Anda di halaman 1dari 27

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

2.1.1 Penelitian yang dilakukan Dani, 2003, yang berjudul Strategi Bauran Promosi

Pada Toko Buku Diskon Toga Mas Yogyakarta yang menyatakan bahwa (1)

pelaksanaan bauran promosi Toko Buku Toga Mas Yogyakarta sudah baik, hal

ini dapat dilihat dari perpaduan bauranpromosi yang ada di toko tersebut

terutama untuk publisitas dan periklanannya. Namun untuk promosi

penjualannya masih kurang apalagi dengan kurang lengkapnya buku yang

sudah dijual dan jugatenaga. (2) bauran promosi yang dilaksanakan Toko Buku

Diskon Toga Mas Yogyakarta untuk meningkatnya volume penjualan, namun

untuk menghadapi pesaingnya Toko Buku Diskon Toga Mas belum maksimal

terutama sumber daya karyawan yang berada di Toko Buku Diskon Toga Mas

Yogyakarta.

2.1.2 Penelitian yang dilakukan oleh Ridho, 2008, yang berjudul Strategi

Promotional Mix CV. Sumber Baru Motor 133 Karangwaru Yogyakarta yang

menyatakan bahwa CV. Sumber Baru Motor 133 Karangwaru Yogyakarta

sudah menggunakan semua alat promosi yaitu: (1) periklanan, (2) personal

selling, (3) promosi penjualan, (4) publisitas. Kegiatan promosi yang dilakukan

oleh CV. Sumber Baru Motor 133 Karangwaru Yogyakarta mempunyai tujuan

12
13

untuk memperkenalkan produk, menambah citra perusahaan, meningkatkan

jumlah pelanggan, serta meningkatkan volume penjualan. Akan tetapi dalam

pelaksanaannya kegiatan promosi yang dilakukan CV. Sumber Baru Motor

Karangwaru Yogyakarta masih kurang efektif, hal ini dapat dilihat dari kurang

konsistennya pemenuhan target penjualan perbulan unit sepeda motor Yamaha.

2.1.3 Penelitian yang dilakukan oleh Umi Rodiyah, 2009, dalam skripsi yang

mengangkat tentang Penerapan Strategi Pemasaran Produk Dana pada BTN

Cabang Syariah Malang. Peneliti menyimpulkan strategi pemasaran merupakan

manajerial yang direncanakan untuk mencapai tujuan dengan mengembangkan

keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki

dengan program pemasaran yang harus dijalankan. Dan tanpa kegiatan

pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan

terpenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia usaha apalagi seperti usaha perbankan

perlu mengemas strategi pemasaran secara tepat guna mencapai tujuan dan

sasaran organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan

pendekatan deskriptif, data yang digunakan adalah data primer dan sekunder,

dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi, sedangkan metode analisis datanya menggunakan analisis

deskriptif, karena pada penelitian ini peneliti mendeskripsikan strategi

pemasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan Bank BTN kantor cabang Syariah

Malang di dalam menanggapi persaingan perbankan yang ada

mengimplementasikan penerapan strategi pemasaran produk dana terkait


14

komponen yang meliputi (produk, price, place, promotion, process, personil,

dan physical facility) yang sesuai dengan pemasaran. Bank BTN KCS Malang

lebih pada memprioritaskan hubungan kepada nasabah dengan ikatan personal,

keterampilan para personil yang ada dalam perusahaan tersebut, khususnya

dalam menghadapi para pelanggan sehingga membawa kesan tersendiri bagi

pelanggan.

2.1.4 Penelitian yang dilakukan oleh Aris Setiawan, 2009, dalam skripsi yang

mengangkat tentang Efektifitas Strategi Pemasaran Produk BMT Jogjatama

Dalam Menigkatkan Keunggulan Kompetitif. Alasan peneliti meneliti strategi

pemasaran BMT Jogjatama selain karena peneliti tertarik dengan metode

pemasaran BMT Jogjatama, di Yogjakarta banyak lembaga keuangan mikro

lainnya yang mengharuskan BMT Jogjatama bersaing secara kompeten. Metode

yang dipakai peneliti adalah dengan cara wawancara dan dokumentasi. Hasil

penelitian tentang Strategi pemasaran yang dilakukan oleh BMT Jogjatama di

antaranya dengan meluruskan niat, sistem jemput bola, karyawan BMT sebagai

marketing dan dai, memperluas jaringan, media pemasaran menggunakan

brosur, lewat pengajian dan sponsor bakti sosial, sedangkan produk unggulan

BMT adalah Musyarakah dan kartu Salam.

2.1.5 Penelitian yang dilakukan oleh Yudi Kristanto, 2009, dalam skripsi yang

mengangkat Strategi Marketing BMT Jaringan Amratani Group. Pokok

permasalahan yang dibahas peneliti dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana konsep strategi pemasaran pada BMT di Jaringan


15

Amratani Group Yogyakarta dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah serta

implementasinya berdasarkan teori marketing mix dan marketing mix syariah.

Studi ini bertujuan untuk mengetahui konsep strategi marketing dan penerapan

teori marketing mix dan marketing mix syariah pada Amratani Group

Yogyakarta. Metode yang dilakukan adalah deskripsi analisis dimana peneliti

melakukan pengamatan langsung baik dengan wawancara maupun kuisioner

kepada pihak Amratani Group khusus marketing. Hasil penelitian

menggambarkan bahwa agar bisa terus meningkatkan penjualan maka

marketing di Amratani Group melakukan beberapa langkah seperti membuka

pangsa pasar, meningkatkan kualitas pelayanan, berlaku sopan dan santun

terhadap nasabah, serta melakukan strategi jemput bola. Sedangkan agar

nasabah lama tetap loyal pihakmarketing juga melakukan beberapa hal seperti

menjalin hubungan dengan cara kekeluargaan, mendengar keluhan nasabah,

saling membangun kepercayaan, memberikan penghargaan, dan menjalin tali

silahturami.

2.1.6 Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah Safrini, 2002, dalam tesis yang

mengangkat tentang Pengaruh Strategi Pemasaran Shar-E terhadap Loyalitas

Nasabah. Di mana peneliti menjelaskan bahwa variabel promosi mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Semakin baik promosi

yang ditawarkan kepada nasabah, maka sikap loyalitas nasabah pun akan

semakin tinggi. Oleh karena itu, promosi merupakan sesuatu yang paling

ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah. Salah satu tujuan promosi
16

BMT adalah menginformasikan segala produk yang ditawarkan dan

menampung dana umat islam yang begitu besar dan menyalurkannya kembali

kepada umat islam terutama pengusaha-pengusaha muslim yang membutuhkan

bantuan modal untuk pengembangan bisnisnya dalam bentuk pemberian

fasilitas pembiayaan kepada para nasabah berdasarkan prinsip syariah, seperti

murabahah, mudharabah, musyarakah, dan lain-lain. Metode penelitian yang

digunakan yaitu metode kualitatif. Sumber data adalah arsip, dokumen resmi,

Manajer Marketing dan staf Marketing Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan

dokumentasi.

2.1.7 Nur Hidayah, 2003, judul skripsi Pengaruh Layanan dan promosi Terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah tabungan Britama Pada PT. BRI (persero) Kantor

cabang Yogyakarta Cikto Ditiro. Menyimpulkan bahwa Faktor yang paling

dominan dan berpengaruh dalam peningkatan jumlah nasabah tabungan britama

adalah pelayanan yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.

2.1.8 Anggi Sulaiman, 2011, judul skripsi Strategi Pemasaran BPR Syariah Artha

Amanah Ummat ungaran Dalam Mencari Nasabah. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa melakukan sosialisasi produk-produk BPR Syariah Artha

Amanah Ummat kepada masyarakat khususnya produk pendanaan Melengkapi

peralatan operasional dengan teknologi yang canggih dan modern seperti ATM,

sehingga nasabah bisa menarik dana di mana saja, jadi dengan hal ini bisa
17

memberikan pelayanan kepada nasabah secara cepat dan lebih memuaskan,

baik kepada nasabah pembiayaan atau penabung.

2.1.9 Penelitian yang ditulis oleh Fera Agustina dalam skripsinya yang berjudul “

Strategi Pemasaran Produk Mudhorobah di BMT Bina Ihsanul Fikri

Yogyakarta” menjelaskan bahwa terlaksananya promosi di BMT dapat di

implementasikan dengan baik dan perencanaan promosi langkah-langkah yang

akan dilaksanakan dalam mempromosikan produk yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan.

2.1.10 Penelitian yang dilakukan Maratus Shalehah salam skripsinya yang

berjudul “ Strategi Pemasaran al Musyarokah di BMT Subulussalam Ngacar,

Tridadi, Sleman, Yogyakarta” yang berkesimpulan bahwa penelitian ini lebih

memfokuskan pada strategi pemasaran al Musyarokah di BMT Subulussalam

yang mana dalam merencanakan strategi pemasaran tersebut seorang menejer

dalam merancang strategi agar nasabah tertarik untuk menanamkan modalatau

menginvestasikan dana mereka pada BMT tersebut.

Dari beberapa penelitian diatas, terdapat beberapa perbedaan

diantaranya fokus penelitian ini pada strategi promosi produk tabungan wadiah

dan lokasinya serta hasilnya pula sedangkan kesamaannya diantaranya

mengunakan analisis deskriptif.


18

No Nama, Tahun, Fokus Analisis Hasil Penelitian

Judul Penelitian Penelitian Data

1 Dani, 2003, Bauran promosi Analisis Pelaksanaan bauran


Strategi Bauran promosi Toko Buku
Promosi Pada pada toko buku deskripsi Toga
Toko Buku Mas Yogyakartasudah
Diskon Toga Mas baik, hal ini dapat
Yogyakarta dilihat dari perpaduan
bauran
promosi yang ada di
toko tersebut terutama
untuk publisitas dan
periklanannya
2 Ridho, 2008, Promotion mix Analisis Bahwa CV. Sumber
Strategi Baru Motor 133
Promotional Mix pada toko motor deskripsi Karangwaru
CV. Sumber Baru Yogyakarta sudah
Motor 133 menggunakan semua
Karangwaru alat promosi yaitu
Yogyakarta : (1) periklanan, (2)
personal selling, (3)
promosi penjualan, (4)
publisitas

3 Umi Rodiyah, Produk dana Analisis Bank BTN kantor


cabang Syariah Malang
2009, Penerapan deskriptif di dalam menanggapi
persaingan perbankan
Strategi yang ada
mengimplementasikan
Pemasaran penerapan strategi
pemasaran produk dana
Produk dana pada terkait komponen yang
meliputi (produk, price,
BTN Cabang place, promotion,
process, personil, dan
syariah Malang physical facility) yang
sesuai dengan
pemasaran. Bank BTN
19

KCS Malang lebih


pada memprioritaskan
hubungan kepada
nasabah

4 Aris Setiawan, Produk BMT Analisis Strategi pemasaran


2009, Efektifitas yang dilakukan oleh
Strategi deskriptif BMT Jogjatama di
Pemasaran antaranya dengan
Produk BMT meluruskan niat, sistem
Jogjatama Dalam jemput bola, karyawan
Menigkatkan BMT sebagai
Keunggulan marketing dan dai,
Kompetitif. memperluas jaringan,
media pemasaran
menggunakan brosur,
lewat pengajian dan
sponsor bakti sosial,
sedangkan produk
unggulan BMT adalah
Musyarakah dan kartu
Salam.

5 Yudi Kristanto, konsep strategi Analisis Bahwa agar bisa terus


2009,Strategi pemasaran pada meningkatkan
Marketing BMT BMT di deskriptif penjualan maka
Jaringan Jaringan marketing di Amratani
Amratani Group. Amratani Group Group melakukan
Yogyakarta beberapa langkah
dalam upaya seperti membuka
meningkatkan pangsa pasar,
jumlah nasabah meningkatkan kualitas
serta pelayanan, berlaku
implementasiny sopan dan santun
a berdasarkan terhadap nasabah, serta
teori marketing melakukan strategi
mix dan jemput bola.
marketing mix Sedangkan agar
syariah. nasabah lama tetap
loyal pihak marketing
20

juga melakukan
beberapa hal seperti
menjalin hubungan
dengan cara
kekeluargaan,
mendengar keluhan
nasabah, saling
membangun
kepercayaan,
memberikan
penghargaan, dan
menjalin tali
silahturami.
6 Ulfah Safrini, bahwa variabel kualitatif Semakin baik promosi
2002, Pengaruh promosi yang ditawarkan
Strategi mempunyai kepada nasabah, maka
Pemasaran Shar- pengaruh yang sikap loyalitas nasabah
E terhadap signifikan pun akan semakin
Loyalitas terhadap tinggi.
Nasabah. loyalitas
nasabah.

7 Nur Hidayah, Pengaruh kuantitatif Faktor yang paling

2003, Pengaruh Layanan dan dominan dan

Layanan dan promosi berpengaruh dalam

promosi Terhadap peningkatan jumlah

Terhadap Peningkatan nasabah tabungan

Peningkatan Jumlah Nasabah britama adalah

Jumlah Nasabah tabungan pelayanan yang

tabungan Britama Britama dilakukan oleh bank

Pada PT. BRI yang bersangkutan

(persero) Kantor
21

cabang

Yogyakarta Cikto

Ditiro

8 Anggi Sulaiman, strategi Analsis Melakukan sosialisasi


2011, Strategi pemasaran produk-produk BPR
Pemasaran BPR dalam mencari deskriptif Syariah Artha Amanah
Syariah Artha nasabah Ummat kepada
Amanah Ummat masyarakat khususnya
ungaran Dalam produk pendanaan
Mencari Nasabah Melengkapi peralatan
operasional dengan
teknologi yang canggih
dan modern seperti
ATM, sehingga
nasabah bisa menarik
dana di mana saja, jadi
dengan hal ini bisa
memberikan pelayanan
kepada nasabah secara
cepat dan lebih
memuaskan, baik
kepada nasabah
pembiayaan atau
penabung.
9 Fera Agustina, Strategi promosi Analisis Terlaksananya promosi

2009, Strategi produk deskripsi di BMT dapat di

Pemasaran Mudhorobah implementasikan

Produk dengan baik dan

Mudhorobah di perencanaan promosi

BMT Bina langkah-langkah yang

Ihsanul Fikri akan dilaksanakan

Yogyakarta dalam mempromosikan


22

produk yang telah

ditentukan untuk

mencapai tujuan.

10 Maratus strategi Analisis Dalam merencanakan

Shalehah, 2009, pemasaran al deskripsi strategi pemasaran

Strategi Musyarokah di tersebut seorang

Pemasaran al BMT menejer dalam

Musyarokah di Subulussalam merancang strategi agar

BMT nasabah tertarik untuk

Subulussalam menanamkan

Ngacar, Tridadi, modalatau

Sleman, menginvestasikan dana

Yogyakarta mereka pada BMT

tersebut.

2.2 Kajian Teoritis

2.2.1 Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi

perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai

tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung Swastha, strategi
23

adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan sebuah

perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.1

Kamus besar Ilmu Pengetahuan menjelaskan bahwa strategi pemasran

merupakan proses pemasaran yang mencakup hal-hal mengenai analisis atas

kesempatan, pemilikan sasaran, pengembangan strategi, perumusan rencana,

implementasi dan pengawasan.2

Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sngat penting dalam

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi, karena didalamnya berisi

gambaran atau pedoman yang jelas dan terarah apa yang akan dilakukan

dalam menggunakan kesempatan dan peluang pada beberapa pasar sasaran.

Saat ini persaingan di dunia perbankan semakin kuat, industri

perbankan syariah nasional terus berkembang dengan lahirnya bank-bank

umum syariah baru, bahkan juga bank syariah asing yang masuk untuk

memperebutkan pasar syariah nasional.

Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan yang

sangat mendukung keberlanjutannya. Sukses atau tidaknya sebuah

perusahaan tergantung dari segi pemasarannya. Jika pemasaran itu dapat

menarik konsumen maka perusahan tersebut akan mendapatkan profit (laba),

dan begitu pula sebaliknya suatu perusahaan akan mengalami kerugian jika

pemasaranya tidak berjalan dengan baik.

1
William. J. Stanton, prinsip pemasaran, alih bahasa wilhemus W. Bokowatun, (Jakarta: erlangga,
1991), hlm. 5.
2
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: LPKN, 2000), Hlm. 204.
24

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari

pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun

kelompok mendapatkankebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,

menawarkan, dan menukarkan barang yang memiliki nilai komoditas.

Menurut Kotler dan Keller pemasaran adalah suatu fungsi organisasi

dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan

pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku

kepentingannya.

Philip Kotler mendefinisikan pengertian pemasaran adalah suatu

proses dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan

mempertukarkan produk dan nilai dari pihak lain.3

Kasmir dalam mendefinisikan manajemen pemasaran adalah suatu

proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan

memberikan kepuasan.

Dalam manajemen pemasaran terdapat beberapa aspek yang dijadikan

sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran antara lain yaitu:

3
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005)hlm. 61.
25

a) Planning ( perencanaan)

Para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka

sebelum melaksanakan berbagai kegiatan, biasanya didasarkan

pada berbagai metode, rencana atau logika bukan hanya atas dasar

dugaan atau filsafat.

b) Organizing (mendelegasian tugas)

Para manajer mengkoordinasikan SDM-SDM dan material

organisasi. Kekuatan suatu organisasi terletak pada

kemampuannya untuk menyususn berbagai sumber dayanya dalam

mencapai suatu tujuan.

Pengkoordinasian merupakan bagian vital pekerjaan

manajer, semakin terkoordinasi dan terintregasi kerja organisasi

semakin efektif pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

c) Actuating (mengarahkan)

para menejer mengarahkan, memimpin, dan

mempengaruhi para bawahan serta dapat menciptakan iklim yang

dapat membantu para bawahan melakukan pekerjaan yang lebih

baik.
26

d) Controlling (mengontrol)

Para manajer berupaya untuk menjamin bahwaorganisasi

bergerak ke arah tujuan-tujuannya dan apabila porganisasi ada

pada jalur yang salah menejer harus membetulkannya.4

2.2.2 Fungsi dan Tujuan Manajemen Pemasaran5

a. Fungsi Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasarn adalah kegiatan manajemen berdasarkan

fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa yang

dibutuhkan konsumen, dan bagaimana caa pemenuhannya dapat

diwujudkan. Untuk mengidentifikasi apa yang dibutuhkan konsumen,

maka pebisnis perlu melakukan riset pemasaran, diantaranya survei

tentang keinginan konsumen, sehingga pebisnis bisa mendapatkan

informasi mengenai apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh konsumen.

Informasi mengenai kebutuhan konsumen ini kemudian diteruskan ke

bagian produksi untuk dapat diwujudkan. Setelah output produk

terwujud, maka manajemen pemasaran kemudian juga melakukan

kegiatan dalam penyampaian produk kepada konsumen.

Manajemen produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan

fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi

4
M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987)hlm. 8.
5
Erni Tisnawati. S dan Kurniawan. S, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana, 2006) hlm. 14.
27

yang seefisien mungkin. Kegiatan produksi pada dasarnya merupakan

proses bagaimana sumber daya input dapat diubah menjadi produk

output berupa barang atau jasa.

b. Tujuan Manajemen Pemasaran

Dalam prakteknya tujuan suatu perusahaan dapat bersifat

jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya

hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk

mencapai tujuan jangka panjang.

Berikut tujuan pemasaran bank adalah untuk:

1) Memaksimalkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan

dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah

untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-

ulang.

2) Memaksimalkan kepuasan pelanggan melalui berbagai

pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan

menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan

ini akan ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritanya

(getuk tular).

3) Memaksimalkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank

menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah

memiliki beragam pilihan pula.


28

4) Memaksimalkan mutu hidup dengan memberikan berbagai

kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang

efisien.

2.2.3 Konsep-konsep Pemasaran

Menurut Kasmir dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep

yang mana masing-masing konsep memiliki tujuan yang berbeda. Konsep ini

timbul dari satu periode ke periode lainnya akibat perkembangan pengetahuan

baik produsen maupun konsumen. Penggunaan konsep ini tergantung kepada

perusahaan yang juga dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan

yang bersangkutan. Terdapat lima konsep dalam pemasaran di mana masing-

masing konsep saling bersaing satu sama lainnya. Setiap konsep dijadikan

landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan untuk menjalankan

kegiatan pemasarannya. Adapun konsep-konsep yang dimaksud adalah

sebagai berikut:6

1. Konsep Produksi

Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai

produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan

oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan

efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. Konsep produksi

merupakan salah satu falsafah tertua yang menjadi penuntun para

penjual. Konsep ini menekankan pada volume produksi atau


6
Ibid; hlm. 83.
29

distribusi yang seluas-luasnya dengan harga ditekan serendah

mungkin.

2. Konsep Produk

Konsep produk berpegang teguh bahwa konsumen akan

menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang

paling baik serta memiliki keistimewaan yang mencolok. Oleh

karena itu, perusahaan harus mencurahkan upaya terus-menerus

dalam perbaikan produk. Konsep ini menimbulkan adanya

marketing nyopia (pemandangan yang dangkal terhadap

pemasaran). Secara umum konsep produk menekankan kepada

kualitas, penampilan, dan ciri-ciri yang terbaik.

3. Konsep Penjualan

Kebanyakan konsumen tidak akan membeli cukup banyak

produk, terkecuali perusahaan menjalankan suatu usaha promosi

dan penjualan yang kokoh. Oleh karena itu, perusahaan harus

menjalankan usaha-usaha promosi dan penjualan dalam rangka

mempengaruhi konsumen. Konsep penjualan biasanya diterapkan

pada produk-produk asuransi atau ensiklopedia, juga untuk lembaga

nirlaba seperti parpol. Dalam konsep ini kegiatan pemasaran

ditekankan lebih agresif melalui usaha-usaha promosi yang gencar.


30

4. Konsep Pemasaran

Konsep ini menyatakan bahwa kunci untuk mencapai

sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan

keinginan pasar sasaran. Kemudian kunci yang kedua adalah

pemberian kepuasan seperti yang diinginkan oleh konsumen secara

lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan pesaing.

5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan

Konsep ini menyatakan bahwa tugas perusahaan adalah

menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran serta

memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan

efisien dibandingkan para pesaing sedemikian rupa, sehingga dapat

mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat.

Konsep pemasaran kemasyarakatan merupakan konsep yang

bersifat kemasyarakatan. Konsep ini menekankan kepada penentuan

kebutuhan, keinginan, dan minat pasar serta memberikan kepuasan,

sehingga memberikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

2.2.4 Strategi Pemasaran Bank

Chandler dalam Rangkuti (2008), mendefinisikan strategi sebagai alat

untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka

panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Argyris,

Mintzberg, Steiner dan Miner dalam Rangkuti (2008), menyatakan bahwa


31

strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap

peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang

dapat mempengaruhi organisasi. Menurut Porter dalam Rangkuti (2008),

strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan

bersaing.

Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya

dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, positioning, elemen

bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi pemasaran

merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada

semua fungsi manajemen suatu organisasi.7

Konsep pemasaran bank sebenarnya tidak banyak berbeda dengan

konsep pemasaran untuk sektor bisnis yang lain seperti sektor bisnis

manufaktur, sektor bisnis jasa dan lain-lain. Perbankan merupakan salah satu

jenis industri jasa, sehingga konsep pemasarannya lebih cenderung

mengikuti konsep untuk jasa, yang membedakan perbankan dari industri jasa

lainnya adalah banyaknya ketentuan dan aturan pemerintah yang membatasi

konsep-konsep pemasaran, mengingat industri perbankan merupakan

industri yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat.8

Strategi pemasaran mengandung 2 faktor yang terpisah tetapi

berhubungan dengan erat, yaitu pasar target/ sasaran dan bauran pemasaran

7
Fandi Ciptono, Strategi Pemasarn, hlm. 6.
8
Lukman Dendawijaya, op. Cit.,hlm. 66.
32

(marketing mix) yang kedua faktor ini berhubungan dengan erat. Pasar

sasaran merupakan suatu sasaran yang akan dituju, sedangkan pasar bauran

pemasaran merupakan alat untuk menuju sasaran tersebut.

Analisis Strategi pemasaran bank biasanya dilandaskan pada bauran

pemasaran/ marketing mixyaitu:9

a. Produk (product)

Menurut Simorangkir, produk perbankan adalah instrument

atau perangkat yang dibeli dan dijual oleh bank sangat banyak

jumlahnya, karena bank dapat menciptakan berbagai jenis produk

sesuai dengan keinginan nasabah.

b. Harga ( price)

Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing

mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,

mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan

jasa perbankan. Dalam perbankan penetapan harga adalah

penetapan tingkat suku bunga yang terdiri dari bunga simpanan

dan bunga kredit. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang

harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman

merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah.

9
Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfa Beta, 2010), hlm.202.
33

c. Lokasi ( place)

Pada pemasaran produk barang-barang industri (manufaktur)

dikenal dengan adanya rangkaian saluran distribusi yang

merupakan jalur pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan

dari pabrik, misalnya melalui jaringan distributor atau agen,

kemudian melalui berbagai jaringan pengecer (teller) atau melalui

tempat-tempat pemasaran umum (pasar tradisional, pasar

swalayan/ supermarket, toko dan lain-lain) dan akhirnya sampai

kepada konsumen akhir/ end consumen).

d. Promosi (promotion)

Hampir sama dengan strategi promosi bagi produk barang-

barang industri manufaktur dalam bisnis perbankan juga dikenal

berbagai strategi promosi yang pilihan penggunaannya ditentukan

sesuai kondisi. Dengan demikian, dalam bisnis perbankan juga

dikenal adanya promotional mix (bauran promosi) yang meliputi:

1) Adversiting (periklanan)

Adversiting merupakan promosi yang dilakukan dalam

bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang

dalam spanduk, brosur, bilboard, koran, majalah, televisi, atau

radio-radio.
34

2) Sales promotion (promosi penjualan)

Salespromotion merupakan promosi yang digunakan

untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau

hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu

pula.

3) Publicity (publisitas)

Publicity merupakan promosi yang dilakukan untuk

meningkatkan citra bank didepan para calon nasabah atau

melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal

atau sosial atau olahraga.

4) Personal selling (penjualan perseorangan)

Personal selling merupakan promosi yang dilakukan

melalui pribadi-pribadi karyawan bank dalam melayani serta

ikut mempengaruhi nasabah.

2.2.5 Segmentasi Pemasaran

Segmentasi merupakan salah satu strategi pemasaran yang membagi

pasar dengan kelompok-kelompok pasar yang lebih kecil, selanjutnya

ditentukan kelompok atau segmen pasar yang mana yang akan menjadi

target dengan tujuan membantu bank dalam kegiatan pemasarannya agar

lebih terarah dan lebih fokus kepada sasaran pasar.


35

Berikut merupakan segmentasi pemasaran:10

a. Segmentasi Pasar dan Pembidikan Pasar

Segmentasi pasar dan pembidikan pasar bermanfaat

mengklasifikasikan pasar berdasarkan atribut (nilai) atau

manfaat yang terkandung dalam suatu produk. Konsumen

akan mencari produk yang menyediakan manfaat khusus

untuk memuaskan kebutuhannya.

b. Penentuan Posisi

Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi

yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Produk atau

jasa diposisikan pada posisi yang diinginkan oleh nasabah,

sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk atau

jasa yang ditawarkan.

Pengertian posisi produk adalah bagaimana suatu

produk yang didefinisikan oleh nasabah atau konsumen atas

dasar atribut-atributnya, misalnya:

1. Simpanan Giro diposisikan sebagai kantongnya

pengusaha.

2. Simpanan Tabungan diposisikan sebagai kantongnya

keluarga.

10
M. Suyanto, Muhammad Business Strategy dan Ethics, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2008)hlm.
259.
36

3. Simpanan Deposito diposisikan sebagai kantong

sekaligus sebagai tempat investasinya para investo

2.2.6 Pengertian wadi’ah

Barang titipan dikenal dalam bahas fiqih dengan al-wadi’ah, menurut

bahasa (Ma Wudi’ah ‘inda Ghair Malikhi Layahfadzahu), yang artinya ialah

memberikan. Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal

dengan prinsip al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu

pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga

dan dikembalikan kapan saja sipenitip menghendaki.11

Dari pengertian diatas maka dapat dipahami dan dijelaskan bahwa

yang dimaksud al-wadiah adalah penitipan, yaitu akad seseorang kepada

yang lain dengan menitipkan suatu barang untuk dijaga secara layak dan

aman. Apabila ada kerusakan pada benda titipan, padahal benda tersebut

dijaga dengan sebagai mana layaknya dan baik maka penerima titipan tidak

wajib untuk menggantinya, tetapi bila kerusakan itu disebabkan oleh

kelalainnya maka ia wajib menggantinya.

Menurut syafi’iyah al-wadiah memiliki tiga rukun disertai syarat,

yaitu:

a. Barang yang dititipkan, syarat barang yang dititipkan adalah

barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki

menurut syara
11
Sayyid Sabiq, FiqhusSunnah ( berikut: darul-kitab al-arabi, 19870, cet. Ke-8, hlm.3.
37

b. Orang yang menitipkan dan orang yang menerima titipan sudah

baligh, berakal sehat

c. Shigat ijab dan qabl alwadiah

Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan

berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan

dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Berkaitan

dengan produk wadiah, bank syariah menggunakan akad wadiah yadadh-

dhamanah. Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang

memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan atau

memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank syariah

bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang tersebut. Sebagai

konsekuensinya bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan

serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya menghendaki. Disisi lain

bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau

pemanfaatan dana atau barang tersebut.

Dari pembahasan tersebut diatas, dapat disimpulkan beberapa

ketentuan umum tabungan wadiah sebagai berikut:

a. Tabungan wadiah merupakan tabungan yang bersifat titipan murni yang

harus dijaga dan dikembalikan setiap saat dengan kehendak pemilik

harta.
38

b. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana atau pemanfaatan

barang menjadi milik atau tanggungan bank, sedangkan nasabah penitiip

tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian.

c. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik harta sebagai

insentif selama tidak diperjanjikan dalam akad pembukaan rekening.

Anda mungkin juga menyukai