Anda di halaman 1dari 30

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut. Haryanto, Effendy, dan Yunandar (2022) dalam penelitian yang
berjudul Karakteristik Petani Milenial pada Kawasan Sentra Padi di Jawa
Barat dengan tujuan untuk mendeskripsikan karakteristik utama petani
milenial dan menganalisis faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter
petani milenial. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster
random sampling dan diperoleh 63 responden yang mewakili petani milenial
pada zona sentra padi di tiga kabupaten di Jawa Barat, yaitu Subang,
Karawang, dan Cirebon. Hasil yang didapatkan yaitu petani milenial memiliki
ciri individu dengan tingkat pendidikan yang relatif tinggi serta pengalaman
dalam usaha tani yang cukup baik. Terdapat 3 (tiga) kompetensi yang menjadi
penciri karakter petani milenial, yaitu kompetensi teknis, manajerial, dan
sosial. Faktor yang berpengaruh positif pada pembentukan karakter petani
milenial adalah ciri individu, kompetensi teknis, dan kompetensi manajerial
sedangkan kompetensi sosial memiliki pengaruh negatif.
Penelitian terdahulu oleh Effendy, Widyaastuti, dan Lastri (2022) dengan
judul The Millennial Farmers’ Interest in Succeeding the Family Agriculture
for Hydroponic Application in Garut District, West Java Indonesia dengan
tujuan untuk mendeskripsikan minat petani milenial sebagai penerus pertanian
keluarga dan menganalisis faktor yang mempengaruhi minat. Hasil yang
didapatkan yaitu minat petani milenial sebagai penerus pertanian keluarga
dalam implementasi hidroponik sangat tinggi. Faktor yang mempengaruhi
minat terdiri atas faktor internal seperti usia, pendidikan, luas lahan, dan
pengalaman; serta faktor eksternal seperti peran penyuluh pertanian,
pembelajaran dari orang tua, dan dukungan pemerintah.

9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Penelitian terdahulu oleh Yunandar, Hariadi, dan Raya (2020) dengan


judul Sikap dan Pengalaman Petani Milenial dalam Memanfaatkan Media
Sosial untuk Mendukung Keberhasilan Berwirausaha Pertanian dengan tujuan
mendeskripsikan sikap dan pengalaman petani milenial terhadap pemanfaatan
media sosial dalam mendukung aktivitas dan keberhasilan berwirausaha
pertanian. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan statistik
deskriptif yang meliputi persentase dan rata-rata (mean). Hasil yang diperoleh
yaitu sebagian besar petani milenial (69,44 persen) telah memanfaatkan media
sosial khususnya WhatsApp (62,96 persen) untuk mendukung aktivitas dan
keberhasilan wirausaha pertanian yang dijalankan. Pemanfaatan media sosial
meliputi perluasan jaringan kerjasama, promosi dan pemasaran produk, serta
penambahan informasi juga pengetahuan terkait usaha pertanian.
Penelitian terdahulu oleh Khasanah, Suwarto, dan Wijianto (2020)
dengan judul Respons Petani terhadap Program Asuransi Usaha Tani Padi
(AUTP) di Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen dengan tujuan untuk
menganalisis respons petani terhadap program AUTP. Hasil yang diperoleh
yaitu respons petani terhadap program AUTP terletak pada kategori sangat
tidak setuju. Faktor umur, pendidikan nonformal, pendapatan, pengalaman
pribadi, luas lahan garapan, dan akses media massa berpengaruh secara
signifikan terhadap respons petani. Pendidikan formal tidak berpengaruh
signifikan terhadap respons petani.
Penelitian terdahulu oleh Zulpardiasyah dan Eko (2022) dengan judul
Empowerment of Millennial Farmers in Increasing Farmers Welfare in the
Industrial 4.0 Era and Towards the Society 5.0 Era dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan inovasi teknologi digital dalam
peran wirausaha muda dalam komunitas pertanian milenial. Metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil yang diperoleh yaitu
kurangnya minat generasi muda pada sektor pertanian menjadi isu penting dan
memerlukan perhatian lebih karena sektor pertanian memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ekonomi di Indonesia. Sektor ekonomi erat kaitannya
dengan kesejahteraan, sehingga petani milenial diharapkan mampu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia di era industri 4.0 dan


menuju era society 5.0.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti dan Judul Penelitian
No.
Penelitian Terdahulu Sekarang
1. Haryanto, Effendy, dan a. Fokus penelitian a. Fokus penelitian
Yunandar, (2022) membahas tentang membahas tentang
Karakteristik Petani karakteristik petani respons petani milenial
Milenial pada Kawasan milenial
Sentra Padi di Jawa Barat b. Teknik pengambilan b. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan sampel yang digunakan
yaitu cluster random yaitu proportionate
sampling random sampling

2. Effendy, Widyaastuti, dan a. Fokus penelitian a. Fokus penelitian


Lastri, (2022) membahas tentang membahas tentang
The Millennial Farmers’ minat petani milenial respons petani milenial
Interest in Succeeding the
Family Agriculture for
Hydroponic Application
in Garut District, West
Java Indonesia
3. Yunandar, Hariadi, dan a. Fokus penelitian a. Fokus penelitian
Raya, (2020) membahas tentang membahas tentang
Sikap dan Pengalaman sikap dan pengalaman respons petani milenial
Petani Milenial dalam petani milenial
Memanfaatkan Media b. Metode analisis yang b. Metode analisis yang
Sosial untuk Mendukung digunakan adalah digunakan adalah
Keberhasilan analisis statistik analisis jalur (path
Berwirausaha Pertanian deskriptif yang meliputi analysis)
persentase dan rata-rata
(mean)
4. Khasanah, Suwarto, dan a. Subjek pada penelitian a. Subjek pada penelitian
Wijianto, (2020) adalah petani adalah petani milenial
Respons Petani terhadap b. Variabel bebas pada b. Variabel bebas pada
Program Asuransi Usaha penelitian meliputi penelitian meliputi
Tani Padi (AUTP) di umur, pendidikan pendidikan nonformal
Kecamatan Adimulyo formal, pendidikan dan peran pendamping
Kabupaten Kebumen nonformal, pendapatan,
pengalaman pribadi,
luas lahan garapan, dan
akses media massa
c. Variabel terikat pada c. Variabel terikat pada
penelitian meliputi penelitian meliputi
program Asuransi respons tak tampak dan
Usaha Tani Padi respons tampak
(AUTP)
5. Zulpardiasyah dan Eko, a. Fokus penelitian a. Fokus penelitian
(2022) membahas tentang membahas tentang
Empowerment of pemberdayaan petani respons petani milenial
Millennial Farmers in milenial
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

Increasing Farmers b. Metode penelitian yang b. Metode penelitian yang


Welfare in the Industrial digunakan adalah digunakan adalah
4.0 Era and Towards the metode kualitatif metode kuantitatif
Society 5.0 Era
Sumber: Data Sekunder Olahan, 2022
B. Tinjauan Pustaka
1. Respons
Respons menurut KBBI merupakan tanggapan atau umpan balik dari
seseorang atau orang banyak terhadap suatu peristiwa yang terjadi. Respons
juga merupakan sebuah kegiatan yang ditimbulkan oleh stimulus atau
perangsang. Perangsang sendiri merupakan kekuatan dari luar atau dalam
yang bekerja terhadap suatu reseptor. Dalam diri organisme, perangsang
yang mendorong diri sehingga menimbulkan
respons (Indriantini et al., 2020).
Respons akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang
terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan kemudian
menginterpretasikan objek yang dirasakan itu. Respons yang diberikan
masyarakat dapat berupa respons positif dan respons negatif. Respons
positif muncul bila masyarakat mempunyai tanggapan atau reaksi positif
terhadap suatu program/kegiatan, yaitu dengan antusias ikut berpartisipasi
menjalankan program/kegiatan itu. Sebaliknya, respons negatif muncul bila
masyarakat mempunyai tanggapan atau reaksi negatif terhadap suatu
program/kegiatan, yaitu kurang atau tidak ikut berpartisipasi dalam suatu
program/kegiatan atau bahkan menolaknya (Nugraha et al., 2018).
Respons merupakan reaksi atau jawaban yang berdasarkan pada
stimulus atau hasil stimulus. Manusia berperan serta sebagai pengendali
antara stimulus dan respons sehingga yang menjadi penentu bentuk respons
adalah individu itu sendiri. Respons dapat berbentuk respons baik atau
buruk, respons baik terjadi ketika individu yang bersangkutan cenderung
menyukai atau mendekati objek, sedangkan respons buruk terjadi ketika
individu cenderung menjauhi objek (Listyowati et al., 2021).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

Steven M. Chaffe dalam Illiyyina and Kriswibowo (2022) menjelaskan


bahwa respons dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. Kognitif, berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi
seseorang mengenai sesuatu yang timbul bila dipahami atau
digambarkan oleh seseorang. Respons kognitif diartikan juga sebagai
respons yang membahas tentang sebuah kebiasaan dalam mencari
berbagai pengetahuan dan informasi oleh seseorang mengenai sesuatu
yang bisa membentuk suatu makna dan pandangan
(Ayutiani dan Putri, 2018).
b. Afektif, muncul jika ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi,
atau dibenci (Hidayati dan Fahlevi, 2020).
c. Behavioral, akibat yang ditimbulkan oleh diri yang membentuk sebuah
perilaku, tindakan, dan kegiatan (Sari dan Basit, 2020).
Respons merupakan salah satu bentuk tanggapan individu atas suatu
rangsangan. Respons atau tanggapan tersebut dapat diartikan sebagai
perubahan sikap karena adanya rangsangan. Teori rangsangan dan
tanggapan (stimulus-response theory) dapat digunakan untuk menerangkan
berbagai gejala tingkah laku sosial. Teori ini menjelaskan bahwa adanya
kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu
apabila menghadapi suatu rangsangan tertentu (Sarwono, 2015).
2. Petani Milenial
Petani milenial adalah petani yang berusia sekitar 19-39 tahun.
Dengan adanya petani milenial, maka akan meningkatkan inovasi
masyarakat terutama pada bidang lapangan pekerjaan dan menghasilkan
wirausahawan tanpa mengenal usia tua dan muda. Sektor pertanian
diharapkan dapat beradaptasi di bidang teknologi dan informasi sehingga
peran petani milenial tersebut yang akan menjadi pemrakarsa di masa yang
akan datang (Savira et al., 2020).
Petani milenial telah memanfaatkan media berbasis internet,
khususnya media sosial dalam berwirausaha pertanian. Petani milenial
memiliki beragam tujuan dalam pemanfaatan media sosial di antaranya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

adalah untuk memperoleh dan berbagi pengetahuan serta ide terkait


berwirausaha pertanian, memperoleh dan berbagi informasi terkait akses
modal dan sarana produksi, dan terutama mempromosikan serta
memasarkan atau menjual produk wirausaha
pertaniannya (Yunandar et al., 2020).
Petani milenial memiliki usia yang produktif sehingga lebih progresif
terhadap inovasi baru serta lebih berani untuk mengambil keputusan dalam
mengembangkan usaha pertaniannya (Iriyani dan Nugrahani, 2017). Petani
milenial juga memiliki perencanaan jangka panjang dan cenderung lebih
berani untuk berinvestasi dalam jumlah besar dalam rangka pengembangan
usaha taninya (Davis et al., 2013). Era 4.0 yang serba modern dan digital
perlu kehadiran petani milenial agar pembangunan pertanian di Indonesia
tidak tertinggal dibandingkan dengan sektor lain yang sudah lebih banyak
mengimplementasikan inovasi dan teknologi (Arvianti et al., 2022).
3. Pembangunan Petani Milenial
Kementerian Pertanian menetapkan kebijakan penguatan
profesionalisme SDM petani dan penyuluh melalui program sejuta petani
milenial yang berorientasi ekspor. Harapan dari program ini adalah
peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani untuk mengadopsi
teknologi pertanian terkini atau peningkatan kemampuan petani dalam “on
farm”. Implikasinya adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja petani
yang ada, serta dapat membuat pertanian lebih menarik bagi para pemuda
pedesaan (youth participation in agriculture) (Arifin dan Soebekty, 2020).
Secara berkala mulai tampak peningkatan minat generasi milenial
untuk melakukan kegiatan produksi dan/atau bisnis di sektor pertanian.
Kecenderungan ini perlu disikapi secara positif. Proses pergeseran dari
pertanian tradisional ke pertanian berbasis teknologi perlu terus didorong.
Petani milenial mampu memanfaatkan teknologi budidaya tanaman
dan/atau teknologi informasi dan komunikasi untuk distribusi dan
pemasaran hasil pertanian secara lebih efektif dan efisien (Lakitan, 2019).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

Keberlanjutan pembangunan di sektor pertanian dibutuhkan


dukungan dari SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Oleh
karena itu, petani milenial memiliki peran penting dalam pembangunan
pertanian untuk saat ini karena milenial akrab dengan teknologi digital.
Untuk mendorong peran milenial, berbagai kementerian telah memiliki
program yang berkaitan (Santoso dan Wahyudi, 2021).
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respons
Respons petani dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu seseorang
yang berpengaruh dalam menanggapi (merespon) rangsangan (stimulus)
dari luar. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar yang mempengaruhi
seseorang memberikan tanggapan (respons) (Munzirin, et al., 2018).
Faktor-faktor tersebut sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Pendidikan nonformal sebagai bagian dari sistem pendidikan yang
memiliki tugas yang sama dengan pendidikan lainnya (pendidikan
formal) yaitu memberikan pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat.
Sasaran pendidikan nonformal yang semakin beragam, tidak hanya
sekadar melayani masyarakat miskin, masyarakat yang masih buta
pendidikan dasar, masyarakat yang mengalami drop out dan putus
pendidikan formal. Sasaran pendidikan nonformal terus meluas maju
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan lapangan kerja dan budaya masyarakat
itu (Dacholfany, 2018). Proses pemberdayaan masyarakat melalui
pendidikan nonformal ini sebenarnya sebagai upaya yang
memungkinkan masyarakat dengan segala keberadaannya dapat
memberdayakan dirinya melalui pendirian pusat belajar mandiri sebagai
pangkal dari kegiatan pengembangan kapasitas sumber daya
manusia (Mahardhani, 2018).
Pendidikan nonformal didefinisikan sebagai pendidikan dan
pelatihan yang berada di luar wilayah pendidikan dan pelatihan formal
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

yang dilakukan melalui aktivitas pembelajaran yang merupakan


pembelajaran sukarela. Pendidikan nonformal erat kaitannya dengan
kebutuhan, aspirasi, dan minat seseorang yang tidak seperti
pemberlajaran informal yang mengarah pada pembelajaran yang
dilakukan berdasarkan kegiatan sehari-hari, aktivitas kerja, dan lain-lain.
Pengalaman pendidikan nonformal memiliki potensi pembelajaran dan
pelatihan secara umum dan secara khusus bagi generasi muda dengan
kesempatan yang terbatas (Juan-Morera et al., 2023).
b. Faktor Eksternal
1) Peran Keluarga
Keluarga memegang peranan penting dalam menghasilkan
generasi yang bangga menjadi petani. Hal tersebut disebabkan karena
adanya anggapan bahwa petani merupakan profesi yang kotor dan
tidak memberikan penghasilan yang menentu, serta membuat orang
tua juga tidak mendorong dan menurunkan keahlian bertani kepada
anaknya. Kondisi ini yang menyebabkan generasi muda tidak
memiliki keinginan bahkan kebanggaan untuk menjadi seorang
petani (Chaidir dan Kamelia, 2018). Selain itu, peran keluarga juga
penting dalam perannya sebagai perantara komunikasi pertanian
misalnya menyampaikan informasi pada petani. Kelengkapan
informasi dari sumber perlu diperhatikan agar terhindar dari
miskomunikasi (UGM, 2020).
2) Peran Kerabat
Regenerasi petani dapat menjadi salah satu faktor tercapainya
keberlanjutan sektor pertanian sebagai tumpuan perwujudan
ketahanan pangan. Namun, problematika dalam mempersiapkan
regenerasi petani mengganjal keberjalanannya, salah satunya adalah
citra buruk profesi petani. Oleh sebab itu, perlu adanya figur petani
muda berprestasi yang dapat dijadikan role model sehingga mampu
memotivasi petani muda lainnya. Meminimalisir masalah yang ada
dengan membentuk support system bagi keberlangsungan regenerasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

adalah sebuah kunci, salah satunya dukungan dari kerabat guna


membentuk citra positif dan menjanjikan bagi profesi
petani (Wati et al., 2021). Hubungan kekerabatan memberikan power
dan wewenang untuk mengintervensi dan memengaruhi. Hubungan
memiliki kekuatan mengintervensi bahkan memaksa struktur di
bawahnya untuk mengikuti keinginannya (Marbun, 2021).
3) Peran Pemerintahan
Pemerintah memiliki banyak peran penting dalam memberikan
fasilitas dan bantuan bagi petani muda. Pemerintah dapat berperan
sebagai pihak penghubung antara petani muda dengan investor
maupun organisasi yang dapat dilakukan kerja sama. Pemerintah juga
dapat melakukan promosi kegiatan pertanian yang memberikan
banyak manfaat menarik (Dyanasari, 2021). Peran pemerintah dalam
pemberdayaan sangat penting untuk memberikan kebijakan yang
bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Sudah tanggung jawab
pemerintah untuk mengarahkan dan memberikan pedoman guna
mengembangkan usaha dan memperoleh
pendapatan (Zakariah et al., 2019).
4) Peran Penyuluh Pertanian
Peranan/tugas penyuluh pertanian adalah edukasi, diseminasi
informasi/inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan
evaluasi. Peranan penyuluh pertanian lapangan dapat diukur dari tujuh
indikator yaitu edukasi, diseminasi informasi/inovasi, fasilitasi,
konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi (Mardikanto, 2009
dalam Okiwidiyanti et al., 2019). Petugas penyuluh pertanian
membantu petani menjalin kemitraan penguatan modal dengan
lembaga-lembaga pemberi modal, pinjaman melalui kelompok tani,
pinjaman di koperasi desa untuk keperluan saprodi. Petugas
membantu petani menjalin kemitraan pemasaran hasil dengan
lembaga pemasaran atau pengusaha pertanian (Edison, 2017).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

C. Kerangka Berpikir
Program Gerbang TAMI merupakan program lanjutan dari Kementerian
Pertanian dalam upaya penguatan dan penumbuhan petani milenial. Program
Gerbang TAMI juga diatur dalam Peraturan Bupati Sukoharjo
Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pedoman Pembinaan Petani Milenial.
Kabupaten Sukoharjo mendeklarasikan program Gerbang TAMI dengan
tujuan agar sumber daya manusia yang memenuhi kriteria sebagai petani
milenial dapat teradministrasi dengan baik agar nantinya dapat difasilitasi
sesuai dengan minat keterampilannya oleh pemerintah. Fasilitas yang
diberikan meliputi pelatihan, pendampingan, dan bantuan dana dengan harapan
petani milenial dapat memiliki kompetensi yang mampu membangun pertanian
di Kabupaten Sukoharjo. Partisipasi masyarakat yang sesuai dengan kriteria
petani milenial memiliki peran penting dalam pelaksanaan program guna
mencapai keberhasilan dan keberlanjutan program.
Partisipasi dan peran petani milenial merupakan bentuk respons petani
milenial itu sendiri terhadap program Gerbang TAMI. Berdasarkan penelitian
Nugraha et al. (2018), respons seseorang terhadap suatu program merupakan
dasar dari tumbuhnya kesediaan untuk terlibat dan memiliki peran aktif dalam
setiap kegiatan, sehingga respons yang baik akan menimbulkan keberlanjutan
program yang baik pula. Munzirin et al. (2018) menjelaskan bahwa respons
petani dapat disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
Faktor-faktor pembentuk respons yang berpengaruh dengan respons petani
milenial dalam melaksanakan program Gerakan Membangun Petani Milenial
(Gerbang TAMI) yaitu pendidikan nonformal dan peran pendamping.
Kapasitas dan kecepatan respons dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
terutama untuk jenis teknologi yang membutuhkan pemahaman lebih tinggi.
Pendidikan nonformal mempengaruhi cara berpikir yang diterapkan pada
usahanya yaitu dalam rasionalitas usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap
kesempatan ekonomi yang ada (Listyowati et al., 2021). Lingkungan sangat
mempengaruhi respons dan pola perilaku karena aspek-aspek keterampilan
sosial seperti kemampuan komunikasi, interaksi, dan penyelesaian masalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

bergantung pada lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga yang memiliki


interaksi langsung (Lating, 2016). Terjalinnya hubungan harmonis antara PPL
(penyuluh pertanian lapang) dengan petani dapat mempengaruhi keberhasilan
suatu penyuluhan. Petani akan memberikan respons baik ketika penyuluh
pertanian membantu petani dalam bekerja serta mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi dan memberikan kebutuhan informasi yang diperlukan petani
untuk meningkatkan produktivitas (Zulhak et al., 2020).
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka dapat dibentuk suatu
kerangka berpikir yang terdiri dari dua variabel eksogen dan dua variabel
endogen. Variabel eksogen terdiri dari pendidikan nonformal (X1) dan peran
pendamping (X2). Variabel endogen berupa respons tak tampak (Y1) dan
respons tampak (Y2). Adapun susunan kerangka berpikir secara sistematis
dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:
: berpengaruh
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Pengaruh Faktor-Faktor Respons
dengan Respons Petani Milenial terhadap Program Gerbang
TAMI
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua (2) bagian, yaitu
hipotesis I (sub-struktural 1) dan hipotesis II (sub-struktural 2). Masing-masing
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

dari hipotesis memuat dugaan sementara secara gabungan dan parsial. Bunyi
hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Hipotesis I
Diduga terdapat pengaruh baik secara parsial maupun gabungan
antara faktor-faktor pembentuk respons yaitu pendidikan nonformal dan
peran pendamping melalui respons tak tampak (kognitif, afektif, dan
konatif) terhadap respons tampak petani milenial terhadap program
Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang TAMI) di Kabupaten
Sukoharjo.
2. Hipotesis II
Diduga terdapat pengaruh baik secara parsial maupun gabungan
antara faktor-faktor pembentuk respons yaitu pendidikan nonformal dan
peran pendamping dengan respons tampak petani milenial terhadap
program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang TAMI) di
Kabupaten Sukoharjo.
E. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Petani milenial responden adalah petani milenial yang terdaftar sampai
pada bulan November 2022 dalam program Gerakan Membangun Petani
Milenial (Gerbang TAMI) di Kabupaten Sukoharjo.
2. Faktor-faktor pembentuk respons petani milenial terhadap program
Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang TAMI) di Kabupaten
Sukoharjo meliputi pendidikan nonformal dan peran pendamping.
3. Respons petani milenial terhadap program Gerakan Membangun Petani
Milenial (Gerbang TAMI) dibatasi oleh respons tak tampak berupa
respons kognitif, afektif, dan konatif petani milenial serta respons tampak
yaitu behavioral atau perilaku.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


1. Definisi Operasional
a. Variabel X (Faktor-Faktor Pembentuk Respons)
1) Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diperoleh
responden di luar pendidikan formal, seperti mengikuti pelatihan dan
penyuluhan (diketahui melalui pernah atau tidaknya mengikuti
kegiatan pelatihan dan penyuluhan).
2) Peran Pendamping
a) Peran keluarga merupakan keterlibatan keluarga inti (suami/istri,
bapak/ibu, saudara kandung, dan/atau anak) dalam keikutsertaan
petani milenial responden dalam program Gerbang TAMI, yang
diukur menggunakan skala ordinal.
b) Peran kerabat merupakan keterlibatan keluarga non-inti (selain
keluarga inti) dalam keikutsertaan petani milenial responden dalam
program Gerbang TAMI, yang diukur menggunakan skala ordinal.
c) Peran pemerintahan merupakan keterlibatan badan pemerintahan
dalam keikutsertaan petani milenial responden dalam program
Gerbang TAMI, yang diukur menggunakan skala ordinal.
d) Peran penyuluh pertanian merupakan keterlibatan penyuluh
pertanian dalam keberjalanan program Gerbang TAMI selama
program berjalan, yang diukur menggunakan skala ordinal.
b. Variabel Y (Respons Petani Milenial terhadap Program Gerbang TAMI)
Respons petani milenial terhadap program Gerakan Membangun
Petani Milenial (Gerbang TAMI) yaitu berupa respons tak tampak dan
respons tampak. Respons tak tampak meliputi kognitif, afektif, dan
konatif sedangkan respons tampak yaitu respons perilaku/behavioral.
Respons tak tampak dapat diketahui melalui pengetahuan dan
pemahaman, perasaan atau emosi, dan kecenderungan petani milenial
dalam bertindak, sedangkan respons tampak dapat diketahui melalui
aktivitas yang dilakukan. Keempat respons tersebut antara lain:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

1) Respons kognitif, yaitu tingkat pemahaman petani milenial responden


terhadap program Gerbang TAMI, yang diukur dengan skala ordinal.
2) Respons afektif, yaitu tingkat kesukaan petani milenial responden
terhadap program Gerbang TAMI, yang diukur dengan skala ordinal.
3) Respons konatif, yaitu kecenderungan petani milenial responden
berperilaku dalam mengikuti program Gerbang TAMI, yang diukur
dengan skala ordinal.
4) Respons perilaku/behavioral, yaitu perilaku petani milenial
responden terhadap adanya program Gerbang TAMI, yang diukur
dengan skala ordinal.
2. Pengukuran Variabel
a. Faktor-Faktor Pembentuk Respons
Variabel faktor-faktor pembentuk respons diukur berdasarkan dua
dimensi, antara lain pendidikan nonformal dan peran pendamping.
Pengukuran variabel faktor-faktor pembentuk respons dijelaskan pada
Tabel 2.2 berikut.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2.2 Pengukuran Variabel Faktor-Faktor Pembentuk Respons


No. Variabel Indikator Kriteria Kategori Skor
1. Pendidikan Pernah atau tidaknya a. Tidak pernah mengikuti penyuluhan Tidak pernah 2
Nonformal mengikuti kegiatan
penyuluhan. b. Pernah mengikuti penyuluhan Pernah 1

Pernah atau tidaknya a. Tidak pernah mengikuti pelatihan Tidak pernah 2


mengikuti kegiatan
pelatihan.
b. Pernah mengikuti pelatihan Pernah 1

2. Peran Peran Keluarga a. Keluarga sangat mendukung dan mendorong petani Sangat tinggi 4
Pendamping milenial untuk mengikuti program Gerbang TAMI.
b. Keluarga mendukung dan mendorong petani milenial Tinggi 3
untuk mengikuti program Gerbang TAMI.
c. Keluarga sedikit mendukung dan mendorong petani Rendah 2
milenial untuk mengikuti program Gerbang TAMI.
d. Keluarga tidak mendukung dan mendorong petani Sangat rendah 1
milenial untuk mengikuti program Gerbang TAMI.

Peran Kerabat a. Kerabat sangat mendukung dan mendorong petani Sangat tinggi 4
milenial untuk mengikuti program Gerbang TAMI.
b. Kerabat mendukung dan mendorong petani milenial untuk Tinggi 3
mengikuti program Gerbang TAMI.
c. Kerabat sedikit mendukung dan mendorong petani Rendah 2
samilenial untuk mengikuti program Gerbang TAMI.
d. Kerabat tidak mendukung dan mendorong petani milenial Sangat rendah 1
untuk mengikuti program Gerbang TAMI.

Peran Pemerintahan a. Dinas Pertanian dan Perikanan sangat mendorong petani Sangat tinggi 4
milenial dengan melakukan sosialisasi program dan
memotivasi petani untuk mengikuti program Gerbang
TAMI serta kunjungan lapang ke petani.

23
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Dinas Pertanian dan Perikanan mendorong petani milenial Tinggi 3


dengan melakukan sosialisasi program dan memotivasi
petani untuk mengikuti program Gerbang TAMI serta
kunjungan lapang ke petani.
c. Dinas Pertanian dan Perikanan kurang mendorong petani Rendah 2
milenial dalam melakukan sosialisasi program dan
memotivasi petani untuk mengikuti program Gerbang
TAMI serta kunjungan lapang ke petani.
d. Dinas Pertanian dan Perikanan tidak mendorong petani Sangat rendah 1
milenial dalam melakukan sosialisasi program dan
memotivasi petani untuk mengikuti program Gerbang
TAMI serta kunjungan lapang ke petani.

Peran Penyuluh
Peran Penyuluh sebagai Inisiator
Pertanian
a. Penyuluh memberikan ide baru dan melatih keterampilan Selalu 4
petani terhadap ide yang dapat menunjang
berkembangnya petani milenial.
b. Penyuluh memberikan ide baru dengan memanfaatkan Sering 3
sarana yang ada untuk mencapai peluang sehingga dapat
membantu petani milenial.
c. Penyuluh memberikan ide baru yang kurang sesuai Jarang 2
dengan kondisi sehingga kurang membantu petani
milenial.
d. Penyuluh tidak memberikan ide baru kepada petani Tidak pernah 1
milenial.

Peran Penyuluh sebagai Fasilitator


a. Penyuluh melakukan pendampingan lebih dari 4 kali Selalu 4
terkait program Gerbang TAMI.
b. Penyuluh melakukan pendampingan sebanyak 3-4 kali Sering 3
terkait program Gerbang TAMI.
c. Penyuluh melakukan pendampingan sebanyak 1-2 kali Jarang 2
terkait program Gerbang TAMI.

24
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Penyuluh tidak pernah melakukan pendampingan terkait Tidak pernah 1


program Gerbang TAMI.

Peran Penyuluh sebagai Komunikator


a. Penyuluh menyampaikan informasi dengan komunikasi Selalu 4
yang terjalin secara rutin sehingga mampu mengubah
perilaku dalam meningkatkan keterampilan petani
milenial.
b. Penyuluh menyampaikan informasi yang mampu Sering 3
mempercepat arus informasi dengan penyampaian materi
secara jelas dan mudah dipahami.
c. Penyuluh menyampaikan informasi yang kurang dapat Jarang 2
dipahami dan belum mampu menjawab permasalahan
yang dihadapi petani milenial.
d. Penyuluh sulit ditemui dan penyampaian materi sulit Tidak pernah 1
dipahami.

Peran Penyuluh sebagai Supervisor


a. Penyuluh melaksanakan pengawasan lebih dari 4 kali Selalu 4
terkait program Gerbang TAMI.
b. Penyuluh melaksanakan pengawasan sebanyak 3-4 kali Sering 3
terkait program Gerbang TAMI.
c. Penyuluh melaksanakan pengawasan sebanyak 1-2 kali Jarang 2
terkait program Gerbang TAMI.
d. Penyuluh tidak pernah melaksanakan pengawasan terkait Tidak pernah 1
program Gerbang TAMI.
Sumber: Data Sekunder Olahan, 2022

25
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Respons Petani Milenial terhadap Program Gerbang TAMI


Variabel respons petani milenial terhadap program Gerbang TAMI diukur berdasarkan empat dimensi, yaitu respons
kognitif, respons afektif, respons konatif, dan respons behavioral/perilaku. Pengukuran variabel respons petani milenial
terhadap program Gerbang TAMI dijelaskan pada Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Pengukuran Variabel Respons Petani Milenial terhadap Program Gerbang TAMI
No. Dimensi Indikator Kriteria Kategori Skor
1. Kognitif (Respons tak a. Pengetahuan petani milenial • Petani milenial mengetahui dan Sangat baik 4
tampak) pada konsep, tujuan, dan manfaat mengerti semua poin penting (konsep,
dari program Gerbang TAMI tujuan, dan manfaat) dari program
sesuai dengan apa yang Gerbang TAMI sesuai dengan apa yang
disampaikan penyuluh. disampaikan penyuluh.
Keterangan: • Petani milenial mengetahui dan Baik 3
• Konsep yang dimaksud yaitu mengerti 2 dari 3 poin penting (konsep,
upaya peningkatan kompetensi tujuan, dan manfaat) dari program
petani muda dalam mengakses Gerbang TAMI sesuai dengan apa yang
teknologi, modal, pasar dan disampaikan penyuluh.
manajemen sehingga menjadi • Petani milenial mengetahui dan Tidak baik 2
petani muda wirausaha mandiri mengerti 1 dari 3 poin penting (konsep,
yang inovatif, kreatif, mampu tujuan, dan manfaat) dari program
bersaing, berwawasan global Gerbang TAMI sesuai dengan apa yang
dan profesional. disampaikan penyuluh.
• Tujuan program yang dimaksud • Petani milenial tidak mengetahui dan Sangat tidak baik 1
tertera pada Peraturan Bupati mengerti semua poin penting (konsep,
Sukoharjo Nomor 22 Tahun tujuan, dan manfaat) dari program
2022 tentang Pedoman Gerbang TAMI sesuai dengan apa yang
Pembinaan Petani Milenial Bab disampaikan penyuluh.
III tentang Perencanaan pasal 3
ayat (2) yang berbunyi sebagai
berikut:

26
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. tersedianya lapangan kerja


b. terjaminnya ketersediaan
produk pertanian dan
perikanan yang berkualitas
dan berdaya saing; dan
c. terlaksananya sarana
penerapan teknologi digital
dalam pengelolaan dan
pemasaran produk
pertanian dan perikanan.
• Manfaat yang dimaksud yaitu
diperolehnya fasilitasi sarana
dan prasarana yang mendukung
meliputi:
a. dukungan sarana, yaitu
bantuan penyediaan
benih/bibit, obat hewan
dan alat mesin pertanian;
dan
b. dukungan prasarana, yaitu
prasarana pengolahan hasil
perikanan.

b. Pengetahuan petani milenial • Petani milenial mengetahui informasi Sangat baik 4


pada tahap koordinasi dan yang disampaikan pada tahap
sosialisasi/pembekalan program koordinasi dan sosialisasi program
Gerbang TAMI. Gerbang TAMI
• Petani milenial kurang mengetahui Baik 3
informasi yang disampaikan pada tahap
pelatihan koordinasi dan sosialisasi
program Gerbang TAMI.
• Petani milenial mengetahui adanya Tidak baik 2
kegiatan koordinasi dan sosialisasi
program Gerbang TAMI.

27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Petani milenial tidak mengetahui Sangat tidak baik 1


adanya kegiatan koordinasi dan
sosialisasi program Gerbang TAMI.

c. Pengetahuan petani milenial • Petani milenial mengetahui informasi Sangat baik 4


pada tahap pelatihan program yang disampaikan pada tahap pelatihan
Gerbang TAMI program Gerbang TAMI
• Petani milenial kurang mengetahui Baik 3
informasi yang disampaikan pada tahap
pelatihan program Gerbang TAMI.
• Petani milenial mengetahui adanya Tidak baik 2
kegiatan pelatihan program Gerbang
TAMI.
• Petani milenial tidak mengetahui Sangat tidak baik 1
adanya kegiatan pelatihan program
Gerbang TAMI.

2. Afektif (Respons tak a. Perasaan petani milenial pada • Petani milenial sangat suka konsep, Sangat suka 4
tampak) konsep, tujuan, dan manfaat dari tujuan, dan manfaat dari program
program Gerbang TAMI sesuai Gerbang TAMI sesuai dengan apa yang
dengan apa yang disampaikan disampaikan penyuluh.
penyuluh. • Petani milenial suka konsep, tujuan, Suka 3
dan manfaat dari program Gerbang
TAMI sesuai dengan apa yang
disampaikan penyuluh.
• Petani milenial tidak suka konsep, Tidak suka 2
tujuan, dan manfaat dari program
Gerbang TAMI sesuai dengan apa yang
disampaikan penyuluh.
• Petani milenial sangat tidak suka Sangat tidak suka 1
konsep, tujuan, dan manfaat dari
program Gerbang TAMI sesuai dengan
apa yang disampaikan penyuluh.

28
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Perasaan petani milenial pada • Petani milenial sangat suka kegiatan Sangat suka 4
tahap koordinasi dan koordinasi dan sosialisasi dilakukan
sosialisasi/pembekalan program antara pihak penyelenggara
Gerbang TAMI sesuai dengan (pemerintah) dan pihak penerima
apa yang disampaikan penyuluh. (petani milenial).
• Petani milenial suka kegiatan Suka 3
koordinasi dan sosialisasi dilakukan
antara pihak penyelenggara
(pemerintah) dan pihak penerima
(petani milenial).
• Petani milenial tidak suka kegiatan Tidak suka 2
koordinasi dan sosialisasi dilakukan
antara pihak penyelenggara
(pemerintah) dan pihak penerima
(petani milenial).
• Petani milenial sangat tidak suka Sangat tidak suka 1
kegiatan koordinasi dan sosialisasi
dilakukan antara pihak penyelenggara
(pemerintah) dan pihak penerima
(petani milenial).

c. Perasaan petani milenial pada • Petani milenial sangat suka pelatihan Sangat suka 4
tahap pelatihan saat pelaksanaan tentang budi daya bawang merah.
program Gerbang TAMI sesuai • Petani milenial suka pelatihan tentang Suka 3
dengan apa yang disampaikan budi daya bawang merah.
penyuluh. • Petani milenial tidak suka pelatihan Tidak suka 2
tentang budi daya bawang merah.
• Petani milenial sangat tidak suka Sangat tidak suka 1
pelatihan tentang budi daya bawang
merah.

29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Petani milenial sangat suka pelatihan Sangat suka 4


tentang operator dan perbengkelan alat
mesin pertanian.
• Petani milenial suka pelatihan tentang Suka 3
operator dan perbengkelan alat mesin
pertanian.
• Petani milenial tidak suka pelatihan Tidak suka 2
tentang operator dan perbengkelan alat
mesin pertanian.
• Petani milenial sangat tidak suka Sangat tidak suka 1
pelatihan tentang operator dan
perbengkelan alat mesin pertanian.

• Petani milenial sangat suka pelatihan Sangat suka 4


tentang budi daya kambing.
• Petani milenial suka pelatihan tentang Suka 3
budi daya kambing.
• Petani milenial tidak suka pelatihan Tidak suka 2
tentang budi daya kambing.
• Petani milenial sangat tidak suka Sangat tidak suka 1
pelatihan tentang budi daya kambing.

• Petani milenial sangat suka pelatihan Sangat suka 4


tentang pengolahan hasil perikanan.
• Petani milenial suka pelatihan tentang Suka 3
pengolahan hasil perikanan.
• Petani milenial tidak suka pelatihan Tidak suka 2
tentang pengolahan hasil perikanan.
• Petani milenial sangat tidak suka Sangat tidak suka 1
pelatihan tentang pengolahan hasil
perikanan.

30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Petani milenial sangat suka pelatihan Sangat suka 4


tentang pemasaran produk pertanian
dan perikanan melalui marketplace.
• Petani milenial suka pelatihan tentang Suka 3
pemasaran produk pertanian dan
perikanan melalui marketplace.
• Petani milenial tidak suka pelatihan Tidak suka 2
tentang pemasaran produk pertanian
dan perikanan melalui marketplace.
• Petani milenial sangat tidak suka Sangat tidak suka 1
pelatihan tentang pemasaran produk
pertanian dan perikanan melalui
marketplace.

3. Konatif (Respons tak a. Kecenderungan petani milenial • Petani milenial sangat memiliki Sangat tinggi 4
tampak) dalam berperilaku sesuai dengan kecenderungan untuk mengikuti
konsep, tujuan, dan manfaat dari seluruh program Gerbang TAMI sesuai
program Gerbang TAMI baik dengan konsep, tujuan, dan manfaat
sesuai dengan apa yang yang disampaikan penyuluh.
disampaikan penyuluh. • Petani milenial memiliki Tinggi 3
kecenderungan untuk mengikuti
seluruh program Gerbang TAMI sesuai
dengan konsep, tujuan, dan manfaat
yang disampaikan penyuluh
• Petani milenial tidak memiliki Rendah 2
kecenderungan untuk mengikuti
seluruh program Gerbang TAMI sesuai
dengan konsep, tujuan, dan manfaat
yang disampaikan penyuluh.
• Petani milenial sangat tidak memiliki Sangat rendah 1
kecenderungan untuk mengikuti
seluruh program Gerbang TAMI sesuai

31
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan konsep, tujuan, dan manfaat


yang disampaikan penyuluh.

b. Kecenderungan petani milenial • Petani milenial sangat memiliki Sangat tinggi 4


pada tahap koordinasi dan kecenderungan untuk mengikuti
sosialisasi/pembekalan program kegiatan koordinasi dan sosialisasi
Gerbang TAMI sesuai dengan karena dilakukan antara pihak
apa yang disampaikan penyuluh. penyelenggara (pemerintah) dan pihak
penerima (petani milenial).
• Petani milenial memiliki Tinggi 3
kecenderungan untuk mengikuti
kegiatan koordinasi dan sosialisasi
karena dilakukan antara pihak
penyelenggara (pemerintah) dan pihak
penerima (petani milenial).
• Petani milenial tidak memiliki Rendah 2
kecenderungan untuk mengikuti
kegiatan koordinasi dan sosialisasi
karena dilakukan antara pihak
penyelenggara (pemerintah) dan pihak
penerima (petani milenial).
• Petani milenial sangat tidak memiliki Sangat rendah 1
kecenderungan mengikuti kegiatan
koordinasi dan sosialisasi karena
dilakukan antara pihak penyelenggara
(pemerintah) dan pihak penerima
(petani milenial).

c. Kecenderungan petani milenial • Petani milenial sangat memiliki Sangat tinggi 4


pada tahap pelatihan saat kecenderungan untuk mengikuti
pelaksanaan program Gerbang pelatihan tentang budi daya bawang
TAMI sesuai dengan apa yang merah.
disampaikan penyuluh. • Petani milenial memiliki Tinggi 3
kecenderungan untuk mengikuti

32
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pelatihan tentang budi daya bawang


merah.
• Petani milenial tidak memiliki Rendah 2
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang budi daya bawang
merah.
• Petani milenial sangat tidak memiliki Sangat rendah 1
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang budi daya bawang
merah.

• Petani milenial sangat memiliki Sangat tinggi 4


kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang operator dan
perbengkelan alat mesin pertanian.
• Petani milenial memiliki Tinggi 3
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang operator dan
perbengkelan alat mesin pertanian.
• Petani milenial tidak memiliki Rendah 2
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang operator dan
perbengkelan alat mesin pertanian.
• Petani milenial sangat tidak memiliki Sangat rendah 1
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang operator dan
perbengkelan alat mesin pertanian.

• Petani milenial sangat memiliki Sangat tinggi 4


kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang budi daya kambing.

33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Petani milenial memiliki Tinggi 3


kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang budi daya kambing.
• Petani milenial tidak memiliki Rendah 2
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang budi daya kambing.
• Petani milenial sangat tidak memiliki Sangat rendah 1
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang budi daya kambing.

• Petani milenial sangat memiliki Sangat tinggi 4


kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang pengolahan hasil
perikanan.
• Petani milenial memiliki Tinggi 3
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang pengolahan hasil
perikanan.
• Petani milenial tidak memiliki Rendah 2
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang pengolahan hasil
perikanan.
• Petani milenial sangat tidak memiliki Sangat rendah 1
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang pengolahan hasil
perikanan.

• Petani milenial sangat memiliki Sangat tinggi 4


kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang pemasaran produk
pertanian dan perikanan melalui
marketplace.

34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Petani milenial memiliki Tinggi 3


kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang pemasaran produk
pertanian dan perikanan melalui
marketplace.
• Petani milenial tidak memiliki Rendah 2
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang pemasaran produk
pertanian dan perikanan melalui
marketplace.
• Petani milenial sangat tidak memiliki Sangat rendah 1
kecenderungan untuk mengikuti
pelatihan tentang pemasaran produk
pertanian dan perikanan melalui
marketplace.

4. Perilaku/behavioral a. Petani milenial berperilaku • Petani milenial selalu mengikuti Sangat baik 4
(Respons tampak) sesuai dengan konsep, tujuan, program Gerbang TAMI sesuai dengan
dan manfaat dari program konsep, tujuan, dan manfaat yang
Gerbang TAMI baik sesuai disampaikan penyuluh.
dengan apa yang disampaikan • Petani milenial sering mengikuti Baik 3
penyuluh. program Gerbang TAMI sesuai dengan
konsep, tujuan, dan manfaat yang
disampaikan penyuluh.
• Petani milenial jarang mengikuti Tidak baik 2
program Gerbang TAMI sesuai dengan
konsep, tujuan, dan manfaat yang
disampaikan penyuluh.
• Petani milenial tidak pernah mengikuti Sangat tidak baik 1
program Gerbang TAMI sesuai dengan
konsep, tujuan, dan manfaat yang
disampaikan penyuluh.

35
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Petani milenial mengikuti tahap • Petani milenial selalu mengikuti Sangat baik 4
koordinasi dan kegiatan koordinasi dan sosialisasi
sosialisasi/pembekalan program karena dilakukan antara pihak
Gerbang TAMI. penyelenggara (pemerintah) dan pihak
penerima (petani milenial).
• Petani milenial sering mengikuti Baik 3
kegiatan koordinasi dan sosialisasi
karena dilakukan antara pihak
penyelenggara (pemerintah) dan pihak
penerima (petani milenial).
• Petani milenial jarang mengikuti Tidak baik 2
kegiatan koordinasi dan sosialisasi
karena dilakukan antara pihak
penyelenggara (pemerintah) dan pihak
penerima (petani milenial).
• Petani milenial tidak pernah mengikuti Sangat tidak baik 1
kegiatan koordinasi dan sosialisasi
karena dilakukan antara pihak
penyelenggara (pemerintah) dan pihak
penerima (petani milenial).

c. Petani milenial mengikuti tahap • Petani milenial selalu mengikuti Sangat baik 4
pelatihan program Gerbang pelatihan tentang budi daya bawang
TAMI. merah.
• Petani milenial sering mengikuti Baik 3
pelatihan tentang budi daya bawang
merah
• Petani milenial jarang mengikuti Tidak baik 2
pelatihan tentang budi daya bawang
merah.

36
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Petani milenial tidak pernah mengikuti Sangat tidak baik 1


pelatihan tentang budi daya bawang
merah.

• Petani milenial selalu mengikuti Sangat baik 4


pelatihan tentang operator dan
perbengkelan alat mesin pertanian.
• Petani milenial sering mengikuti Baik 3
pelatihan tentang operator dan
perbengkelan alat mesin pertanian.
• Petani milenial jarang mengikuti Tidak baik 2
pelatihan tentang operator dan
perbengkelan alat mesin pertanian.
• Petani milenial tidak pernah mengikuti Sangat tidak baik 1
pelatihan tentang operator dan
perbengkelan alat mesin pertanian.

• Petani milenial selalu mengikuti Sangat baik 4


pelatihan tentang budi daya kambing.
• Petani milenial sering mengikuti Baik 3
pelatihan tentang budi daya kambing.
• Petani milenial jarang mengikuti Tidak baik 2
pelatihan tentang budi daya kambing.
• Petani milenial tidak pernah mengikuti Sangat tidak baik 1
pelatihan tentang budi daya kambing.

• Petani milenial selalu mengikuti Sangat baik 4


pelatihan tentang pengolahan hasil
perikanan.
• Petani milenial sering mengikuti Baik 3
pelatihan tentang pengolahan hasil
perikanan.

37
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Petani milenial jarang mengikuti Tidak baik 2


pelatihan tentang pengolahan hasil
perikanan.
• Petani milenial tidak pernah mengikuti Sangat tidak baik 1
pelatihan tentang pengolahan hasil
perikanan.

• Petani milenial selalu mengikuti Sangat baik 4


pelatihan tentang pemasaran produk
pertanian dan perikanan melalui
marketplace.
• Petani milenial sering mengikuti Baik 3
pelatihan tentang pemasaran produk
pertanian dan perikanan melalui
marketplace.
• Petani milenial jarang mengikuti Tidak baik 2
pelatihan tentang pemasaran produk
pertanian dan perikanan melalui
marketplace.
• Petani milenial tidak pernah mengikuti Sangat tidak baik 1
pelatihan tentang pemasaran produk
pertanian dan perikanan melalui
marketplace.
Sumber: Data Sekunder Olahan, 2022

38

Anda mungkin juga menyukai