNS dan 2 (dua) orang Pegawai
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata sebagai Tenaga Honorer. Dengan keterbatasan
Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan jumlah pegawai pada Sub Bagian Protokol dan
Dokumentasi berimplikasi pada pelaksanaan tugas
sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang
keprotokolan yang menjadi kurang dapapat
sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dilaksanakan oleh pegawai secara maksimal.
dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.” Di Kenyataan lainnya, dalam pelaksanaan tugas
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) keprotokolan di DPRD Kabupaten Sintang,
Kabupaten Sintang, unit kerja yang bertanggung pagewai pada Sub Bagian Protokol dan
jawab terhadap penyelenggaraan keprotokolan Dokumentasi dihadapkan dengan keterbatasasn
adalah Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi pada sarana dan prasarana yang masih terbatas, dimana
Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang, Sub Bagian jika dilihat segi ruang kerja masih belum sesuai
Protokol dan Dokumentas berada di Bagian Humas yaitu hanya satu ruangan dengan ukuran 3 x 4 M2
Protokol pada Sekretariat DPRD Kabupaten sebagai tempat bekerja 5(lima) orang pegawai dan
Sintang. Berdasarakan Peraturan Bupati Sintang difungsikan juaga sebagai tempat penyimpanan
Nomor 42 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi arsip keprotokolan. Fasilitas kerja juga masih
dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan terbatas, dimana meja kerja pegawai hanya 3 unit
Rakyat Daerah Kabupaten Sintang, dinyatakan : untuk 5 orang pegawai, begitu pula dengan fasilitas
“Bagian Humas dan Protokol, mempunyai tugas printer hanya 1 buah untuk ti komputer yang
melaksanakan pengelolaan kehumasan dan disediakan, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan
pelayanan kegiatan atau acara-acara DPRD sesuai pegawai harus bergiliran menggunakannnya..
dengan ketentuan keprotokolan dan penanganan Sehubungan dengan itu, maka penulis merasa
pengaduan masyarakat serta pendokumentasian”. tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan oleh Sub
Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Bagian Keprotokolan dan Dokumentasi di
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sintang Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Berdasarakan Peraturan Bupati Sintang Nomor (DPRD) Kabupaten Sintang.
42 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Bentuk Kegiatan Keprotokolan
Daerah Kabupaten Sintang, terdiri Menurut Nizam (2006:5) “Protokol berasal
dari:1.Sekretaris;2.Bagian Umum, terdiri dari : dari dua perkataan Yunani yaitu Protos artinya ‘yang
Subbag Tata Usaha dan Kepegawaian, Subbag pertama’ dan Kolla artinya “melekatkan”. Jadi pada
Perlengkapan dan Rumah Tangga;3.Bagian mulanya kata Protokol berarti “Lembar pertama
Program dan Keuangan, terdiri dari : Subbag yang dilekatkan pada suatu dokumen yang berisi
Program, Subbag Keuangan;4.Bagian Hukum dan persetujuan baik yang bersifat Nasional maupun
Persidangan, terdiri dari : Subbag Persidangan dan Internasional”. Selanjutnya kata Protokol menurut
risalah, Subbag Perundang-undangan; dan Abidin (2006:16) berkembang artinya menjadi :
189 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

1. Dokumen persetujua n ya ng menca kup Creativity (Daya Cipta) dan 10) Social
keseluruhan dari dokumen persetujuan (bukan Participation (berperan serta dalam
hanya lembar pertama saja). pergaulan).Pendekatan Perilaku (The Behavioral
2. Dokumen yang melengkapi persetujuan pokok. Approach) yaitu Pendekatan Perilaku
3. Catatan resmi yang di buat pada akhir setiap berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau
sidang dan ditanda tangani oleh segenap kegagalan sesuatu ditentukan oleh gaya bersikap
Peserta sidang. dan bertindak dari yang bersangkutan. Dalam hal
4. Protokol adalah Perjanjian Internasional. ini dapat dibedakan adanya dua macam Perilaku
5. Protokol adalah dokumen yang berisi hak-hak Kepemimpinan yaitu Initiating Structure atau
dan kewajiban, kelonggaran-kelonggaran dan Struktur Tugas dan Consideration yaitu Tenggang
kekebalan yang di miliki oleh seorang Diplomat. Rasa. Perilaku Kepemimpinan Tenggang Rasa
6. Kata Protokol menurut AS Hornby berarti mengandung ciri-ciri : 1) Senantiasa
Naskah Persetujuan Permulaan (antar Negara) memperhatikan kebutuhan. 2) Berusaha
sebagai persiapan suatu Perjanjian Politik. menciptakan suasana saling percaya. 3) Berusaha
menciptakan suasana saling menghargai. 4) Simpati
Sedangkan Definisi Protokol menurut Pasal 1 ayat terhadap perasaan. 5) Memiliki sikap bersahabat.
(1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang 6) Menumbuhkan peran serta 7) Lebih
Keprotokolan adalah “serangkaian kegiatan yang mengutamakan pengarahan diri, mendisiplinkan diri
berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan serta mengontrol diri.Pendekatan Kontingensi (The
atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Contingensi Approach) yang apabila
Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk diterjemahkan secara harafiah berarti Pendekatan
penghormatan kepada seseorang sesuai ngan Kemungkinan. Pendekatan Kontingensi
jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, dirumuskan sebagai hubungan “jika... maka ...”.
pemerintahan, atau masyarakat”. Kesimpulan dari Terdapat sepuluh macam macam pendekatan
arti kata dan definisi “Protokol” tersebut di atas, kontingensi yang satu diantaranya adalah Model
menurut Abidin (2006:21) memiliki lima dimensi Tiga Dimensi Kepemimpinan. Pendekatan ini
yaitu: Dimensi pertama; berkaitan dengan dokumen dinamakan Three-Dimensional Model karena
persetujuan atau perjanjian internasional; dimensi pendekatan ini menghubungkan tiga kelompok gaya
kedua; menyangkut dokumen berhubungan dengan Kepemimpinan yaitu gaya dasar, gaya efektif, dan
perlakuan terhadap seseorang atau lambang gaya tak efektif dalam kestuan. Selanjutnya, Nizam
kehormatan negara. Dimensi ketiga; protokol adalah (2006:49) yang nampak relevan dengan bahasan
dokumen yang berisi hak, kewajiban, kelonggaran tentang keprotokolan ini, adalah gaya dasar, yaitu:
dan kekebalan diplomatik. Dimensi keempat; Separated (Pemisahan). Pemimpin yang
berkenaan dengan penylenggaraan sesuatu menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya
kegiatan acara (ceremonial dan visiting), dan yang berorientasi rendah terhadap orang dan
dimensi kelima; adalah hal ikhwal yang menyangkut tugas;Dedicated (Pengabdi) Pimpinan yang
“figure protokol”. menerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunya
yang beriorientasi rendah terhadap orang dan
Mempedomani dari segi arti protokol adalah berorientasi terhadap tugas;Related (Penghubung)
merupakan serangkaian aturan mengenai tata Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak
tempat, tata upacara dan tata penghormatan, maka dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap
mereka yang melaksanakan dan atau yang orang dan rendah terhadap tugasnya;Integrated
menerapkan kaidah dan norma keprotokolan harus (Terpadu) Pemimpinan yang menerapkan gaya ini
lebih menghayati tiga pendekatan di dalam akan nampak dari perilakunya yang berorientasi
keprotokolan yaitu: (1) pendekatan kepemimpinan, tinggi terhadap orang dan terhadap tugas.
(2) pendekatan manajemen, dan (3) pendekatan
etiket. Pendekatan kepemimpinan adalah Berdasarkan pendekatan manajemen,
merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam Baskoro (2006:19) menyatakan “keprotokolan itu
melaksanakan sesuatu tugas, sangat penting untuk merupakan salah satu aspek dari Manajemen
diterapkan dan dipraktekkan setiap saat. Menurut Pemerintahan yang pengertiannnya adalah Proses
Kartono (1988:27) dalam kaitan keprotokolan Aktivitas Keprotokolan yang meliputi Pengaturan,
terdapat empat pendekatan dalam kepemimpinan, Pengendalian/Kontrol, dan Pelayanan dengan inti
yaitu :Pendekatan Sifat (The Traits Approach) pelaksanaannya adalah Aparatur Negara dan atau
yang meliputi hal-hal 1) Intelligence (Kecerdasan). Aparatur Pemerintahan yang bersangkutan”.
2) Inisiative (Inisiatif). 3) Energy Or Drive Manajemen berasal dari kata to manage. Menurut
(Kekuatan/Pendorong). 4) Emotional Maturity Handoko (2000:15) dalam Websters New
(Kematangan Perasaan) 5) Persuasive Coelegiete Dictionary kata Menage dalam
(Meyakinkan). 6) Communicative Skill Kamus tersebut diberi arti : To Direct And Control
(Kemahiran Komunikasi). 7) Self Assurance (membimbing dan mengawasi); To Treat With
(Ketenangan Diri). 8) Perceptie (Cerdik). 9) Care (memperlakukan dengan seksama); To
Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 190

Carry On Business (mengurus perniagaan, atau formal atau tidak formal. Etika yang harus
urusan-urusan/persoalan-persoalan); To Achieve diterapkan dalam sikap hidup ini adalah budaya
One’s Purpose (mencapai tujuan tertentu) malu “attitude of shame cultural” manakala hal
ini diterapkan dalam pergaulan maka ia tergolong
Berbicara mengenai Manajemen adalah manusia dengan predikat “tahu diri” sebagai
berbicara tentang pencapaian tujuan daripada cerminan dari “self image” atau citra diri. Ketiga
sesuatu usaha atau urusan-urusan lain dengan cara sikap ini akan menumbuhkan sesuatu kepribadian
yang seksama disertai Pembimbingan dan yang dapat mewujudkan kesan pertama yang
Pengawasan. Dari berbagai defenisi tentang menyenangkan “ first empression” yang
manajemen, menurut Handoko (2000:20) dapat berdampak “out come” membuka hati orang-orang
ditarik kesimpulan sebagai berikut:1).Manajemen simpati terhadap diri kita. Jika kita peroleh hal itu
diperlukan untuk pencapaian tujuan dan maka segala program dan pekerjaan kita akan dapat
pelaksanaan pekerjaan; 2). Manajemen merupakan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan pastilah
sistem kerjasama yang kooperatif dan rasional; mencapai tujuan yang kita inginkan. Dalam dunia
3).Manajemen menekankan perlunya prinsip- keprotokolan, ketiga sikap ini akan dapat dilihat
prinsip efisiensi;4).Manajemen tidak dapat dalam suatu kegiatan acara yang mengenai;
dilepaskan dari pada kepemimpinana/ perilaku seseorang dalam melaksanakan dan
pembimbingan. mengatur sesuatu kegiatan; keluwesan “charme”
yaitu sikap dan keadaan pribadi seseorang yang
Menurut Baskoro (2006:33) “pendekatan menggambarkan kebaikan hati dan perhatiannnya
etiket dalam pergaulan terlebih lagi dalam nuansa terhadap manusia; berpakaian; menggunakan
keprotokolan maka etiket merupakan faktor yang pakaian sebagaimana mestinya sesuai dengan
amat dominan oleh karena merupakan sesuatu ketentuan, situasi dan kondisi; dan tabel manner;
yang essensiil untuk menumbuhkan khasanah yaitu tata kesopanan pada menu makan dalam
hubungan satu sama lain”. Setiap perilaku manusia acara perjamuan.
diwarnai dengan peradaban yang dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (adaptasi) Tata Tempat
dengan tidak menyinggung perasaan. Manakala hal Menurut Nizam (2006:28) “Arti tempat atau
tersebut diwujudkan maka sudah tentu akan dapat juga disebut Tata Urutan. Dalam Bahasa
membuahkan dampak positif memancarkan Perancis dikenal dengan istilah “Preasence” dan
kepribadian yang menarik good personality. dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sebutan
Memiliki kepribadian yang menarik niscaya akan “Order Of Presedence” yang mengandung
beruntung niscaya akan disenangi, dikagumi, pengertian “urutan” yaitu siapa yang berhak lebih
diterima eksistensinya bahkan lebih darpada itu dahulu atau siapa yang menerima hal prioritas
akan dijadikan panutan/teladan, namun sebaliknya dalam urutan biasa dipergunakan dalam suatu
bila seorang itu memancarkan sesuatu kepribadian kegiatan Acara Resmi atau Acara Kenegaraan”.
yang buruk bad personality niscaya akan merugi, Definisi tentang Tata Tempat berdasarkan rumusan
perasaan antipati orang akan ia peroleh, bahkan ia Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 9 Tahun
sulit diterima eksistensinya dalam pergaulan. 2010 Tentang Keprotokolan dikatakan bahwa Tata
Menurut Rahmani (2006:2) pancaran kepribadian Tempat adalah pengaturan tempat bagi Pejabat
adalah implikasi dari etiket hal ini akan tercermin Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara
di dalam tiga sikap yakni:Sikap pribadi “attitude to asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh
be have” yaitu sikap sesuatu keadaan atau gerakan Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan
tubuh kita dalam berkomunikasi “physical attitude atau Acara Resmi”.
atau yang belih dikenal yaitu “body languange”
atau bahasa tubuh. Sikap ini ditekankan pada Untuk lebih memberikan gambaran yang
sesuatu yang bersifat wajar “natural”;Sikap batin jelas maka sebelum menguraikan bahasan tentang
“attitude to personafy” sikap bathin ini Tata Tempat, maka perlu dijelaskan siapakah yang
mengandung suatu pengertian cara seseorang dimaksud dengan Pejabat Negara, Pejabat
menyampaikan ungkapan, aspirasi, statement, Pemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu.
pembicaraan resmi/pribadi. Berdialog, berdiskusi Pejabat Negara adalah Pejabat sebagaimana
dan lain sebagainya. Menurut istilah yang kadang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
popular terhadap sikap bathin ini disebut orang 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian dan
“mental attitude” atau dapat disebut effective Peraturan Perundang-Undangan lainnya. Pada Era
speaking” aplikasi etiket dalam sikap bathin ini ialah Reformasi ini Undang-Undang Kepegawaian
seseorang itu mampu berbagi rasa, tenggang rasa tersebut telah disempurnakan dengan
atau lazim disebut “empaty”; Sikap hidup “attitude diterbitkannnya Undang-Undang Nomor 43 Tahun
to live” yaitu sikap hidup yang aktif, giat dan aktual 1999. Sebagaimana gambaran dibawah ini
yang nampak dalam penampilan “appearance” dijelaskan para Pejabat yang termasuk dalam
seseorang dalam gaya kehidupan yang bersifat kelompok Pejabat-Pejabat Negara yaitu :
191 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

a. Presiden da n Wa kil Presiden Re publik c. Widyaiswara Muda, dengan Pangkat/Golongan


Indonesia. Penata Tingkat I (III/d) dan Penata (III/c)
b. Anggota Badan Permusyawaratan/Perwakilan d. Widyaiswara Pertama, dengan Pangkat/
Rakyat. Golongan Penataan Muda Tingkat I (III/b) dan
c. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan. Penata Muda (III/a)
d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 62
Agung.
Tahun 1990 tentang Ketentuan Protokol mengenai
e. Dewan Pertimbangan Agung.
Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata
f. Kepala Perwakilan R.I. di Luar Negeri yang
Penghormatan, ditentukan bahwa yang dimaksud
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa
dengan Tokoh Masyarakat tertentu terdiri dari
dan Berkuasa Penuh.
Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Nasional dan
g. Gubernur dan Wakil Gubernur.
Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Daerah.
h. Bupati/Walikotamadya (sebutan Walikotamadya
a. Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Nasional
saat ini adalah Walikota, berdasarkan Undang-
terdiri dari :
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
1) Mantan Presiden dan Mantan Wakil
Pemerintahan Daerah).
Presiden;
Susunan Pejabat Negara sebagaimana 2) Perintis Pergerakan Kebangsaan/
diuraikan di atas, tidak berarti menunjukkan Kemerdekaan;
Ketentuan Tata Tempat atau menunjukkan 3) Ketua Umum Partai-Partai Politik;
Tingkatan Kedudukan dalam Jabatan. Yang 4) Pemilik Tanda Kehormatan Republik
dimaksud dengan Pejabat Pemerintah yaitu Indonesia berbentuk Bintang (Bintang RI
seseorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang Adipura (1) Adipradana (II) Bintang RI
diangkat oleh Pejabat yang berwenang untuk Utama (III) Bintang RI Pratama (IV) dan
memangku sesuatu Jabatan dalam Organisasi Bintang RI Naraya (V)
Pemerintahan baik Jabatan Struktural maupun 5) Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia,
Jabatan Fungsional. Jabatan Struktural; Susunan Ketua Presidium Komperensi Wali-Wali
Jabatan Struktural yang selama ini mengacu kepada Gereja Indonesia, Ketua Persekutuan
Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1985, Gereja-Gereja Indonesia, Ketua Parisada
Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 1985 tentang Hindu Dharma, dan Ketua Perwakilan
Umat Budha Indonesia.
Jenjang Pangkat dan Tunjangan Jabatan Sruktural
6) Tokoh lain yang ditentukan oleh
dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1994
pemerintah.
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam
b. Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Daerah
Jabatan Struktural. Kelompok– Kelompok dalam 1) Ketua-Ketua Dewan Pimpinan Daerah
Jabatan Struktural adalah mereka yang memegang Partai Politik;
Jabatan dengan Tingkat 2) Pemuka Agama dan Pemuka Adat
a. Pejabat Eselon I.a dan I.b; setempat; dan
b. Pejabat Eselon II.a dan II.b; 3) Tokoh lain yang ditentukan oleh
c. Pejabat Eselon III.a dan III.b; Pemerintah Daerah.
d. Pejabat Eselon IV.a dan IV.b;
e. Pejabat Eselon V.a dan V.b; Tata Upacara
Jabatan Fungsional; Kelompok atau Rumpun Tata Upacara menurut Badudu (1996:89)
dalam Jabatan Fungsional mengacu kepada dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mempunyai
Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 1986. pengertian “Sesuatu Aturan/Peraturan sebagai
Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 dan dasar untuk dijadikan pedoman menyusun Tata
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994. Tertib dalam menyelenggarakan sesuatu perbuatan
Kelompok-kelompok dalam Jabatan Fungsional yang pasti menurut Adat Kebiasaan”. Tata
antara lain terdiri dari Widyaiswara, Peneliti, Dosen, Upacara berdasarkan Pasal 1 ayat (5) Undang-
Guru, Dokter, Bidan, Perawat, Arsiparis, Sandiman, Undang Nomor 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan,
dan lain sebagainya. Karena keterbatasan mengenai Tata Tempat definisinya adalah: “Tata
Pengetahuan maka yang Penyusun uraikan di Upacara adalah aturan untuk melaksanakan
bawah ini hanya susunan Jabatan Fungsional upacara dalam Acara Kenegaraan atau Acara
Widyaiswara mengacu kepada Keputusan Presiden Resmi”.
Nomor 87 Tahun 1999 yaitu:
Atas dasar pengertian dan definisi tersebut
a. Widyaiswara Utama, dengan Pangkat/Golongan di atas maka unsur Tata Upacara terdiri dari
Pembina Utama (IV/e) dan Pembina Utama Pedoman Umum Upacara dan Pelaksanaan
Madya (IV/d) Upacara. Pedoman Umum Upacara yaitu Pedoman
b. Widyaiswara Madya, dengan Pangkat/Golongan Tata Upacara yang memuat Perencanaan dan
Pembina Tingkat I (IV/b) dan Pembina (IV/a) Pelaksanaan Upacara. Pelaksanaan Upacara yaitu
Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 192

Tertib Upacara yang meliputi segala kelengkapan Tata Penghormatan


Upacara, perlengkapan Upacara, langkah-langkah Menurut Nizam (2006:47) “ Di dalam
persiapan upacara, petunjuk pelaksanaan upacara pergaulan sehari-hari baik yang bersifat Resmi atau
dan susunan acara yang akan berlangsung. Pribadi, terdapat dua perkataan dari kata hormat
yakni Kehormatan dan Penghormatan”. Perkataan
Kelengkapan Upacara; yaitu setiap Pejabat Kehormatan mengandung arti segala sesuatu yang
atau Personal Pendukung Upacara antara lain menyangkut harga diri terhadap Pihak lain,
Inspektur Upacara, Komandan Upacara, contohnya “Perlakuan itu merupakan Kehormatan
Komandan Upacara, Penanggung Jawab Upacara, bagi saya” sedangkan perkataan Penghormatan
Peserta Upacara, Pembawa Naskah, Pembaca mengandung arti segala pemberian atau perlakuan
Naskah, Pembawa Acara dan Personal Upacara terhadap seseorang atau sesuatu dengan
lainnya yang diperlukan. Perlengkapan Upacara menempatkan segi-segi Kelayakan dan Kepatutan
yaitu segala sesuatu yang menyangkut Logistik/ (Fit And Proper Test) sebagai dasar dan
Peralatan Upacara. Langkah-Langkah Persiapan pertimbangan serta alasannya. Contohnya “kami
Upacara ialah antara lain menyusun Acara perlakukan anda seperti ini adalah merupakan
Upacara, Tata Ruang Upacara (Lay Out), Penghormatan kami yang tulus terhadap anda”.
Pengaturan Tempat (Tata Tempat/Preseance)
menetapkan jenis atau macam Pakaian dalam Menurut penjelasan Pasal 1 ayat (6)
Upacara, membuat Petunjuk Pelaksanaan Upacara Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 bahwa yang
yang mencerminkan siapa berbuat apa, dan kapan dimakud dengan Tata Penghormatan adalah :
ia harus berbuat. “aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi
Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan
Menurut Abidin (2006:52) untuk menjamin Negara asing dan/atau organisasi internasional, dan
tertib lancar dan suksesnya sesuatu Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara
Penyelenggaraan Upacara harus diupayakan hal- Kenegaraan atau Acara Resmi”. Tata Cara
hal sebagai berikut : memberi hormat mengandung pengertian
Pemberian dan Pengaturan pemberian
a. Memperhatikan sumber-sumber Protokol yaitu Penghormatan serta perlakuan terhadap seseorang
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku atau lambang dalam suatu acara yang meliputi Tata
dan Adat Istiadat setempat; Tempat, Tata Upacara dan Penghormatan.
b. Segala sesuatu harus diadakan Cek dan Re Chek Menurut Abidin (2006:55) “dalam hal pemberian
agar mencapai kepastian (Konfirmasi) Penghormatan berkaitan dengan Tata Tempat
c. Berpedoman pada Tata Upacara yang telah adalah “ Preseance” artinya menempatkan
dibuat dan disetujui seseorang atau Lambang sebagaimana mestinya
d. Melakukan koordinasi sebaik-baiknya dengan sesuai dengan Kedudukan Protokol masing-
semua unsur komponen yang terkait masing”.
e. Seluruh Pejabat dan Personal serta Petugas
Upacara harus berusaha menegakkan disiplin Menurut Nizam (2006:49) “dalam hal
dan berperan sesuai dengan perannya masing- pemberian Penghormatan berkaitan dengan Tata
masing serta bertanggung jawab sepenuhnya Upacara adalah “Rotation” artinya susunan atau
terhadap tugasnya; urutan siap yang berhak lebih dahulu dalam suatu
f. Menegakkan Disiplin Pribadi, artinya ketaatan kegiatan Upacara, sesuai dengan Kedudukan
untuk melaksanakan sesuatu kegiatan acara Protokol masing-masing”. Dalam hal pemberian
sesuai fungsi dan perannya masing-masing; Penghormatan berkenaan dengan Tata
g. Disiplin Organisasi, artinya terdapat kejelasan Penghormatan ialah hal-hal yang menyangkut Segi
Line Commander yaitu siap yang berhak Etiket, artinya Segi Kewajaran. Hal ini juga bersifat
memberi Petunjuk atau Perintah; pengakuan tentang Status dan Kedudukan Protokol
h. S e n a n t i a s a me ng a d a k a n P e ma n t a ua n seseorang atau Lambang sesuai dengan
(monitoring jalannya acara); Kedudukan Protokolnya dalam Negara,
i. Langkah-langkah antisipasi dengan kesiapan Pmerintahan dan Masyarakat.
solusinya;
j. Memelihara dan mewujudkan Budaya “saling Adapun cakupan dan pemberian
hormat menghormati” agar tidak menimbulkan Penghormatan berkenaan dengan Tata
ketersinggungan dan kekecewaan. Hindarkan Penghormatan tersebut, ialah sebagai berikut:
yang bersifat Instruktif, kendalikan emosi diri, Pemberi Penghormatan kepada Lambang
tanamkan kebiasaan bahwa setiap orang itu Kehormatan Negara Republik Indonesia (Lambang
adalah penting, Courtesy (ramah tamah) dan Negara “Garuda” Bendera Kebangsaan Sang
periharalah/jagalah Kesehatan Jasmaniah Merah Putih” dan Lagu Kebangsaan Indonesia
dengan berdoa memohon pertolongan kehadirat Raya) yang merupakan juga Lambang Kedaulatan
Tuhan Yang Maha Esa. Negara Kesatuan Republik Indonesia di dalam
193 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

kehidupan bernegara, berbangsa dan kepustakaan dan Penelitian studi dilapangan.


bermasyarakat. Tata cara perlakuan dan Subjek dalam penelitian ini meliputi : Sekretaris
penggunaan tersebut bukan saja terhadap Lambang DPRD Kabupaten Sintang Selaku kepala atau
Kehormatan dari Negara kita, juga terhadap pimpinan dari sekretariat DPRD Kabupaten
Lambang-Lambang Kehormatan Negara Asing. Sintang; Kepala Bagian Humas dan Protokol selaku
pimpinan bidang yang membidanggi keprotokolan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi di sekretariat DPRD Kabupaten Sintang;Kepala
Penyelenggaraan Keprotokolan Sub Bidang Protokol dan Dokumentasi selaku
Menurut Ma’moeri dan Sutrisno (2001:54) pimpinan teknis yang bertanggung jawab
“faktor-faktor administratif adalah faktor-faktor melaksanakan kegiatan keprotokolan di lingkungan
yang berhubungan dengan aspek administrasi dalam sekretariat DPRD Kabupaten Sintang dan Staf atau
pelayanan tata usaha itu sendiri”. Selanjutnya, pegawai yang terdapat di Sub Bidang Protokol dan
dikatakan oleh Ma’moeri dan Sutrisno (2001:54) Dokumentasi selaku pelaksana teknis dalam
faktor-faktor yang bersifat administratif antara lain: penyelenggaraan kegiatan keprotokolan di
“(1) ketersediaan anggaran, (2) ketersediaan lingkungan sekretariat DPRD Kabupaten Sintang.
juklak/juknis yang dapat dijadikan acuan dalam Teknik pengumpulan data meliputi : wawancara,
melaksanakan pelayanan tata usaha, (3) koordinasi observasi dan studi dokumentasi, dengan tekik
antar instansi yang terkait, serta (4) kebijakan analisis data yang digunakan adalah analisis kulitatif.
pemerintah terhadap pelayanan tata usaha”. Lokasi penelitian ini dilakukan di Sub Bagian
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat Protokol dan Dokumentasi Sekretariat Dewan
disimpulkan bahwa faktor-faktor administratif yang Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sintang.
mempengaruhi penyelenggaraan keprotokolan oleh Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan
Bagian Protokol dan Dokumentasi Sekretariat pertimbangan Alasan metodologis dan Alasan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten praktis.
Sintang adalah: ketersediaan anggaran ketersediaan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
juklak/juknis yang dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan kegiatan tata usaha, koordinasi dan Dengan berlakunya otonomi daerah,
keprotokolan di Sekretariat Dewan Perwakilan Pemerintah Kabupaten Sintang telah melakukan
Rakyat Daerah Kabupaten Sintang. Ma’moeri dan reorganisasi perangkat daerah yang diwujudkan
Sutrisno (2001:55) menyatakan “faktor-faktor teknis dalam bentuk Peraturan Daerah Kabupaten
adalah faktor-faktor yang terjadi pada saat Sintang Nomor 5 Tahun 2013 tentang Susunan
dilaksanakannya/operasional dalam suatu Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sintang.
kegiatan”. Selanjutnya, dikatakan oleh Ma’moeri Peraturan Daerah tersebut ditindaklanjuti dengan
dan Sutrisno (2001:55) faktor-faktor yang bersifat Peraturan Bupati Sintang Nomor 42 Tahun 2013
teknis antara lain: “(1) ketersediaan sarana dan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
prasarana, (2) materi pelayanan, serta (3) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kemampuan/kualitas dan jumlah kuantitas staf Kabupaten Sintang. Berdasarkan Peraturan
dalam melaksanakan kegiatan”. Berdasarkan Daerah dan Peraturan Bupati tersebut, Sekretariat
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah unsur
faktor teknis yang mempengaruhi penyelenggaraan pelayanan terhadap DPRD Kabupaten yang
keprotokolan oleh Bagian Protokol dan dipimpin oleh Sekretaris DPRD yang secara teknis
Dokumentasi Sekretariat Dewan Perwakilan operasional berada dibawah dan bertangungjawab
Rakyat Daerah Kabupaten Sintang adalah: kepada pimpinan DPRD dan secara administratif
ketersediaan sarana dan prasarana, materi bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
pelayanan, serta kemampuan/kualitas dan jumlah Daerah.
kuantitas staf dalam melaksanakan pelayanan tata Sekretariat DPRD mempunyai tugas
usaha. menyelenggarakan pelayanan administrasi
METODE PENELITIAN kesekretariatan dan administarasi keuangan
DPRD, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
Jenis penelitian ini adalah Penelitian DPRD serta menyediakan dan mengkoordinasikan
deskriptif sebagai prosedur atau cara yang tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai
ditempuh dalam memecahkan masalah sesuai kemampuan keuangan daerah. Untuk
dengan fokus penelitian, dengan langkah-langkah melaksanakan tugas pokok sesuai dengan
penelitian yang dilakukan meliputi: Studi Peraturan Bupati Sintang Nomor 42 Tahun 2013
Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 194

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Tata Tempat


Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Sintang, adalah sebagai berikut: Pemerintah Dan Tokoh Masyarakat
Tertentu Tingkat Nasional Dan Tingkat Daerah
1. Sekretaris. Sekretaris DPRD mempunyai tugas mendapat tempat sesuai dengan Ketentuan Tata
menyelenggarakan pelayanan administrasi Tempat. Dalam pengaturan tata tempat dikenal
kesekretariatan dan administrasi keuangan istilah lay out. Lay Out mengandung pengertian
DPRD, mendukung pelaksanaan tugas dan yaitu Tata Letak dengan segala perlengkapannya.
fungsi DPRD serta menyediakan dan Rumus-rumus dalam pengaturan tata tempat terdiri
mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan atas Lay Out Upacara dan Lay Out pada
oleh DPRD sesuai kemampuan keuangan Perjamuan Resmi. Berdasarkan Sifat Acara, yaitu
daerah. Acara Kenegaraan, Acara Resmi dan acara yang
2. Bagian Umum. Bagian Umum mempunyai tugas bersifat pribadi Penyelenggara; apakah
memberikan pelayanan tehnis dibidang diselenggarakan oleh Lembaga Negara,
ketatausahaan, urusan administrasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Organisasi
kepegawaian dan DPRD, perlengkapan dan atau Masyarakat. Penyusunan Lay Out yang baik
Rumah Tangga DPRD. maka akan merupakan Pilar Penunjang
3. Bagian Program dan Keuangan. Bagian keberhasilan sesuatu rencana. Namun demikian
Program dan Keuangan mempunyai tugas dari hasil penelitian diketahui belum seluruh
memberikan pelayanan teknis dibidang pengaturan tata tempat maupun Lay Out dapat
perencanaan program dan keuangan secretariat dilaksanakan secara optimal pada setiap kegiatan
DPRD dan DPRD. di lingkungan pemerintah Kabupaten Sintang.
4. Bagian Hukum dan Persidangan. Bagian Hukum
dan persidangan mempunyai tugas memberikan Menurut sabjek penelitian, Tata tempat
pelayanan teknis urusan rapat dan risalah, adalah aturan mengenai urutan tempat bagi Pejabat
peraturan perundang-undangan. Negara, Pejabat Pemerintah, dan Tokoh
5. Bagian Hubungan masyarakat dan Keprotokolan. Masyarakat tertentu dalam Acara Kenegaraan
Bagian Humas dan Protokol, mempunyai tugas atau Resmi. Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang
melaksanakan pengelolaan kehumasan dan Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Kerotokolan bahwa
pelayanan kegiatan atau acara-acara DPRD Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan
sesuai dengan ketentuan keprotokolan dan Negara asing dan/atau organisasi internasional,
penanganan pengaduan masyarakat serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara
pendokumentasian. Kenegaraan atau Acara Resmi mendapat tempat
sesuai dengan pengaturan Tata Tempat. Ketentuan
Untuk menyelenggarakan tugas pokok Urutan Tata Tempat, bagi Pejabat Negara, Pejabat
tersebut di atas, Sekretariat DPRD mempunyai Pemerintah dan Tokoh Masyarakat Tertentu
fungsi:1). Penyelenggaraan administrasi Tingkat Nasional dalam acara Knegaraan baik yang
kesekretariatan DPRD; 2).Penyelenggaraan diadakan di Ibukota Negara atau di Luar Ibukota
administarsi keuangan DPRD; 3).Penyelenggaraan Negara urutannnya ditentukan berdasarkan Pasal
rapat-rapat DPRD; dan 4). Penyediaan dan 9 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun
pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan 2010 Tentang Kerotokolan. Bagi Pejabat Negara,
DPRD. Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sintang, Tertentu Tingkat Daerah Provinsi, dalam acara
terdiri dari:1. Sekretaris; 2. Bagian Umum, terdiri Resmi ini yang diselenggarakan di Daerah Tingkat
dari :1) Subbag Tata Usaha dan Kepegawaian, 2) Provinsi, Urutan Tata Tempatnya ditentukan
Subbag Perlengkapan dan Rumah Tangga; 3. berdasarkan Pasal 10 ayat (1) dan (2) -Undang
Bagian Program dan Keuangan, terdiri dari :1) Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Kerotokolan. Khusus
Subbag Program dan 2) Subbag Keuangan; 4. untuk kegiatan keprotokolan pada tingkat
Bagian Hukum dan Persidangan, terdiri dari :1) Kabupaten/Kota diatur dalam Pasal 11 ayat (1)
Subbag Persidangan dan risalah dan 2) Subbag dan (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010
Perundang-undangan; 5. Hubungan Masyarakat Tentang Kerotokolan.
dan Keprotokolan 1) Subbag Hubungan
Masyarakat dan Pengaduan masyarakat dan 2)
Subbag Protokol dan
195 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Tabel 1. Urutan Tata Tempat Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah Dan Tokoh Masyarakat
Tertentu Tingkat Nasional
Nomor
Jabatan
Urutan
Presiden R.I 1
Wakil Presiden R.I 2
Mantan Presiden dan Mantan/ Wakil Presiden 3
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia; 4
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; 5
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia; 6
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; 7
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; 8
Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia 9
Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia 10
perintis pergerakan kebangsaan/ kemerdekaan 11
Duta besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan Organisasi Internasional 12
Wakil Ketua MPR RI, Wakil DPD RI, Wakil Ketua DPR RI, Gubernur Bank 13
Indonesia, Ketua KPU RI, Wakil Ketua BPK RI, Wakil Ketua MA RI, Wakil Ketua
MK RI dan Wakil Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia
Menteri, Pejabat setingkat menteri, Anggota DPR RI, dan anggota DPD RI, serta 14
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia;
Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Tentara Nasional 15
Indonesia;
Pemimpin partai politik yang memiliki wakil di DPR RI 16
anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Ketua Muda dan Hakim 17
Agung Mahkamah Agung Republik Indonesia, Hakim Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia, dan anggota Komisi Yudisial Republik Indonesia;
Pemimpin lembaga negara yang ditetapkan sebagai pejabat negara, pemimpin 18
lembaga negara lainnya yang ditetapkan dengan undang-undang, Deputi Gubernur
Senior dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, serta Wakil Ketua Badan
Penyelenggara Pemilihan Umum
Gubernur kepala daerah 19
Pemilik tanda jasa dan tanda kehormatan tertentu; 20
Pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, Wakil Menteri, Wakil Kepala Staf 21
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia,
Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Wakil Jaksa Agung Republik
Indonesia, Wakil Gubernur, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi,
pejabat eselon I atau yang disetarakan;
Bupati/Walikota dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota; dan 22
Pimpinan tertinggi representasi organisasi keagamaan tingkat nasional yang secara 23
faktual diakui keberadaannya oleh Pemerintah dan masyarakat.
Sumber: UU Nomor 9 Tahun 2010
Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 196

Tabel 2. Urutan Tata Tempat Acara Resmi Tingkat Provinsi dan Tingkat Kabupaten/Kota

Tingkat Provinsi No Tingkat Kab/Kota


Gubernur; 1 Bupati/Walikota;
Wakil Gubernur; 2 Wakil Bupati/Wakil Walikota
Mantan Gubernur Dan Mantan Mantan Bupati/Walikota Dan Mantan Wakil
3
Wakil Gubernur; Bupati/Wakil Walikota;
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
4
Daerah provinsi atau nama lainnya Kabupaten/Kota Atau Nama Lainnya
Kepala perwakilan konsuler negara 5 Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota Atau
asing di daerah; Nama Lainnya;
Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi TNI
Wakil Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah provinsi atau nama 6 Semua Angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua
Pengadilan Semua Badan Peradilan, Dan
lainnya
Kepala Kejaksaan Negeri Di Kab/Kota;
Sekretaris Daerah,
Panglima/Komandan Tertinggi TNI
Pemimpin Partai Politik Di Kab/Kota Yang
Semua Angkatan, Kepala Kepolisian,
7 Memiliki Wakil Di DPRD Kab/Kota;
Ketua Pengadilan Tinggi Semua
Badan Peradilan, Dan Kepala
Kejaksaan Tinggi Di Provinsi;
Pemimpin Partai Politik Di Provinsi
Yang Memiliki Wakil Di DPRD 8 Anggota DPRD Kab/Kota Atau Nama Lainnya;
Provinsi;
Anggota DPRD Provinsi Atau Nama Pemuka Agama, Pemuka Adat, Dan Tokoh
Lainnya, Anggota MPU Aceh Dan 9 Masyarakat Tertentu Tingkat Kab/ Kota;
Anggota Majelis Rakyat Papua;
Asisten Sekda Kab/Kota, Kepala Badan
Tingkat Kab/Kota, Kadis Tingkat Kab/Kota,
Bupati/Walikota;
10 Dan Pejabat Eselon II, Kepala Kantor
Perwakilan BI Di Tingkat Kabupaten, Ketua
KPU Kab/Kota;
Kepala Kantor Perwakilan Badan Kepala Instansi Vertikal Tingkat Kab/Kota,
Pemeriksa Keuangan Di Daerah, Kepala Unit Pelaksana Teknis Instansi
Kepala Kantor Perwakilan Bank 11 Vertikal, Komandan Tertinggi TNI Semua
Indonesia Di Daerah, Ketua KPU Angkatan Di Kecamatan, Dan Kepala
Daerah Kepolisian Di Kecamatan;
Pemuka Agama, Pemuka Adat, Dan Kepala Bagian Pemerintah Daerah
Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat 12 Kabupaten/Kota, Camat, Dan Pejabat Eselon
Provinsi III
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Lurah/Kepala Desa Atau Yang Disebut Dengan
Daerah Kabupaten/Kota; 13
Nama Lain Dan Pejabat Eselon IV.

Wakil Bupati/Wakil Walikota Dan


Wakil Ketua DPRD 14
Kabupaten/Kota;
Anggota DPRD Kabupaten/Kota; 15
Sumber : UU Nomor 9 Tahun 2010
197 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Pengaturan tata tempat menurut Golongan tertentu, Kelahiran, seperti halnya Kaum Ningrat,
penerima preseance atau menerima hak pernikahan, seperti halnya Wanita yang menikah
didahulukan dalam Urutan Tata Tempat yaitu Very dengan Kaum Ningrat atau Pejabat Negara/
Important atau VIP dan Very Important Citizen Pejabat Pemerintah; dan Mereka yang memiliki
atau VIC. VIP: ialah seseorang memperoleh Anugerah Tanda Kehormatan berupa Bintang atau
Preseance mengingat kedudukannnya dalam Tanda Jasa dari Negara Kesatuan Republik
Negara dan Pemerintah, Golongan ini disebut Indonesia.
Pejabat Negara dan Pejabat Pemerintah. Menurut
Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi, VIC Pengaturan tata tempat dikenal istilah lay
ialah seseorang memperoleh Preseance mengingat out. Lay Out mengandung pengertian yaitu Tata
derajatnya, Golongan ini meliputi; (1) Menantu Raja, Letak dengan segala perlengkapannya. Dalam
Pangeran dan Bangsawan sehingga akibat istilah Umum, Lay Out dikenal dengan sebutan
pernikahannya itu maka dia memperoleh hak dalam “Tata Ruang” tempat diselenggarakan suatu
Preseance, (2) Pemilik Tanda Jasa/Bintang dari Upacara (Tata Ruang Upacara). Lebih lanjut
Negara Republik Indonesia, (3) Tokoh Masyarakat Kepala Sub Bidang Protokol dan Dokumentasi
Tertentu, memperoleh Hak Preseance karena mengatakan, Komunikasi dan Protokol, rumus-
Kedudukan Sosialnya menerima Penghormatan dari rumus dalam pengaturan tata tempat terdiri atas
Masyarakat dan/atau dari Negara atau Pemerintah. Lay Out Upacara dan Lay Out pada Perjamuan
Mereka yang tergolong dalam Tokoh Masyarakat Resmi. Dalam suatu Upacara Penyusuna Lay Out
Tertentu. Selanjutnya Kepala Bagian Humas dan Tata Tempatnya pada umumnya terdiri dari; Baris
Protokol mengatakan Preseance ini dapat bersifat Utama (Front Row); Sayap Kanan Baris Utama
berdiri sendiri atau tergantung kepada hal lain atau (Be Sight Right Front Row), Sayap Kiri Barisan
dapat kedua-duanya. Berdiri sendiri substantif Utama (Be Sight Left Front Row) dan Belakang
termasuk mereka yang memperoleh Preseance. Baris Utama (Behind Front Row) diantara masing-
Karena kedudukannya sebagai VIP, sedangkan masing baris diberi jarak pemisah secukupnya, agar
Preseance yang didasarkan pada hal lain ialah nyaman dipergunakan lalu lintas orang. Penyusunan
mereka memperoleh Preseance karena derajatnya seperti ini seluruh Audiensis menghadap Tempat
sebagai VIC, atau mereka memperoleh Preseance Pidato (Stage). Lay Out pada Baris Utama (Front
berdasarkan atas kedua-duanya yaitu dalam Row) dipergunakan bagi seseorang yang
Kedudukannya sebagai VIP dan dalam Kedudukan memperoleh Preseance Utama (1) dengan para
sebagai VIC. Pendampingnya yang ditentukan (2) (3) (4) (5) (6).
Jumlahnya bisa genap atau ganjil. Sebagaimana
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat gambarannya adalah sebagai berikut: bila jumlahnya
dijadikan Pedoman tentang dasar-dasar untuk 2 orang maka; nomor (1) bila jumlahnya 3 orang
menetapkan seseorang memperoleh Preseance, nomor (1) ditempatkan ditengah. Nomor (2) dan
dengan mengingat hal-hal sebagai berikut; (3) ditempatkan masing-masing disebelah kanan dan
Pemilihan/Penunjukkan untuk suatu Jabatan atau kiri dari nomor (1). Selanjutnya jika jumlah 4 orang;
Kedudukan dalam Negara dan Pemerintahan, maka nomor (2) disebelah kiri (1) nomor (3)
Dinobatkan, atau mewarisi Kerajaan karena disebelah kanan (1) dan Nomor (4) disebelah kiri
Keturunan, Seseorang dengan Legitimasi nomor (2). Dibawah ini digambarkan pengaturan
memperoleh Predikat sebagai Tokoh Masyarakat Tata Tempat baik dalam jumlah genap maupun
ganjil sebagai berikut:

Bila 2 orang ; —————————— (2) (1)—————————————


Bila 3 orang ; ————————— (3) (1) (2)——————————
Bila 4 orang ; —————— (4) (2) (1) (3) ———————————
—————— (5) (3) (1) (2) (4) ————————
———— (6) (4) (2) (1) (3) (5) ——————

Lay Out pada Baris Utama adalah (1)>> pada Sayap Kiri Baris Utama adalah
2) >> (3)>>(4)>>(5)>>(6)>>(7).>>(8)>>(9) (9)<<(8)<<(7)<<(6)<<(5)<<(4)<<(3)<<(2)<<(1).
umpanya nomor 9 (kebetulan Wanita, maka tempat Lay Out pada Belakang Baris Utama, maka
duduknya bergeser menempati nomor (8) pengaturan Tata Tempatnya disesuaikan dengan
Penghormatan kepada Kaum Wanita, jangan ia Tata Tempat pada Baris Utama. Menurut Staf atau
ditempatkan pada tempat yang paling ujung, kecuali pegawai yang terdapat di Sub Bidang Protokol dan
situasi dan kondisi tidak memungkinkan. Lay Out Dokumentasi : penempatan Isteri/Suami dari Pejabat
Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 198

dan Tokoh Masyarakat Tertentu, dalam suatu Acara Dalam merencanakan/menyusun Lay Out
Resmi atau Acara Kenegaraan maka penempatan harus pula memperhatikan hal-hal penting sebagai
Isteri atau Suami daripada Pejabat kegembiraan, berikut : (1) Arus Lalu Lintas pada Undangan harus
rasa syukur serta harus memperhatikan situasi dan nyaman, (2) Menyediakan Ruangan Tunggu
kondisi lingkungan dimana diselenggarakannya “Waiting Room” untuk VIP, (3) Perlengkapan
acara tersebut. Berdasarkan Tradisi; Adat Istiadat yang dibutuhkan dalam upacara diupayakan secara
dan kebiasaan setempat; sesuatu acara yang optimal agar tidak menimbulkan hambatan/
ditampilkan sesuai dengan Nilai Sosial dan Budaya ganguan; (4) Pemasangan Seating Card dan Name
Bangsa Indonesia serta mengupayakannya dalam Board pada tempat-tempat yang dianggap perlu
Koridor “Pola Hidup Sederhana” namun tidak untuk memudahkan Pelayanan Keprotokolan; (5)
mengurangi kekhidmatan dan kemegahan sesuatu Pengumpulan Data misalnya daftar undangan, buku
Upacara. tamu bila dianggap perlu, dan evaluasi data yang
dirumuskan dalam pembuatan denah Lay Out
Kepala sabjek penelitian menjelaskan bahwa, dimaksudkan untuk menjawab siapa/duduk berada
penyusunan Lay Out yang baik maka akan dimana serta untuk memudahkan monitoring para
merupakan Pilar Penunjang keberhasilan sesuatu Undangan; (6) Dekorasi pembuatan taman kering/
rencana. Setiap Lay Out Upacara harus disusun basah pemasangan bunga meja, pemasangan back
dan diatur dengan mempedomani hal-hal sebagai drop dan lain sebagainya; (7) Podium memasang
berikut: (1) Segi “Etika”; secara Substantif harus Podium untuk Pidato, tempat disebelah kanan atau
dapat memperlakukan/memberikan Penghormatan kiri meja baris utama dapat saja dilaksanakan
baik terhadap VIP maupun VIC sebagaimana dengan memperhatikan situasi dan kondisi Ruangan
mestinya sesuai dengan ketentuan Perundang- Upacara; (8) Penyejuk udara ventilasi udara, air
Undangan yang berlaku, (2) Segi Estetika ; condition, kipas angin sesuai dengan kebutuhan
menempatkan keserasian dan keseimbangan dan bilamana dianggap perlu.
terhadap segala sesuatu yang akan digelar dan
dipergunakan, hal ini penting artinya untuk Untuk menentukan bentuk-bentuk Lay Out
menumbuhkan “A Pleasenty Situation”, (3) Upacara tergantung jenis acara yang akan
Memperlihatkan “Nuansa Kebangsaan” dengan berlangsung. Untuk Upacara Pengibaran Bendera
memasang/ menempatkan Lambang-Lambang yang dilaksanakan di Lapangan Upacara, dapat saja
Kehormatan Negara R.I “Garuda Pancasila”, menggunakan “Bentuk TUM” atau paling tidak
Bendera Kebangsaan Indonesia dan gambar mempedomaninya. Untuk Upacara yang bukan
Presiden dan Wakil Presiden R.I sebagaimana Upacara Bendera misalnya: Upacara Pelantikan
mestinya sesuai dengan Ketentuan Peraturan dilaksanakan duduk atau berdiri dapat
Perundang-Undangan yang berlaku untuk itu. menggunakan Lay Out dengan bentuk “Class
Room”.
Gambar 1. Bentuk Class Room Dalam Lay Out Upacara

BARIS UTAMA

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang Tahun 2015


Berdasarkan gambar di atas, Bentuk Class adalah petugas upacara (rohaniawan, pembawa
Room Dalam Lay Out Upacara umumnya acara, pembaca do’a). Sedangkan di hadapan baris
digunakan untuk upacara pelantikan pejabat. Pada utama adalah para pejabat yang dilantik. Upacara
baris utama adalah Bupati beserta jajaran Muspida. Peresmian Proyek Pembangunan Lay Outnya
Sebelah kiri adalah para undangan, sebelah kanan bentuk “Frontal/Theater” sebagai berikut:
Gambar 2. Bentuk Frontal/Theater Dalam Lay Out Upacara

STAGE

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang Tahun 2015


199 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Upacara Peresmian Proyek Pembangunan Tata Upacara


Lay Outnya bentuk “ Frontal/Theater” Tata Upacara adalah aturan untuk
sebagaimana tergambar di atas, adalah dihadapan melaksanakan Upacara dengan tertib, khidmat dan
para peserta upacara umumnya ada meja/panggung lancar di dalam acara yang bersifat Kenegaraan
di mana semua undangan menghadap ke satu arah (Acara Kenegaraan) atau yang bersifat Resmi
atau ke pentas/panggung. Di atas pentans/ (Acara Resmi). Upacara dalam Acara Kenegaraan
panggung biasanya tersedia altar/meja untuk dapat berupa Upacara Bendera dan bukan Upacara
meletakan prasasti yang nantinya akan Bendera. Acara Resmi adalah Acara yang bersifat
ditandatangani oleh pejabat yang Resmi yang diatur dan dilaksanakan oleh
meresmikan.Selanjutnya, ketika Menerima Pemerintah atau Lembaga Tinggi Negara dalam
Kunjungan Delegasi, Hearing dan sejenisnya melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dihadiri
bentuk Lay Outnya ialah Face To Face”. Acara oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintah
Perjamuan Resmi, bentuk Lay Outnya bermacam- serta Undangan lainnya. Acara Resmi dapat
macam yaitu: U.Form, Round Table, T atau I diselenggarakan oleh Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara Instansi Pemerintah Pusat dan Instansi
Form; Oval dan E Form;
Pemerintah Daerah. Sesuatu acara yang juga
Gambar 3. Bentuk Face To Face Dalam Lay diselenggarakan oleh Organisasi Non Pemerintah,
Out Upacara jika dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat
Pemerintah, maka terhadap kegiatan tersebut
dikategorikan sebagai acara Resmi yang dalam
IV pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan
Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata
I II Penghormatan. Menurut Kepala Sub Bidang
Protokol dan Dokumentasi, Tata Upacara adalah
aturan untuk melaksanakan Upacara dengan tertib,
khidmat dan lancar di dalam acara yang bersifat
III Kenegaraan (Acara Kenegaraan) atau yang
bersifat Resmi (Acara Resmi). Terdapat 2 Sifat
acara yakni; acara kenegaraan dan acara resmi.
Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang Acara Kenegaraan adalah “Acara yang bersifat
Tahun 2015 Kenegaraan yang diatur dan dilaksanakan secara
terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil
Berdasarkan gambar di atas, bentuk Face
Presiden serta Pejabat Negara dan Undangan
To Face dalam Lay Out Upacara digunakan untuk lainnya dalam melaksanakan Acara Tertentu”.
menerima kunjungan delegasi, dengar pendapat dan Acara Kenegaraan merupakan acara yang
sebagainya. Para peserta umumnya saling diselenggarakan oleh Negara, dilaksanakan oleh
berhadapan satu sama lain. Menurut Kepala Bagian Panitia Negara yang diketuai oleh Menteri/
Humas dan Protokol, prinsip-prinsip dalam tata Sekretaris Negara.
tempat adalah, Tata Urutan pada Menteri Negara;
menurut urutan Menteri yang ditetapkan dengan Acara Kenegaraan dilaksanakan secara
Keputusan Presiden Republik Indonesia; Tata penuh berdasarkan Peraturan Tata Tempat Tata
Urutan Mantan Pejabat Negara atau Mantan Upacara dan Tata Penghormatan sebagaimana
Pejabat Pemerintah, memperoleh Preance ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 62
setingkat lebih rendah daripada yang masih Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan
berdinas aktif (yang menggantikannya); Pejabat Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata
yang mewakili (Refresentative) bukan wakil (Vice) Penghormatan. Upacara dalam Acara Kenegaraan
dapat berupa Upacara Bendera dan bukan Upacara
Tata Tempatnya tidak menempati Tata Tempat
Bendera. Untuk melaksanakan Upacara Bendera
Pejabat yang diwakilinya, namun yang dalam Acara Kenegaraan diperlukan kelengkapan
bersangkutan ditempatkan pada Tata Tempat sesuai Upacara, Perlengkapan Upacara dan Urutan
dengan Kedudukan Jabatannya; Pejabat yang Upacara dalam Acara Khusus untuk Upacara
berjabatan rangkap; Baginya berlaku Tata Tempat Bendera dalam Acara Kenegaraan dalam rangka
yang Preseancenya lebih utama; Isteri atau Suami Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi
Pejabat; memperoleh Tata Tempat setelah Suami Kemerdekaan Republik Indonesia, urutan acara
yang Pejabat atau Isteri yang menjabat; Tata ditentukan sebagai berikut: Pengibaran Bendera
Tempat Tuan Rumah; Tuan Rumah Daerah dan Pusaka Merah Putih diiringi dengan Lagu
Tuan Rumah Acara mendampingi seseorang yang Kebangsaan Indonesia Raya; Mengheningkan
memperoleh Preseance Utama sebagai Pembina/ Cipta, Detik-Detik Proklamasi diiringi dengan
Inspektur Upacara. Kedua hal tersebut pada tembakan meriam, sirine, bedug, lonceng gereja dan
pelaksanaannya tergantung situasi dan kondisi lain-lain selama satu menit; Pembacaan Teks
setempat. Proklamasi; dan Pembacaan Do’a.
Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 200

Contoh-contoh lain dalam bentuk Upacara Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Repubik
dalam Acara Kenegaraan yaitu Upacara Indonesia (17 Agustus); Upacara Bendera setiap
Penurunan Bendera Pusaka Merah Putih dalam Tanggal 17 yang diselenggarakan oleh setiap
rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Instansi Pemerintah; Peringatan Hari Kesaktian
Kemerdekaan R.I. Pidato Kenegaraan Presiden Pancasila (1 Oktober); Peringatan Hari Sumpah
R.I dalam Rapat Paripurna DPR-RI Pengucapan Pemuda (28 Oktober); Peringatan Hari Pahlawan
Sumpah/Janji Jabatan Presiden dan Wakil Presiden (10 November); Peringatan Hari Ibu (22 Desember)
R.I dalam Rapat Paripurna MPR-RI. Penyampaian dan lain sebagainya terdiri dari acara Pendahuluan,
Nota Keuangan RAPBN dalam Rapat Paripurna Acara Pokok, Acara Tambahan dan Acara
DPRD-RI, Pelantikan para Menteri dalam Kabinet Penutup. Acara Pendahuluan adalah bagian awal
(baru), Pengambilan Sumpah/Janji bagi Anggota- dari Upacara Bendera yang meliputi persiapan di
Anggota Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara R.I Lapangan Upacara yang di Pimpin oleh Dan UP.
dan lain-lain. Juga yang termasuk dalam Acara Acara Pokok yaitu Substansi Acara dalam Upacara
Kenegaraan adalah Kunjungan Kenegaraan Bendera yang akan dilaksanakan/dipimpin oleh
Kepala Negara Asing “State Visit” dan Kunjungan Inspektur Upacara, dimulai dari kedatangan sampai
Kepala Pemerintahan Asing. “Offisial Visit Ke Penghormatan Peserta Upacara, dimulai dari
Indonesia”, dikelompokkan dalam; Acara kedatangan sampai Penghormatan Peserta
Penyambutan Kedatangan Tamu Negara; Acara Upacara kepada Irup. Acara Tambahan adalah
Pokok Kunjungan; dan Acara Pelepasan Tamu kegiatan acara tembahan dalam suatu Upacara
Negara. Bendera yang dilakukan atau disaksikan oleh
Inspektur Upacara. Acara Penutup adalah kegiatan
Selanjutnya, Acara Resmi adalah “Acara akhir dari suatu Upacara Bendera yang dipimpin
yang bersifat Resmi yang diatur dan dilaksanakan oleh Dan Up. (Inspektur Upacara lepas libat)
oleh Pemerintah atau Lembaga Tinggi Negara
dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu Menurut sabjek penelitian, Peraturan
dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Perundang-Undangan dan Ketentuan-Ketentuan
Pemerintah serta Undangan lainnya”. Acara Resmi lainnya yang dijadikan dasar dan Pedoman
dapat diselenggarakan oleh Lembaga Tertinggi/ Penyelengggaraan Upacara Bendera, yaitu;
Tinggi Negara Instansi Pemerintah Pusat dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang
Instansi Pemerintah Daerah. Sesuatu acara yang Protokol tercantum pada Pasal 1 ayat (1), (2) dan
juga diselenggarakan oleh Organisasi Non (3) dan Pasal 5 ayat (1); Peraturan Pemerintah
Pemerintah, jika dihadiri oleh Pejabat Negara dan/ Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan
atau Pejabat Pemerintah, maka terhadap kegiatan Keprotokolan mengenai Tata Tempat, Tata
tersebut dikategorikan sebagai acara Resmi yang Upacara dan Tata Penghormatan, diuraikan pada
dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan Pasal 15, 16, 17, 19, 20 dan 21; Peraturan
ketentuan Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958 tentang Lagu
Penghormatan sebagaimana diatur dalam Kebangsaan Republik Indonesia; Peraturan
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990. Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958 tentang
Kebangsaan Indonesia Raya; Keputusan-
Bentuk-bentuk Upacara dalam Acara Resmi Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24
ialah Upacara Bendera dan Bukan Upacara Tahun 1953 tentang Peringatan HUT Proklamasi
Bendera. Pelaksanaan Upacara Bendera dalam Kemerekaan R.I; Nomor 153 Tahun 1967 tentang
acara Resmi meliputi Tata Bendera Kebangsaan, Hari Kesaktian Pancasila; Inpres Nomor 12 Tahun
Lagu Kebangsaan dan Pakaian Upacara yang 1968 tentang Pengucapan/Pembacaan Pancasila;
dalam pelaksanaannya berpedoman kepada Inpres Nomor 14 Tahun 1981 tentang Upacara
petunjuk acara dari Instansi yang berwenang di Pengibaran Bendera Tanggal 17; Surat-surat
Tingkat Pusat, sedangkan untuk Upacara Bukan Menteri Dalam Negeri yaitu; Nomor 188.5/129
Upacara urutan acara dalam acara resmi, pada Tanggal 8 Januari 1988 Perihal Pengucapan dan
pokoknya terdiri dari; Pembukaan/Sambutan- Penulisan Pancasila; Nomor 1802/2017/SJ Tanggal
Sambutan; Acara Pokok dan Penutup. Contoh- 22 Pebruari 1985 Perihal Naskah resmi Undang-
contoh lain dari bentuk Upacara dalam acara Resmi Undang Dasar 1945 dan Nomor 019/651/SJ
adalah; Upacara Pelantikan Pejabat, Upacara Tanggal 2 Desember 1993 Perihal Tata Upacara
Pembukaan Kongres/Muktamar/Mubes/ Bendera. Selain Pedoman-Pedoman selain
Simposium dan lain-lainnya yang sejenis, serta acara bagaimana diuraikan di atas, dalam pelaksanaan
kegiatan lainnya yang bersifat seremonial. harus konsisten dengan Juklak yang diterbitkan oleh
Menteri, dan Kepala LPND Tingkat Pusat.
Tata Upacara Bendera dalam Acara Resmi
yang diselenggarakan Rangka Peringatan Hari Berdasarkan hasil penenelitian dilapangan,
Pendidikan Nasional (2 Mei); Peringatan Hari Susunan Acara Upacara dalam Acara Resmi, pada
Kebangkitan Nasional (20 Mei); Peringatan Hari umumnya dapat diuraikan sebagai berikut:
201 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

1) Acara Pendah uluan b) Penghormatan perorangan tiap-tiap Komandan


a) Peserta Upacara masuk Formasi Barisan kepada Komandan Upacara
(1) Persiapan Peserta Upacara c) Komandan Pasukan/Barisan membubarkan
Pasukan/Barisannya masing-masing
(2) Komandan Upacara memasuki Lapangan
Upacara d) Formasi bubar
(3) Penghormatan Upacara kepada Komandan Untuk keseragaman, kelancaran, ketertiban
dan kekhidmatan jalannya Upacara Bendera, harus
Upacara
diselenggarakan berdasarkan Tata Upacara
(4) Laporan tia-tiap Komandan Barisan kepada Bendera yang antara lain meliputi Pedoman Umum
Komandan Upacara Tata Upacara Bendera dan Pelaksanaan Upacara
(5) Dan upacara mengambil Alih Komando, (Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah; Nomor
selanjutnya mengadakan Latihan-Latihan 62 Tahun 1990). Pelaksanaan Upacara Bendera
seperlunya dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi
b) Para Undangan hadir ditempat Upacara meliputi pula Tata Bendera Kebangsaan lagu
Kebangsaan dan Pakaian Upacara (Pasal 19
2) Acara Pokok Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1990).
a) Pejabat Upacara tiba ditempat Upacara Sebutan-sebutan dalam Upacara Bendera sesuai
(1) Inspektur Upacara tiba ditempat Upacara dengan penjelasan Pasal 16 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990, Inspektur
(2) Musik memperdengarkan Lagu “Tanda Siap” Upacara (Irup) sebutan bagi Pembian Upacara,
(p.m) adalah Gelar Jabatan dalam Upacara Bendera
(3) Dan Up menyiapkan barisan Upacara yang meminim suatu Upacara Bendera. Komandan
(4) Inspektur Upacara menuju mimbar Upacara Upacara (Dan Up) sebutan bagi Pemimpim
b) Penghormatan Peserta Upacara kepada Irup Upacara, adalah Gelar Jabatan dalam Upacara
Bendera yang bertanggung jawab secara teknis
c) Laporan dan Up kepada Irup mengenai penyelenggaraan suatu Upacara.
d) Pengibaran Bendera Kebangsaan Sang Merah Penanggungjawab Upacara (Penjaup) sebutan bagi
Putih diiringi dengan Lagu Kebangsaan Perwira Upacara, adalah Gelar Jabatan dalam
Indonesia Raya dipimpin Komandan Upacara. Upacara Bendera yang bertanggung jawab secara
e) Mengheningkan Cipta dipimpin Inspektur teknis mengenai penyelenggaraan suatu Upacara.
Upacara Peserta Upacara (Pes Up) sebutan bagi Barisan
Upacara, yaitu barisan-barisan dalam Upacara
f) Pengucapan/Pembacaan Teks Bendera dibawah Komando Upacara.
g) Penganugrahan Tanda Penghormatan Presiden
R.I berupa “Satya Lencana Karaya Satya” Selama ini terdapat sebutan Mimbar
Kepada Karyawan/Karyawati Upacara, Mimbar Undangan, mimbar 1 dan mimbar
(1) Pembacaan Keputusan Presiden 2 uraiannya sebagai berikut: Mimbar Upacara
adalah mimbar untuk tempat berdiri Inspektur
(2) Penerima Tanda Kehormatan maju kedepan Upacara, sedangkan bagi Wakil Ketua dan Anggota
dengan langkah biasa, mengambil formasi 6 DPRD Mimbar Upacara disebut mimbar 2.
langkah menghadap Inspektur Upacara. Mimbar Undangan adalah tempat duduk bagi
(3) Penyematan Satya Lencana Karya Satya dan Undangan , sedangkan bagi Bupati dan Wakil
Penyerahan Petikan Keputusan Presiden oleh Bupati disebut mimbar I atau mimbar Kehormatan.
Inspektur Upacara kepada para penerima Pembawa Acara dalam Upacara Bendera
(4) Selesai Penganugrahan kelompok penerima mengumumkan acara menurut urutan-urutan dan
kembali ketempat semula. saat yang telah ditentukan, demi tertibnya Upacara.
Mempunyai suara baik, terang dan faham akan
h) Amanat Inspektur Upacara maksud, tujuan dan pelaksanaan acara. Uraian
i) Laporan Komandan Upacara kepada Inspektur Pembawa Acara hanya mengantarkan acara-acara
Upacara pokok/penting saja, tidak semua gerakan diantar
j) Penghormatan Upacara kepada Irup oleh uraian Pembawa Acara. Di dalam
mengantarkan acara, mempergunakan uraian-
k) Pejabat Upacara/Inspektur Upacara uraian yang bersifat menghormat daripada bersifat
meninggalkan Instruktif. Klasifikasi Upacara terdiri dari a)
3) Acara Penutup Upacara Bendera Terpusat baik Pusat maupun
a) Komandan Upacara memberikan Perintah. Tingkat Daerah dimana yang bertindak sebagai
“ Kepala Komandan Pasukan/Barisan, Inspektur Upacara adalah Pimpinan Puncaknya;
sesuaikan Lencana, Kerjakan” tiap-tiap b) Upacara Tingkat Internaisonal dimana yang
Komandan Barisan menirukan kata “Kerjakan”. bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah
Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 202

Pimpinan Komponen/Instansi yang bersangkutan. oleh karena setiap Pegawai Negeri yang akan
Jika cuaca hujan, maka Upacara Bendera dapat dilantik untuk memangku sesuatu Jabatan tertentu
dilaksanakan di dalam ruangan Pengibaran Bendera harus bersumpah pada waktu menerima Jabatan
Kebangsaan ditiadakan. atau Pekerjaannya (tegasnya seorang dapat dilantik
manakala yang bersangkutan telah diambil Sumpah/
Tata upacara pelantikan pejabat, dimana Janji Jabatan). Menteri Pelantikan terdiri dari Surat
Pelantikan adalah Peresmian seseorang oleh Keputusan Pengangkatan dari Pejabat yang
Pejabat yang berwenang atau oleh Pejabat yang berwenang. Berita Acara Pengangkatan/
diberi mandat oleh Pejabat yang berwenang untuk Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan yang
memangku sesuatu Jabatan dalam Organisasi ditandatangani oleh Pejabat yang dilantik, Pelantik,
Pemerintahan, yang pelaksanaanya didahului Saksi dan Rohaniwan dan Naskah Pernyataan
dengan Pengangkatan/Pengambilan Sumpah/Janji Pelantikan. Pelaksanaan Serah Terima Jabatan
Jabatan. Setelah Pelantikan maka seseorang itu (Sertijab) dilakukan oleh Pejabat Lama kepada
resmi dan mulai melaksanakan Tugas Jabatannya. Pejabat Baru disaksikan oleh Pelantik, dengan
Serah Terima Jabatan atau disebut Timbang Terima materinya ialah Penandatanganan Berita Acara
Jabatan adalah Penyerahan dan Penyambutan Serta Terima Jabatan dan Serah Terima Memori
Tugas/Pekerjaan adalah Pemerintahan, menurut Tugas Jabatan, dengan penjelasan sebagai berikut:
cara-cara yang telah ditentukan, dengan Sertijab tersebut dapat dilaksanakan apabila
memperhatikan; Berita Acara Serah Terima Kedudukan Protokol Jabatan Pejabat yang dilantik
Jabatan, Memori Tugas Jabatan, penyerahannya satu tingkat lebih rendah dari Pelantik. Jika
dilakukan oleh Pejabat Lama kepada Pejabat Baru situasinya tidak sebagaimana huruf a diatas, maka
disaksikan oleh Pejabat yang melantik (Pelantik). Sertijab oleh Pejabat Lama kepada Pejabat Baru
Hal ini dapat diselenggarakan manakala Kedudukan dilaksanakan tidak dalam rangkaian Acara
Protokol Jabatan yang dilantik tersebut satu tingkat Pelantikannya, dan disaksikan oleh Atasan
lebih rendah dari Pelantik. Prinsip-Prinsip Dalam Langsung Pejabat yang bersangkutan dalam
Upacara Pelantikan, adalah seseorang Pegawai kesempatan terpisah. Bagi Pejabat yang ditunjuk
Negeri untuk memangku suatu Jabatan dalam sebagai PLH tidak dilaksanakan Sertijab dari
Organisasi Pemerintahan, didahului dengan Pejabat Lama kepadanya. Sertijab lama dilakukan
Pengangkatan/Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan. olehnya kepada Atasan Langsung yang
Setiap Pegawai Negeri yang akan dilantik untuk bersangkutan. Susunan acara upacara pelantikan
memangku suatu Jabatan tertentu harus bersumpah Pejabat Pemerintah pada umumnya dapat
pada waktu menerima Jabatan atau Pekerjaannya. diselenggarakan dengan rangkaian acaranya terdiri
Kalimat awal dari Sumpah Jabatan adalah “Demi dari: Pembacaan Keputusan Pengangkatan
Allah Saya bersumpah”. Apabila seseorang Jabatan; Pelantikan oleh Pejabat Pelantik (Pelantik)
berkeberatan untuk mengucapkan Sumpah karena terdiri atas, Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan,
anggapannya tentang Agama, dapat ia sebagai Penandatanganan Berita Acara Pengambilan
gantinya mengucapkan Janji, oleh karena demikian Sumpah/Janji oleh Pejabat yang bersangkutan dan
maka kalimat Demi Allah saya bersumpah diganti Pelantik, Kata-kata atau Pernyataan Pelantikan,
dengan kalimat “Saya menyatakan dan berjanji Pemasangan Tanda Pangkat Jabatan, Penyematan
dengan sungguh-sungguh” atau dengan kalimat Tanda Jabatan dan/atau Penyerahan Petikan
“Demi Allah Yang Maha Esa, saya menyatakan Keputusan Pejabat Yang Berwenang (bila
dan berjanji dengan sungguh-sungguh”. Untuk/bagi dimungkinkan). Serah Terima Jabatan oleh Pejabat
mereka yang beragama Masehi maka kata-kata Lama kepada Pejabat Baru disaksikan oleh
“ Demi Allah” dari bunyi Sumpah tersebut Pelantik; Penandatanganan Berita Acara Sertijab
dihapuskan dan diganti dengan kalimat yang dan Penyerahan Memori Tugas Jabatan. Amanat
diucapkan pada akhir Sumpah yaitu: Kiranya Tuhan Pelantik, Doa, Penyampaian Ucapan Selamat
akan menolong saya”. Untuk mereka yang kepada Pejabat Baru dan Pejabat Lama (beserta
beragama lain daripada Islam dan Masehi maka Istri/Suami).
kalimat awalan “Demi Allah” dari kalimat Sumpah
tersebut dihapus dan diganti dengan kata-kata lain Tata Penghormatan
yang sesuai dengan Agamanya yakni: Pemeluk
Agama Hindu, mengucapkan “ Om Atah Menurut Sabjek penelitian Pemberian
Paramawisesa” saya berjanji. Pemeluk Agama Penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat
Budha mengucapkan “Demi Sang Hyang Adi Pemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu.
Budha” saya bersumpah. Terhadap Pejabat Negara tertentu yaitu Presiden
dan Wakil Presiden berhak menerima pemberian
Pelantikan seorang Pegawai Negeri dalam Penghormatan dengan menggunakan Lambang
suatu Jabatan tertentu dalam Organisasi Kehormatan Negara Republik Indonesia yakni;
Pemerintahan dilaksanakan dengan didahului Dalam rangka kunjungan Presiden dan/atau Wakil
Pengangkatan /Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan, Presiden ke Daerah, Untuk memberikan
203 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Penghormatan kepada beliau, maka Gubernur, 2) Kendaraan sebagai Voorijders (Kawal Lalu
Bupati, Walikota dapat menganjurkan kepada Lintas) sesuai dengan tipe-tipe Pengawalan,
khalayak di Daerahnya untuk mengibarkan dimaksudkan untuk keamanan dan kelancaran
Bendera Kebangsaan Sang Merah Putih pada dalam Lalu Lintas untuk melaksanakan Tugas
tempat-tempat tertentu selama kunjungan tersebut Jabatan;
berlangsung. Padahal Kedudukan Protokol 3) Berhubungan dengan fasilitas untuk Kesehatan
Bendera Kebangsaan lebih tinggi daripada “Healt Security” dan fasilitas untuk Konsumsi
Kedudukan Protokol Presiden/Wakil Presiden. Pada “Food Security”;
suatu Upacara dalam Acara Kenegaraan dan/atau 4) Hal-hal yang berkenaan dengan segi-segi
Acara Resmi, Presiden dan/atau Wakil Presiden Fasilitas Akomodasi yang wajar dan memadai;
dapat menerima Penghormatan dengan Lagu 5) Faktor-faktor yang melibatkan unsur-unsur
Kebangsaan Indonesia Raya. Terhadap Pejabat Pengamanan terapat diri Pejabat Negara,
Negara atau Pejabat Pemerintah, Tokoh Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat
Masyarakat tertentu Tingkat Nasional, apabila Tertentu;
meninggal dunia maka berdasarkan Pasal 25 ayat 6) Alur Lalu Lintas yang akan dilewati oleh Pejabat
(2) sampai ayat (5) dan Pasal 26 Peraturan Negara, Pejabat Pemerintah dan Tokoh
Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 memperoleh Masyarakat tertentu agar tidak terdapat
Penghormatan tersebut diberikan dalam bentuk hambatan yang berarti;
Pengibaran setengah tiang Bendera Kebangsaan 7) Dan lain sebagainya yang sekiranya dianggap
Merah Putih. Sebagai tanda berkabung selama perlu, bagi perlindungan, ketertiban dan
ukuran waktu tertentu, yaitu sebagai berikut: keamanan terhadap Pejabat Negara, Pejabat
Selama tujuh hari bagi Presiden dan Wakil Pemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu di
Presiden; Selama tujuh hari bagi Mantan Presiden dalam melaksanakan Tugas Jabatannya
dan Mantan Wakil Presiden; Selama Lima hari bagi menghadiri suatu acara.
Ketua MPR, DPD, MA, DPA, dan BPK sebagai
Terhadap Pejabat Negara, Pejabat
Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara;
Pemerintah dan Tokoh Masyarakat Tertentu
Selama Tiga hari bagi Menteri Negara, Pejabat
memperoleh Penghormatan dalam bentuk bantuan
yang diberi Kedudukan setingkat dengan Menteri
saran, pemberian perlindungan, ketertiban dan
Negara, Wakil Ketua Lembaga Tertinggi dan Tinggi
keamanan yang diperlukan dalam melaksanakan
Negara, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan
acara atau tugas yang diberikan kepadanya, sesuai
TNI-AD-TNI-AL-, TNI-AU dan Kepala ketentuan yang berlaku baginya dengan tidak
Kepolisian Republik Indonesia. Hari-hari selama menimbulkan sifat berlebihan. Penyediaan
Pengibaran Setengah Tiang Bendera Kebangsaan kelengkapan dimaksud, secara sederhana dijelaskan
Merah Putih tersebut dinyatakan sebagai “Hari sebagai berikut: yang menyangkut segi
Berkabung Nasional” dan dikibarkan di seluruh Transportasi, baik berupa mobilitas maupun
Pelosok Tanah Air. Selanjutnya terdapat Pejabat angkutan perjalanan dalam melaksanakan Tugas
Negara lainnya, Ketua/Kepala/Direktur Jenderal Jabatannya; Kendaraan sebagai Voorijders
dari LPND atau Tokoh Masyarakat tertentu lainnya (Kawal Lalu Lintas) sesuai dengan tipe-tipe
apabila meninggal dunia, maka Bendera Pengawalan, dimaksudkan untuk keamanan dan
Kebangsaan Merah Putih dikibarkan setengah tiang kelancaran dalam Lalu Lintas untuk melaksanakan
sebagai tanda berkabung di lingkungan instansi Tugas Jabatan; Berhubungan dengan fasilitas untuk
masing-masing selama dua hari. Kesehatan “Healt Security” dan fasilitas untuk
Konsumsi “ Food Security”; Hal-hal yang
Terhadap Pejabat Negara, Pejabat
berkenaan dengan segi-segi Fasilitas Akomodasi
Pemerintah dan Tokoh Masyarakat Tertentu
yang wajar dan memadai; Faktor-faktor yang
memperoleh Penghormatan dalam bentuk bantuan
melibatkan unsur-unsur Pengamanan terapat diri
saran, pemberian perlindungan, ketertiban dan
Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah dan Tokoh
keamanan yang diperlukan dalam melaksanakan
Masyarakat Tertentu; Alur Lalu Lintas yang akan
acara atau tugas yang diberikan kepadanya, sesuai
dilewati oleh Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah
ketentuan yang berlaku baginya dengan tidak
dan Tokoh Masyarakat tertentu agar tidak terdapat
menimbulkan sifat berlebihan. Penyediaan hambatan yang berarti; Dan lain sebagainya yang
kelengkapan dimaksud, secara sederhana dijelaskan sekiranya dianggap perlu, bagi perlindungan,
sebagai berikut : ketertiban dan keamanan terhadap Pejabat Negara,
1) Transportasi, baik berupa mobilitas maupun Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu
angkutan perjalanan dalam melaksanakan Tugas di dalam melaksanakan Tugas Jabatannya
Jabatannya; menghadiri suatu acara.
Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 204

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menurut Kepala Sub Bagian Keprotokolan


Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan dan Dokumentasi, berdasarkan Hasil Analisis
Jabatan Di Lingkungan Sekretariat DPRD
Penyelenggaraan Keprotokolan ditangani Kabupaten Sintang, rumusan tugas Kepala Sub
oleh Sub Bagian Keprotokolan dan Dokumentasi Bagian Pelayanan Informasi, Komunikasi Dan
di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Protokol adalah Memimpin pelaksanaan tugas Sub
(DPRD) Kabupaten Sintang. Dalam pelaksanaannya, Bagian Humas dan Protokol dalam mengumpulkan
Penyelenggaraan Keprotokolan tersebut sering dan mengolah bahan perumusan kebijakan dan
dihadapkan berbagai kendala baik yang bersifat petunjuk teknis dibidang Pelayanan Informasi,
administratif maupun yang bersifat teknis. Menurut Komunikasi dan Protokol serta menyelenggarakan
Kepala Bagian Humas dan Protokol, adapun pelayanan informasi, komunikasi dan urusan
kendala-kendala yang bersifat administratif dalam keprotokolan sesuai ketentuan yang berlaku agar
Penyelenggaraan Keprotokolan oleh Sub Bagian tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Humas dan
Keprotokolan dan Dokumentasid Sekretariat Protokoldapat terlaksana secara efisien dan efektif.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Salah satu uraian tugas yang dilaksanakan adalah
Kabupaten Sintang adalah, tidak tersedianya Memberikan layanan informasi mengenai kegiatan-
anggaran yang memadai, tidak tersedianya juklak/ kegiatan resmi Bupati dan Wakil Bupati berdasarkan
juknis yang dapat dijadikan acuan dalam agenda dan arahan atasan yang telah ditetapkan
kepada pihak-pihak yang membutuhkan serta
melaksanakan Penyelenggaraan Keprotokolan,
Mengatur protokoler kegiatan rapat, upacara, dan
kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait, acara resmi lainnya yang melibatkan Bupati dan
serta jadwal kerja yang belum tersusun secara Wakil Bupati agar kegiatan tersebut dapat berjalan
sistematis. secara terarah dan tertib.

Tabel 3. Bahan Kerja, Perangkat Kerja dan Hasil Kerja Sub Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang
Sintang
No Bahan Kerja, Perangkat Kerja dan Hasil Kerja Bagian Informasi dan
Komunikasi
1 Materi rencana kerja Bagian dan Sub Bagian ada dan lengkap
2 Materi disposisi dan arahan pimpinan ada dan lengkap
3 Materi hasil kerja bawahan ada, namun belum lengkap
4 Materi data dan informasi yang disampaikan oleh ada, namun belum lengkap
masing-masing Unit Kerja dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Sintang
5 Materi naskah-naskah dinas yang berkenaan dengan ada, namun belum lengkap
ruang lingkup tugas
Sumber: Data Lapangan Diolah, 2015.

Bahan kerja yang diperlukan melaksanakan Selanjutnya, spesifikasi jabatan (Job


tugas tersebut adalah, Materi rencana kerja Bagian Specification) adalah informasi tentang syarat-
Informasi dan Komunikasi, Materi rencana kerja syarat yang diperlukan bagi setiap pegawai agar
Sub Bagian Pelayanan Informasi, Komunikasi dan dapat memangku suatu jabatan dengan baik. Syarat
Protokol, Materi disposisi dan arahan pimpinan, tersebut antara lain : 1) Syarat pendidikan, 2) Syarat
Materi hasil kerja bawahan, Materi kebijakan dan kesehatan, 3) Syarat fisik, dan 4) Syarat lain seperti
petunjuk teknis di bidang Pelayanan Informasi, status pernikahan, jumlah anggota keluarga,
Komunikasi dan Protokol, Materi naskah-naskah kepribadian tertentu dan sebagainya. Spesifikasi
dinas yang berkenaan dengan ruang lingkup tugas Jabatan (Job Specification) Sub Bagian
Sub Bagian Pelayanan Informasi, Komunikasi dan Pelayanan Informasi, Komunikasi Dan Protokol
Protokol serta Materi agenda kegiatan Bupati dan Bagian Informasi Dan Komunikasi Sekretariat
Wakil Bupati. Perangkat kerja yang diperlukan DPRD Kabupaten Sintang belum memenuhi syarat
adalah Himpunan peratuan dan petunjuk teknis jabatan sebagaimana yang ditentukan. Hal ini
Pelayanan Informasi, Komunikasi dan Protokol, tentunya merupakan kendala tersendiri dalam
Pedoman Tata Naskah Dinas, Komputer dan penyelenggaraan kegiatan keprotokolan. Kendala
Peralatan telekomunikasi. yang bersifat teknis dalam Penyelenggaraan
205 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Keprotokolan di Sekretariat Dewan Perwakilan terbatas, seperti ruang tempat kerja yang masih
Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang adalah terbatas dan fasilitas kerja kantor yang masih
ketersedian sarana dan prasarana yang masih terbatas.
Tabel 4. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pada Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi
Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang Tahun 2015
Nama/Jenis Sarana Yang Tersedia Kebutuhan
No Keterangan
dan Prasaran Jlh/Ukuran Kondisi (Jumlah/Ukuran)
1 ruangan/4 x Kurang 2 ruangan/5x5 m Kurang 1
1 Ruang Kerja 4m baik ruangan
1 ruangan Kurang 1
2 Ruang Rapat Tidak Ada ruangan
1 ruangan Kurang 1
3 Ruang Tamu Tidak Ada ruangan
4 Meja Kerja 3 Buah Rusak 7 buah Kurang 4 buah
5 Kursi Kerja 9 Buah Baik 16 buah Kurang 7 buah
6 Kursi Tamu 2 Buah Baik 6 buah Kurang 4 buah
7 Kipas Angin Tidak Ada 2 buah Kurang 2 buah
Air Conditioner 2 buah Kurang 1 buah
8 (AC) 1 Buah Baik
9 Komputer/PC 2 Unit Baik 4 unit Kurang 2 unit
Kurang 7 buah Kurang 5 buah
10 Printer 2 Buah Baik
11 Note Book Tidak Ada 2 buah Kurang 2 buah
12 Rak Arsip Tidak Ada 3 set Kurang 3 Set
13 Lemari Arsip 2 Buah Baik 5 buah Kurang 3 buah
14 Dispenser Tidak Ada 2 unit Kurang 2 unit
15 Televisi Tidak Ada 1 unit Kurang 1 unit
16 Kamera Digital 1 Unit Baik 6 unit Kurang 5 unit
17 Jam Dinding 1 Buah Baik 2 buah Kurang 1 buah
18 Papan Jadual Rapat 1 Buah Baik 2 buah Kurang 1 buah
19 Kenderaan Roda 4 1Buah Baik 2 Buah Kurang 1 buah
20 Kenderaan Roda 2 4 Buah Baik 7 buah Kurang 3 buah
Sumber: Sekretriat DPRD Kabupaten Sintang Tahun 2015

Apabila melihat data sebagaiman yang tersaji dengan keperluan dan kebutuhakan organisasi,
pada tabel 4.6 tentang Ketersediaan Sarana dan tentunya pencapaian tujuan organisasi menjadi
Prasarana Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi terkendala, begitu pula dalam penyelenggaraan
Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang Tahun 2015 pekerjaaan kator pada Sub Bagian Protokol dan
tersebut di atas, dapat terlihat bahwa sarana dan Dokumentasi Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang
prasaran yang dimiliki oleh Sub Bagian Protokol semestinya didukung oleh sarana dan prasarana
dan Dokumentasi Sekretariat DPRD Kabupaten yang memadai, sehingga tidak mengalami suatu
Sintang masih terbatas atau belum sesuai dengan hambatan secara teknis dan penyelengaraan
kebutuhan sebagaimana mestinya. Dalam kegiatan keprotokolan dapat dilaksanakan secara
penyelenggaraan pekerjaan perkantoran efektif dan efisien.
semestinya ketersediaan sarana dan prasarana
adalah merupakan salah satu faktor penting. Jika KESIMPULAN DAN SARAN
dikaitkan dengan arti pentingnya sarana dan
prasarana dalam proses penyelenggaraan Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam
pemerintahahan tentunya perlu didukung oleh hasil penelitian dan pembahasan tentang
ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub
dalam proses pencapaian tujuan organisasi yang Bagian Protokol dan Dokumentasi Sekretariat
efektif dan efisien.Tanpa didukung oleh sarana dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
parasaran yang memadai dalam artikata sesuai Kabupaten Sintang maka dapat ditarik kesimpulan:
Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 206

bentuk kegiatan keprotokolan oleh Sub Bagian DAFTAR PUSTAKA


Protokol dan Dokumentasi Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Abidin,O.H.2006. Paradigma Keprotokolan.
Sintang meliputi tata tempat, tata upacara dan tata Yogyakarta: Pusdiklat OTDA UGM.
penghormatan. Pelaksanaan tata tempat sudah Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- Pendekatan Praktis. Jakarta: PT
undangan yang berlaku, namun belum seluruh Rinneka Cipta.
pengaturan tata tempat maupun Lay Out dapat Badudu, J.S. dan Zain Sm. 1996. Kamus Umum
dilaksanakan secara optimal pada setiap kegiatan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka
di lingkungan pemerintah Kabupaten Sintang. Sinar Harapan.
Faktor yang mempengaruhi dalam penyelenggaraan Baskoro, S.2006. Mengelola Situasi Krisis Acara
keprotokolan oleh Sub Bagian Protokol dan Pejabat/Pimpinan. Modul Pelatihan
Dokumentasi Sekretariat Dewan Perwakilan Managemen Keprotokolan Untuk
Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang Humas, Protokol Sekretaris Pimpinan,
meliputi faktor yang bersifat administratif dan faktor Ajudan dan Rumah Tangga.
yang bersifat teknis. Faktor yang bersifat Yogyakarta: Pusdiklat OTDA UGM.
administratif berkaitan dengan tidak tersedianya Depdagri RI, 2004. Pemerintahan Umum di
anggaran yang memadai, tidak tersedianya juklak/ Indonesia, Manual Tugas Pokok
juknis yang dapat dijadikan acuan dalam Camat. (tidak diterbitkan)
melaksanakan Penyelenggaraan Keprotokolan, Faisal, S. 2005. Format-Format Penelitian Sosial.
kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
serta jadwal kerja yang belum tersusun secara Handoko, TH. 2000. Manajemen. Yogyakarta:
sistematis. Sedangankan faktor yang bersifat teknis BPFE.
berhubungan dengan belum tersedianya sarana dan Kartono,K. 1988. Pemimpin Dan Kepemimpinan.
prasarana sebagaimana yang dibutuhkan, sehingga Jakarta: CV Rajawali.
pelaksanaan kegiatan keprotokolan di Sekretariat Ma’moeri, E dan Sutrisno, 2001. Pengelolaan
DPRD Kabupaten Sintang belum dapat Informasi dan Teknik Pelaporan.
dilaksanakan secara optimal. Jakarta: Lembaga Administrasi RI.
Berdasarkan ruang lingkup dan ________,2001. Metodologi Penelitian
kesimpulan, maka disarankan hal-hal sebagai Kualitatif. Bandung: Remaja
berikut: bentuk kegiatan keprotokolan yang Rosdakarya.
dilakukan oleh Sub Bagian Protokol dan ________-,1990. Metode Penelitian Bidang
Dokumentasi Sekretariat Dewan Perwakilan Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang Narbuko & Achmadi. 1997. Metodologi
diharapkan dapat ditingkatkan misalnya dengan Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
memperhatikan hal-hal penting antara Arus Lalu Nasir, Moh. 1988. Metodelogi Penelitian. Jakarta:
Lintas pada Undangan harus nyaman, menyediakan Ghalia Indonesia.
Ruangan Tunggu untuk Muspida, perlengkapan Nizam.2006. Tata Keprotokoleran. Yogyakarta:
yang dibutuhkan dalam upacara diupayakan secara Pusdiklat OTDA UGM.
optimal agar tidak menimbulkan hambatan/ Rahmani,N. 2006. Mengelola Citra Pejabat.
ganguan; Pemasangan Seating Card dan Name Modul Pelatihan Managemen
Board pada tempat-tempat yang dianggap perlu Keprotokolan Untuk Humas, Protokol
untuk memudahkan Pelayanan Keprotokolan; Sekretaris Pimpinan, Ajudan dan
Pengumpulan Data misalnya daftar undangan, buku Rumah Tangga. Yogyakarta: Pusdiklat
tamu bila dianggap perlu, dan evaluasi data yang OTDA UGM.
dirumuskan dalam pembuatan denah Lay Out Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif,
dimaksudkan untuk menjawab siapa/duduk berada Kualitatif dan R & D. Jakarta: CV.
dimana serta untuk memudahkan monitoring para Alfabeta
Undangan; Dekorasi pembuatan taman kering/
basah pemasangan bunga meja, pemasangan back Peraturan Perundang-Undangan:
drop dan lain sebagainya; serta Penyejuk udara
ventilasi udara, air condition, kipas angin sesuai Negara Republik Indonesia. 1985,Undang-
dengan kebutuhan dan bilamana dianggap perlu. Undang Nomor 29 Tahun 1985
Diharapkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tentang Jenjang Pangkat dan
Sintang dapat menyediakan anggaran yang bersifat Jabatan Struktural.Tidak Diterbitkan
khusus untuk keprotokolan, juklak/juknis yang dapat
dijadikan acuan dalam melaksanakan Negara Republik Indonesia. 1999,Undang-
penyelenggaraan keprotokolan pada setiap SKPD, Undang Nomor 43 Tahun 1999
serta pendidikan dan pelatihan bidang keprotokolan Tentang Pokok-Pokok
kepada aparatur setiap SKPD. Kepegawaian.Tidak Diterbitkan
207 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Negara Republik Indonesia. 2010,Undang- Pangkat Pegawai Negeri Sipil dan


Undang Nomor 9 Tahun 2010 Jabatan Struktural.Tidak Diterbitkan
Tentang Keprotokolan.Tidak Negara Republik Indonesia.1999, Keputusan
Diterbitkan Presiden Republik Indonesia
Nomor 87 Tahun 1999 Tentang
Negara Republik Indonesia. 1990, Peraturan Jabatan Fungsional.Tidak
Pemerintah Republik Indonesia Diterbitkan
Nomor 62 Tahun 1990 Tentang Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang. 2013,
Ketentuan Protokol Mengenai Tata Peraturan Bupati Sintang Nomor
Tempat, Tata Upacara dan Tata 42 Tahun 3013 Tentang Susunan
Penghormatan.Tidak Diterbitkan Organisasi dan Tata Kerja
Negara Republik Indonesia. 1994, Peraturan Sekretariat Dewan Perwakilan
Pemerintah Republik Indonesia Rakyat Daerah Kabupaten
Nomor 15 Tahun 1994 Tentang Sintang.Tidak Diterbitkan

223

Anda mungkin juga menyukai