Anda di halaman 1dari 38

ANGKATAN 48

GOLONGAN III.a

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENGAWASAN BANGUNAN TERKAIT


REKOMENDASI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Oleh :

TOGI MARUHUM HASINTONGAN SIANTURI, ST

Penata Muda / III.a

NIP. 19870501 202012 1 002

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
P a g e 1 | 38
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan kegiatan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi
Pengawasan Bangunan Terkait Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten
Pakpak Bharat”.

Telaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari bimbingan serta saran-saran dari
berbagai pihak Oleh karena itu penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Seluruh panitia baik di Provinsi maupun di Kabupaten Pakpak Bharat yang


telah memfasilitasi para peserta Pelatihan Dasar CPNS dengan baik
2. Bapak Ilham Fadhly Harahap selaku LO (Liaison officer) dari Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara pada Angkatan
XLVIII Kelompok 4 dalam kegiatan Pelatihan Dasar CPNS

3. Yanmur Mahlia, S.ST, M.Kes selaku Coach yang senatiasa dengan sabar dan
teliti dalam proses pembimbingan penusunan Rancangan Aktualisasi ini

4. Arianto Berutu, ST, selaku mentor yang telah banyak memberikan arahan dan
masukan dan penusunan rancangan aktualisasi ini

5. Seluruh widyaiswara di tempat kerja yang telah memberikan banyak ilmu


terkait nilai dasar ASN yang sangat bermanfaat.
6. Segenap pegawai Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Perhubungan
Kabupaten Pakpak Bharat yang telah mendukung berbagai kegiatan dalam
rancangan aktualisasi

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam rancangan


aktualisasi ini, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sehingga penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Akhir kata, penulis mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat banyak


kesalahan, karena tidak ada manusia yang sempurna.

Pakpak Bharat, 21 Oktober 2021

Penulis

P a g e 2 | 38
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................

P a g e 3 | 38
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pemikiran tentang kesejahteraan masyarakat sebenarnya sudah ada sejak
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini tercermin dalam cita-cita luhur
dan tujuan Negara, ini dapat dilihat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi: Atas berkat rahmat Allah yang maha
kuasa dan dengan didorongkan keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian
dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Pembangunan nasional untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana
dimuat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada hakekatnya adalah pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang
menekankan pada keseimbangan pembangunan, kemakmuran lahiriah dan kepuasan
batiniah, dalam suatu masyarakat Indonesia yang maju dan berkeadilan sosial berdasarkan
Pancasila.
Dengan demikian segala bentuk kegiatan pembangunan yang dilaksanakan untuk
mengisi kemerdekaan bertujuan meningkat kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh
lapisan masyarakat (warga negara) guna terwujudnya tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa serta bernegara yang adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945.
Berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
tentunya diharapkan dapat memberikan dampak nyata yang luas terhadap peningkatan
pelayanan masyarakat. Pengaruh pemerintah pada masyarakat melalui tugas mengurus
mempunyai makna pemerintah terlibat dalam bidang kesejahteraan sosial dan ekonomi
maupun pemeliharaan dengan secara aktif menyediakan sarana, prasarana, finansial dan
personal. Adapun pengaruh pemerintah pada masyarakat melalui tugas mengatur
mempunyai makna bahwa pemerintah terlibat dalam penerbitan dan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan termasuk melahirkan sistem-sistem perizinan.1

P a g e 4 | 38
1
Ridhwan H.R. Hukum Administrasi Negara, (Jakarta, Rajagrafindo, 2006 hal 112-113)

Izin merupakan perangkat hukum administrasi yang digunakan oleh pemerintah


untuk mengendalikan warganya. Untuk mengendalikan masyarakat agar berjalan dengan
terartur diperlukan perangkat-perangkat administrasi. Izin tersebut diterapkan oleh pejabat
pemerintah, dengan demikian dilihat dari penerapannya, izin merupakan instrument
pengendalian dan alat pemerintah untuk mencapai sasarannya.2
Melalui instrument pengaruran tersebut pemerintah mengendalikan masyarakat
dalam bentuk peraturan termasuk izin yang mengandung larangan dan kewajiban. Dengan
demikian, izin adalah sebagai salah satu instrument pemerintah yang berfungsi
mengendalikan tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam Pasal 1 Permendagri Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian
Izin Mendirikan Bangunan disebutkan bahwa Izin mendirikan bangunan, yang selanjutnya
disingkat IMB, adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemohon
untuk membangun baru, rehabilitasi/renovasi, dan/atau memugar dalam rangka
melestarikan bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis
yang berlaku.
Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, mempunyai
peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak, perwujudan produktivitas, dan
jati diri manusia. Oleh karena itu, penyelenggaraan bangunan gedung perlu diatur dan
dibina demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan serta penghidupan masyarakat,
sekaligus untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, andal, berjati diri, serta
seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.
Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang. Oleh
karena itu dalam pengaturan bangunan gedung tetap mengacu pada Izin Mendirikan
Bangunan, dan pengaturan penataan ruang sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan
bangunan gedung, setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan
teknis bangunan gedung, serta harus diselenggarakan secara tertib. Dalam rangka tertib
penyelenggaraan pendirian bangunan sesuai dengan tata ruang, perlu dilakukan
pengendalian izin mendirikan bangunan secara efektif dan efisien.
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
seorang ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa. Dengan pelatihan dasar ini diharapkan ASN mampu menginternalisasi,

P a g e 5 | 38
menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi),
dan merasakan manfaatnya, sehingga terp atri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang
profesional dan berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.

Pola baru yang sekarang ini sedang diterapkan oleh presiden Jokowi melalui
hastag #BANGGA MELAYANI BANGSA yakni BERAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta dengan
penerapan yang diperoleh dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) yakni pola ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) ditambah
dengan Manajemen ASN, Whole Of Government serta Pelayanan Publik. Pola penerapan
ini dilaksanakan dalam rangka membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang
mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya
saing. Pola penerapan tersebut merupakan suatu perwujudan nyata bagi seorang Pegawai
Negeri Sipil agar dapat secara langsung mengintegrasikan serta mampu mengaplikasikan
nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melakukan tugas dan fungsinya di tempat kerja.

Tahun 2021 Bidang Cipta Karya adalah Bidang yang bergabung kembali di Dinas
Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan Kabupaten Pakpak Bharat dimana
integritas nilai-nilai Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik
diterapkan sehingga dalam penerapannya terdapat adanya isu-isu aktual yang harus diatasi.
Isu aktual yang sedang dihadapi oleh Bidang Cipta Karya pada Seksi Penataan Bangunan
dan Gedung dalam memberikan Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan yang merupakan
permasalahan dalam penerapan Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan
Publik tersebut yaitu : 1. Kurang optimalnya pengawasan terkait Rekomendasi Izin
Mendirikan Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat; 2. Kurang tegasnya sanksi yang
diberlakukan kepada masyarakat yang tidak mengurus Izin Mendirikan Bangunan di
Kabupaten Pakpak Bharat; 3. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pengurusan Izin
Mendirikan Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat; 4. Belum lengkapnya informasi yang
diperoleh masyarakat terkait pengurusan Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Pakpak
Bharat ; 5. Kurang Optimalnya Kualitas Pelayanan Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan
di Kabupaten Pakpak Bharat. Dari kelima isu tersebut terpilih isu prioritas dengan
menggunakan metode USG dan Metode APKL yaitu Kurang optimalnya pengawasan
terkait Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat.

Untuk mengatasi isu tersebut maka gagasan yang dilakukan serta menjadi judul

P a g e 6 | 38
Rencana Aktualisasi adalah “OPTIMALISASI PENGAWASAN BANGUNAN
TERKAIT REKOMENDASI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KABUPATEN
PAKPAK BHARAT” ini pula yang menjadi tolak ukur untuk menjawab permasalahan
yang terjadi.

Harapan penulis dengan penyelesaikan isu tersebut adalah terbentuknya karakter


sebagai ASN yang profesional dalam melayani masyarakat, berkinerja tinggi, berdaya
saing, serta mampu memecahkan permasalahan atau memiliki solusi yang tepat guna.

I.2. Tugas Pokok dan Fungsi Serta Visi dan Misi Organisasi

I.2.1. Tugas Pokok Organisasi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dipimpin oleh seorang kepala dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati dan secara teknis
administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas pokok
perumusan, penetapan, pengkoordinasian, pembinaan dan evaluasi urusan pemerintahan
daerah berdasarkan atas asas desentralisasi dan tugas pembantuan yang meliputi Bidang
Bina Marga, Bidang Cipta Karya, Bidang Pertanahan dan Tata Ruang, Bidang Irigasi /
Pengairan dan Perhubungan.

Untuk melaksanakan tugasnya Bidang Cipta Karya mempunyai fungsi:

1. Pelaksanaan dan perumusan kebijakan di bidang pengembangan bangunan


gedung, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan
air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah, dan sanitsi;

2. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan


bangunan gedung, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah, dan
sanitasi;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan bangunan


gedung, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan
air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah, dan sanitasi;

4. Rekomendasi Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan dan SLF (Sertifikat


Laik Fungsi);

P a g e 7 | 38
5. Pelaksanaan dan pengkoordinasian, penyusunan pedoman dan petunjuk
teknis untuk kelancaran tugas bawahan baik dengan unsur Dinas maupun
dengan perangkat daerah terkait;

6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan


kegiatan program strategis dan pelaksanaan tugas lain yang dilimpahkan
kepala Dinas sesuai dengan lingkup tugas pokok fungsi, tanggung jawab
dan kewenangannya;

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

I.2.2. Fungsi Organisasi

Dalam pelaksanaan tugas pokok, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis yang meliputi urusan Bina marga, Cipta Karya,
Pertanahan dan Tata Ruang, Pengairan dan Perhubungan;
2. Penyelenggaraaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum yang meliputi
urusan Bina marga, Cipta Karya, Pertanahan dan Tata ruang, Pengairan dan
Perhubungan;
3. Pengkoordinasian tugas-tugas yang meliputi urusan Bina marga, Cipta Karya,
Pertanahan dan Tata ruang, Pengairan dan Perhubungan;
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas yang meliputi urusan
Bina marga, Cipta Karya, Pertanahan dan Tata ruang, Pengairan dan
Perhubungan;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Seksi Penataan Bangunan Gedung mempunyai tugas:

1. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang berkaitan


dengan lingkup tugasnya;
2. menghimpun dan mengkaji peraturan dalam merumuskan kebijakan teknis
berkaitan tugas dan fungsi;
P a g e 8 | 38
3. melakasanaan pembinaan dan pengkoordinasian kegiatan opersional program
penataan bangunan gedung;
4. melaksanakan pembangunan, pemeliharaan dan penataan bangunan Gedung
5. meneliti terhadap kelayakan konstruksi terhadap fungsi bangunan yang baru;
6. melaksanakan pengukuran, pemberian petunjuk tata letak bangunan serta
perencanaan penggunaan bangunan sesuai peraturan bangunan yang berlaku;
7. menerbitkan rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikasi Laik
Fungsi (SLF);
8. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi;
9. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

I.2.3. Visi dan Misi Organisasi

Mengacu kepada Visi Kabupaten Pakpak Bharat yaitu: “TERWUJUDNYA


KABUPATEN PAKPAK BHARAT YANG MAJU, BERDAYA SAING,
BERKEADILAN DAN SEJAHTERA MELALUI PENINGKATAN PEREKONOMIAN
DAN SUMBER DAYA MANUSIA BERLANDASKAN BUDAYA DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. ”, dimana Pilar pokok adalah Bidang Pertanian,
Bidang Pendidikan, dan Bidang Ekonomi Rakyat dengan tidak mengenyampingkan bidang
– bidang lainnya. Untuk menunjang keberhasilan renstra tersebut diatas, Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Pakpak Bharat menetapkan Visinya, yaitu : “TERWUJUDNYA
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN, JALAN DAN JEMBATAN, PENGAIRAN, DIDUKUNG OLEH
PERALATAN YANG BAIK UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT”

Dalam rangka untuk mencapai Visi, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pakpak
Bharat mengemban misi yaitu :

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur menuju Pemerintahan yang baik.


2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas perumahan dan permukiman, prasarana jalan
dan  jembatan, sarana air bersih, pengairan, didukung Alat berat dan peralatan
penanggulangan kebakaran.
3. Meningkatkan Pembinaan Jasa Konstruksi kepada Penyedia Barang / Jasa.
4. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
P a g e 9 | 38
5. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
6. Meminimalisir Dampak Bencana Alam.

 Misi tersebut diatas dapat dijelaskan pengertiannya sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas Aparatur menuju pemerintahan yang bersih, memiliki


pengertian perlunya aparatur yang berkualitas, produktif dan bekrjasama di
bidangnya untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai wujud dari
pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas perumahan dan permukiman, prasarana jalan
dan  jembatan, sarana air bersih, pengairan, didukung Alat berat dan peralatan
penanggulangan kebakaran dimaksud adalah kegiatan pelaksanaan pembangunan
pertambahan jumlah dan peningkatan kondisi fisik di bidang perumahan dan
permukiman, jalan dan jembatan, sarana air bersih, pengairan serta sarana dan
prasarana peralatan dan penanggulangan kebakaran.
3. Meningkatkan Pembinaan Jasa Konstruksi kepada Penyedia Barang / Jasa berarti
membina erjasama dan kemitraan dengan pihak terkait serta mengembangkan peran
serta dunia usaha Jasa Konstruksi dalam kegiatan pembangunan.
4. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat maksudnya menyediakan sarana
Infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat serta pemanfaatan hasil – hasil
pembangunan
5. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah maksudnya Pemanfaatan Kekayaan Daerah
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui retribusi sewa alat berat.
6. Meminimalisir Dampak Bencana Alam maksudnya Pemanfaatan peralatan dalam
penanganan Bencana Alam dan pembangunan sarana dan prasarana dalam
mengantisipasi terjadinya bencana.

P a g e 10 | 38
P a g e 11 | 38
I.2.4. Struktur Organisasi

P a g e 12 | 38
I.2.5. Nilai Organisasi

Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan memiliki tiga unsur
kekaryaan yaitu Tirta (air), Wisma (Cipta), dan Marga. Seluruh unit pelaksana teknis
dibawah Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan menjunjung tinggi nilai,
antara lain :

1) Bekerja Keras

Setiap Aparatur Sipil Negara harus memiliki etos kerja sehingga akan selalu berupaya
meningkatkan hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya serta mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas
dan berkarya sebaik-baiknya.

2) Bergerak Cepat

Setiap ASN harus tanggap baik dalam memberikan layanan prima kepada stakeholder
dan masyarakat juga dalam menyelesaikan semua kegiatan dan pekerjaan.

3) Bertindak Tepat

Setiap ASN sesuai dengan kompetensinya yang handal harus dapat mengidentifikasi dan
menganalisa setiap permsalahan yang timbul serta mampu memecahkan dan
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan tepat sesuai dengan tingkat urgensinya
sehingga mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya baik kepada organisasi
dan masyarakat luas.

P a g e 13 | 38
I.3. Tujuan Aktualisasi

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini adalah agar penulis sebagai
seorang PNS mampu melayani masyarakat dengan profesional dan selalu mengedepankan
nilai-nilai dasar profesi PNS di dalam setiap tugas yang diemban. Adapun tujuan
aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS yang penulis laksanakan di Dinas Pekerjaan
Umum Tata Ruang dan Perhubungan adalah :
1. Mampu menerapkan nilai-nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggungjawab
dan integritas terhadap apa yang dikerjakan;
2. Mampu menerapkan nilai-nilai nasionalisme sehingga bekerja atas dasar
semangat nilai-nilai Pancasila;
3. Mampu menerapkan nilai-nilai Etika Publik sehingga menciptakan lingkungan
kerja yang harmonis dan kondusif;
4. Mampu menerapkan nilai-nilai Komitmen Mutu sehingga dapat mewujudkan
pelayanan prima terhadap masyarakat;
5. Mampu menerapkan nilai-nilai Anti Korupsi sehingga dapat mewujudkan sikap
jujur dan tidak mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pihak tertentu;
6. Mampu menrapkan nilai-nilai Manajemen ASN sehingga dapat mewujudkan
sikap professional dalam bekerja;
7. Mampu menrapkan nilai-nilai Whole Of Goverment sehingga dapat bekejasama
dalam melakukan suatu pekerjaan;
8. Mampu menrapkan nilai-nilai Pelayan Publik sehingga dapat mewujudkan
Pelayanan yang cepat, akurat dan tepat sasaran dalam bekerja;
9. Sesuai dengan tugas seksi Penataan Bangunan dan Gedung serta Untuk
mewujudkan tercapainya visi dan misi organisasi dalam hal Meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat serta memahami Peraturan Bupati Nomor 29
Tahun 2011 tentang Izin Mendirikan Bangunan maka dirasakan perlu
Optimalisasi Pengawasan Bangunan Terkait Rekomendasi Izin Mendirikan
Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat.

P a g e 14 | 38
I.4. Manfaat Aktualisasi

Hasil yang nanti akan dicapai pada penelitian ini diharapkan memberi manfaat
sebagai berikut :

1. Manfaat Bagi Penulis


a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar PNS, kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.
b. Menjadi pengalaman belajar bagi ASN untuk mengemban tanggung
jawab penuhnya sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat.
c. Menjadi ASN yang lebih profesional, berkomitmen, beretika dan
berintegritas tinggi.
d. Memberikan kontribusi yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, dan perekat pemersatu
bangsa yang memiliki integritas dan profesionalme di lingkungan Instansi
dan di Lingkungan Kabupaten Pakpak Bharat khususnya.

2. Manfaat Bagi Unit Kerja


a. Membantu mewujudkan visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Pakpak Bharat;
b. Mampu menghasilkan ASN yang bersikap dan bertindak profesional dalam
melayani masyarakat serta berdaya saing;
c. Terwujudnya lingkungan kcrja yang harmonis di Dinas Pekerjaan Umum,
Tata Ruang dan Perhubungan;
d. Terwujudnya organisasi dan unit kerja yang dapat memberikan pelayanan
prima dengan didasari nilai-nilai organisasi yaitu jujur, terbuka dalam
pelayanan, berlaku adil, berintegritas dan berinovasi.

3. Manfaat Bagi Masyarakat


a. Mampu mewujudkan pelayanan publik yang prima yang berorientasi pada
kepuasan masyarakat;
b. Masyarakat memahami tujuan peraturan terutama peraturan tentang Izin
Mendirikan Bangunan;
c. Masyarakat lebih terbuka dan mau berkontribusi dalam pelayanan.
P a g e 15 | 38
BAB II

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU

II.1. Identifikasi Isu

Dalam masyarakat sekarang ini banyak berbicara mengenai tentang perizinan,


salah satu jenis izin yaitu izin mendirikan bangunan, tentunya tidak bisa lepas dari masalah
kebijakan publik. Izin mendirikan bangunan merupakan salah satu bentuk kebijakan
publik.

Secara luas kebijakan dapat diartikan sebagai apa saja yang diputuskan oleh
pemerintah untuk dilakukan ataupun tidak dilakukan. Definisi ini sangat umum oleh
karena itu dalam beberapa hal perlu dipertegas. Kebijakan adalah sesuatu yang
diputuskan, tetapi keputusan saja sesungguhnya belum cukup untuk dikatakan sebagai
kebijakan, karena dalam praktek sering terdapat perbedaan antara apa yang diputuskan dan
apa yang secara nyata dilakukan. Dalam hal ini, kebijakan menyangkut keduanya, yaitu
keputusan dan tindakan.

Berdasarkan definisi di atas juga disebut bahwa keputusan tersebut dibuat untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dalam hal ini tidak semua yang dilakukan
pemerintah lazim disebut sebagai kebijakan publik. Keputusan-keputusan teknis seperti
pengangkatan pegawai baru atau pembelian mobil dinas tidak lazim disebut sebagai
kebijakan publik. Kebijakan publik lebih mengacu pada hal-hal yang bersifat strategis dan
berdimensi luas, suatu rangkaian kegiatan yang berkesinambungan yang bertujuan untuk
memecahkan masalah publik tertentu. Jadi kebijakan bukanlah suatu tindakan kebetulan
yang tidak dilandasi tujuan tertentu melainkan bertujuan untuk mangatasi masalah-masalah
publik. Kebijakan juga bukan tindakan sesaat tetapi merupakan serangkaian tindakan yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan tertentu.

Masalah Bangunan adalah termasuk masalah publik, oleh karena itu pemerintah
mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mengatasinya.

Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan merupakan salah satu bentuk kebijakan


di bidang Cipta Karya yang bertujuan untuk mengawasi dan mengendalikan segala bentuk
kegiatan membangun. Kembali pada persoalan kebijakan, disebutkan di atas bahwa
P a g e 16 | 38
kebijakan terkait dengan keputusan dan tindakan, artinya setelah keputusan dibuat
pemerintah melakukan langkah-langkah tertentu seperti membelanjakan uang, mengangkat
petugas dan membuat peraturan-peraturan yang dapat mempengaruhi keadaan masyarakat.
Sejumlah instrument digunakan oleh pemerintah untuk menerapkan suatu kebijakan yaitu
hukum, pelayanan, pajak dan sosialisai.

Setelah era otonomi daerah bergulir, pemerintah memberi keleluasaan pada


daerah untuk mengatur wilayahnya sendiri. Izin mendirikan bangunan merupakan salah
satu kebijakan yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah, artinya pemerintah daerah
berhak membuat Peraturan Daerah yang mengatur tentang tata cara membuat izin
mendirikan bangunan untuk masyarakat dimana di dalamnya antara lain mencakup tata
cara, prosedur, pelayanan besarnya biaya yang ditetapkan dan sebagainya. Bangunan yang
didirikan tanpa adanya perhitungan mengenai kekuatan struktur dan bahan
maka akan mudah roboh dan menimbulkan bahaya bagi orang banyak.
Dalam rangka melindungi keselamatan masyarakat banyak dari bahaya
roboh/rusaknya bangunan maka kegiatan pembangunan harus diawasi boleh
dibangun tetapi dengan syarat tertentu.

Diantara syarat itu salah satunya adalah harus kuat dari segi konstruksi dan bahan
yang digunakan, apabila tidak dipenuhi maka kegiatan mendirikan bangunan itu termasuk
katagori membahayakan keselamatan masyarakat sehingga izin mendirikan bangunan tidak
diberikan. Pengawasan pemerintah daerah terhadap kegiatan membangun bangunan
dilaksanakan melalui pemberian izin mendirikan bangunan yang dimohon oleh anggota
masyarakat yang memberikan gambaran bangunan yang akan didirikan lengkap dengan
gambar dan perhitungan struktur konstruksi. Kemudian setelah diteliti dan
dipertimbangkan dengan cermat, apabila memenuhi syarat maka izin tersebut diberikan
dan pemohon diwajibkan membayar retribusi guna pemasukan keuangan daerah.

Kabupaten Pakpak Bharat dalam pelaksanaan implementasi kebijakan mengenai


izin mendirikan bangunan (IMB) masih kurang realisasinya, ada beberapa penyebab
kurangnya realisasi IMB di kabupaten pakpak Bharat. Dinas Pekerjaan Umum, Tata
Ruang dan Perhubungan (PUTRHUB) sebagai tim Teknis memberikan Rekomendasi
sesuai dengan kondisi dilapangan dan dalam hal ini Dinas Penanaman Modal dan
Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Pakpak Bharat yang mempunyai
tugas untuk mengeluarkan IMB dengan menagih retribusinya.

Sejauh ini pengawasan bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat terkait dengan

P a g e 17 | 38
pengurusan IMB masih belum maksimal, hal ini dikarenakan Lemahnya pengawasan
terhadap pendirian bangunan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kontrol selama
dan setelah bangunan itu selesai dibangun dan yang paling penting adalah pandangan
masyarakat terhadap IMB ini yang belum paham kegunaannya.

Dalam penjelasan tersebut penulis mendapatkan beberapa isu yang terdapat pada
Bidang Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan Kabupaten
Pakpak Bharat dalam hal Izin Mendirikan Bangunan yaitu :
N Identifikasi isu Sumber Isu Kondisi Saat ini Kondisi yang
o diharapkan
Kurang optimalnya Manajemen Tidak ada Terjadinya
pengawasan terkait ASN, pengawasan secara pengawasan secara
1 Rekomendasi Izin Whole of intensif terhadap intensif terhadap
Mendirikan Government, bangunan yang bangunan yang
Bangunan di Pelayanan sudah terbit telah mengajukan
Kabupaten Pakpak Publik Rekomendasi IMB Rekomendasi IMB
Bharat
Kurang tegasnya Manajemen Kurangnya Masyarakat
sanksi yang ASN pemahaman memahami
2 diberlakukan kepada Whole Of masyarakat Peraturan dan patuh
masyarakat yang Government terhadap aturan terhadap Izin
tidak mengurus Izin yang berlaku Mendirikan
Mendirikan Mengenai Izin Bangunan
Bangunan di Mendirikan
Kabupaten Pakpak Bangunan
Bharat
3 Kurangnya Manajemen Masyarakat belum Masyarakat sudah
kesadaran ASN, mengetahui paham dan
masyarakat tentang Whole of langkah-langkah mengurus sendiri
pengurusan Izin Government, dalam pengurusan pengajuan IMB
Mendirikan Pelayanan IMB bangunan mereka
Bangunan di Publik
Kabupaten Pakpak
Bharat
4 Belum lengkapnya Masyarakat pada Masyarakat dapat
informasi yang Pelayanan umumnya kurang melengkapi
diperoleh Publik aktif mencari persyaratan untk
masyarakat terkait Whole Of informasi tentang mengajukan IMB
pengurusan Izin Government berkas apa saja dengan lengkap
Mendirikan yang harus
Bangunan di dilengkapi
Kabupaten Pakpak
Bharat
5 Kurang Optimalnya Manajemen Tuntutan Memberikan
Kualitas Pelayanan ASN, masyarakat yang Pelayanan yang
Penerbitan Izin Whole of semakin besar baik dan mutu
Mendirikan Government, untuk memperoleh pelayanan yang
Bangunan di Pelayanan layanan public prima

P a g e 18 | 38

Tabel 2.1 Identifikasi Isu


Kabupaten Pakpak Publik yang berkwalitas,
Bharat efisien dan efektif

Tahap pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi isu. Isu bisa meliputi
masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan, atau nilai yang tengah berlangsung dalam
kehidupan bermasyarakat.

Untuk merumuskan isu ada tiga hal yang perlu diketahui yaitu :
1. Pernyataan yang negatif
2. Memuat focus
3. Memuat lokus

Isu – isu tersebut ditemukan dari hasil pengamatan ASN di instansinya. Setelah
menemukan isu-isu tahap selanjutnya adalah menganalisis isu tersebut. Dari hasil analisa
isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak diangkat dan dijadikan rancangan
aktualisasi.

II.2. Analisis dan Penetapan Isu Terpilih

Dalam hal penyusunan gagasan pemecahan isu perlu adanya penetapan isu yang
akan diangkat dan dianggap paling penting untuk diselesaikan. Alat bantu penetapan kriteria
isu yang digunakan untuk menganalisis isu yaitu dengan metode APKL aktual, problematik,
kekhalayakan dan kelayakan.
Indikator yang digunakan dalam analisa ini adalah:
a. Aktual, artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat atau organisasi kerja;
b. Problematik, artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan solusinya
c. Kekhalayakan, artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak;
d. Layak, artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Selain metode APKL, metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) juga dapat
digunakan untuk menentukan prioritas isu/masalah. Metode ini merupakan salah satu alat
untuk memilih masalah prioritas dengan menggunakan penilaian/pembobotan skala nilai 1-

P a g e 19 | 38
5, sehingga dapat diketahui urutan kepentingan isu/masalah dengan menggunakan 3 (tiga)
komponen/variabel pembanding, yaitu:
a. Urgency atau urgensi yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah yaitu dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak.
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yaitu dengan melihat apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Nilai dari ketiga isu tersebut akan dijumlahkan, dan isu yang mempunyai jumlah nilai
terbesar merupakan prioritas utama yang harus diselesaikan.

Analisa terhadap isu dengan kriteria APKL dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2
Analisis Isu Melalui Kriteria APKL

Kriteria
No. Identifikasi Isu
A P K L
Kurang optimalnya pengawasan terkait Rekomendasi Izin
1. √ √ √ √
Mendirikan Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat
Keterangan: A : Aktual, P : Problematik, K : Kekhalayakan, L : Layak
Kurang tegasnya sanksi yang diberlakukan kepada
2. masyarakat yang tidak mengurus Izin Mendirikan √ √ √ √
Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pengurusan Izin
3. √ √ √ √
Mendirikan Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat
Belum lengkapnya informasi yang diperoleh masyarakat
4 terkait pengurusan Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten √ × × √
Pakpak Bharat
Kurang Optimalnya Kualitas Pelayanan Penerbitan Izin
5 × × √ √
Mendirikan Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 2.3
Analisis Isu Melalui Kriteria USG

P a g e 20 | 38
Kriteria
No Identifikasi Isu Total Peringkat
U S G

Kurang optimalnya pengawasan terkait


1 Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan 4 5 5 14 I

di Kabupaten Pakpak Bharat


Kurang tegasnya sanksi yang

2 diberlakukan kepada masyarakat yang 4 4 4 12 II


tidak mengurus Izin Mendirikan
Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
3 pengurusan Izin Mendirikan Bangunan di 3 3 5 11 III

Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 2.4
Indikator Skor

Nilai Keterangan
5 Sangat Urgent/Serius/Mendesak
4 Urgent/Serius/Mendesak
3 Cukup Urgent/Serius/Mendesak
2 Kurang Urgent/Serius/Mendesak
1 Tidak Urgent/Serius/Mendesak

Dari analisis dengan menggunakan kriteria APKL dan USG tersebut, maka isu yang
dapat Berdasarkan uraian diatas, maka isu yang diajukan untuk diaktualisasikan di
lingkungan unit kerja Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan Bidang Cipta
Karya seksi Penataan Bangunan dan Gedung adalah “Kurang optimalnya pengawasan
terkait Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat”.
Adapun yang menjadi penyebab prioritas dari isu tersebut adalah Kurangnya staff
dan tenaga untuk mengawasi bangunan terhadap pengurusan IMB, Kurang instensifnya
pengawasan yang dilakukan terhadap pembangunan, Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang izin mendirikan bangunan.

P a g e 21 | 38
Melalui diagram Fishbone berikut ini, dapat kita uraikan penyebab berkembangnya isu tersebut

DIAGRAM FISHBONE ANALISA PENYEBAB ISU

P a g e 22 | 38
II.3. Dampak Isu Terpilih
Pengawasan terhadap bangunan yang sudah diterbitkan IMB kurang intensif
dilakukan. Hal ini dikarenakan selain terbatasnya personil pada Bidang Cipta Karya
Kabupaten Pakpak Bharat, juga karena sistem pengawasan yang belum efektif terhadap
bangunan yang terbangun. Pengawasan ini sangat diperlukan karena dalam setiap penerbitan
IMB, tidak semua bangunan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Terkadang ada
bangunan yang sudah diterbitkan IMB bangunan-nya tetapi pemohon merubah bentuk
bangunannya, contohnya seperti mereka akan membongkar dan merubah bangunan awal,
menambah ruang didepan bangunan yang sangat dapat melanggar GSB (Garis Sempadan
Bangunan) atau KDB (Koefisien Dasar Bangunan).

Hal ini sering kali luput dari pengawasan. Dampak yang timbul jika isu tersebut
tidak terselesaikan yaitu :

1. Banyak bangunan yang akan melanggar RTRW Kabupaten Pakpak Bharat


2. Akan menambah jumlah bangunan liar yang tidak terawasi pembangunannya
3. Berpengaruh kepada AMDAL (Analisa Mengenai dampak Lingkungan) dan
ANDALALIN (Analisa Dampak Lalu Lintas)
4. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan menjadi kacau

P a g e 23 | 38
II.4. Role Model

Bapak Arianto Berutu, ST merupakan Kepala


Seksi Penataan Bangunan dan Gedung Bidang Cipta
Karya Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan
Perhubungan. Beliau Dilahirkan di kota Medan pada
tanggal 6 April 1977. Beliau merupakan anak ke-5
dari 7 bersaudara, memiliki seorang istri bernama
Jenny Mirony br Simanjuntak dan dikaruniai 1 orang
anak. Beliau menempuh pendidikan perkuliahan di
Universitas Nommensen, Medan.

Sejak tahun 2011, beliau mengabdi sebagai PNS di Kabupaten Pakpak Bharat
hingga sekarang. Dengan latar pendidikan sarjana Teknik sipil beliau bertugas di dinas
Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan di bidang Cipta Karya menjadi Kepala
Seksi Penataan Bangunan dan Gedung pada Tahun 2021. Saya memilih Bapak Arianto
Berutu, ST menjadi Role Model karena Beliau merupakan sosok yang memiliki motivasi
tinggi, kedisiplinan, dan ketegasan. Beliau dapat berbaur dengan bawahannya. Dengan usia
yang relatif masih muda sosok pak eko merupakan pemimpin muda dijaman generasi
milenial ini. Dalam ritme bekerja Pak Eko memiliki sikap yang disiplin dan jujur. Selain
itu beliau juga pribadi yang religius. Saya ingin mencontoh beliau dengan semangat
mudanya dan sikap professional dalam bekerja mengabdi kepada masyakarat sebagai PNS.
Sehingga saya sebagai seorang ASN mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi PNS di
lingkungan tempat saya bertugas.

P a g e 24 | 38
BAB III

STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH

III.1. Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif

Penetapan Gagasan dan kegiatan kreatif melalui isu terpilih dapat dilihat pada
tabel berikut :
Nama Peserta Togi Maruhum Hasintongan Sianturi, ST

NIP 198705012020121002

Unit Kerja Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pehubungan


Bidang Cipta Karya Seksi Penataan Bangunan dan Gedung

Kurang Optimalnya pengawasan pembangunan di Dinas


Identifikasi Isu PUTRHUB terkait dengan pengurusan IMB

Optimalisasi Pengawasan Bangunan Terkait Rekomendasi


Gagasan kreatif Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat

Kegiatan Kreatif 1. Melakukan cek kelengkapan data pemohon dan cek


fisik kesesuaian bangunan.
2. Membuat arsip dokumentasi progress pekerjaan
bangunan yang diawasi
3. Membuat surat teguran kepada bangunan yang
melanggar peraturan IMB
4. Membuat laporan pelaksanaan pengawasan.

III.2. Relevansi Nilai – Nilai Dasar ASN

Nilai-nilai dasar ASN merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar dalam


melaksanakan tugas sebagai ASN sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 2014 yaitu
ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik, dan sebagai
perekat pemersatu bangsa. Adapun nilai-nilai dasar tersebut adalah:

P a g e 25 | 38
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Adapun indikator dari
Akuntabilitas yang akan digunakan dalam tabel rancangan aktualisasi adalah
sebagai berikut :

a. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

b. Kejelasan target
Dalam menjelaskan cara, tindakan ataupun proses kegiatan untuk
mencapai suatu tujuan yang di tetapkan secara jelas dan spesifik
(Suharwono dan Solichin)

c. Partisipasi
Partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam situasi baik secara
mental, pikiran atau emosi dan perasaan yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan dalam upaya untuk memberikan sumbangan
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan dan ikut
bertanggung jawab terhadap kegiatan pencapaian tujuan tersebut”
(Syamsuddin Adam dalam Prasetya, 2008:54).

2. Nasionalisme
Menurut L. Stoddard Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh
sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai
perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.

a. Hormat – menghormati
Hormat dalam KBBI diartikan perbuatan yang menandakan rasa khidmat
atau takzim (seperti menunduk). Pada praktiknya hormat merupakan
suatu tindakan yang kita lakukan untuk menghargai orang lain. Jika hal
itu dilakukan terhadap orang lain maka secara tidak langsung kita sudah
hormat menghormati orang lain pula.

P a g e 26 | 38
b. Kerja sama
Kerja sama diwujudkan dalam suatu perbuatan atau kegiatan yang biasa
dilakukan oleh beberapa individu dalam suatu kelompok ataupun suatu
organisasi untuk mencapai suatu tujuan bersama yang telah disepakati
sebelumnya. Biasanya kerja sama melibatkan pembagian tugas, dimana
setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan yang merupakan tanggung
jawabnya demi tercapainya tujuan bersama (Sari, 2014)
c. Musyawarah
Musyawarah adalah berunding, berembuk, berdiskusi untuk mengambil
keputusan, membahas bersama untuk menyelesaikan
masalah/mengambil keputusan.
d. Menghormati keputusan
Salah satu pengertian tentang menghormati menurut KBBI adalah
mengakui dan menaati (tentang aturan, perjanjian). Dan keputusan
adalah perihal yang berkaitan dengan putusan; segala putusan yang telah
ditetapkan (sesudah dipertimbangkan, dipikirkan, dan sebagainya). Jadi
sebagai seorang ASN harus selalu mengakui dan menaati segala sesuatu
yang sudah menjadi putusan atau yang menjadi ketetapan.
e. Tanggung jawab
Widagdho (1999) mengatakan bahwa Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia atas tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun
yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti perbuatan sebagai
wujud dari kesadaran akan kewajibannya.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik
atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik (LAN-RI, 2015:11). Adapun beberapa indikator etika publik,
yaitu:
a. Bertanggung Jawab
Tanggung jawab adalah mampu bertanggung jawab atas kewajiban
yang harus dilaksanakan sehingga kewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatu yang menjadi akibat.

P a g e 27 | 38
b. Integritas Tinggi
Integritas tinggi adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi
dalam tindakan, nilai - nilai, metode, dan ukuran dan berbagai hal
yang dihasilkan.
c. Cermat
Berdasarkan KBBI adalah penuh minat, seksama, teliti sehingga dapat
disimpulkan cermat adalah memperhatikan atau teliti dalam
mengerjakan atau melakukan sesuatu pekerjaan.
d. Hormat
Hormat yaitu sikap menghargai (takzim, khidmat, sopan). (Sumber :
KBBI)
e. Sopan
Sopan menurut KBBI adalah beradab (tentang tingkah laku, tutur kata,
pakaian dan sebagainya); Perilaku yang mencerminkan kebaikan dan
keramahan kepada orang lain.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen
mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada
kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk atau jasa berupa
ukuran baik atau buruk.
Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada masyarakat.
Adapun beberapa indikator komitmen mutu, yaitu:
a. Efektivias
yaitu tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja, diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi
Yaitu tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumber daya sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalah
gunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar
alur.

P a g e 28 | 38
c. Berorientasi mutu
yaitu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
d. Inovasi
yaitu hasil pemikiran baru yang akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya.

5. Anti Korupsi
Korupsi (bahasa latin : corruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan
pejabat public, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang
terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan public yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak.
Jadi anti korupsi merupakan sikap, perilaku serta pemikiran yang menentang
korupsi, baik sikap individu, kelompok masyarakat, maupun lembaga
kenegaraan.
a. Jujur
Jujur adalah lurus hati, tidak berbohong ( misalnya dengan berkata apa
adanya) (sumber : KBBI) Menurut ahli Mohammad Mustari, pengertian
jujur adalah suatu perilaku manusia yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak
lain.(sumber : Mohammad Mustari. (2011). Nilai Karakter. Yogyakarta:
Laksbang PRESSindo)
b. Tanggung Jawab
Menurut Abu dan Munawar (2007) tanggung jawab merupakan
perbedaaan antara benar dan yang salah, yang boleh dan yang dilarang,
yang dianjurkan dan yang dicegah, yang baik dan yang buruk, dan sadar
bahwa harus menjauhi segala yang bersifat negatifdan mencoba
membina diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif.
P a g e 29 | 38
III.3. Relevansi Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Manajemen ASN
adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, besih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen
ASN atau manajemen kepegawaian suatu proses pengelolaan
pegawai/karyawan mulai dari perekrutan/rekruitmen sampai PHK
(Putusan Hubungan Kerja). Tujuannya agar pegawai memberikan andil
besar dalam lembaga untuk mencapai tujuan individu, lembaga dan
masyarakat. Di dalam manajemen pegawai terdapat beberapa nilai
indikator yaitu kepastian hukum, profesionalisme, proporsionalitas,
keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisen,
keterbukaan, nondiskriminatif, persatuan dan kesatuan, keadilan dan
kesetaraan, kesejahteraan.

a. Keterbukaan
Merujuk pada Tindakan yang memungkinkan sesuatu persoalanmen
jadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenaraannya.

b. Efektif
yaitu tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja, diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.

c. Keterpaduan Menurut KBBI


Keterpaduan adalah kata benda yangketerpaduannya dapat menyatakan
nama dari seseorang tempat atau segala benda dan segala yang
dibendakan.
2. Whole Of Government (WOG)
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan
maka WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif
fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems
yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau
keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi,
menyangkut perubahan perilaku.

P a g e 30 | 38
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah
dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level
tertentu, yakni:
a. Penguatan koordinasi antar lembaga yang dapat dilakukan jika
jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control
atau rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah
satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada
sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi.
Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementrian adalah salah satu
cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya
diberikan status lembaga stingkat lebih tinggi, atau setidaknya
setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.
c. Membangun gugus tugas, yakni bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan di luar struktur formal, yang setidaknya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah
satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi
tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordinasi.
d. Koalisi sosial, yakni bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga,tanpa perlu mebentuk pelembagaan
khusus dalam koordinasi.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan
publik yang dikenail dapat didekati oleh pendekatan WoG sebagai
berikut:
a. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan public
yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang
dibutuhkan warga masyarakat. Dokumen yang dihasilkan bisa
meliputi KTP, status kewarganegaraan, status usaha, surat

P a g e 31 | 38
kepemilikan, atau penguasaan atas barang, termasuk dokumen-
dokumen resmi seperti SIUP, izin trayek, izin mendirikan
bangunan, izin usaha, akta, sertifikat tanah dan lain-lain;
b. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagkerjaan, perhubungan dan lain-
lain;
c. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan,
jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan
lain-lain.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/
atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan murah
f. Efektif dan efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan
Prinsip-prinsip pelayan prima antara lain:
a. Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan.
b. Membangun visi dan misi pelayanan.
c. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
sebagai dasar pemberian pelayanan.

P a g e 32 | 38
d. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait
bagaimana memberikan pelayanan yang baik, serta
pemahaman tugas dan fungsi organisasi.

P a g e 33 | 38
III.4. Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Kontribusi
Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Misi
Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 Melakukan cek 1. Melakukan Cek Surat Rekomendasi, a. Akuntabilitas Dengan Menguatkan nilai
kelengkapan data kelengkapan SOP survey, Berita tertib, transparan dan diterbitkannya surat bergerak cepat dan
pemohon dan cek fisik berkas data Acara Survey memiliki jiwa percaya rekomendasi melalui bertindak tepat dalam
kesesuaian bangunan. pemohon untuk tujuan hasil SOP, dapat meningkatkan hasil
2. Menentukan terbaik berkontribusi dalam kerja.
jadwal survey b. Nasionalisme pencapaian visi dan
lapangan dengan Melakukan survey misi Dinas PUPR
pemohon. dengan teliti tanpa yaitu Meningkatkan
3. Melaksanakan membeda-bedakan kualitas Sumber
survey ke lokasi status pemilik Daya Aparatur
tujuan. bangunan menuju
4. Mengecek kondisi c. Etika Publik Pemerintahan yang
bangunan yang Menyampaikan baik .
disurvey. maksud dan tujuan
5. Mencatat kondisi dengan sopan dan
bangunan yang ramah kepada pemilik
disurvey. bangunan yang akan
6. Membuat berita dikunjungi
acara survey. d. Komitmen Mutu
Melaksanakan
kegiatan dengan tepat
sasaran dan sistematis
e. Anti Korupsi
Mencatat semua hal
didapat selama survey
tanpa mengurangi atau
menambah.

P a g e 34 | 38
2 Membuat arsip 1. Mempersiapkan Foto-foto a. Akuntabilitas Dengan membuat Menguatkan nilai
dokumentasi progress alat berupa kamera Dokumentasi hasil tertib, transparan dan arsip dokumentasi bekerja keras dan
pekerjaan bangunan dalengkapi GPS Survey memiliki jiwa percaya yang teratur, dapat bertindak tepat dalam
yang diawasi (aplikasi untuk tujuan hasil berkontribusi dalam meningkatkan hasil
Timestamp) terbaik pencapaian visi dan kerja.
2. Mengambil foto misi untuk
dilapangan sesuai b. Nasionalisme meningkatkan
dengan kondisi Melakukan survey kualitas Aparatur
yang sebenarnya. dengan teliti tanpa menuju
3. Memilih foto membeda-bedakan pemerintahan yang
dokumentasi yang status pemilik bersih, memiliki
akan diarsipkan. bangunan aparatur yang
4. Membuat format berkualitas dan
foto dokumentasi. c. Etika Publik produktif
Menyampaikan
maksud dan tujuan
dengan sopan dan
ramah kepada pemilik
bangunan yang akan
dikunjungi

d. Komitmen Mutu
Melaksanakan
kegiatan dengan tepat
sasaran dan sistematis

e. Anti Korupsi
Mencatat semua hal
didapat selama
survey tanpa
mengurangi atau
menambah.
3 Membuat surat teguran 1. Membuat daftar Terpetakannya SPJ a. Akuntabilitas Dengan membuat Menguatkan nilai

P a g e 35 | 38
kepada bangunan yang bangunan yang dalam bidang agar Memastikan bahwa surat teguran, dapat bekerja keras dan
melanggar peraturan melanggar proses realisasi lebih penerima surat benar- berkontribusi dalam bertindak tepat dalam
IMB peraturan IMB teratur dan tidak benar pencapaian visi dan meningkatkan hasil
berdasarkan data terjadi tumpang menerima surat dan misi untuk kerja.
survey lapangan tindih. membaca isinya meningkatkan
2. Berdiskusi dengan kualitas Aparatur
atasan tentang b. Nasionalisme menuju
pelanggaran yang Mengingatkan kepada pemerintahan yang
dilanggar yang masyarakat agar bersih, memiliki
sering dilakukan mematuhi segala aparatur yang
oleh masyarakat peraturan yang berkualitas dan
3. Membuat format berlaku produktif
surat teguran
Tahapan c. Etika Publik
selanjutnya adalah Menggunakan bahasa
membuat surat yang sopan dalam
imbauan. penulisan surat
4. Mengirimkan Teguran
surat teguran
kepada pemilik d. Komitmen Mutu
bangunan yang Menggunakan bahasa
melanggar. penyampaian yang
efektif
sehingga mudah
dipahami oleh pemilik
bangunan

e. Anti Korupsi
Menyampaikan isi
surat dengan sebenar-
benarnya
4 Membuat laporan 1. Mengumpulkan Terbentuknya suatu a. Akuntabilitas Dengan Menguatkan nilai
pelaksanaan semua data yang Form Laporan Membuat laporan tersimpannya arsip bekerja keras dan

P a g e 36 | 38
pengawasan. telah ada Pelaksanaan yang dapat dalam bentuk digital, bertindak tepat dalam
2. Menentukan Pengawasan. dipertanggung dapat berkontribusi meningkatkan hasil
format penulisan jawabkan dalam pencapaian kerja.
laporan visi dan misi Dinas
3. Konsultasi dengan b. Nasionalisme PUPR yaitu
atasan terkait isi Laporan ditulis pembangunan sarana
laporan dengan kaidah-kaidah dan prasarana yang
4. Membuat laporan penulisan laporan berkualitas..
pengawasan resmi dan
bulanan menggunakan Bahasa
5. Hasil akhir Indonesia
Laporan
pelaksanaan c. Etika Publik
pengawasan Menyampaikan hasil
laporan kepada atasan
dengan
Santun

d. Komitmen Mutu
Membuat laporan
dengan penuh
tanggung jawab dan
tidak subyektif

e. Anti Korupsi
Menyelesaikan
kegiatan sesuai
dengan batas waktu
yang ditentukan

Tabel 3.1 RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

III.5. Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan


P a g e 37 | 38
Tabel 3.2 Rencana Jadwal Kegiatan AKTUALISASI

NOVEMBER DESEMBER
2021 2021
NO KEGIATAN Minggu ke -

II III IV I II III IV

1. Melakukan cek kelengkapan data pemohon dan cek fisik


kesesuaian bangunan.

2. Membuat arsip dokumentasi progress pekerjaan bangunan yang


diawasi

3. Membuat surat teguran kepada bangunan yang melanggar


peraturan IMB

4. Membuat laporan pelaksanaan pengawasan.

P a g e 38 | 38

Anda mungkin juga menyukai