Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

A. Capaian Pembelajaran

Adapun tujuan atau kompetensi dasar dalam


pembahasan Otoritas Jasa keuangan (OJK) diharapkan :

1. Mahasiswa mampu memahami latar belakang


dibentuknya OJK
2. Mahsiswa mamapu memahamai fungsi, tugas dan
wewenang OJK
3. Mahasiswa mampu menguraikan pengaturan dan
pengawasan OJK di sektor perbankan dan lembaga
keuangan lainnya

B. Materi

1. OJK

a. Latar Belakang
Pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011
merupakan lembaga yang independen dan bebas
dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 107


fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini.
Sebelum adanya OJK atau sebelum berlakunya
UU Nomor 21 Tahun 2011, industri keuangan diawasi
oleh regulator secara terpisah. Bank Indonesia
melakukan pengawasan perbankan sedangkan
Bapepam-LK (Lembaga Keuangan) melakukan
pengawasan pasar modal dan industri keuangan
non-bank.
Semenjak tanggal 31 Desember 2012
pengawasan kegiatan jasa keuangan seperti pasar
modal, Perasuransian, dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya
dialihkan dari Bapepam-LK kepada OJK. Satu tahun
berikutnya 31 Desember 2013 pengaturan dan
pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor
perbankan di alihkan dari Bank Indonesia kepada
OJK. Pada tahun 2015, Lembaga Keuangan Mikro
juga beralih ke OJK.
Adapan peralihan pengaturan dan pengawasan
jasa keuangan sektor perbankan dan lembaga
keuangan lainnya bisa digambarkan sebagai berikut:

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 108


Gambar 15.
Peralihan pengaturan dan Penawasan jasa keuangan kepada
OJK

b. Visi dan Misi OJK


Sebagai suatu badan sudah pasti memiliki visi
dan misi yang diemban guna terarahnya tujuan dari
terbentuknya badan tersebut. Begitu juga dengan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memiliki visi dan
misi dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk
mncapai tujuan yang telah ditentukan. Adapaun visi
dan misi OJK yang terdapat dalam laman Beranda
situs OJK yakni:
1) Visi
Visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah
menjadi lembaga pengawas industri jasa
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 109
keuangan yang terpercaya, melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat, dan
mampu mewujudkan industri jasa keuangan
menjadi pilar perekonomian nasional yang
berdaya saing global serta dapat memajukan
kesejahteraan umum.
2) Misi
Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah:
a) Mewujudkan terselenggaranya seluruh
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan
secara teratur, adil, transparan, dan
akuntabel;
b) Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh
secara berkelanjutan dan stabil;
c) Melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat.
c. Struktur Organisasi OJK

Dalam Beranda situs OJK mengenai Struktur


Organisasi OJK Terdiri atas 2 susunan, yakni Dewan
Komisionr OJK dan Pelaksana Kegiatan Operasional.

1) Dewan Komisioner OJK

Adapun struktur dewan komisioner OJK terdiri


atas:

a) Ketua merangkap anggota;


b) Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik
merangkap anggota;

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 110


c) Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan
merangkap anggota;
d) Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal
merangkap anggota;
e) Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian,
Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya
merangkap anggota;
f) Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
g) Anggota yang membidangi Edukasi dan
Perlindungan Konsumen;
h) Anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang
merupakan anggota Dewan Gubernur Bank
Indonesia; dan
i) Anggota Ex-officio dari Kementerian
Keuangan yang merupakan pejabat
setingkat Eselon I Kementerian Keuangan
2) Pelaksana Kegiatan Operasional

Adapun struktur pelaksana kegiatan operasional


OJK terdiri atas:

a) Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang


Manajemen Strategis I;
b) Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin
bidang Manajemen Strategis II;
c) Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan
memimpin bidang Pengawasan Sektor
Perbankan;

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 111


d) Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal
memimpin bidang Pengawasan Sektor
Pasar Modal;
e) Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian,
Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya
memimpin bidang Pengawasan Sektor
IKNB;
f) Ketua Dewan Audit memimpin bidang Audit
Internal dan Manajemen Risiko; dan
g) Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi
dan Perlindungan Konsumen memimpin
bidang Edukasi dan Perlindungan
Konsumen

Untuk lebih memahami mengenai struktur


organisasi dewan komisioner dan pelaksana kegiatan
operasional OJK dapat dilihat pada gambar berikut:

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 112


Gambar 16. Struktur Organisasi OJK
d. Nilai Strategis OJK

Ojk salah satu lemabgai yang dibentuk


pemerintah memiliki posisi penting dalam mmajukan
perekonomian. Maka dari itu OJK harus menerapkan
senajata strategis dalam melaksanakan perannya
melakukan pengaturan dan penagawasan. Adapun
nlai strategis OJK meliputi:

1) Integritas
2) Sinergi
3) Inklusif
4) Visioner
e. Tujuan, Fungsi, Tugas dan Wewenang OJK
1) Tujuan OJK

Tujuan dibentuknya Otoritas Jasa keuangan


(OJK) yakni agar keseluruhan kegiatas di sektor
Jasa keuangan dapat terselenggara dengan
teratur, adil, transparan, dan akuntabel; mampu
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh
secara berkelanjutan, stabil; dan mampu
melindungi kepentingan konsumen.

2) Fungsi OJK

Funsgi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni


melaksanakan penyelenggaraan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 113


terhadap kegiatan di sektor jasa keuangan
secara menyeluruh.

3) Tugas dan Wewenang OJK

Adapun tugas Otoritas Jasa Kuangan (OJK)


yakni mengatur dan mengawasi kegiatan jasa
keuangan di sektor perbankan, pasar modal dan
industri keuangan non bank.

f. Hubungan Kelembagaan OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus menjalin


hubungan kelembagaan dengan berbagai lembaga
negara lainnya, seperti Bank Indonesia (BI),
Direktorat Jenderal Pajak hingga Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS). Tujuannya agar menjamin
kestabilan dalam sektor keuangan. Adapun
hubungan kelembagaannya meliputi (Nashar, 2021):

1) Hubungan OJK dengan BI

Dalam UU Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 39, OJK


melakukan koordinasi dengan BI dalam
menetapkan pengaturan dan pengawasan di
bidang Perbankan. Hal ini meliputi kewajiban
pemenuhan modal minimum bank, sistem
informasi perbankan, kebijakan penerimaan dana
dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing
maupun pinjaman komersial luar negeri.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 114


2) Hubungan OJK dengan LPS

Dalam Pasal 41 UU Nomor 21 Tahun 2011, OJK


menyampaikan informasi kepada LPS mengenai
bank bermasalah yang sedang dalam upaya
penyehatan oleh OJK.

Selain OJK, LPS juga dapat memeriksa bank


terkait dengan fungsi, tugas dan wewenangnya
serta melakukan koordinasi terlebih dahulu
dengan OJK.

3) Hubungan OJK dengan Dirjen Pajak

Sedangkan bentuk hubungan kelembagaan OJK


bersama Dirjen Pajak yaitu
mengimplementasikan AEoI (Automatic
Exchange of Information).

Kerjasama antara OJK dan Dirjen Pajak ini


bertujuan untuk menerapkan pertukaran data
otomatis dalam mengetahui data WNI yang
menjadi nasabah lembaga jasa keuangan di luar
negeri.

g. Kode Etik OJK

Kode etik merupakan suatu norma dan asa


berkaitan dengan kepatuhan dan kepantasan yang
wajib diterapkan oleh semua anggota OJK dalam
melaksanakan tugasnya. Dalam menagwasi
kepatuhan terhadap kode etik ini dilakukan oleh

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 115


komite etik yaang merupakan organ pendukung
Dewan Komisioner.

Nilai dasar kode tik ini tercermin dari perilaku


yang sesuai dengan nilai strategis yang diampaikan
di atas. Maka dari itu OJK membuat juga OJK-Pedia
yang memuat ratusan istilah informasi yang disusu
alfabet berkaitan dengan ekaungan perbankan dan
lembaga lainnya.

2. Pengaturan dan Pengawasan OJK

a. Perbankan

Dalam dunia perbankan OJK akan memberikan


perizinan dan mencabut perizinan atas kelembagaan
bank dan kegiatan usaha atau operasional tertentu
bank, menerbitkan peraturan-peraturan, mengawasi
bank serta memberikan sanksi terhadap bank.

Adanya penetapan aturan dan kegiatan


mengawasi yang dilakukan oleh OJK memiliki tujuan
yakni agar fungsi perbankan Indonesia bisa optimal.
Adapun tujuannya sebagai berikut:

1) terciptanya suatu sistem perbankan yang sehat,


baik keseluruhan maupun individual,
2) kepentingan masyarakat terpelihara dengan baik,
3) berkembang secara wajar dan memberikan
manfaat bagi perekonomian nasional.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 116


Adapun kewenangan OJK atas pengaturan dan
pengawasan Bank terdiri atas:

1) Kewenangan Memberikan Izin (Right to license)


2) Kewenangan untuk mengatur (Right to regulat)
3) Kewenangan untuk mengawasi (Right to control)
: Pengawasan secara langsung (On-site
supervision) dan tidak langsung (Off-site
supervision)
4) Kewenangan untuk mengenakan sanksi (Right to
impose sanction)

Dengan adanya kewenangan ini maka setiap


perbankan yang akan membuat suatu lembaga dan
menjalankan usahanya harus atas persetujuan atau
perizinan dari OJK serta mengikuti segala ketentuan
yang sudah ditetapkan OJK, karena kegiatan yang
dilakukan akan diawasi dan jika ditemukan
ketidaksesuaian dalam pelaksanaannya maka OJK
dapat memberikan sanksi kepada bank tersebut
bahka dapat mencabut izinnya.

Dalam melakukan pengawasan Bank, saat ini


OJK melaksanakan sistem pengawasan Bank
menggunakan dua pendekatan, yakni:

1) Pengawasan Berdasarakan Kepatuhan


(Compliance Based Supervision)

Merupakan pengawasan atau pemantauan atas


kepatuhan bank terhadap ketentuan-ketentuan
yang berkaitan dengan operasional dan
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 117
pengelolaan bank di masa lalu yang bertujuan
untuk memastikan bahwa bank telah
menjalankan kegiatan operasionalnya dan
dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan
prinsip kehati-hatian.

2) Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based


Supervision)

Merupakan pengawasan bank yang


menggunakan strategi dan metodologi
berdasarkan risiko yang memberikan
kemungkinan pengawas bank akan mendeteksi
risiko yang signifikan secara dini dan mengambil
tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat
waktu. Untuk lebih jelasnya mengenai siklus
pengawasan bank berdasarkan risiko isa dilihat
pada gambar berikut:

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 118


Gambar 17. Siklus pengawasan bank
berdasarkan risiko

Seperti fungsinya pengaturan, maka dalam


membuat regulasi, ada ketentuan-ketentuan
pokok yang ditetapkan oleh OJK. Adapun
ketentuannya bisa dilihat seperti pada gambar
berikut:

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 119


Gambar 18. Ketentuan-ketentuan pokok perbankan

Selain kewenangan OJK di atas, OJK


dalam melaksanakan fungsinya di bidang
pengawasan Sektor Perbankan memiliki tugas
pokok sebagai berikut:

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 120


Pengawasan yang dilakukan OJK melalui
bagian dengan struktur pengawas di sektor
perbankan seperti pada gambar berikut:

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 121


Gambar 19. Struktur Pengawas Perbankan

Sumber : Ojk.go.id/kanal/perbankan

b. Pasar Modal

Di Indonesia kegiatan di Bidang Pasar Modal


sebelumnya berada dalam wewennag Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK). Namun, sekarang sudah beralih ke
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 122
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai dengen
Undang-undang Nomor 21 Thaun 2011 tentang OJK
yang memiliki fungsi dalam menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.

OJK memiliki kedudukan tertinggi dalam


struktur Pasar Modal di Indonesia. Selain itu OJK
juga merupakan suatu lembaga negara yang
independen dengan fungsi, tugas, dan wewenangnya
dalam melakukan pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan di sektor Pasar Modal.

Intrumen Pasar Modal yang terdiri atas saham,


obligasi, sukuk, reksa dana, instrumen derivatif, Efek
Beragun Aset (EBA), Dana Investrasi real Estate
(DIRE) tidak terlepas dari para pelaku Pasar Modal
meliputi Self Regulatory Organization (SRO),
Perusahaan Efek, Lembaga dan Profesi Penunjang
Pasar Modal serta Perusahaan Pemeringkat efek,
Emiten dan Perusahaan Publik serta investor. Demi
tercapaikan efisiensi dan efektivitas dalam
pelaksanaan kegiatan Pasar Modal ada kewajiban
dan larangan yang harus dipatuhi oleh para pelaku di
Pasar Modal, Karena jika ditemukan ketidaksesuaian
OJK akan melakukan penegakan hukum atas
pelanggaran yang dilakukan. Di sini Ojk akan
melakukan pemeriksaan dan penyidikan di Sektor

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 123


Pasar Modal dan Sektor Jasa Keuangan, hasil
penyidikan tersebut akan memberikan putusan
sanksi sesuai dengan pelanggan dalam administrasi,
perdata atau pidana. Untuk lebih memahaminya
perhatikan gambar berikut:

Gambar 20. Penegakan Hukum OJK dalam Pasar


Modal

Selain pemeriksaan di atas, pada laman situs


OJK mengenai Pasar Modal, dalam melaksanakan
fungsi pengawasan di bidang sektor Pasar Modal,
OJK memiliki tugas pokok sbagai berikut:

1) Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang


Pasar Modal;
2) Melaksanakan Protokol Manajemen Krisis Pasar
Modal;
3) Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang Pasar
Modal;
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 124
4) Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria
dan prosedur di bidang Pasar Modal;
5) Melaksanakan analisis, pengembangan dan
pengawasan Pasar Modal termasuk Pasar Modal
Syariah;
6) Melaksanakan penegakan hukum di bidang
Pasar Modal;
7) Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh
pihak yang dikenakan sanksi oleh OJK, Bursa
Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;
8) Merumuskan prinsip-prinsip Pengelolaan
Investasi, Transaksi dan Lembaga Efek, dan tata
kelola Emiten dan Perusahaan Publik;
9) Melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pihak yang memperolah izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain
yang bergerak di bidang Pasar Modal;
10) Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau
menetapkan penggunaan pengelola statuter
terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang
melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal
dalam rangka mencegah dan mengurangi
kerugian konsumen, masyarakat dan sektor jasa
keuangan; dan
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Dewan Komisioner

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 125


Melalui berbagai tugas dalam pelaksanaan
peran OJK sesuai dengan tugas dan kewenangannya
dalam membina, mengatur, dan mengawasi kegiatan
sehari-hari Pasar modal, hal ini akan membantu
tercipatanya kegiatan pasar modal secara teratur,
wajar, dan efisiensi serta dapat melindungi
kepentingan-kepentingan dari pemodal dan
masyarakat.

Pengawasan yang dilakukan OJK melalui


bagian dengan struktur pengawas di sektor Pasar
Modal seperti pada gambar berikut:

Gambar 21. Struktur Pengawas Pasar Modal

Sumber : Ojk.go.id/kanal/pasar-modal

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 126


c. Industri Keuangan Non Bank

Industri Keuangan Non Bank (IKNB) sering


dikenal juga dengan istilah Lembaga Keuangan
Lainnya. Industri ini merupakan industri yang
berkaitan dan jasa keuangan. IKNB dalam Buku saku
OJK meliputi: Asuransi, Lembaga Pembiayaan, Dana
Pensiun, Lembaga Jasa Keuangan Khusus,
Lembaga Keuangan Mikro, Jasa Penunjang IKNB,
IKNB Syariah dan Fintech (Financial Teckhnologi).

Dalam melaksanakan pengawasan di sektor


IKNB, OJK memiliki fungsi penyelenggaraan
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap kegiatan di sektor jasa keuangan secara
keseluruhan. Adapun tugas pokok OJK dalam
pelaksanaan fungsinya di bidang pengawasan IKNB
adalah sebagai berikut:

1) Menyusun peraturan di bidang IKNB;


2) Melaksanakan protokol manajemen krisis IKNB;
3) Melakukan penegakan peraturan di bidang IKNB;
4) Melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain
yang bergerak di IKNB;
5) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang IKNB;
6) Melaksanakan kebijakan di bidang IKNB sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 127


7) Melakukan perumusan standar, norma, pedoman
kriteria dan prosedur di bidang IKNB;
8) Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang IKNB; dan
9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Dewan Komisioner

Pengawasan yang dilakukan OJK melalui


bagian dengan struktur pengawas di sektor IKNB
seperti pada gambar berikut:

Gambar 22. Struktur Pengawas IKNB

Sumber : Ojk.go.id/kanal/iknb

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 128


d. Industri Keuangan Syariah

Industri Keuangan syariah meliputi sektor


perbankan syariah, sektor industri non bamk syariah,
Pasar Modal dan Kuangan syariah. Dalam
melaksankan tugas dan fungsi OJK di bidang idnustri
keuangan syariah OJK membuat beberapa peraturan
yang dapat dipatuhi industri ini. Adapun pengaturan
dan pengawasan OJK pada Industri Keuangan
syariah sebagai berikut:

Gambar 23. Pengaturan OJK dalam Industri


keuangan Syariah

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 129


e. Perlindungan Konsumen

Di Indonesia dalam perlindungan konsumen,


OJK memiliki dalam bidang Edukasi dan
Perlindungan Konsumen. Fungsi OJK dalam
memberikan dukungan melalui pengaturan dan
pelaksanaan di bidang edukasi dan perlindungan
konsumen, pelayanan konsumen serta pembelaan
hukum perlindungan konsumen dalam rangka
memperlancara pengaturan dan pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan.

Adapaun tugas pokok OJK dalam pelaksanaan


fungsinya di bidang Edukasi dan perlindungan
Konsumen (EPK) adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pengaturan di bidang edukasi, dan


perlindungan konsumen;
2) Melaksanakan edukasi dan perlindungan
konsumen;
3) Melakukan pelayanan konsumen;
4) Melaksanakan pembelaan hukum perlindungan
konsumen; dan
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Dewan Komisioner

Selain tugas pokok di atas. OJK memiliki peran


dalam melawan penawaran ataua danya investasi
ilegal yang dapat membahayakan konsumen. Dalam
UU Nomor 21 Tahun 2011 pengaturan dan
pengawasan OJK dalam sektor jasa keuangan
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 130
meliputi pasar modal, industri keuangan non bank
dan perbankan. Indsutri atau lemabga tersebut
merupakan lembaga egal. Biasanya penawaran
investasi ilegal, hampir tidak brasa dari lembaga
dalam pengaturan dan pengawasan OJK. Sehingga
OJK tidak bisa secara langsung dalam memastikan
aspek legalitas perusahaan yang memberikan
penawaran investasi ilegal. Namun demikian, OJK
tetap berupaya untuk berpartisipasi dalam melawan
adanya penwaran investasi ilegal yang dapat
merugikan konsumen atau masyarakat. Maka dari itu,
OJK memiliki dua strategi yakni: pertama, strategi
Preventatif. Strategi preventatif dilakukan dengan
cara sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat
mengenai karakteristik atau ciri dari kegiatan
penghimpunan dana dan pengelolaan investasi
ilegal. Selain itu pembelian knowledge sharing¬
dilakukan dengan penegak hukum dan regulator di
daerah (tempat pelaksanaan edukasi). Kedua,
strategi Represif, merupakan strategi dengan
pemberian fasilitas penyelesaian sengketa oleh OJK
dan tindakan penghentian kegiatan atau tindakan
lainnya.

Untuk melaksanakn peranan OJK dalam hal


dukasi dan perlindungan Konsumen, dibentuklah
struktur EPK sebagai berikut:

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 131


Gambar 24. Struktur Edukasi dan Perlindungan
Konsumen

Sumber : Ojk.go.id/kanal/Edukasi-dan-pelindungan-
konsumen

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 132


C. Latihan

1. Jelaskan latar belakang terbentuknya Otoritas Jasa


Keuangan?
2. Bagaimana tugas, fungsi dan wwenang OJK?
3. Bagaimana Peranan OJK di sektor perbankan?
4. Bagaimana Peranan OJK di sektor pasar modal?
5. Bagaimana peranan OJK di sektor Keuangan non bank?
6. Bagaimana Peranan OJK di sektor keuangan syariah?
7. Apa startegi OJK dalam partisipasinya
menyelenggarakan fungsi di bidang EPK?

D. Referensi

Otoritas Jasa Keuangan. (2015). Buku Saku Otoritas Jasa


Keuangan Edisi 2. Jakarta:-

Otoritas Jasa Keuangan. Tentang OJK.


https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/ diakses pada 10
Juli 2021

Otoritas Jasa Keuangan. Tentang perbankan, Fungsi dan


Tugas Pokok.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/tentang-
perbankan/Pages/Tugas.aspx. diakses pada 10 Juli
2021

Otoritas Jasa Keuangan Tentang perbankan, Struktur


Pengawas Perbankan.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/tentang-

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 133


perbankan/Pages/Struktur-Organisasi.aspx. diakses
pada 10 Juli 2021

Otoritas Jasa Keuangan Tentang Pasar Modal , fungsi dan


tugas pokok, https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-
modal/tentang-pasar-modal/Pages/Tugas.aspx.
diakses pada 10 Juli 2021

Otoritas Jasa Keuangan Tentang Pasar Modal, sturktur


pengawasa pasar modal.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/tentang-
pasar-modal/Pages/Struktur-Organisasi.aspx.
diakses pada 10 Juli 2021

Otoritas Jasa Keuangan Tentang IKNB, Fungsi dan Tugas


Pokok. https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/tentang-
iknb/Pages/Tugas.aspx. diakses pada 10 Juli 2021

Otoritas Jasa Keuangan Tentang IKNB, sturktur pengawasa


IKNB. https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/tentang-
iknb/Pages/Struktur-Organisasi.aspx. diakses pada
10 Juli 2021

Otoritas Jasa Keuangan Tentang Perbankan Syariah


https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-
syariah/Pages/Perbankan-Syariah.aspx. diakses
pada 10 Juli 2021

Otoritas Jasa Keuangan Tentang Pasar Modal Syariah.


https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-
syariah/pages/pasar-modal-syariah.aspx. diakses
pada 10 Juli 2021

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 134


Otoritas Jasa Keuangan Tentang Keuangan Syraiah.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-
syariah/Pages/Keuangan-Syariah.aspx. diakses pada
10 Juli 2021

Otoritas Jasa Keuangan. Edukasi dan Perlindungan


Konsumen. https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-
dan-perlindungan-konsumen/tentang-
epk/Pages/Tugas.aspx. diakses pada 10 Juli 2021

Otoritas Jasa Keuangan. Edukasi dan Perlindungan


Konsumen. https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-
dan-perlindungan-konsumen/tentang-
epk/Pages/Struktur-Organisasi.aspx

Kasmir. (2020). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya


(Revisi 14). RajaGrafindo Persada.

Muchtar, B. (2016). Bank & Lembaga Keuangan Lain


(Pertama). Kencana

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 135

Anda mungkin juga menyukai