3) Kaul keperawanan
Hidup berkeluarga adalah hak setiap orang. Dengan mengucapkan
dan menghayati kaul keperawanan, orang yang hidup membiara
melepaskan haknya untuk hidup berkeluarga demi Kerajaan Allah.
Melalui hidup selibat ia mengungkapkan kesediaan untuk mengikuti
dan meneladani Kristus sepenuhnya serta membaktikan diri secara total
demi terlaksananya Kerajaan Allah. Dengan kaul keperawanan, sikap
penyerahan diri seorang Kristen dinyatakan dalam seluruh hidup dan
setiap segi. Inti kaul keperawanan bukanlah “tidak kawin”, melainkan
penyerahan secara menyeluruh kepada Kristus, yang dinyatakan
dengan meninggalkan segala-galanya demi Kristus dan terus-menerus
berusaha mengarahkan diri kepada Kristus terutama melalui hidup doa.
Secara singkat, ketiga kaul itu dapat dikatakan sebagai suatu sikap
radikal untuk mencintai Bapa (keperawanan), pasrah kepada kehendak
Bapa (ketaatan), serta bergantung dan berharap hanya kepada Bapa
(kemiskinan)
Makna Kerja
Ada berbagai makna kerja ditinjau dari berbagai segi. Di sini kita hanya
melihat makna kerja ditinjau dari segi ekonomi, sosiologi, dan antropologi.
1. Makna atau arti ekonomis; Dari sisi ekonomi, bekerja dipandang
sebagai pengerahan tenaga untuk menghasilkan sesuatu yang
diperlukan atau diinginkan oleh seseorang atau masyarakat. Dalam
hal ini dibedakan menjadi pekerjaan produktif (misalnya: pertanian,
pertukangan, dan sebagainya), distributif (misalnya: perdagangan),
dan jasa (misalnya: guru, dokter, dan sebagainya). Kerja merupakan
unsur pokok produksi yang ketiga, di samping tanah dan modal. Jadi,
makna ekonomis dari kerja ialah memenuhi dan menyelenggarakan
kebutuhan-kebutuhan hidup yang primer.
2. Makna sosiologis; Kerja, selain sebagai usaha untuk memenuhi
kebutuhan sendiri, sekaligus juga mengarah kepada pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
3. Makna antropologis; Kerja memungkinkan manusia untuk membina
dan membentuk diri dan pribadinya. Dengan kerja, manusia menjadi
lebih manusia dan lebih bisa menjadi teman bagi sesamanya dengan
menggunakan akal budi, kehendak, tenaga, daya kreatif, serta rasa
tanggung jawab terhadap kesejahteraan umum.
Tujuan kerja
1. Mencari nafkah. Kebanyakan orang bekerja untuk mencari nafkah,
mengembangkan kehidupan jasmaninya dan mempertahankannya.
Artinya, orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, untuk
memperoleh kedudukan serta kejayaan ekonomis, yang menjamin
kehidupan jasmaninya untuk masa depan. Nilai yang mau dicapai ini
bersifat jasmani.
2. Memajukan teknik dan kebudayaan. Nilai yang mau dicapai ini lebih
bersifat rohaniah. Dengan bekerja orang dapat memajukan salah satu
cabang teknologi atau kebudayaan, dari yang paling sederhana sampai
kepada yang paling tinggi.
3. Menyempurnakan diri sendiri. Dengan bekerja manusia lebih
menyempurnakan dirinya sendiri. Ia menemukan harga dirinya. Atau
lebih tepat: ia mengembangkan kepribadiannya. Dengan kerja, manusia
lebih memanusiakan dirinya.