Anda di halaman 1dari 5

1.

Sejarah dan Filosofi Masing-masing Agama:Telusuri asal-usul, perkembangan, dan filosofi masing-
masing agama, termasuk keyakinan utama, praktik, dan nilai-nilai yang dijunjung.

2. Peran Agama dalam Budaya dan Masyarakat:Bahas bagaimana agama memengaruhi budaya,
masyarakat, politik, dan kehidupan sehari-hari di berbagai wilayah di dunia.

3. Agama dalam Konteks Sejarah dan Kebudayaan:Telusuri peran agama dalam pembentukan sejarah
dan kebudayaan suatu wilayah atau bangsa, termasuk kontribusi agama-agama tersebut dalam seni,
sastra, arsitektur, dan praktik budaya lainnya.

AGAMA BUDHA

Sejarah dan asal usul

Kata Budha berasal dari akar kata Bodhi (hikmat), yang dalam deklensi (Tashrif) menjadi budhi (nurani)
dan juga budha (yang beroleh terang). Sang Budha adalah orang yang mendapat pengetahuan dengan
kekuatannya sendiri. Dalam artian, dia mencapai pengetahuan itu tidak dengan mempelajari kitab-kitab
suci atau dengan pengajaran seorang guru. Agama Buddha atau Buddhisme adalah sebuah agama
nonteistik1 atau filsafat (Sanskerta: dharma; Pali: dhamma) yang berasal dari anak benua India yang
meliputi beragam tradisi, kepercayaan, dan praktik spiritual yang sebagian besar berdasarkan pada
ajaran yang dikaitkan dengan Siddhartha Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang Buddha
(berarti “yang telah sadar”). Menurut tradisi Buddhis, Sang Buddha hidup dan mengajar di bagian timur
anak benua India dalam beberapa waktu antara abad ke-6 sampai ke4 SM (Sebelum Masehi). 2 Dia
dikenal oleh umat Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau tercerahkan yang membagikan
wawasan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri penderitaan mereka dengan melenyapkan
ketidaktahuan/kebodohan/kegelapan batin (moha), keserakahan (lobha), dan kebencian/ kemarahan
(dosa). Berakhirnya atau padamnya moha, lobha, dan dosa disebut dengan Nibbana.3 Untuk mencapai
Nibbana seseorang melakukan perbuatan benar, tidak melakukan perbuatan salah, mempraktikkan
meditasi untuk menjaga pikiran agar selalu pada kondisi yang baik atau murni dan mampu memahami
fenomena batin dan jasmani.

Dua aliran utama Buddhisme yang masih ada yang diakui secara umum oleh para ahli: Theravada
(“Aliran Para Sesepuh”) dan Mahayana (“Kendaraan Agung”). Vajrayana yang pada masa selanjutnya
berkembang menjadi Tantrayana (Mantrayana), suatu bentuk ajaran yang dihubungkan dengan siddha
India, dapat dianggap sebagai aliran ketiga atau hanya bagian dari Mahayana.

Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai referensi utama karena di dalamnya tercatat
sabda dan ajaran Buddha Gautama.

AGAMA BUDHA Penulis: Khairiah, KALIMEDIA Perum POLRI Gowok Blok D 3 No. 200 Depok Sleman
Yogyakarta, Cetakan, I 2018. Hal 1-6

Khaririah.(2018) Agama Budha. Yogyakarta : Kalimedia. Hal 1-6

Peran Agama

Pembentukan moral dan etika


Dalam ajaran Buddha, nilai moral merupakan hal yang terikat erat dengan pokok-pokok ajaran
dan dominan walau tidak tersaji secara sistematis. Alih-alih disajikan dalam prinsip tentang apa
yang baik dan buruk sebagaimana sistem etika dalam tradisi Barat, ajaran Buddha disajikan
dalam bentuk narasi dan deskripsi dari aturan-aturan moral partikular, panduan, keutamaan,
keburukan tanpa memberikan justifikasi atas apa yang benar dan salah

Secara umum, sistem etika Buddha dibangun dalam kerangka afirmasi fundamental: pikiran
manusia yang telah terbebas dari kebingungan karena tersulut ego, dapat mencapai kejelasan
persepsi serta pengetahuan akan tindak yang benar, sepenuhnya selaras dengan apa yang
sepatutnya dilakukan, dan berakar kepada keimanan atas kebenaran yang membebaskan.

Pedidikan memiliki peran dan fungsi utama dalam sektor pembangunan akhlak manusia. Melalui
pendidikan, pembentukan karakter manusia akan lebih terarah dan melalui tahap yang
mengikuti perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan tak hanya sebagai formalitas untuk
menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap pembangunan bangsa melainkan pendidikan
diselenggarakan untuk meningkatkan martabat dan kualitas seseorang sebagai upaya
memajukan kesejahteraan umum.
Jurnal Pendidikan Buddha dan Isu Sosial Kontemporer Vol. 3, No. 2, Desember 2021ILMU
PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA DALAM KONSTRUKSI ETIKA SOSIAL DAN SPIRTUAL
MASYARAKAT Tejo Ismoyo, Lisniasari, Boniran

Ismoyo, Tejo., Linisari., Boniran. (2021). Pengetahuan Agama Buddha dalam Kontruksi Etika
Sosial dan Spiritual Masyarakat. Jurnal Pendidikan Buddha dan Isu Sosial Kontemporer Vol. 3,
No. 2

Pembukaan mengenai peran agama Buddha dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai
berikut:

Agama Buddha memiliki peran yang penting dan mendalam dalam membentuk serta
memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan prinsip-prinsip moralitas,
kebijaksanaan, dan kasih sayang yang menjadi pijakan ajaran Buddha, agama ini memainkan
peran sentral dalam membimbing individu dan masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik.

Dalam konteks sosial, agama Buddha mempromosikan nilai-nilai seperti kerukunan, toleransi,
dan saling pengertian antarindividu yang beragam latar belakang. Konsep karma, yang
menyatakan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, juga mengajarkan masyarakat untuk
bertanggung jawab atas perbuatan mereka dan memperhatikan dampaknya pada lingkungan
sosial.
1. Pengembangan fisik adalah perilaku manusia yang dikembangkan dalam keterhubungannya
dengan lingkungan fisik dan lingkungan alam. Pengembangan dilakukan menggunakan indra dan
pikiran dengan penuh kesadaran melalui kegiatan ritual, meditasi, maupun aktivitas fisik lainnya
untuk memperhatikan jasmani dan perilaku secara bijaksana dalam keterhubungannya dengan
lingkungan dan alam. Melalui pengembangan fisik, peserta didik memiliki dasar keterampilan
hidup dan perilaku yang baik, menghayati kebenaran, mampu menghayati kehidupan secara
bijak, dan penuh perhatian terhadap aktivitas jasmani.

2. Pengembangan moral dan sosial adalah perilaku baik yang dikembangkan dalam keterhubungan
manusia dengan lingkungan sosial yang berbeda, negara dan bangsa yang majemuk, dan
makhluk lain. Pengembangan moral dan sosial merupakan perilaku yang berlandaskan ajaran
moralitas dan disiplin yang tercermin melalui ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian
benar, dan kebijaksanaan sebagai bentuk keterampilan hidup di lingkungan sosial.

3. Pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan adalah pengembangan pengetahuan terhadap


nilai-nilai agama Buddha yang dikembangkan melalui pandangan benar dan berdasarkan
keyakinan yang bijaksana terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, dan hukum kebenaran.
Pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan diarahkan pada kemampuan berpikir kritis dan
berpikir benar bagi peserta didik yang berfungsi untuk mengikis keserakahan, kebencian, dan
kebodohan batin. Pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan tercermin dari pengalaman
keagamaan peserta didik yang mampu memaknai hidup, memaknai diri sendiri, mengontrol
emosi, penuh kesadaran, membedakan baik dan buruk, mampu berkomunikasi, serta mampu
mengelola dan memecahkan permasalahan dalam semua aspek kehidupan, berlandaskan
pengetahuan terhadap nilai-nilai agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila dasar negara.
Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral (Lumen) Vol.1, No.2 Desember 2022 e-ISSN:
2964-8874; p-ISSN: 2964-8882, Hal 01-15 Received September 07, 2022; Revised Oktober 2,
2022; November 22, 2022 * Rahula Hananuraga Peran Pendidikan Agama Buddha Dalam
Membangun Motivasi dan Disiplin Belajar Siswa Rahula Hananuraga

Hanaruga, Rahula. (2022). Peran Pendidikan Agama Buddha Dalam Membangun Motivasi dan
Disiplin Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral (Lumen) Vol.1, No.2

3. Agama dalam Konteks Sejarah dan Kebudayaan


Salah satu budaya luhur yang ada di dunia adalah budaya Buddhis. Budaya ini berkembang
berdasarkan nilai-nilai ajaran Buddha. Budaya Buddhis, sama halnya dengan budaya
agamaagama besar lainnya, telah menjadi suatu budaya lintas negara. Meskipun agama Buddha
berasal dari negara India, akibat perkembangan sejarah yang penuh konflik, menyebabkan
agama Buddha dan budaya Buddhis secara tidak langsung bergeser dan lebih dominan
berpengaruh di Asia Timur dan Asia Tenggara. Berikut adalah beberapa negara yang secara
dominan dipengaruhi oleh budaya Buddhis.
1. Tiongkok Pada awalnya, perkembangan agama Buddha di Tiongkok banyak mengalami
hambatan. Dalam beberapa periode kekaisaran Tiongkok, agama Buddha dianggap sebagai
budaya luar yang dapat memengaruhi masyarakat. Namun agama Buddha dapat bertahan
dan berkembang di daratan Tiongkok. Keberhasilan ini menjadikan napas baru bagi ajaran
Buddha yang sekarang dikenal agama Buddha Cina atau agama Buddha Han. Dalam
perkembangannya, banyak diterjemahkan naskahnaskah Buddhis dari India ke dalam bahasa
Mandarin. Upaya ini ternyata sangat membantu penyebaran agama Buddha tidak saja di
daratan Tiongkok, tetapi menyebar ke kawasan Asia Timur lainnya. Setiap tahun,
masyarakat Tiongkok menyelenggarakan Festival Kue Bulan. Festival ini biasanya
diselenggarakan pada pertengahan musim gugur. Festival Kue Bulan tidak hanya dirayakan
oleh masyarakat Tiongkok, tetapi juga oleh masyarakat Asia Timur lainnya seperti Jepang
yang menyebutnya tsukimi dan Korea yang menyebutnya chuseok. Festival diselenggarakan
pada tanggal 15 bulan 8 penanggalan Lunar untuk menandai bulan purnama yang sangat
terang dan bertepatan dengan masa panen pada pertengahan musim gugur. Masyarakat
merayakannya dengan memasang lampion serta menyantap kue bulan yang melambangkan
bulan purnama.
2. Jepang Sebelum agama Buddha masuk ke Jepang, orang Jepang telah memiliki agama
tradisional mereka sendiri, yaitu Shinto. Agama Buddha yang berkembang di Jepang berasal
dari Korea pada abad kelima Masehi. Sejak itu, agama Buddha memberikan pengaruh besar
pada perkembangan budaya masyarakat Jepang hingga saat ini. Perayaan tradisional Jepang
yang banyak dipengaruhi budaya Buddhis adalah Hanamatsuri dan Obon.
3. Thailand merupakan sebuah negara yang memiliki tradisi dan budaya yang unik. Keunikan
budaya dan tradisi Thailand dipengaruhi oleh budaya Buddhis yang telah lama mengakar di
Negeri Gajah ini. Meskipun menjamin kebebasan beragama bagi warganya, tetapi lebih dari
95% penduduk Thailand beragama Buddha. Sebelum didominasi oleh agama Buddha
Theravada, negara ini dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha Mahayana. Ciri khas
utama agama Buddha di Thailand ialah adanya tradisi penahbisan sementara setiap pria Thai
untuk menjadi seorang bhikkhu.
4. Indonesia Agama Buddha merupakan salah satu dari 6 agama resmi yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Menurut data yang didapat penulis dari halaman web
berita.bhagavant.com bahwa jumlah penduduk Indonesia yang menganut Agama Buddha
pada tahun 2010 adalah 1.703.254 jiwa yang berarti ini sekitar 0,72% dari total penduduk
Indonesia pada saat ituSangat sulit untuk menentukan kapan agama Buddha pertama kali
dibawa ke Indonesia. Ini karena tidak ada informasi data tertulis yang menunjukkan hal ini.
Bahkan para sejarawan, baik di dalam maupun di luar Indonesia, belum menyepakati secara
pasti kapan agama Buddha masuk ke Indonesia. Apa yang beredar di buku-buku selama ini
hanyalah asumsi-asumsi berdasarkan fakta sejarah, terbuka untuk berbagai interpretasi.
Titik paling awal bukti sejarah tentang dampak agama di Indonesia ditemukan dalam
prasasti yang terdapat di Kutai dan Jawa Barat.
Agama Buddha di Indonesia meninggalkan jejak-jejak yang sampai sekarang masih bisa
disaksikan. Hari Raya Waisak, Perayaan ini merupakan momen yang sakral bagi umat
Buddha untuk mengenang kelahiran, pencerahan, dan parinibbana (wafat) Sang Buddha
Gautama.mDalam perayaan Waisak, umat Buddha melaksanakan berbagai kegiatan yang
memberikan makna mendalam. Umat Buddha menyampaikan doa dan puji-pujian kepada
Sang Buddha Gautama, serta mengikuti prosesi pawai obor keliling tempat ibadah sebagai
simbol cahaya pencerahan yang diberikan oleh beliau. Selain itu jejak peninggalan bangunan
salah satunya adalah candi Borobudur yang sangat terkenal, selain itu kita juga mengetahui
candi-candi lainnya yang memper-lihatkan ciri-ciri agama Buddha, baik dari segi arsitektur,
patung-patung, maupun seni pahat-nya. Begitu pun dalam karya sastra. Beberapa karya
sastra klasik menunjukkan adanya keterkaitan dan pengaruh kepercayaan agama Buddha
dalam karya-karya tersebut.
Syukur, Abdul. (2009) Kebangkitan Agama Buddha: Analisis Historis tentang Latar Belakang
Kebangkitan Agama Buddha di Indonesia, Bandung: Gunung Djati Press.

Taram., Jimo. (2021) Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VIII .
Jakarta: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai