Anda di halaman 1dari 16

GEOEFEM LCZC PDREK PDRE\EP @EFEG

PDFEOXEKEEK @CDP PEXCDK

@IXDK PDGBCGBCKL :

\CRE@CEKPI PTPRI, X.Odp,GPM

@CXTXTK IFDM :

EKLLIPE ODFIGPIO 1

5. EMGE@ RDXPT EFACEK@C 5355>5>>4


2. EKKCXE PERFCKCPE XERC 5355>5>>3
8. DFFS ACARC@E 5355>5>22
0. GCPE OTRKCE ADBRC ER@CEKE 5355>5>05
4. KE@CFFE OTRKCE\EPC 5355>5>01
1. XTHC @\C CZZEPC 5355>5>1<
<. TGC ZEOCSEM 5355>5><<
=. \EKEK@E RSEK \EMST@C 5355>5>=>

PIFCPDOKCO ODXDMEPEK ODGDKODX


PIKPCEKEO JTRTXEK ODPDRE\EPEK XCKLOE\
EKL
PRI@C @CPFIGE CCC PCKLOEP
C.E PEMTK 2>2>
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam menuntut ilmu.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.

Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami


miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Ketapang, Mei 2020

Tim Penyusun

İİ
@AATAR CXC

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

@AATAR CXC .............................................................................................. iii

BAB C PEN@AMTFTAN .......................................................................... 5

A. Feter Bdfeoekl ............................................................................. 5

B. Rugusek Gesefem ........................................................................ 5

H. Tujuek Pdkufisek ......................................................................... 2

BAB CC PEGBAMAXAN ........................................................................... 8

A. Tujuek @idt .................................................................................... 0

B. Gikitirikl Pdfeosekeek @idt ....................................................... 0

H. Pdgdkumek @idt Kfidk Xdsuei Prilreg Tdrepi

e. Gdgbdrioek geoek pdr iref..................................................

b. Gdgbdrioek geoek gdfefui sik`d/klt..................................

BAB CCC PENTTTP

A. Kdsigpufek..................................................................................... 54
B. Xerek .............................................................................................. 54

@AATAR PTXTAKA................................................................................. 51

İ
BAB C

PEN@AMTFTAN

A. Feter Bdfeoekl

Perawat adalah salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan


pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga, dan
masyarakat. Sebagai salah satu tenaga professional, keperawatan menjalankan
dan melaksanakan kegiatan praktek keparawatan dengan mengunakan ilmu
pengatahuan dan teori keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan sistem, dimana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar

profesi keperawatan yang bersifat konstan. Perawat dalam melakukan


tugasnya dapat berperan sebagai pelaksana keperawatan, pengelola
keperawatan dan atau kesehatan, advokat, pendidik, kolaborator, koordinator,
konsultan, dan pembaharuan. Dan pada kali ini kelompok akan membahas
tentang peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien.

B. Rugusek Gesefem
1. Apa tujuan dari diet?
2. Bagaimana melakukan monitoring pelaksanaan diet?
3. Apa yang harus dilakukan dalam pemenuhan diet klien yang sesuai dengan
program terapi.
a. Memberikan makan per oral
b. Memberikan makan melalui sonde

5
H. Tujuek
1. Menjelaskan tujuan dari diet.
2. Menjelaskan monitoring pelaksanaan diet.

3. Menjelaskan hal yang harus diakukan dalam pemenuhan diet klien yang
sesuai dengan program terapi.
a. Memberikan makan per oral
b. Memberikan makan melalui sonde

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Diet

Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau


organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang individu
atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada
dasarnya adalah omnivora, namun suatu kelompok masyarakat biasanya
memiliki preferensi atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan.

Berbeda dalam penyebutan dibeberapa negara, dalam bahasa indonesia,


kata “Diet” lebih sering ditunjukkan untuk menyebut suatu upaya
menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi tertentu.

Dalam perkembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan


nutrisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

a. Menurunkan Berat (massa) badan misalnya bagi model atau aktris yang
ingin menjaga penampilannya.
b. Meningkatkan Berat (massa) badan misalnya bagi olahragawan atau atlet
binaraga yang ingin meningkatkan massa otot.
c. Pantang terhadap makanan tertentu misalnya bagi penderita

diabetes(rendah karbohidrat dan gula).

Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung


unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun
kuantitas (jumlahnya). Direktorat gizi Depkes pada tahun 1995 telah
mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).

8
B. Monitoring Pelaksanaan Diet

Mengkoordinir monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada


individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menyangkut masalah
kesehatan melalui kunjungan rumah,pertemuan, observasi, dan pengumpulan
data.

1. Peran Koordinator Pelayanan Kesehatan


Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat
dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama
dengan tim kesehatan lain sehingga pelayanan yang diberikan merupakan
kegiatan yang menyeluruh.
2. Peran Koordinator

Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang


diterima oleh keluarga dan bekerja sama dengan keluarga dalam
perencanaan pelayanan keperawatan sebagai penghubung dengan institusi
pelayanan kesehatan lainnya,supervise terhadap asuhan keperawatan yang
dilaksanakan anggota tim.
3. Peran Pembaru
Perawat dapat berperan sebagai inavator terhadap individu keluarga dan
masyarakat dalam merubah perilaku dan pola hidup yang berkaitan
dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

4. Peran Fasilitator
Perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk memecahkan
masalah kesehatan,diharapkan perawat dapat memberikan solusi
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

0
C. Pemenuhan Diet Sesuai Program Terapi
1. Memberikan Makan Per oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang


dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara sendiri dengan cara membantu memberikan makanan nutrisi
melalui oral. Adapun hal yang perlu diperhatikan sebelum pemberian
makan dan minum pasien adalah

a. Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien.


b. Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai
dengan daftar makanan/diet pasien.
c. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra

indikasi.
d. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak
terlalu sedikit.
e. Peralatan makanan dan minuman harus bersih
f. Untuk pasien anak — anak, usahakan menggunakan peralatan yang
menarik perhatiannya.
g. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di
makan habis atau tidak.
h. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya

setelah makan.

4
Indikasi :

Diberikan kepada pasien yang memiliki ganguan mobilitas tetapi masih sadar.

Kontra Indikasi :

Tidak dapat diberikan pada pasien koma , CA nasofaring, CA mandibularis

Alat dan Bahan :

1) Piring
2) Sendok
3) Garpu
4) Gelas
5) Serbet
6) Mangkok cuci tangan
7) Pengalas
8) Jenis diet

Prosedur :

1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang dilakukan
3) Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan
4) Membentangkan serbet dibawah dagu pasien
5) Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6) Pasien ditawari minum, jika perlu gunakan sedotan
7) Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin, anjurkan untuk mencicipi
makanan terlebih dahulu.
8) Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak
9) Setelah selesai makan pasien diberi minum, bersihkan mulut pasien, dan
dianjurkan dengan pemberian obat.
10) Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan.
11) Bereskan alat dan cuci tangan.

1
2. Memberikan makan Melalui Sonde/NGT(Nasogastric Tube)

Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung merupakan


tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan,
dengan cara memberi makan melalui pipa lambung.

a. Tujuan :

1) Dekompressi yaitu membuang dan substansi gas dari saluran


gastrointestinal, mencegah atau menghilangkan distensi abdomen.
2) Memberi makan yaitu memasukkan suplemen nutrisi cair atau
makanan kedalam lambung untuk klien yang tidak dapat menelan
cairan.
3) Kompressi yaitu memberi tekanan internal dengan cara
mengembangkan balon untuk mencegah perdarahan internal pada
esofagus.
4) Bilas lambung yaitu irigasi lambung akibat pendarahan aktif,
keracunan, atau dilatasi lambung.

b. Persiapan Pasien

1) Mengkaji pasien yang diberi makan atau minum lewat NGT.


2) Mencocokkan identitas.
3) Menentukan pasien yang harus diberi makan atau minum personde
4) Menjelaskan kepada pasien hal-hal yang akan dikerjakan (maksud
dan tujuan).
5) Mengatur posisi pasien . Sikap pasien semi fowler sedikit
flexi sedang untuk pasien anak dengan 1 bantal.

<
c. Persiapan Alat

1) Baki yang dilapisi pengalas berisi :

a) Bak instrumen steril:


• Sepasang sarung tangan.

• NGT / maslang / sonde lambung

• Sudip lidah / spatel

• Kasa pada tempatnya

• Corong / tabung semprot 50-100 cc

• Kapas alkohol
b) Bak instrumen non steril:

• Jeli

• Senter

• Plester

• Stetoskop

• Handuk kecil / serbet / pengalas

• Tisu / selstop

• Bengkok

• Makanan cair pasien

• Gelas berisi air minum

• Gunting
• Air bersih di dalam baskom kecil

• Peniti

• Spuit 20 cc

=
d. Prosedur :

1) Beri salam/sapa pasien


2) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan.
3) Perawat cuci tangan.
4) Pasang sampiran.
5) Dekatkan alat kepasien.
6) Bentu pasien pada posisi nyaman (bila memungkinkan pada posisi
semi fowler/fowler)
7) Pasang handuk di atas dada pasien sampai ke pinggir tempat tidur
dan letakkan tisu di dekat bantal pasien.
8) Untuk menentukan insersi NGT, minta klien untuk rileks dan
bernafas normal. Kemudian cek udara yang melalui lubang hidung,
caranya: pijit salah satu kuping hidung dan rasakan aliran udara
pada lubang hidung yang bebas dan begitu pula sebaliknya.
9) Pasang sarung tangan
10) Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan
menggunakan:
a) Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga bawah
dan ke prosesus xyfoideus di sternum.
b) Ukur selang dari puncak dahi ke epigastrium.
c) Ukur selang dari daun telinga bawah kepuncak lubang hidung
dan ke prosesus xyfoideus di sternum.
11) Beri tanda pada panjang selang yang sudah di ukur.
12) Olesi jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm.
13) Atur posisi klien dengan kepala ekstensi, dan masukkan selang
melalui lubang hidung yang telah ditentukan.
14) Masukkan slang sepanjang rongga hidung. Jika terasa agak
tertahan, putarlah slang dan jangan dipaksakan untuk dimasukkan.
15) Lanjutkan memasang slang sampai melewati nasofaring (3-4 cm)
anjurkan pasien untuk menekuk leher dan menelan.

3
16) Dorong pasien untuk menelan dengan memberikan sedikit air
minum (jika perlu). Tekankan pentingnya bernafas lewat mulut.
17) Jangan memaksakan slang untuk masuk. Jika ada hambatan atau

pasien tersedak, sianosis, hentikan mendorong selang. Periksa


posisi slang di belakang tenggorok dengan menggunakan sudip
lidah dan senter.
18) Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang telah
ditentukan, anjurkan pasien untuk rileks dan bernafas normal.
19) Periksa letak slang dengan cara:
a) Memasang spuit pada ujung NGT, memasang bagian diafragma
stetoskop pada perut di kuadran kiri atas pasien (lambung)
kemudian suntikkan 10-20 cc udara bersamaan dengan

auskultasi abdomen.
b) Dengan menggunakan spuit, mengaspirasi pelan-pelan untuk
mendapatkan isi lambung.
c) Memasukkan ujung bagian luar slang NGT ke dalam waskom
yang berisi air. Jika terdapat gelembung udara, slang masuk ke
paru-paru, jika tidak slang masuk ke dalam lambung

20) Oleskan alkohol pada ujung hidung pasien dan biarkan sampai
kering.

21) Yakinkan slang tidak tersumbat dengan cara:

a) Masukkan makanan dengan aliran perlahan (perhatikan: aliran


air dan jarak corong 30 cm dan lihat reaksi pasien terhadap rasa
tidak nyaman).
b) Setelah makan masukkan 15-30 ml air putih (bila ada obat
dalam bentuk tablet haluskan dahulu).
c) Fiksasi slang dengan plester 10 cm dan silangkan plester pada
slang yang keluar dari hidung

5
22) Klem dan tutup ujung slang dengan kassa dan plester / karet gelang.

23) Penitikan slang kebaju pasien. Biarkan pasien pada posisi


semifowler / fowler selama 15-30 menit.

24) Evaluasi klien setelah terpasang NGT.

25) Rapikan alat.

26) Perawat cuci tangan.

27) Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang mengalami


gangguan-gangguan tertentu bisa dibantu oleh perawat, keluarga atau
berkolaborasi antara keduanya.Sebagai perawat yang membantu pasien dalam
makannya, kita juga perlu memperhatikan makanan yang diperuntukkan
kepada pasien dengan tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien dengan
memberi makan pasien tersebut yaitu semata-mata untuk membantu
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan membangkitkan selera pasien

pada pasien yang tidak mandiri serta untuk mempercepat proses


penyembuhan dan hospitalisasi yang di lakukan. Dan kami kelompok mohon
maaf apabila terjadi banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembacanya.

B. Saran

Disarankan kepada staf keperawatan Gizi agar dapat melakukan


penyuluhan dihari pertama kepada pasien, untuk memenuhi nutrisi gizi yang
seimbang. Cita rasa makanan yang bervariasi diharapakan dapat

menambah selera makan pasien sehingga kebutuhan zat gizi yang seimbang
sabagai bagian dari proses diet dapat terpenuhi.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://hermanzacharias.wordpress.com/2012/05/01/peran-perawat-dalam-

memberikan-kesehatan-gizi-seimbang-sesuai-dengan-diet-pasien/
http://lettre-de-raphael.blogspot.com/2013/05/membantu-klien-makan-minum-
oral-ngt.html

Ester, Monica. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2008. Praktik Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : Salemba Medika

Potter, Patricia A dan Anne G. Perry. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7.


Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai