الَعِلْيِم، َاْلَغ ِنِّي اَّلِذ ْي َلِم َتَزْل َسَح اِئُب ُجْو ِدِه َتِس ُّح اْلَخ ْيَر اِت ُك َّل َو ْقٍت َو َأَو اٍن akhirat. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an: َاْلَحِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذ ْي اَل َتِغ ْيُض َنَفَقاُتُه، اَّلِذ ْي اَل َيْخ َفى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َناِن َو َتَز َّو ُدوا َفِإَّن َخْيَر الَّز اِد الَّتْقَو ى َو اَّتُقوِن َيا ُأوِلي اَألْلَباِب . َاْلَك ِرْيِم اَّلِذ ْي َتَأَّذ َن ِباْلَم ِزْيِد ِلَذ ِو ي الُّشْك َر اِن، ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن Artinya, “Bawalah bekal, karena sesungguhnya َو َأْشُك ُر ُه ُشْك ًرا َنَناُل ِبِه ِم ْنُه َم َو اِهَب، َأْح َم ُد ُه ُح ْم ًدا َيُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َباِن sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah َأْش َهُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه َداِئُم اْلُم ْلِك. الِّرْض َو اِن kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai َو َأْش َهُد َأَّن. َوُم ْبِر ُز ُك ِّل َم ْن ِسَو اُه ِم َن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َداِن، َو الُّس ْلَطاِن akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197). َنِبٌّي َر َفَع ُهللا ِبِه اْلَح َّق، ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخ ْيَر ُتُه ِم ْن َنْو ِع اِاْل ْنَس اِن Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati َأللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َأِلِه. َح َّتى اَّتَضَح َو اْسَتَباَن Allah Salah satu ajaran mulia dalam Islam adalah َفَيا ِع َباَد ِهللا ُأْو ِص ْيُك ْم َو ِاَياَي: َأَّم ا َبْعُد. َو َأْص َح اِبِه َأْهِل الِّص ْد ِق َو اِاْل ْح َس اِن larangan untuk meremehkan dan mengolok-olok َقاَل ُهللا. َأَّو ًال ِبَتْقَو ى ِهللا َتَع الَى َو َطاَع ِتِه ِباْمِتَثاِل َأَو اِم ِرِه َو اْج ِتَناِب َنَو اِهْيِه orang lain. Tidak ada satu alasan pun yang bisa kita َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ال َيْسَخ ْر َقْو ٌم ِم ْن َقْو ٍم َع َس ى: َتَع اَلى ِفْي ِكَتاِبِه اْلَك ِرْيِم gunakan untuk meremehkan orang lain, baik alasan َأْن َيُك وُنوا َخ ْيرًا ِم ْنُهْم َو ال ِنَس اٌء ِم ْن ِنَس اٍء َع َس ى َأْن َيُك َّن َخ ْيرًا ِم ْنُهَّن َو ال suku, ras, budaya, bangsa, kultur, agama dan َتْلِم ُز وا َأْنُفَس ُك ْم َو ال َتَناَبُز وا ِباَألْلَقاِب ِبْئَس ااِل ْس ُم اْلُفُس وُق َبْع َد اِأْل يَم اِن lainnya, khususnya di Indonesia yang notabenenya َو َم ْن َلْم َيُتْب َفُأوَلِئَك ُهُم الَّظاِلُم وَن terdiri dari macam-macam suku, agama dan Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati budaya. Saling menghormati dan memuliakan orang Allah Baca Juga Khutbah Jumat: Keistimewaan Hari lain merupakan salah satu pilar penting dalam Jumat yang Kerap Dilupakan Sebagai pembuka Islam. Tujuannya adalah agar kerukunan antar dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama sesama terus terjalin. Karenanya, kita semua tidak bersyukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat diperbolehkan untuk saling meremehkan dan dan karunia yang telah diberikan kepada kita merendahkan orang lain dalam keadaan apa pun, semua, dengan ucapan alhamdulillah alladzi bi sebab bisa jadi mereka yang kita remehkan lebih ni’matihi tattimmus shalihât, khususnya nikmat baik dan lebih mulia di sisi Allah. Hal ini iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah sebagaimana terekam dalam Al-Qur’an, Allah swt ibadah dan kewajiban kita semuanya. Semoga berfirman: ibadah yang kita lakukan ini diterima oleh Allah swt َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ال َيْسَخ ْر َقْو ٌم ِم ْن َقْو ٍم َع َس ى َأْن َيُك وُنوا َخ ْيرًا ِم ْنُهْم dan kita digolongkan sebagai hamba-hamba-Nya َو ال ِنَس اٌء ِم ْن ِنَس اٍء َع َس ى َأْن َيُك َّن َخْيرًا ِم ْنُهَّن َو ال َتْلِم ُز وا َأْنُفَس ُك ْم َو ال yang taat, serta dikumpulkan dalam surga-Nya yang َتَناَبُز وا ِباَألْلَقاِب penuh nikmat. Shalawat dan salam mari senantiasa Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang semua, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘alâ lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok- Muhammad wa ‘alâ alih wa sahbih, yang telah olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok- mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan olok) dan jangan pula perempuan-perempuan adab yang luhur, sehingga bisa menjadikan kita (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik memiliki etika yang mulia. Semoga Allah dari mereka (yang mengolok-olok). Janganlah kamu melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan saling mencela satu sama lain dan janganlah saling kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semua memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS Al- umatnya. Amin. Selanjutnya, sebagai awal dalam Hujurat [49]: 11). Syekh Wahbah bin Musthafa az- memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia Zuhaili dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, menjelaskan bahwa ayat ini merupakan etika setiap keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada orang mukmin dengan orang mukmin lainnya, dan pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus berusaha etika setiap mukmin dengan semua manusia secara meningkatkan ketakwaan kepada Alah swt dengan umum. Dengan kata lain, kita semua tidak hakikat takwa yang sesungguhnya, dengan diperkenankan meremehkan orang lain, baik yang menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah seagama maupun tidak. Kita tidak diperkenankan dan menjauhi semua larangan-Nya. Mari kita meremehkan sesama muslim, karena bisa jadi kuatkan iman, kita tingkatkan takwa, kita teguhkan mereka lebih mulia di sisi Allah swt. akidah, dan kita upayakan istiqamah dalam diri kita Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati untuk mengerjakan ibadah kepada Allah swt, sebab Allah Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam hanya dengan cara inilah kita semua akan menjadi kitab Bidayatul Hidayah memberikan lima tips bagi kita semua agar tidak meremehkan orang lain Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati dalam keadaan seperti apa pun, baik pada yang Allah Itulah alasan-alasan yang harus selalu kita lebih tua, muda, beda suku dan budaya, beda ingat agar tidak pernah meremehkan orang lain nasab, bahkan pada non-muslim sekali pun. dengan keadaan apa pun dan status apa pun. Islam Cara pertama, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa tidak pernah membolehkan pemeluknya untuk jika kita bertemu dengan orang yang lebih muda, meremehkan orang lain, sebab kemuliaan sejati maka katakanlah dalam hati bahwa kemaksiatan dalam Islam hanyalah bisa diraih dengan ilmu dan dan dosa yang ia lakukan lebih sedikit dari maksiat keimanan, sebagaimana ditegaskan dalam Al- dan dosa yang pernah kita perbuat, maka sudah Qur’an, Allah swt berfirman: pasti dia lebih baik dan lebih mulia dari kita. َيْر َفِع ُهَّللا اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِع ْلَم َد َرَج اٍت َو ُهَّللا ِبَم ا َتْع َم ُلوَن Cara kedua ketika bertemu dengan orang yang lebih َخ ِبيٌر tua, maka kita harus yakin bahwa ibadah dan Artinya, “Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) kebaikan yang ia lakukan lebih banyak dari ibadah orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- dan kebaikan kita. Dengan demikian, tentu ia juga orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah lebih baik dan lebih mulia dari kita. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (QS Al- Cara ketiga, ketika melihat orang yang berilmu, Mujadilah [58]: 11). Karena itu, mari kita semua maka katakanlah dalam hati bahwa ia sudah terus berusaha untuk terus belajar dan mendapatkan kemuliaan dan anugerah dari Allah meningkatkan keimanan kepada Allah swt, tanpa berupa pengetahuan, dan semua ibadah dan meremehkan ataupun merendahkan orang lain, perbuatannya akan berlandaskan ilmu, tentu ia karena bisa saja orang yang kita rendahkan lebih lebih baik dan lebih mulia dari kita. mulia di sisi Allah swt. Cara keempat yaitu ketika bertemu dengan orang Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati bodoh, maka katakanlah dalam hati bahwa jika ia Allah Demikian khutbah Jumat perihal larangan bagi melakukan kesalahan maka pada hakikatnya kita semua agar tidak pernah meremehkan orang kesalahan itu disebabkan ketidaktahuannya, lain. Semoga bisa membawa manfaat dan sementara kita melakukan kesalahan disertai keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan pengetahuan, tentu ia juga lebih baik dari kita. sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan Tidak hanya itu, bahkan cara kelima kita juga tidak semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin boleh meremehkan orang yang tidak seagama ya rabbal alamin. dengan kita. Caranya adalah ketika kita bertemu َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن: ِبْس ِم ِهَّللا الَّرْح َمِن الَّر ِح يِم. َأُعوُذ ِباِهَّلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج يِم dengan mereka, maka katakan dalam hati bahwa آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم tidak ada yang tahu pada akhir hayat setiap orang, َو َنَفَعِنْي َو ِاَياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة، ِفْي َهَذ ا اْلَيْو ِم اْلَك ِرْيِم bisa jadi ia akan masuk Islam dan semua dosa- َو َتَقَّبَل ِم ِّنْي َوِم ْنُك ْم َجِم ْيَع َأْع َم اِلَنا ِإَّنُه،َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َجِم ْيِع الَّطاَعاِت dosanya akan diampuni oleh Allah, dan bisa juga ِاَّنُه، َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه، َأُقْو ُل َقْو ِلْي َهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم، ُهَو اْلَحِكْيُم اْلَعِلْيُم kita akan tersesat dan mati dalam keadaan su’ul ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم kahtimah, naudzubillah, Khutbah II ، َع َس ى َأْن ُيْس َلَم َو ُيْخ َتَم َلُه ِبَخْيِر اْلَع َمِل، َأْد ِري:َو ِإْن َك اَن َك اِفًرا ُقْلَت اَل ِاَلٌه َلْم، َأْش َهُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه. َاْلَحْم ُد ِهلِل َحْم ًدا َك َم ا َأَم َر َفَعَس ى َأْن ُيِض َّلِني- َو اْلِع َياُذ ِباِهلل- َو َأَّم ا َأَنا. َو َيْنَسَل ِبِإْس اَل ِمِه ِم َن الُّذ ُنْو ِب َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه. َيَزْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َوِكْياًل ُهللا َفَأْكُفُر َفُيْخ َتُم ِلي ِبَش ِّر اْلَع َمِل َفَيُك ْو ُن َغًدا ُهَو ِم َن اْلُم َقَّر ِبْيَن َو َأَنا ِم َن اللهم َص ِّل. َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِم ْيَن، َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْيَن َو اَأْلِخ ِرْيَن،َو َخ ِلْيُلُه اْلُمَبَّع ِد ْيَن ، َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َعلَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِم َن الَّتاِبِع ْيَن Artinya, “Dan jika bertemu dengan orang kafir, َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن: َص اَل ًة َداِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّس َم َو اِت َو اَأْلْر ِض ْيَن َأَّم ا َبْعُد maka katakanlah: Aku tidak tahu, bisa jadi ia akan َو َح اِفُظْو ا. اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِح َش َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن masuk Islam dan mati dalam keadaan husnul َع َلى الَّطاَع ِة َو ُحُضْو ِر اْلُج ْمَعِة َو اْلَج َم اَع ِة َو الَّصْو ِم َو َجِم ْيِع اْلَم ْأُم ْو َر اِت khatimah, dengan Islamnya semua dosa-dosanya َو َثَنى ِبَم اَل ِئَك ِة. َو اْع َلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ ِبَنْفِس ِه. َو اْلَو اِج َباِت akan terhapus. Sedangkan aku, bisa saja Allah ِِإَّن َهَّللا َو َم الِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا. اْلُمَس ِّبَحِة ِبُقْد ِس ِه membuatku tersesat, akhirnya menjadi kafir, َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليمًا اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َنا kemudian pekerjaanku dicatat sebagai paling ُمَحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِاْبَر اِهْيَم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َنا ِاْبَر اِهْيَم َو َباِرْك jeleknya perbuatan. Maka kelak (di akhirat) dia akan َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َنا ِاْبَر اِهْيَم menjadi bagian orang-orang yang istimewa (masuk اللهم اْغ ِفْر. َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َنا ِاْبَر اِهْيَم ِفْي الَع اَلِم ْيَن ِاَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد surga), dan aku akan menjadi bagian orang yang .ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َو اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َاَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم ِو اَأْلْم َو اِت jauh dari Allah (masuk neraka).” اللهم اْدَفْع َع َّنا اْلَباَل َء َو اْلَغاَل َء َو اْلَو َباَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّش َداِئَد َو اْلِمَح َن َ ،م ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن ِ ،م ْن َبَلِد َنا َهَذ ا َخ اَص ًة َوِم ْن ُبْلَداِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعاَم ًةِ ،اَّنَك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر ِع َباَد ِهللاِ ،اَّن َهللا َيْأُم ُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن َو ِاْيَتاِء ِذ ْي اْلُقْر َبى َو َيْنَهى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي َ ،يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن َ .فاْذ ُك ُرْو ا َهللا اْلَعِظ ْيَم َأْك َبُر ِهللا َو َلِذ ْك ُر َيْذ ُك ُر ُك ْم