Anda di halaman 1dari 41

1

METODOLOGI DAN PENULISAN SKRIPSI

PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI TEOLOGI

Penyusun:
Ferry Hartono, Lic.S.S.
Irwan, Lic.Th.
Shelomita Selamat, Lic.Phil.
Dr. Simplesius Sandur
Frederica binti Mathew, Lic.Th.

SEKOLAH TINGGI KATOLIK SEMINARI

SANTO YOHANES SALIB

LANDAK 2018
2

BAGIAN 1
METODOLOGI BELAJAR
A. Beberapa Prinsip dalam Studi

1. Belajar bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan dan pelayanan kepada umat-Nya.
2. Santo Agustinus: lakukan segalanya seolah-olah semua tergantung darimu, tetapi
serahkan hasilnya kepada Tuhan.
3. Belajar itu penting, tetapi bukanlah segala-galanya.

B. Beberapa Tips untuk Belajar

1. Persiapkan diri dengan baik sebelum kuliah, antara lain dengan membaca bahan-bahan
baru dari dosen atau membaca ulang pelajaran-pelajaran sebelumnya.
2. Catatlah setiap poin penting yang disampaikan oleh dosen.
3. Bertanyalah kalau ada yang tidak jelas.
4. Buatlah ringkasan pribadi untuk setiap pelajaran. Kalau perlu baca buku lain untuk
memperjelas poin-poin dalam ringkasanmu.
5. “Setiap orang punya cara belajarnya tersendiri” merupakan suatu pendapat yang keliru.
Yang ada hanya cara belajar yang baik dan cara belajar yang buruk.

C. Persiapan Ujian

1. Persiapan Secara Umum


a. Kita belajar untuk hidup, bukan untuk ujian.
b. Nilai ujian tidak selalu menentukan kualitas hidup seseorang.
c. Tujuan ujian ialah untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa/-i menangkap kuliah
tatap muka atau materi yang diberikan oleh dosen; sebagai tanda bahwa para
mahasiswa sudah siap untuk tugas mereka selanjutnya yang berkaitan dengan
materi-materi yang telah diberikan.

2. Persiapan Jangka Panjang


a. Lebih baik belajar 12 x 1 jam daripada 1 x 12 jam.
b. Membuat catatan kuliah yang baik.
c. Menyusun ringkasan yang baik.
d. Biasanya tanggal ujian sudah diberikan jauh hari sebelumnya. Oleh karena itu,
mahasiswa/-i perlu menyusun jadwal belajar yang baik.
e. Ada pelajaran yang memerlukan waktu belajar lebih banyak daripada yang lain.
Jangan tergoda untuk membuang waktu banyak untuk mata pelajaran yang menarik.
f. Kesiapan fisik dan mental:
3

- Makan makanan yang bergizi dan sehat itu penting. Makanlah buah. Kurangi
makanan berminyak, makanan pabrik (banyak memakai zat pewarna), makanan
berpengawet, makanan asin. Mahasiswa yang sakit meriang, kolesterol tinggi, asam
urat tidak dapat belajar dengan baik.
- Istirahat yang cukup itu perlu, tetapi jangan tidur di kelas. Jangan begadang.
- Rekreasi itu perlu.
- Olahraga itu perlu (Mens sana in corpore sano!).
- Waktu pengendapan itu perlu.
- Tempat belajar yang nyaman itu perlu: cahaya dan ventilasi cukup, tidak panas.
- Cari waktu belajar yang cocok.
- Hindari sikap meremehkan, tetapi jangan pula terlalu tegang.
- Hindari stress.
g. Membekali diri dengan penguasaan istilah-istilah teologi dan filsafat yang umum,
misalnya: a priori, a posteriori, analog, equivox, abstraksi, efikaks, magisterium,
kognitif, dan sebagainya.

3. Persiapan Jangka Pendek


a. Mengandaikan persiapan jangka panjang di atas sudah dilakukan.
b. Idealnya untuk satu mata kuliah diperlukan 3 hari persiapan.
c. Kuasai ringkasan, bukan uraian penuh.
d. Jangan berspekulasi. Pelajari semua bahan (yang sudah diringkas).
e. Cobalah untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan dosen.
Adakan simulasi ujian berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
f. Diskusi dengan teman. Kalau perlu, adakan studi kelompok.

4. Untuk Ujian Lisan


a. Tidak perlu pelajari detail-detail yang kecil, cukup kuasai poin-poin yang penting.
Setiap kata-katamu hendaknya memperjelas poin-poin tersebut.
b. Baca ringkasan-ringkasanmu dan latihlah dirimu mengulangi ringkasan-ringkasan
tersebut secara spontan sebisa mungkin tanpa melihat atau membaca mereka.
c. Berikan jawaban-jawabanmu secara meyakinkan dan percaya diri.
d. Penampilan terkadang menentukan (tergantung jenis dosen penguji).

5. Untuk Ujian Tertulis


a. Perlu belajar sampai mendetail. Semakin mendetail dan lengkap jawabanmu akan
semakin menunjukkan persiapanmu.
b. Baca ringkasan-ringkasanmu dan latihlah dirimu mengulangi ringkasan-ringkasan
tersebut secara spontan sebisa mungkin tanpa melihat atau membacanya.
c. Latihanlah menjawab setiap kemungkinan pertanyaan yang akan muncul, sekali lagi
tanpa melihat ulang catatan atau ringkasan yang ada. Mengetahui pertanyaan-
pertanyaan tahun-tahun sebelumnya kadang-kadang membantu, tetapi jangan
menjadikannya sebagai patokan.
4

d. Pada waktu ujian ambillah waktu untuk membuat ‘bagan’ jawabanmu di kertas lain
terlebih dahulu. Lengkapi juga dengan istilah-istilah kunci atau sulit. Hal tersebut
penting supaya tidak ada yang terlewatkan atau terlupakan.
e. Jawablah mulai dari yang termudah sampai yang tersulit.
f. Tulis jawaban-jawabanmu dengan tulisan yang mudah dibaca dan dimengerti.
g. Segala tindakan curang seperti mencontek, membawa catatan-catatan, dan
sebagainya tidak akan ditolerir dan akan diberi sanksi yang tegas.

6. Untuk Karya Tulis...


a. Pada umumnya ada tiga tipe karya tulis, yaitu: (1) karya tulis ilmiah, (2) laporan
penelitian, dan (3) proposal.
b. Struktur umum karya tulis ilmiah:
- Pendahuluan
- Isi
- Kesimpulan
c. Karya tulis ilmiah bukanlah reportase. Ia punya gaya bahasa dan pilihan kata
(jargon) tersendiri, sesuai dengan bidang kajiannya.
d. Cari terlebih dahulu referensi-referensi yang kira-kira akan mendukung tema
pilihanmu.
e. Pilihlah tema yang aplikabel (punya nilai pastoral). Jangan pula memilih tema yang
sudah terlalu sering dibahas, kecuali engkau punya tesis-tesis baru yang kuat.
f. Dari awal (meskipun tentu masih bisa berubah) tentukan (maksimal) dua tesis
mendasar atas tema yang engkau pilih.
g. Arahkan setiap pembahasan (kalau perlu setiap paragraf) untuk memperjelas tesis (-
tesis) dasar tersebut.
h. Segala tindakan plagiat tidak akan ditolerir. Sanksi: batalnya karya tulis,
konsekuensinya mahasiswa/-i mendapat nilai 0 atau E.

D. Plagiarisme1
Setiap karya tulis ilmiah dan laporan penelitian harus menyebutkan setiap rujukan/referensi
yang digunakan. Jika engkau menggunakan gagasan, ide, pernyataan, atau tulisan orang lain
seolah-olah itu darimu sendiri, engkau melakukan tindakan plagiat, suatu bentuk dari tindakan
mencuri. Tidak membuat rujukan yang pantas kepada para penulis lain merupakan suatu tindakan
serius, bahkan kriminal (melanggar hak cipta).

Sumber-sumber apa saja yang harus disebutkan?


 Setiap hasil karya, ide, dan gagasan orang lain.
 Setiap parafrase atas karya, ide, dan gagasan orang lain harus dibuat rujukannya ke
sumber asli.
 Setiap kutipan (sebagian maupun utuh) harus dimasukkan dalam tanda kutip dan dibuat
rujukannya ke sumber asli.
1
Bdk. Z. SVOBODOVA et al., Writing in English: A Practical Handbook for Scientific and Technical Writers, A Pilot
Project, European Commission of Leonardo da Vinci Project, 2000, 21.
5

Bagaimana cara menghindari plagiarisme?


 Setiap karya yang dikutip hendaknya segera diberi catatan di dalam teks sendiri, misalnya
dengan catatan dalam tanda kurung atau lebih baik langsung membuat catatan kakinya.
 Jangan lupa segera memberi tanda kutip antara teks yang dikutip langsung.
 Setiap parafrase hendaklah menggunakan gaya tulisan dan pilihan kata yang sering
digunakan (gaya tulisan dan pilihan kata pribadi).
 Usahakan selengkap mungkin memberikan keterangan rujukan pada setiap catatan kaki.
 Lebih baik hanya konsentrasi langsung membuat catatan kaki dengan mengambil hanya
satu buku atau artikel rujukan. Jangan biasakan menggabungkan ide-ide setelah membaca
banyak buku atau artikel. Kalau itu yang dilakukan, umumnya akan ada sumber yang
terlewatkan.

E. Teknik Membaca Cepat

1. Buku dan referensi yang banyak dan komprehensif mutlak diperlukan untuk memulai
suatu karya tulis ilmiah yang baik.
2. Akan tetapi, tidaklah memungkinkan bagi mahasiswa/-i untuk membaca semuanya
dalam waktu pengerjaan.
3. Untuk itu, perlu cara membaca yang cepat, tetapi tidak sampai sembrono sehingga salah
mengartikan teks.
4. Untuk mengetahui isi buku secara umum, perlu dibaca terlebih dahulu:
a. Resensi atas buku tersebut (kalau ada).
Kadang-kadang ada perpustakaan yang memiliki semacam kartu keterangan atas
setiap buku yang berisi ringkasan dan tema-tema yang terkandung dalam buku.
Kartu keterangan seperti ini juga akan sangat membantu.
b. Kata Pengantar
Biasanya penulis buku menulis Kata Pengantar setelah menyelesaikan bagian utama
dari bukunya. Dalam Kata Pengantar yang baik bisa ditemukan ringkasan
keseluruhan dari isi buku.
c. Daftar Isi
Setelah mendapatkan gambaran umum dari buku, barulah dilihat bagian yang
diperlukan, yang sesuai dengan tema yang ingin dibahas. Kalau ada, indeks buku
akan sangat membantu proses pencarian tema yang diperlukan.
d. Abstraksi bagian yang sesuai dengan tema bahasan (kalau ada).
Dalam abstraksi, baik majalah maupun bab dalam buku, dapat ditemukan isi umum
dari artikel maupun bab tersebut. Biasanya ditemukan juga kata-kata kunci.
5. Membaca isi
a. Bacalah dengan cepat paragraf pertama untuk menemukan isi dari bagian itu. Baca
sampai menemukan isi atau masalah yang dibahas. Catat dalam hati pertanyaan
yang muncul ketika membacanya.
b. Umumnya solusi atas problem akan ditemukan di bagian akhir atau kesimpulan
bagian tersebut. Namun, kalau tidak terpaksa jangan membaca langsung
6

kesimpulan. Proses penulis untuk menemukan solusi sering jauh lebih penting
daripada solusi itu sendiri.
c. Usahakan menemukan jawaban-jawaban atas problem-problem yang ada dengan
membaca cepat isi pembahasan sambil berusaha mengikuti cara berpikir penulisnya.
d. Kalau ada, abstraksi dan kata-kata kunci dari penulis akan sangat membantu.
Berhentilah agak lama di kalimat-kalimat yang mengandung kata-kata kunci.
e. Tandai hanya bagian-bagian yang mendukung koherensi karya tulismu. Jangan
tergoda untuk memperluas pembahasan sehingga tesis (-tesis) dasarmu sendiri
menjadi kabur. Tandai di sini bukan dalam arti merusak buku, melainkan
mencatatnya di tempat terpisah (kecuali memang buku itu milikmu sendiri).
f. Kalaupun ada ide-ide baru, jangan langsung mengikutinya. Setialah pada tema
pembahasan awalmu. (Ide-ide tersebut biarlah disimpan dulu. Kalau arah
pembahasanmu memang secara konsisten kembali ke sana, barulah dicari
kemungkinan untuk pengembangan atau perubahan tema).

F. Membuat Ringkasan
1. Cara belajar yang terbaik sepanjang sejarah adalah membuat catatan pada waktu kuliah
tatap muka dan membuat ringkasan di rumah.
2. Kekeliruan (baca: kemalasan) yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa/-i adalah
tidak mencatat dan tidak membuat ringkasan.
3. Adalah suatu tindakan yang tidak bijaksana: meminjam catatan apalagi ringkasan orang
lain untuk dipelajari.
4. Ringkasan yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Padat, ringkas, dan dapat dimengerti.
b. Namun, tidak mengurangi pokok-pokok bahasan terpenting yang terdapat dalam
diktat atau catatan kuliah.
c. Kalau perlu ada tambahan ilustrasi atau keterangan penjelas.
d. Bisa ditulis tangan ataupun diketik.
5. Seseorang dikatakan menguasai bahan apabila dia bisa mengulangi secara spontan
seluruh isi ringkasan dengan penjelasan yang memadai dan sistematis.

G. Tips Belajar bagi Mahasiswa/-i Asing


1. Berdoa
2. Jangan terlalu terpaku pada kamus pada waktu kuliah. Lebih baik mencatat apa yang
dimengerti daripada selalu berhenti untuk mencari arti kata-kata yang tidak dimengerti.
3. Penggunaan alat perekam dapat membantu, tetapi tidak disarankan untuk jangka yang
panjang.
4. Cari waktu tambahan untuk mempelajari bahasa pengantar atau bahasa asing lainnya,
khususnya untuk meningkatkan jumlah kosa kata yang dikuasai. No pain, no gain.
5. Studi kelompok dapat membantu.
6. Jangan sampai ketinggalan informasi.
7. Jangan malu atau segan bertanya.
7

8. Jangan stress.

H. Ujian

1. Ujian Semester
Terdiri dari Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Bahan ujian tergantung
pada kebijakan dosen pengampu yang bersangkutan. Penentuan bentuk ujian juga
diserahkan pada kebijakan setiap dosen pengampu yang bersangkutan. Ujian dalam mata
kuliah dapat berbentuk :
a. Karangan tertulis atau paper
b. Ujian tertulis (menjawab pertanyaan yang disiapkan oleh dosen pengampu)
c. Ujian lisan selama 15-20 menit
d. Bentuk lainnya (tergantung kebijakan dosen pengampu)

2. Ujian Komprehensif
a. Ujian komprehensif meliputi bidang: Teologi Dogmatik, Teologi Moral, Teologi
Kitab Suci, Teologi Spiritual, Filsafat Timur dan Filsafat Barat.
b. Ujian komprehensif untuk bidang Teologi Moral, Teologi Spiritualitas dan Filsafat
Timur dilakukan pada akhir semester 7 (tujuh). Sedangkan ujian untuk bidang
Teologi Kitab Suci, Teologi Dogmatik, dan Filsafat Barat dilakukan pada akhir
semester 8 (delapan).
c. Ujian komprehensif dilakukan secara lisan selama 60 menit.

I. Kuliah Kerja Nyata (KKN)


1. KKN adalah sarana bagi setiap mahasiswa untuk belajar secara konkret bagaimana
menjadi seorang pelayan umat Allah. Oleh karena itu, KKN merupakan bagian yang
penting dalam kurikulum STIKAS SANTO YOHANES SALIB dan menjadi prasyarat
kelulusan bagi setiap mahasiswa.
2. KKN dilakukan selama 5 (lima) semester, setiap dua minggu sekali pada akhir pekan,
pada masa kuliah efektif. KKN dimulai dari semester 3 (tiga) sampai dengan semester 7
(tujuh).
3. Berbagai bentuk kegiatan KKN yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
a. Kerja sama dengan paroki-paroki di sekitar lingkungan kampus. KKN dapat
dilakukan dalam pendampingan stasi, kelompok kategorial paroki tertentu (KTM,
Muda-Mudi, SBI dan sebagainya).
b. Pembinaan umat di stasi-stasi Paroki Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus.
c. Pelayanan rumah retret.
d. Pengajaran agama di sekolah-sekolah.
e. Bentuk lainnya (Misalnya: pewartaan melalui multimedia, dan sebagainya).
4. Pengaturan dan pembagian tempat KKN serta mekanisme pelaksanaannya ditentukan
oleh Pembantu Ketua III (yang mengurusi bidang kemahasiswaan). Pembantu Ketua III
merencanakan, mengawasi, dan mengevaluasi KKN. Dalam menjalankan tugasnya,
8

Pembantu Ketua III bekerjasama dengan Dosen Pembimbing KKN, Pastor Paroki, STIM
Shanti Bhuana, Pelayan Rumah, dan Pembantu Ketua I.
5. Sebagai pengganti Tahun Orientasi Pastoral (TOP), KKN haruslah berkualitas. KKN
tidak dapat dilaksanakan secara asal-asalan, tidak terarah, dan tidak terkontrol. Oleh
karena itu, mahasiswa wajib melaporkan secara tertulis kegiatan KKN setiap 2 (dua)
bulan sekali dan dipresentasikan dalam pertemuan berkala dengan Pembantu Ketua III
dan Dosen Pembimbing KKN.
6. Laporan KKN berisi kegiatan yang sudah dilaksanakan, perkembangan umat baik
kualitatif maupun kuantitatif, hambatan dan tantangan yang dihadapi, serta rencana dan
atau solusi yang akan diterapkan.
7. Di akhir KKN, mahasiswa wajib menyerahkan laporan akhir maksimal 10 (sepuluh)
halaman ke Bagian Administrasi setelah ditandatangani oleh Pembantu Ketua III dan
Dosen Pembimbing KKN, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kertas A4
b. Spasi 1
c. Jenis huruf standar: Times New Roman 12.
d. Margin kiri 3,5 cm, margin kanan 2,5 cm, tepi atas 2,5 cm, tepi bawah 2,5 cm
e. Setiap awal paragraf diberi tab masuk ke dalam
8. Batas waktu penyerahan laporan KKN dapat dilihat pada Kalender Akademik.
9. Penilaian dilakukan berdasarkan laporan yang dibuat oleh mahasiswa yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan feedback dari penanggung jawab di tempat KKN.
10. Pembantu Ketua III akan mengambil tindakan yang perlu jika hasil KKN kurang.
9

BAGIAN 2
PENULISAN KARYA ILMIAH

A. Tentang Tulisan Ilmiah

1. Definisi
a. Tulisan ilmiah adalah tulisan dalam level akademik dengan ciri-ciri berikut: jelas,
logis (koheren dan konsisten), dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. Ciri-ciri tulisan ilmiah
i. Jelas
Berisi konsep, ide, atau gagasan yang jelas; ditulis dengan tatabahasa dan
ketentuan berbahasa yang baik dan benar.
ii. Logis
1. Koheren
Setiap pembahasan harus memiliki alur yang harmonis serta
menunjang tesis (-tesis) utama secara keseluruhan dan utuh. Jangan
menulis apa pun (ilustrasi, contoh, anekdot, tabel, dsb.) yang tidak
berkaitan dengan tesis (-tesis) utama.
2. Konsisten
Menggunakan gaya bahasa, pilihan-pilihan kata (diksi), serta cara
penjabaran ide yang konsisten.
iii. Dapat dipertanggungjawabkan
Tidak membuat pernyataan-pernyataan tanpa referensi atau tanpa melalui
suatu penelitian yang valid.

2. Dalam penulisan karya tulis ilmiah perlu dibedakan empat jenis proposisi berikut:
a. Hipotesa
Tawaran pernyataan pra-penulisan didahului pengamatan yang cermat akan
permasalahan-permasalahan di lapangan.
b. Teori
Pernyataan-pernyataan ilmiah yang belum dapat dikonfirmasi kebenaran maupun
kesalahannya; terbuka untuk dikonfrontasi, misalnya: teori Darwin tentang evolusi.
c. Konsensus
Teori yang diterima kebenarannya secara umum (biasanya setelah melalui waktu
yang panjang), meskipun belum dapat dibuktikan secara absolut. Misalnya:
merupakan konsensus umum bahwa Injil Markus adalah cerita. Ketika mengutip
suatu pernyataan berdasarkan konsensus, penulis tetap perlu memberi rujukan-
rujukan yang berwibawa.
d. Dalil
Teori yang telah dibuktikan secara absolut dan dianggap sebagai kebenaran,
misalnya: dalil phytagoras dalam matematika, dalil filsafat: “nemo dat quod non
habet”; dalil teologi: “Allah adalah kasih”.
10

Yang menjadi pembahasan pokok karya tulis ilmiah pada umumnya adalah hipotesa dan
teori.
3. Struktur Umum Tulisan Ilmiah
a. Pembukaan
Berisi latar belakang, rumusan masalah (status quaetionis; sebisanya yang belum
banyak dibahas) dan pembatasan, tujuan dan metode pembahasan.
b. Isi
Membahas status quaetionis secara koheren dan konsisten sampai menemukan
solusi.
c. Penutup
Berisi kesimpulan, evaluasi umum terhadap isi, tawaran atas penyelesaian masalah
(-masalah) dari bagian pembukaan, penekanan atas isi, (kalau ada) titik temu antara
pihak-pihak yang berbeda pendapat mengenai tema dasar, dan saran-saran untuk
penelitian lebih lanjut mengenai, baik mengenai tema yang sama ataupun tema (-
tema) lain yang berkaitan, yang ditemukan selama pengerjaan karya tulis ilmiah.

4. Beberapa Teknik dalam Menulis Karya Ilmiah


a. Parafrase
Menyadur sumber dengan kata-kata sendiri; bisa dengan cara menyederhanakan
atau memperdalam isi dari sumber. Sumber referensi harus dimasukkan secara jelas
dan tepat.
Contoh: Ole Riis dan Linda Woodhead membagi ungkapan emosional dalam tiga
level yang berbeda, yakni: (1) level mikro, (2) level meso, dan (3) level makro.
Emosi dalam tahapan mikro, menurut Riis dan Woodhead memiliki kaitan
determinan dengan alam bawah sadar Freudian, terutama yang berkaitan dengan
intersubyektivitas.2

b. Hedging
‘Menggantung’ pernyataan, tidak membuat suatu pernyataan yang
ceroboh/sembrono atau mutlak.
i. Tanpa melalui penelitian dan pembuktian yang tegas dan jelas, suatu
pernyataan mutlak tidak boleh diberikan.
ii. Hipotesa tetap hipotesa, teori tetap teori, sampai ditemukan bukti mutlak
yang mendukungnya sebagai suatu dalil atau hukum.
iii. Hindari pemakaian pernyataan-pernyataan tanpa rujukan-rujukan yang
berwibawa atau penelitian-penelitian yang valid dan memadai.
iv. Contoh pernyataan-pernyataan yang terlalu candang atau sembrono:
1. Sebagai kesimpulan dari tulisan ini, pembaharuan karismatik
merupakan jawaban atas kelemahan Gereja Katolik dalam
evangelisasi.

2
Bdk. O. RIIS – L. WOODHEAD, A Sociology of Religious Emotion, Oxford University Press, Oxford 2010, 23-30.
11

2. Teologi Pembebasan menyumbangkan solusi-solusi pastoral yang


paling tepat bagi gereja-gereja lokal pada umumnya.
3. Segala pendapat yang menyangkal keabsahan Injil Markus sebagai
Injil tertua harus ditolak.
v. Dengan hedging
1. Berdasarkan hasil penelitian di stasi A, B, C, dan D, tampaknya ada
hubungan yang tidak dapat diabaikan antara kegiatan-kegiatan
pembaharuan karismatik dan peningkatan semangat misi umat di stasi-
stasi tersebut.
2. Kebijakan-kebijakan pastoral yang dilandaskan pada teologi
pembebasan dapat menjadi solusi yang tepat bagi gereja-gereja lokal,
sejauh ada pemahaman yang tepat mengenai teologi tersebut dan
konteks yang memang sesuai.
3. Dari fakta banyaknya ahli yang mendukung, tempat Injil Markus
sebagai Injil yang tertua lebih kuat daripada Injil Matius.

c. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan karya ilmiah:


i. Tidak bisa membedakan antara kata depan “di, ke” dan awalan “di-, ke-”.
1. Dilarang membuang sampah disini. Segala bentuk pelanggaran akan di
tindak tegas.
2. Dimana ada peperangan, disitu ada keputus-asaan.
3. Kedalam tangan-Mu, ya Tuhan, kuserahkan hidupku.
ii. Tidak bisa membedakan antara kata keterangan “pun” dan “-pun”.
1. Meskipun sakit, dia tetap bekerja.
2. Kemanapun engkau pergi, aku akan ikut.
iii. Penggunaan konjungsi “tetapi” (hindari penggunaan “tapi” dalam karya
tulis ilmiah), “namun”, dan “akan tetapi”.
1. Konjungsi “tetapi” tidak boleh digunakan di awal kalimat. Untuk awal
kalimat dipakai “namun” atau “akan tetapi”.
2. “Namun” boleh dipakai menggantikan “tetapi” maupun “akan tetapi”.
3. Contoh:
a. Aku lemah, tetapi aku kuat di dalam Dia yang menguatkan aku.
(Kata “tetapi” di sini boleh diganti “namun”).
b. Bumi itu luas. Namun, dengan kemajuan teknologi komunikasi
dan transportasi dewasa ini, jarak yang jauh tidak lagi menjadi
penghalang besar bagi interaksi antarmanusia.
c. Kepada anak-anak harus ditanamkan sikap anti-korupsi. Akan
tetapi, pendidikan budi pekerti di Indonesia dewasa ini masih
hanya sebatas wacana tanpa figur teladan anti-korupsi yang kuat.
(Frasa “akan tetapi” boleh diganti “namun”).

5. Teknik ‘Bola Salju’


a. Kualitas dari suatu karya ilmiah sering ditentukan oleh kualitas buku-buku
referensinya.
12

b. Untuk mencari nama-nama paling berwibawa untuk tema-tema pembahasan bisa


dipakai teknik ‘bola salju’.
c. Apabila digulingkan dari atas bukit salju, seonggok bola salju yang kecil akan
menjadi besar sesampainya di bawah bukit.
d. Demikian pula, nama paling berwibawa bisa ditemukan dengan observasi nama-
nama dalam catatan kaki atau daftar pustaka.
e. Setelah menemukan buku-buku referensi tersebut, observasi lagi daftar pustaka
mereka. Demikian selanjutnya sampai ditemukan nama(-nama) yang paling sering
disebut. Hampir bisa dipastikan bahwa nama(-nama) tersebutlah yang paling
berwibawa berkaitan dengan tema pembahasan.

B. Petunjuk Praktis

1. Di dalam isi pembahasan, nama para narasumber tidak usah memakai huruf kapital
semuanya (misalnya, R. Garrigou-Lagrange, M. Heidegger, G. Deiana, etc.). Huruf
kapital atau huruf kapital minor hanya dipakai dalam bibliografi dan catatan kaki.
2. Setiap judul tingkat pertama (bab), judul tingkat kedua (sub-bab), dan judul tingkat
ketiga ditandai dengan norma berikut:
a. Tingkat pertama : JUDUL BAB (bold, huruf kapital, font 16).
b. Tingkat kedua : Sub-Bab tingkat dua (bold, kapital minor, font 14)
c. Tingkat ketiga : Judul Sub-Bab tingkat tiga (bold, font 12).
d. Tingkat keempat : Judul Sub-Bab tingkat empat (italic, font 12).
3. Penomoran menggunakan angka, misal: 5.2.3.4
4. Halaman pertama setiap bab baru 6 cm dari atas.
5. Selain judul bab (rata tengah), semua yang lain diatur rata pinggir kiri dan kanan ( justify
text).
6. Segala tindak plagiat tidak akan ditolerir. Sanksi: mengulang dari awal, artinya mulai
dari pemilihan tema yang baru dan persetujuan dosen pembimbing.

C. Kutipan

1. Kutipan atau kata-kata dalam bahasa asing dimiringkan.


2. Penulisan ayat Kitab Suci menggunakan tanda “titik dua”. Contoh: Kel 28:1-4.
3. Tanda kutip
a. Setiap kutipan diawali dengan tanda kutip pembuka dan diakhiri tanda kutip
penutup. Misalnya: “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu,
hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.” (Kol 2:7).
b. Tanda kutip pembuka ‘ dan tanda kutip penutup ’ untuk kutipan di dalam kutipan.
Contoh: “Maka kata Pilatus kepada mereka: ‘Lihatlah manusia itu!’” (Yoh 19:5).
4. Kutipan langsung 5 baris atau lebih menggunakan ukuran huruf 11pt, spasi tunggal,
tanpa tanda kutip, serta tab (indentation sekitar 1 cm atau 6 huruf) lebih masuk untuk
margin kiri dan kanan. Contoh:
13

Pengucilan merupakan risiko berat yang harus dipertimbangkan, meskipun itu pun
bukan yang terberat. Pengajaran Yesus memperdalam polemik sampai pada
penolakan atas tradisi para tua-tua. Dari sudut pandang lawan-lawannya, hal
tersebut merupakan suatu ancaman terhadap identitas komuniter orang-orang
Yahudi, dan dengan itu, eksistensi mereka sendiri. Pernyataan tegas Yesus
membawa polemik tersebut memasuki level nasional.

5. Kutipan dalam bentuk frase pendek tanpa tanda baca tetap harus memakai tanda kutip
pembuka dan penutup. Kalau ia diletakkan pada akhir kalimat, tanda kutip penutup harus
mendahului titik. Contoh: Pendapat Rahner mengenai keutamaan sejalan dengan
aksioma klasik “ultra posse nemo obligatur” atau “tidak ada orang yang diharuskan
melakukan apa yang melampaui kemampuannya”.
6. Kutipan kalimat langsung mengikuti pola berikut: “Isi kalimat.” Tanda baca di akhir
kalimat, baik berupa titik, koma, tanda seru, maupun tanda tanya selalu mendahului
tanda kutip penutup. Contoh: “Tuhan, ke manakah Engkau pergi?”
7. Kutipan langsung dalam bahasa asing perlu diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Sehubungan dengan keterbatasan Bahasa Indonesia, tidak semua bahasa asing, misalnya
Bahasa Latin, dapat dengan baik diterjemahkan, maka terjemahan diikuti dengan
kata/kalimat asli, contoh: recta ratio. Selain terjemahannya dalam isi tulisan, kutipan asli
yang panjang dari bahasa yang sulit diterjemahkan, diletakkan pada catatan kaki.
8. Tidak ada spasi antara tanda kutip pembuka dan kata pertama dalam kalimat kutipan.
Demikian pula halnya dengan kata terakhir dengan tanda kutip penutup.
9. Norma-norma di atas dan yang lainnya mengikuti tatabahasa Indonesia yang baku.
10. Setiap kutipan harus ada catatan kaki. Penjelasan lebih lanjut tentang catatan kaki dapat
dilihat pada bagian di bawah ini.

D. Catatan Kaki

1. Penulisan Catatan Kaki dari Sumber Buku


a. Jenis huruf untuk catatan kaki mengikuti jenis huruf isi, ukuran huruf 10pt, spasi 1.
b. Diawali dengan nama depan (nama tengah, kalau ada) penulis buku, umumnya
disingkat, misalnya: A.Y.
c. Diikuti dengan nama belakang penulis dengan huruf-huruf kapital minor (small
caps): COLLINS diakhiri dengan tanda baca koma.
d. Judul buku dimiringkan, baik buku berbahasa Indonesia maupun asing: The
Beginning of the Gospel, Probings of Mark in Context diakhiri juga dengan tanda
baca koma.
e. Dilanjutkan dengan nama penerbit: Augsburg Press diakhiri tanda baca koma.
f. Kota penerbit: Minneapolis. Khusus untuk kota-kota di Amerika Serikat, karena
banyak kota yang punya nama sama, setelah kota penerbit ditambah lagi singkatan
negara bagian kota yang bersangkutan di dalam kurung. Dalam contoh kita ini,
negara bagian tersebut adalah Minneapolis juga: (MN). Beberapa kota dan negara
bagian yang memiliki penerbit-penerbit yang terkemuka: Atlanta (GA), Cambridge
(MA), Chicago
14

g. Chico (CA), Collegeville (MN), Dallas (TX), Downers Grove (IL), Garden City
(NY), Grand Rapids (MI), Louisville (KY), Minneapolis (MN), Missoula (MT),
Nashville (TN), New York (NY), Peabody (MA), Philadelphia (PA), Princeton
(NJ), San Francisco (CA), Waco (TX), Washington (DC), Wilmington (DE).
h. Diikuti tahun penerbitan (misalnya: 1992) dan diakhiri dengan tanda baca koma.
i. Terakhir, nomor halaman yang dikutip: 102-103 diakhiri dengan tanda baca titik.
j. Apa pun sumber yg ditulis buat pertama kalinya harus lengkap (nama pengarang,
judul buku, penerbit, kota, tahun, halaman atau artikelnya).

Contoh:
 David L. CLOUGH – Brian STILTNER, Faith and Force. A Christian Debate about
War, Georgetown University Press, Washington (DC) 2007, 6.
 Contoh untuk buku dengan dua pengarang: D. MARGUERAT – Y. BOURQUIN, Per
leggere i racconti biblici, secondo edizione riveduta e ampliata sulla base della
quarta edizione francese, Edizioni Borla, Roma 2011, 41.(Untuk buku-buku
berbahasa Italia, tidak digunakan huruf kapital untuk setiap huruf awal kata
pokok).
 Norma di atas juga berlaku untuk buku dengan tiga pengarang.
 Walaupun jarang sekali, kalau ada buku dengan empat pengarang atau lebih, yang
ditulis hanya nama pengarang pertama kemudian diikuti dengan et al., yang
merupakan singkatan dari et alli (dan kawan-kawan).

2. Penulisan Catatan Kaki dari Sumber Artikel/Tulisan dalam Karya Kolektif


a. Dimulai dengan nama depan, dan nama akhir kontributor (dalam huruf kapital
minor) diakhiri tanda baca koma.
b. Judul artikel diapit tanda kutip dan diakhiri dengan tanda baca koma dan kata
sambung “dalam”.
c. Disusul langsung dengan nama(-nama) editor dari karya kolektif tersebut dengan
tambahan (ed.) dan ditutup dengan tanda baca koma.
d. Selanjutnya seperti norma nomor D.1. di atas dari d-h.

Contoh:
 P.H. HADI, “Ausnya Idealisme: Tantangan bagi Penghayatan Iman”, dalam J.B.
BANAWIRATMA et al. (ed.), Teologi dan Spiritualitas, Kanisius, Yogyakarta 1994,
23-27.
 W.S. SKYLSTAD, “Priesthood in the Service of Justice”, dalam R.C. HANIFEN et
al. (ed.), Priests for A New Millenium, USCCB, Washington (DC) 2000, 14-18.
 M. HENGEL, “The Messianic Secret in Mark”, dalam W.G. JEANROAD – A.D.H.
MAYES (ed.), Recognizing the Margins, Developments in Biblical and Theological
Studies, Columbia Press, Dublin (CA) 2006, 24-47.
15

3. Penulisan Catatan Kaki untuk Keterangan atau Artikel dalam Kamus atau Ensiklopedia
a. Diawali selalu dengan nama dari pengarang artikel di mana keterangan tersebut
dimuat dan diakhiri dengan tanda baca koma.
b. Sama dengan norma D.2. di atas, judul artikel ditulis dalam tanda kutip dan diakhiri
dengan tanda baca koma disusul kata sambung “dalam”.
c. Untuk kamus dan ensiklopedia juga perlu ditulis nama penyusun, nama penerbit,
dan kota penerbit. Juga ditulis judul kamus dan volumenya (kalau ada), tahun
penerbitan, dan halaman kutipan:

Contoh:
 J. MAHONEY, “Blasphemy”, dalam John MACQUARRIE – James CHILDRESS
(eds.), A New Dictionary of Christian Ethics, SCM Press Ltd., London 1992,
62.
 William A. SCHABAS, “Crime Against Humanity,” in Dinah L. SHELTON
(ed.), Encyclopedia of Genocide and Crimes Against Humanity, vol. 1 (A-
H), Thomson/Gale, Detroit et al. 2005, 209.

4. Penulisan Catatan Kaki untuk Dokumen Gerejani, termasuk Katekismus Gereja Katolik
(KGK), dokumen-dokumen Konsili (misalnya, Dei Verbum, Gaudium et Spes, Nostra
Aetate, etc.), dan Kitab Hukum Kanonik (KHK):

A. Pada bagian awal (sesudah daftar isi, sebelum bab 1) dapat ditulis daftar singkatan
dari dokumen yang digunakan dalam penulisan skripsi. Contoh:
FC Familiaris Consortio
VD Verbum Domini
DC Deus Caritas Est

B. Penulisan catatan kaki untuk dokumen yang pertama kali digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Diawali nama tokoh atau komisi yang mengeluarkan dokumen (dengan huruf
kapital kecil) dan diakhiri dengan tanda baca koma.
b. Diikuti judul asli dokumen (dimiringkan).
c. Di dalam kurung langsung ditulis judul terj.; tanggal dokumen dikeluarkan.
d. Dilanjutkan penerbit dan tahun terbit dokumen.
e. Diakhiri nomor artikel.

Contoh:
Konsili Vatikan II, “Gaudium et Spes” dalam Dokumen Konsili Vatikan II
(terj. R. Hardawiryana), Dokumentasi dan Penerangan KWI – Obor, Jakarta
1993, 48.

 BENEDIKTUS XVI, Ensiklik Deus Caritas Est (Allah adalah Kasih; 25


Desember 2005), DOKPEN KWI, Jakarta 2006, 5.
16

 Kitab Hukum Kanonik (terj. Tim Temu Kanonis Regio Jawa), KWI, Jakarta
2001, 324 § 2.
 Katekismus Gereja Katolik (terj. Herman EMBUIRU), Nusa Indah, Ende 2014,
1054.
 KONGREGASI UNTUK AJARAN IMAN, Instruksi mengenai Doa Penyembuhan
(14 September 2000), DOKPEN KWI, Jakarta 2015, 15.
 PIUS XI, Casti Connubii (Encyclical Letter on Christian Marriage; 31
Desember 1930), Libreria Editrice Vaticana, Vatican City 1930, 1.

C. Untuk catatan kaki selanjutnya cukup ditulis singkatannya saja. Contoh:


 DV 5.
 DC 4.
 Kan. 325.
 KGK 2000.

5. Penulisan Catatan Kaki dari Sumber Artikel/Tulisan dalam Majalah atau Jurnal Ilmiah
a. Dimulai dengan nama depan dan akhir kontributor (dalam huruf-huruf kapital
minor) diakhiri tanda baca koma.
b. Judul artikel diapit tanda kutip dan diakhiri dengan tanda baca koma dan kata
sambung “dalam”.
c. Disusul nomor, penerbit, dan tahun penerbitan majalah.
d. Diakhiri dengan nomor halaman yang dikutip.
e. Untuk sumber dari koran perlu mencantumkan tanggal terbit.

 John HEINZ-GERHARD, “The Peace Ethics of Pope John Paul II” dalam University
of St Thomas Law Journal, vol. 3, iss. 1, article 7, University of St Thomas,
Minnesota (2005), 132-133.
 Daniel SCHWARTZ, “The Principle of the Defence of the Innocent and the
Conquest of America: ‘Save Those Dragged Towards Death’” dalam Journal of
the History of International Law 9, Martinus Nijhoff Publisher, Leiden (2007),
263-291.
 Ferry HARTONO, “Mark as Narrative” dalam Jurnal Filsafat dan Teologi Katolik,
vol. No. 2, Januari-Juni, STIKAS Santo Yohanes Salib, Bandol (2018), 10.

6. Penulisan Catatan Kaki dari Sumber Artikel/Tulisan Para Bapa Gereja atau Sumber-
Sumber Klasik
a. Dimulai dengan nama depan dan akhir pengarang.
b. Judul karya dimiringkan.
c. Disusul langsung nomor bagian yang dikutip.
17

Contoh:
 HOMERUS, Illiad, 4.2.
 CICERO, De Legibus, 3.5.6.
 ORIGENES, Contra Celsum, 637.
 IRENEUS DARI LYON, Adversus Haereses, 25,11-19.
 YOHANES DARI SALIB, Nyala Cinta, ….
 TERESA DARI AVILA, Jalan Kesempurnaan, ….
 THERESE DARI LISIEUX, The Story of a Soul, ….
 Khusus untuk Summa Theologiae Thomas Aquinas: Thomas AQUINAS, Summa
Theologiae Ia-IIae, q. 58, a. 2, ad 1. (Buku Pertama dari Bagian Kedua, pertanyaan
ke-58, artikel 2, solusi atas masalah pertama). Untuk selanjutnya ditulis Summa
Theologiae, q. 60, a. 5.
 YOHANES DARI SALIB, Madah Rohani (terj. M. SKOLASTIKA, P. Karm –
MARIETTA, P. Karm), Shanti Buana, Cikanyere 2010, 25. Untuk selanjutnya hanya
ditulis judul bukunya. Misalnya Madah Rohani, 70.

7. Penulisan Catatan Kaki dari Sumber Internet


a. Jika Mahasiswa Menulis Karya Ilmiahnya dalam Bahasa Indonesia:
William SMIT, “The Tred of Ergonomics” dalam www.cathingup.ude (diakses
tanggal 15 Oktober 2014).

b. Jika Mahasiswa Menulis Karya Ilmiahnya dalam Bahasa Inggris:


Thomas J. SHAHAN, “The First Council of Constantinople” in
http://www.newadvent.org/cathen/04308a.htm (accessed on August 15, 2005).
18

E. Singkatan-Singkatan
Beberapa singkatan yang lazim dipakai dalam karya-karya tulis ilmiah:
Singkatan Kata-kata Lengkap Arti
AD/M Anno Domini/Masehi Sejak tahun kelahiran Kristus
a.m. ante meridiem sebelum siang hari
Before Christ/
BC/SM sebelum Kristus
Sebelum Masehi
Bdk. / bdk. Bandingkan
c. atau ca. Circa kira-kira atau sekitar
cf. Confer Bandingkan
dkk. dan kawan-kawan
e.g. exemplii gratia sebagai contoh
et al. et alii / et alia dan kawan-kawan, dan lain-lain
etc. et cetera dan sebagainya
et seq. et sequens dan halaman(-halaman) berikutnya / dst.
ibid. Ibidem di tempat/buku yang sama
i.e. id est yakni, yaitu
loc. cit. loco citato di tempat yang telah disebutkan sebelumnya
NB. nota bene sebagai catatan penting
op. cit. opere citato di dalam karya/buku yang telah disebutkan
p.a. per annum setiap tahun, satu tahun
p.m. post meridiem setelah siang hari
Passim di beberapa tempat dalam buku, pengulangan
sic! sic erat scriptum demikianlah, tertulis seperti itu
q.v. quod vide lihat di tempat yang lain dalam buku yang sama
v./vs. Versus Melawan
viz. videlicet / videre licet boleh dilihat (menyebutkan sesuatu yang baru
disinggung)
19
20

Beberapa contoh penggunaan:

1. Kalau sebelumnya sudah ada catatan kaki mengacu pada karya yang sama, di halaman-
halaman selanjutnya cukup diketik nama pengarang dengan op. cit. dan nomor halaman
yang dikutip. Misalnya, di halaman 6 sudah ada catatan kaki seperti ini: E.S. MALBON,
Mark's Jesus: Characterization as Narrative Christology, Baylor University Press,
Waco (TX) 2009, 17, di halaman 10 cukup ditulis: E.S. MALBON, op.cit., 18.
2. Point no. 1 juga berlaku kalau dalam satu halaman ada dua kutipan dengan karya yang
sama dan diselingi oleh buku dan pengarang yang lain (dipakai op.cit.). Misalnya, dalam
halaman 6 ada dua kutipan mengacu pada sumber yang sama:
 E.S. MALBON, Mark's Jesus: Characterization as Narrative Christology, Baylor
University Press, Waco (TX) 2009, 17.
 Kan. 267.
 E.S. MALBON, op. cit., 18.
3. Kalau karya tulis yang dipakai dari penulis yang sama, maka perlu menulis judul di
belakan nama diikuti oleh Loc. cit. (menunjuk penerbit dan tahun) disusul dengan
halaman. Misalnya: J.W. SANTROCK, Life-Span Development, Loc. cit., 60. Demikian
juga dengan artikel Franz Magnis-Suseno, “Kebahagiaan Thomas Aquinas”, Loc. cit., 87.

F. Daftar Pustaka

1. Aturan umum: Jenis font Times New Roman 12pt, spasi 1, rata kanan (justify), baris
kedua dan selanjutnya diberi tabulasi masuk kurang lebih satu setengah sampai dengan
dua sentimeter. Setelah itu setiap sumber diberi jarak satu spasi (enter).
 Nama belakang pengarang ditulis terlebih dahulu dengan huruf kapital minor
(minor caps), setelah itu diberi tanda baca koma diikuti langsung dengan nama
depannya (sebaiknya nama lengkap, bukan singkatan), dan diakhiri tanda baca
koma.
 Judul ditulis miring dan tidak ditebalkan diakhiri tanda baca koma.
 Diikuti penerbit, tanda baca koma, kota penerbit, dan tahun.
 Urutan penulisan sumber-sumber didasarkan atas abjad pertama nama belakang;
dari A-Z.

o ABATA, Russel M., Berani Jadilah Dirimu, Langkah-langkah Membangun


Kepribadian yang Khas, Cipta Loka Caraka, Jakarta 1996.

o CARRIRER, Ernst, Manusia dan Kebudayaan, Sebuah Esei [sic!] tentang


Manusia, Gramedia, Jakarta 1990.

o GAITLEY, Michael E., The Second Greatest Story Ever Told: Now is the
Time of Mercy, ed. I, cet. IV, Marian Press, Stockbridge (MA)
2016.
21

2. Daftar pustaka dapat dibagi menjadi empat bagian besar, yaitu:

a. Sumber Kitab Suci dan Konkordansi


 Selalu masukkan sumber Kitab Suci yang dipakai selama pengerjaan karya
ilmiah, berikut edisi dan cetakannya.
 Setelah itu masukkan juga nama penerbit, kota penerbit dan tahun
penerbitannya.
 Nama para penerjemah tidak perlu dimasukkan.
 Judul Kitab Suci selalu dimiringkan.
 Contoh:
o Alkitab Deuterokanonika, ed. ii, cet. ii, Lembaga Alkitab Indonesia,
Jakarta 1995.

b. Sumber Dokumen-dokumen Gerejani


 Tokoh atau instansi yang mengeluarkan dokumen harus selalu dimasukkan dan
ditulis dengan huruf kapital minor (small caps), kecuali dokumen-dokumen
konsili, Katekismus Gereja Katolik, dan Kitab Hukum Kanonik.
 Untuk dokumen-dokumen yang disebutkan terakhir cukup ditulis langsung
nama dokumennya dengan huruf miring dan tahun penerbitan. Tanggal
penerbitan tidak perlu dituliskan. Untuk dokumen-dokumen lainnya tanggal
penerbitan wajib dimasukkan.
 Judul dokumen harus ditulis dengan huruf miring, termasuk keterangan seperti
“Anjuran Apostolik”, “Ensiklik”, dan sejenisnya.
 Untuk dokumen-dokumen gerejani terjemahan, masukkan judul terjemahan dan
kalau ada, penerjemahnya.
 Contoh:
o KONSILI VATIKAN II, “Gaudium et Spes” dalam Dokumen Konsili
Vatikan II (terj. R. HARDAWIRYANA), cet. vii, Obor, Jakarta
2003.

o Katekismus Gereja Katolik (terj. H. EMBUIRU), cet. ii, Para Waligereja


Regio Nusa Tenggara, Ende 1998.

o Kitab Hukum Kanonik (terj. R. HARDAWIRYANA), cet. x, Obor, Jakarta


2001.

o BENEDIKTUS XVI, Ensiklik Deus Caritas Est (Allah adalah Kasih; 25


Desember 2005), DOKPEN KWI, Jakarta 2006.

o KONGREGASI UNTUK AJARAN IMAN, Instruksi mengenai Doa


Penyembuhan (14 September 2000), DOKPEN KWI, Jakarta
2001.
22

c. Ensiklopedia, Kamus, Leksikon, dan Sarana-sarana Bantu lainnya seperti Buku-


buku Tatabahasa
 Untuk sarana-sarana ini tidak perlu menuliskan detail artikel-artikel yang
dikutip atau rubrik-rubrik yang digunakan/dirujuk. Cukup tuliskan keterangan
mengenai sumbernya sendiri.
 Bedanya dengan catatan kaki, di sini perlu dituliskan lengkap dengan nama
editor(-editor) beserta penerbit dan kota penerbitannya.
 Contoh:
o BRYANT, T. Alton (ed.), The Compact Bible Dictionary, Zondervan
Pub. House, Grand Rapids (MI) 1967.

o DOUGLAS, J.D. et al. (eds.), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I, A-


L, Inter-Varsity Press, Leicester 1988.

d. Sumber-sumber yang Berkaitan dengan Isi


 Dibedakan menjadi dua kategori, yakni: sumber-sumber utama dan sumber-
sumber penunjang.
 Dibedakan antara utama dan penunjang atas dasar kedekatan (afinitas) isi
sumber dengan tema karya tulis imiah

i. Sumber-sumber Utama
 Sumber-sumber utama berisi pembahasan-pembahasan sebagian atau
seluruhnya yang memiliki afinitas tinggi dengan karya tulis ilmiah
mahasiswa/-i.
 Sumber-sumber dari karya kolektif perlu ditulis lengkap mulai dari
keterangan-keterangan tentang artikel yang digunakan (termasuk di
mana artikel ybs. ditemukan – halaman-halamannya) sampai dengan
keterangan-keterangan karya kolektif itu sendiri.
 Artikel yang dirujuk ditulis di antara tanda kutip dua. Judul karya
kolektif dimiringkan.
 Untuk sumber-sumber dari majalah atau jurnal wajib disertakan
halaman-halaman di mana seluruh artikel yang bersangkutan
ditemukan.
 Penulisan sumber-sumber klasik atau dari para bapa Gereja harus
menyertakan penerbit, kota penerbitan, tahun penerbitan. Kalau ada,
perlu juga disertakan keterangan tentang penerjemahnya.

ii. Sumber-sumber Penunjang


 Keberadaan sumber-sumber penunjang dalam karya-karya tulis ilmiah
diperlukan untuk memperkuat tesis atau argumentasi-argumentasi
dasar.
23

 Kemungkinan ada juga sumber-sumber penunjang yang berasal dari


bidang-bidang studi lain.
 Contoh:
o DE MEY, Peter, “The Church from A European Perspective”, dalam
MANNION, Gerard – MUDGE, Lewis S. (eds.), The
Routledge Companion to the Christian Church,
Routledge, London – New York (NY) 2008, 364-384.

o POLIKARPUS, “Epistle of Polycarp to the Philippians”, dalam


SCHAFF, Philip (ed.), The Ante-Nicene Fathers, vol. I,
The Apostolic Fathers with Justin Martyr and Iraeneus,
Wm. Eerdmans Pub., Grand Rapids (MI) 2001, 50-66.

Jurnal

HARTONO, Ferry, “Mark as Naratif” dalam Jurnal Filsafat dan Teologi Katolik,
Vol. I, No. 2, Juni-Desember, STIKAS Santo Yohanes Salib (2018), 1-20.
24

BAGIAN 3
ADMINISTRASI PENULISAN SKRIPSI

A. Skripsi
1. Setiap mahasiswa wajib membuat sebuah skripsi dan mempertahankannya di hadapan
dua orang penguji untuk memperoleh gelar sarjana.
2. Skripsi merupakan karya tulis berupa pendalaman satu tema dari mata kuliah yang sudah
diperoleh selama proses pengajaran. Pengerjaan skripsi mengikuti prinsip-prinsip umum
pengerjaan karya tulis ilmiah.
3. Jumlah halaman skripsi : 50-60 halaman inti/isi
a. Kertas A4
b. Spasi 1.5
c. Jenis huruf standar: Times New Roman 12pt
d. Margin kiri 4 cm, margin kanan 2.5 cm, tepi atas 2.5 cm, tepi bawah 2.5 cm
e. Setiap awal paragraf diberi tab masuk ke dalam.
f. Jarak antar paragraf 1.5 spasi (gutter 0)
g. Jarak dari judul bab ke sub-bab 2 spasi
h. Jarak dari sub-bab ke sub-bab 2 spasi
4. Skripsi merupakan hasil penelitian kepustakaan atau penelitian lapangan di bawah
bimbingan dua orang Dosen Pembimbing. Dosen Pembimbing pertama fokus pada isi
skripsi, sedangkan Dosen Pembimbing kedua fokus pada metodologi.

B. Saat Pengajuan Judul Skripsi


Judul skripsi (termasuk bagan dan daftar pustaka) diajukan pada akhir semester VII sesuai
dengan tanggal yang telah ditetapkan dalam kalender akademik. Mahasiswa menyerahkan
judul yang diajukan, bagan dan daftar pustaka ke bagian administrasi.

C. Persyaratan Akademis untuk Pengajuan Judul Skripsi


Mahasiswa yang bersangkutan telah menyelesaikan minimal 120 SKS serta telah lulus mata
kuliah Metodologi dan mata kuliah yang berkaitan dengan tema skripsi yang diambilnya.

D. Prosedur Pengajuan Judul Skripsi

1. Pemilihan Tema
a. Tema skripsi harus berkisar pada bidang teologi atau filsafat dan berlaku untuk 2
(dua) semester. Jika belum selesai, mahasiswa harus melakukan daftar ulang.
b. Mahasiswa perlu memeriksa terlebih dahulu apakah judul yang dipilih sudah pernah
dibahas. Oleh karena itu, mahasiswa perlu melihat daftar judul karya tulis (skripsi,
paper, tesis) yang ada di perpustakaan. Pengecekan judul di perpustakaan bisa
dilakukan dengan menggunakan komputer di ruang baca perpustakaan.
25

c. Mahasiswa perlu mengkonsultasikan tema itu dengan dosen yang berkompeten di


bidangnya untuk memastikan apakah tema tersebut cukup relevan dibahas sebagai
bahan skripsi. Dosen yang bersangkutan bisa juga dimintai saran tentang bagaimana
sebaiknya tema itu dikembangkan. Dosen tersebut belum tentu akan menjadi Dosen
Pembimbing, sebab penentuan Dosen Pembimbing ditetapkan oleh Pembantu Ketua
I.

2. Mahasiswa perlu memperhatikan ketersediaan kepustakaan dari tema yang dibahas.


Sekurang-kurangnya ada lima buku utama.

3. Penyusunan Bagan Pembahasan Sementara


a. Bagan Pembahasan Sementara dari judul itu disusun berdasarkan studi kepustakaan
dalam 1-2 halaman. Selama penulisan, tetap terbuka kemungkinan untuk mengubah
bagan sesuai dengan perkembangan penulisannya.
b. Bagan perlu dikonsultasikan pada dosen yang berkompeten dalam bidangnya
sehingga pengembangan tema yang direncanakan tidak terlalu luas dan memiliki
kemungkinan untuk dibahas.

4. Pengajuan Judul Skripsi


a. Mahasiswa mengambil Lembar Pengajuan Judul Skripsi di bagian administrasi.
b. Mahasiswa mengembalikan lembar pengajuan yang telah diisi dengan disertai judul
dan bagan pembahasan sementara serta daftar kepustakaan ke bagian administrasi.
c. Mahasiswa dapat mengusulkan nama Dosen Pembimbing sesuai bidang judul atau
tema yang dipilihnya, tetapi keputusan penunjukan Dosen Pembimbing adalah
wewenang Pembantu Ketua I dengan persetujuan Ketua.
d. Apabila judul skripsi ini ditolak atau harus direvisi, maka mahasiswa wajib
melakukan lagi pengajuan judul skripsi yang baru paling lambat 2 (dua) minggu dari
saat pengembalian lembar Pengajuan Judul Skripsi yang lama.
e. Untuk menjaga kemungkinan judul skripsi yang diajukan itu ditolak, mahasiswa
sebaiknya sudah menyiapkan judul cadangan untuk diajukan.

5. Pemeriksaan Lembar Pengajuan Judul Skripsi oleh Pembantu Ketua I


Pembantu Ketua I memeriksa Lembar Pengajuan Judul Skripsi sesuai dengan ketentuan
berikut:
a. Jumlah SKS atau mata kuliah yang dipersyaratkan untuk penulisan skripsi sudah
dipenuhi.
b. Judul skripsi itu belum pernah ditulis, baik dalam karya tulis skripsi, paper maupun
tesis di STIKAS SANTO YOHANES SALIB.
26

c. Kepustakaan yang diajukan (secara umum) sudah memenuhi syarat untuk


mendukung penulisan skripsi itu. Pertimbangan terakhir tentang relevansi
kepustakaan diserahkan pada Dosen Pembimbing yang ditunjuk oleh Pembantu
Ketua I.
d. Bagan Pembahasan Sementara secara umum sudah sesuai dengan judul yang
diajukan dan menunjukkan kemungkinan besar untuk dibahas. Pertimbangan
terakhir tentang pengembangan bagan diserahkan pada Dosen Pembimbing yang
ditunjuk oleh Pembantu Ketua I.
e. Pembantu Ketua I berhak atas 14 (empat belas) hari kerja untuk memeriksa
Pengajuan Judul Skripsi.

6. Persetujuan Judul dan Tema Skripsi


a. Jika persyaratan di atas sudah dipenuhi, maka Pembantu Ketua I akan menerbitkan
lembar Persetujuan Judul Skripsi yang disertai dengan komentar atau usulan yang
perlu diperhatikan oleh mahasiswa yang bersangkutan, maupun oleh dosen yang
ditunjuk untuk menjadi pembimbing.
b. Tema Skripsi berlaku untuk 2 (dua) semester, dan bisa diperpanjang untuk dua
semester berikutnya melalui pengajuan ulang secara tertulis kepada Pembantu Ketua
I sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam Kalender Akademik.

E. Penentuan dan Penugasan Dosen Pembimbing


1. Setelah judul skripsi diperiksa dan disetujui, Pembantu Ketua I menentukan nama Dosen
Pembimbing atas persetujuan Ketua dengan mempertimbangkan bidang tema, jumlah
karya tulis yang sedang dibimbing, serta ketersediaan waktu dosen yang bersangkutan.
2. Ketua menerbitkan Surat Tugas untuk Dosen Pembimbing yang ditunjuk untuk
membimbing penulisan skripsi mahasiswa yang bersangkutan. Lembar Persetujuan
Skripsi dan Surat Tugas juga akan dikirimkan kepada Dosen Pembimbing yang ditunjuk.
3. Seorang dosen boleh membimbing maksimal 6 (enam) judul karya tulis pada waktu yang
bersamaan.

F. Jadwal, Cara dan Frekuensi Bimbingan

1. Jadwal dan frekuensi bimbingan diserahkan kepada kebijakan masing-masing Dosen


Pembimbing.
2. Diharapkan adanya komunikasi yang baik antara mahasiswa dan Dosen Pembimbing
serta adanya konsistensi dalam bimbingan.
3. Mahasiswa berhak untuk bertanya pada Dosen Pembimbing tentang hasil bimbingan
setelah 14 (empat belas) hari kerja sejak penyerahan bab yang bersangkutan.
27

G. Wewenang dan Tugas Dosen Pembimbing


1. Dosen Pembimbing memiliki wewenang untuk mengusulkan kepada mahasiswa
perubahan redaksional pada judul yang diajukan mahasiswa. Jika melakukan
penggantian tema, mahasiswa perlu berkonsultasi pada Pembantu Ketua I agar judul
baru tidak sama atau mirip dengan karya tulis yang sudah pernah ditulis di STIKAS
Santo Yohanes Salib.
2. Dosen Pembimbing memiliki wewenang untuk mengusulkan perubahan bagan
pembahasan sementara yang diajukan mahasiswa.
3. Dosen Pembimbing berhak atas waktu 14 (empat belas) hari kerja untuk membaca setiap
bab baru yang diajukan mahasiswa.
4. Dosen Pembimbing berhak menentukan jadwal, cara dan frekuensi pembimbingan.
5. Dosen Pembimbing wajib memeriksa dan memberikan koreksi baik dalam hal isi skripsi
maupun dalam hal metode penulisan yang benar. Koreksi bisa diberikan secara lisan
maupun tertulis.
6. Dosen Pembimbing berhak memberikan keputusan tentang kelayakan sebuah skripsi
yang dibimbingnya untuk diuji.

H. Berita Acara Bimbingan Skripsi


1. Mahasiswa wajib mengisi Berita Acara Bimbingan Skripsi baik waktu menyerahkan
maupun waktu menerima kembali bab yang diajukan, dan setiap kali pada akhir
bimbingan meminta Dosen Pembimbing memberikan parafnya pada Berita Acara
Bimbingan Skripsi.
2. Berita Acara Bimbingan Skripsi berguna untuk menghindarkan saling lempar kesalahan
jika terjadi keterlambatan dalam penyelesaian penulisan skripsi.
3. Berita Acara Bimbingan Skripsi diserahkan ke bagian administrasi bersama dengan
penyerahan teks skripsi sementara untuk diuji.
4. Contoh format Berita Acara Bimbingan Skripsi dapat dilihat pada Lampiran 6.

I. Penggantian Pembimbing di Tengah Masa Bimbingan


Penggantian Pembimbing hanya bisa dilakukan pada kasus yang sangat mendesak dan harus
melalui pertimbangan Pembantu Ketua I dan atas persetujuan Ketua.

J. Perubahan Judul dan Penggantian Tema


1. Perubahan judul adalah setiap pergantian redaksional dari judul yang sudah disetujui.
Perubahan redaksional itu menyangkut susunan kata ataupun kata-kata yang digunakan.
28

2. Perubahan redaksional judul skripsi harus dilaporkan ke bagian administrasi secara


tertulis sekurang-kurangnya dua minggu sebelum hari terakhir penyerahan skripsi dan
harus dengan persetujuan Dosen Pembimbing.
3. Penggantian tema ialah perubahan pokok utama bahasan, bukan hanya perubahan tata
susunan kata-kata.
4. Penggantian tema yang telah disetujui dianggap sebagai pengajuan judul baru dan hanya
bisa dilakukan pada awal semester sesuai jadwal pengajuan judul skripsi, dengan
persetujuan Pembantu Ketua I. Tema skripsi berlaku untuk 4 (empat) semester. Apabila
dalam 4 (empat) semester mahasiswa tidak dapat menyelesaikan skripsinya, maka tema
harus diganti atau diperbarui.

K. UJIAN SKRIPSI

1. Ujian Skripsi bisa ditempuh hanya oleh mereka yang sedang menempuh semester
terakhir untuk menyelesaikan seluruh persyaratan program gelar sarjana di STIKAS
SANTO YOHANES SALIB, artinya sudah atau sedang menempuh kuliah untuk
melengkapi 143 SKS (seluruh program) dengan 6 (enam) SKS (Skripsi).
2. Mahasiswa wajib menyerahkan 5 (empat) eksemplar teks skripsi sementara (tanpa hard
cover) yang hendak diuji ke bagian administrasi.
3. Skripsi dinyatakan layak untuk diuji setelah Dosen Pembimbing menandatangani Surat
Persetujuan Ujian Skripsi.
4. Ujian Skripsi dilakukan di hadapan dua orang Dosen Penguji, dua orang Dosen
Pembimbing, satu orang pengawas dari BIMAS Katolik, dan satu orang pengawas dari
STIKAS Santo Yohanes Salib.
5. Ujian Skripsi berlangsung selama 60 (enam puluh) menit.

L. PENYERAHAN TEKS FINAL SKRIPSI

1. Mahasiswa wajib memperbaiki skripsi yang telah diuji dengan memerhatikan masukan
dari para Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji.
2. Satu minggu sebelum pengumpulan, teks final skripsi harus diserahkan kepada Dosen
Pembimbing dan Dosen Penguji untuk dikoreksi kembali dan ditandatangani.
3. Tulisan pada cover muka TIDAK PERLU TIMBUL dan di punggung skripsi diberi
JUDUL SKRIPSI tanpa nama mahasiswa.
4. Mahasiswa wajib menyerahkan teks final skripsi (dengan Lembar Pengesahan di
dalamnya) dengan hard cover warna putih kepada bagian administrasi sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan dalam Kalender Akademik.
5. Skripsi dengan nilai A adalah skripsi yang layak terbit, disimpan di perpustakaan dan
boleh dibaca oleh pengunjung perpustakaan.
6. Skripsi dengan nilai B dan C disimpan oleh perpustakaan.
29
30

BAGIAN IV
URUTAN TEKS FINAL SKRIPSI

A. BAGIAN AWAL
1. Sampul Luar Skripsi
Halaman sampul luar skripsi memuat:
a. Judul Lengkap Skripsi
b. Kata “Skripsi”
c. Nama, Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan NIRM
d. Lambang Sekolah Tinggi Katolik Seminari Santo Yohanes Salib
e. Tulisan SEKOLAH TINGGI KATOLIK SEMINARI SANTO YOHANES SALIB,
LANDAK, dan Tahun Terbit.
f. Semua huruf dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tata letak diatur
secara simetris, rapi dan serasi. Ukuran huruf adalah 12-16 point.
g. Margin untuk Sampul (Luar dan Dalam) adalah sebagai berikut:
Atas : 2,5 cm
Bawah : 2.5 cm
Kiri : 4 cm
Kanan : 2.5 cm
h. Format sampul luar skripsi dapat dilihat pada Lampiran 2.

2. Sampul Dalam Skripsi


Halaman sampul dalam skripsi memuat:
a. Judul Lengkap Skripsi
b. Tulisan: Skripsi untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Program Sarjana
Teologi
c. Nama dan Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
d. Lambang Sekolah Tinggi Katolik Seminari Santo Yohanes Salib
e. Tulisan SEKOLAH TINGGI KATOLIK SEMINARI SANTO YOHANES
SALIB, LANDAK, dan Tahun Terbit.
f. Format sampul dalam skripsi dapat dilihat pada Lampiran 3.

3. Lembar Pengesahan
Lembar pengesahan ini berisi pengesahan skripsi oleh para Dosen Penguji dan Dosen
Pembimbing. Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh
mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para
penguji pada saat berlangsungnya ujian. Dalam lembar pengesahan ini dicantumkan
juga tanggal, bulan dan tahun dilaksanakannya ujian. Format lembar pengesahan
dapat dilihat pada Lampiran 5.
4. Kata Pengantar
31

a. Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan
kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan atau pihak-pihak lain yang telah
membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan
skripsi.
b. Diakhiri dengan kata Penulis.

5. Daftar Isi
Halaman daftar isi memuat:
a. Judul bab, judul sub-bab dan judul anak sub-bab yang disertai dengan nomor
halaman tempat dimuatnya dalam teks.
b. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul sub-bab dan anak
sub-bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital.

6. Daftar Tabel
Jika skripsi atau tesis memuat tabel, maka diperlukan halaman daftar tabel yang
memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman untuk setiap tabel.

7. Daftar Gambar
Jika skripsi atau tesis memuat gambar, maka diperlukan halaman daftar gambar yang
memuat nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat dimuatnya dalam
teks.

8. Daftar Lampiran
Jika skripsi atau tesis memuat lampiran, maka diperlukan nomor lampiran, judul
lampiran serta halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang
membutuhkan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul
lampiran diberi jarak dua spasi.

9. Daftar Lainnya
Jika skripsi atau tesis banyak menggunakan tanda-tanda lain yang mempunyai makna
esensial misalnya singkatan atau lambang tertentu maka perlu ada daftar khusus yang
memuat hal tersebut.
32

B. BAGIAN INTI/ISI

1. Bab I Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan setidaknya ada lima hal yang perlu dijelaskan, yaitu:
a. Latar Belakang Masalah
i. Bagian ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari surat
kabar, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar atau keadaan di
lapangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
ii. Gambaran yang dipaparkan dapat mendukung atau menolak harapan penulis.
iii. Juga diuraikan mengapa masalah yang dikemukakan ini menarik untuk
ditelaah.

b. Rumusan dan Pembatasan Masalah


i. Bagian ini merupakan pengembangan dari latar belakang masalah yang
menunjukkan bahwa masalah yang akan diteliti ini memang belum terjawab
atau terpecahkan dengan cukup memuaskan.
ii. Kemudian masalah ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.
iii. Pada bagian ini juga ditulis batasan masalah yang akan dibahas agar skripsi
tidak terlalu luas.

c. Tujuan Penulisan
i. Bagian ini memberikan gambaran yang khusus mengenai tujuan penulisan
ini, yaitu berupa keinginan/harapan yang realistis dalam menjawab masalah-
masalah itu.
ii. Bagian ini juga memberikan gambaran yang jelas dan realistis mengenai
kegunaan atau manfaat jika permasalahan yang ditelaah ini dapat
dipecahkan.
iii. Manfaat ini dapat dikaitkan dengan penulis, lembaga tempat kajian
dilakukan, pengembangan ilmu, pendidikan, pemecahan masalah yang
mendesak, pengambilan keputusan/kebijakan, dls.

d. Metode dan Sistematika Penulisan


i. Uraian tentang semua langkah yang akan dikerjakan penulis dari awal
hingga akhir.
ii. Memuat anggapan dasar atau fakta yang dipandang benar tanpa adanya
verifikasi terlebih dahulu dan keterbatasannya yang dijadikan kerangka
berpikir.
33

iii. Selanjutnya dilakukan analisis masalah dan variabel yang terdapat dalam
judul. Analisis masalah ini menghasilkan variabel dan hubungan antar
variabel.
iv. Juga dilakukan analisis variabel dengan mengajukan pertanyaan serta
pertanyaan yang berkaitan dengan hubungan antar variabel. Analisis ini
diperlukan untuk menyusun alur berpikir.
v. Perlu diperhatikan bahwa paradigma, teori, konsep, prinsip, hukum, asumsi
keilmuan yang dijadikan dasar penulisan metode penulisan ini haruslah
relevan dengan masalah yang dibahas.

2. Bab II dan Selanjutnya


Bab II dan selanjutnya merupakan uraian masalah secara rinci, alternatif model
pemecahan masalah dan pemecahan masalah. Dari alternatif pemecahan masalah atau
jawaban atas pertanyaan diidentifikasi konsep-konsep yang relevan yang diperlukan
sebagai bahan pertimbangan untuk memilih alternatif pemecahan masalah. Lebih lanjut
masing-masing konsep dijabarkan lagi berdasarkan keperluan.
Bagian ini merupakan hasil pemikiran atau gagasan yang baru dari penulis
mengenai masalah yang dibahas. Sebaiknya tercermin di sini penguasaan penulis
mengenai bidang ilmu yang relevan dengan permasalahan.

3. Bab Penutup
Skripsi dan tesis diakhiri dengan Bab Penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang
sesuai dengan kerangka pemikiran dalam bab-bab sebelumnya.
Kesimpulan dan saran dinyatakan secara terpisah. Kesimpulan merupakan pernyataan
secara singkat, tepat sebagai rangkuman dari hasil kajian dan pembahasan. Sedangkan
saran ditujukan kepada pihak lain yang memanfaatkan hasil kajian ini atau bagi yang mau
melanjutkan dan mengembangkan kajian ini. Saran dapat mengenai aspek yang mungkin
diteliti lebih lanjut atau hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan.

C. BAGIAN AKHIR
Hal-hal yang dapat dimasukkan dalam bagian akhir ini adalah data yang mendukung atau
terkait erat dengan uraian pada bagian inti.
1. Daftar Pustaka
Semua sumber yang digunakan sebagai rujukan dalam teks perlu dimasukkan dalam
daftar pustaka.
2. Lampiran-Lampiran
Lampiran berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk skripsi tersebut.
Untuk memudahkan pemanfaatannya, setiap lampiran perlu diberi nomor urut.
34

Lampiran 1 : Lembar Pengajuan Judul Skripsi

PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI*


Kepada Yth.: Pembantu Ketua I
STIKAS Santo Yohanes Salib
Bandol

Dengan hormat

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : ..........................................................
NIM : ............................
NIRM : ............................
Semester : ............................
Tahun Akademik : ............................
SKS yang telah diambil : ....... SKS

mengajukan judul skripsi:


................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..........................................

Mengusulkan Dosen Pembimbing :


1. .................................................................................
2. .................................................................................

Bandol, .................................

...............................................
* Bagan dan Daftar Pustaka harus dilampirkan
35

Lampiran 2 : Format Sampul Luar Skripsi

JUDUL SKRIPSI DENGAN FONT 16 TIMES NEW ROMAN


Judul Kecil dengan Font 12

Skripsi

NAMA TULIS DALAM HURUF BESAR FONT 14


NIM: .....
NIRM: .....

(diameter horisontal logo: 7 cm)

SEKOLAH TINGGI KATOLIK SEMINARI

SANTO YOHANES SALIB Font 16

LANDAK, 20.....
36

Lampiran 3 : Format Sampul Dalam Skripsi

JUDUL SKRIPSI DENGAN FONT 16 TIMES NEW ROMAN


Judul Kecil dengan Font 12

Skripsi

NAMA TULIS DALAM HURUF BESAR FONT 14


NIM: .....
NIRM: .....

(diameter horisontal logo: 7 cm)

SEKOLAH TINGGI KATOLIK SEMINARI

SANTO YOHANES SALIB Font 16

LANDAK, 20.....
37

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Untuk Ujian Skripsi

PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Judul Skripsi :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Penulis : .....................................................................

NIM : ......................

NIRM : ......................

Masa Ujian : Semester .............

Telah disetujui oleh Pembimbing dan siap untuk diuji.

Bandol, ................................

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

(Jarak judul dari atas: 4 cm)


38

Lampiran 5 : Lembar Pengesahan Skripsi

LEMBAR PENGESAHAN FONT 14

Skripsi yang berjudul : ..............................................................................................................


..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
Penulis : ............................................................................

NIM : .....................................

NIRM : .....................................

Ujian dilaksanakan : .....................................

Predikat :

Telah diuji dan dinyatakan LULUS untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan

Program Sarjana Teologi STIKAS Santo Yohanes Salib.

Bandol, ............................

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2

(Jarak judul dari atas: 4 cm)


39

Lampiran 6: Berita Acara Bimbingan Skripsi

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI


STIKAS SANTO YOHANES SALIB

Nama Mahasiswa : .....................................................


NIM : .....................................................
NIRM : .....................................................
Judul Skripsi : ....................................................................................................

.................................................................................................... ...
.................................................................................................

....................................................................................................

Tanggal Pengajuan : .....................................................


Dosen Pembimbing : 1. .................................................

2. .................................................

Tanggal Selesai Penulisan: .....................................................


40

Tanggal Pokok Bahasan Tanda Tangan


Pembimbing
Serah Kembali

_______________________ _______________________
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing 2
41

Lampiran 7 : Penilaian Ujian Skripsi


PENILAIAN UJIAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa :

NIM :

NIRM :

Judul Skripsi :

Tanggal Ujian :

ASPEK Skor Nilai

1 Relevansi latar belakang dan perumusan permasalahan 6 - 10

2 Perumusan tujuan dan manfaat penelitian 6 - 10

3 Kemampuan bekerja menurut metode ilmu yang bersangkutan 8 - 15

4 Kemampuan memahami sumber dan mengungkapkan gagasan- 8 - 15


gagasan pokok dengan kata-kata sendiri
5 Sistematika jalan pikiran (keruntutan dan kejelasan) 18 - 30

6 Kesimpulan, relevansi dan manfaat/implikasi pastoral 6 - 10

7 Penggunaan bahasa 6 - 10

JUMLAH 58-100

_______________________ _______________________
Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2

Anda mungkin juga menyukai